Nafas Natasya sangat tidak beraturan, ini ciuman pertama nya dan ia langsung melakukan nya sangat lama. Tetapi rasa nya ia ingin melakukan nya lagi.
Begitu juga dengan Azka ini juga ciuman pertama nya, rasa nya benar-benar manis dan ia ingin melakukan nya lagi. Tapi tubuh nya tidak sanggup untuk melakukan nya, ia sudah sangat lemas sekali.
"Kenapa bibir mu manis sekali." Ucap Azka.
"Manis, jadi anda merasakan hal yang sama." Kata Natasya.
"Hahaha jelas, kamu mendapatkan ciuman pertama ku. Mungkin karena bibir ku masih steril dan belum pernah di jamak oleh wanita lain."
"Ini juga ciuman pertama saya tuan, Anda yang pertama kali mencium saya." Ujar Natasya.
"Kamu serius, mantan pacar mu itu belum pernah mencium mu." Tanya Azka.
"Belum tuan, saya tidak pernah mau dan selalu menolak nya." Jawab Natasya.
"Jadi dia benar-benar masih di segel, aku beruntung mendapatkan nya. Aku tidak sabar phobia dan trauma ini hilang." Batin Azka.
Azka memejamkan mata nya dan tak lama ia tertidur, sedangkan Natasya bangkit dari atas kasur untuk menyusun koper yang mereka bawa tadi. Setelah selesai Natasya memilih untuk mandi, ia berendam dengan air yang di campur dengan aromatik mawar yang sangat wangi.
30 menit berlalu Natasya bangkit untuk membilas tubuh nya, setelah itu ia memakai pakaian nya dengan pakaian santai.
"Ahhhh tidak, aku bukan pembunuh. Bukan salah ku. Tolong..." Teriak Azka.
Natasya yang mendengar itu langsung berlari menghampiri Azka yang ternyata sedang bermimpi buruk, Tubuh nya di penuhi dengan keringat. Dan masih terus berteriak.
"Tuan, bangun tuan." Natasya membangun Azka.
"Tidakkkkkk." Teriak Azka dan langsung memeluk Natasya.
"Aku bukan pembunuh, itu bukan salah ku." Azka menangis di dalam pelukan itu.
Natasya mengusap rambut Azka dengan lembut, ia tidak mengerti apa yang terjadi dengan suami nya sampai suami nya menjadi seperti ini.
"Iya tuan, saya yakin anda tidak bersalah." Ucap Natasya.
Azka mempererat pelukan nya karena merasa sangat nyaman, hati nya terasa tentram dan tidak merasa kan rasa takut lagi.
"Dia terbunuh karena ulah nya sendiri, dan itu bukan salah ku. Jika dia tidak berlari dia tidak akan tertembak." Ucap Azka.
"Iya tuan saya mengerti, sudah lupakan itu semua."
Azka menatap wajah Natasya, ia langsung teringat pada ibu nya, dari sejak kecil ia tidak pernah mendapat kan pelukan hangat dari seseorang wanita. Pelukan terakhir hangat nya saat bersama ibu nya, sebelum ibu nya menghilang karena pesawat yang ibu nya tumpangi hilang radar dan sampai sekarang belum pernah di temukan.
"Anda sudah lebih baik tuan." Tanya Natasya.
"Tidak jangan tinggal kan aku." Azka kembali memeluk Natasya.
"Anda tidak gemetar dan berkeringat tuan."
Azka sontak langsung melepaskan pelukan itu, ia juga merasa aneh kenapa dia tidak gemetar saat memeluk Natasya.
"Aku juga tidak tau, apa mungkin karena aku memeluk mu karena tidak sengaja dan reflek." Ucap Azka.
"Mungkin iya tuan, jika anda reflek dan tidak sengaja anda tidak akan gemetar dan berkeringat." Kata Natasya.
"Mendekat lah, aku ingin memeluk mu lagi." Ucap Azka.
"Anda yakin tuan?"
"Kalau tidak kita coba, bagaimana kita bisa tau."
Natasya kembali mendekati Azka dan memeluk nya dengan erat. Dan benar saya baru sebentar ia di peluk Natasya perasaan nya mulai aneh dan tubuh nya mulai gemetar, ingatan nya kembali ke masa lalu nya.
"Lepas." Ucap Azka.
Natasya melepaskan pelukan itu. "Tuan semua itu harus bertahap, tidak ada sesuatu yang instan. Jika anda ingin sembuh lakukan secara perlahan kita tidak bisa memaksakan semua nya." Kata Natasya.
"Kamu benar, aku terlalu bersemangat untuk sembuh sampai aku tidak sadar jika semua itu tidak bisa di paksakan." Ucap Azka.
"Sudah lah tuan, kita bicarakan nanti aku ingin tidur." Natasya mengambil posisi untuk tidur.
Sedangkan Azka berjalan ke balkon kamar, ia melihat pemandangan yang sangat indah hamparan lautan yang sangat luas dan indah. "Sebatang rokok, tidak menjadi masalah." Ucap Azka.
Azka bukan lah perokok aktif, ia merokok hanya untuk menenangkan diri nya, ia merasa asap yang timbul dari rokok itu adalah masalah nya yg perlahan menghilang. Meskipun itu tidak benar-benar terjadi.
"Dia benar-benar wanita yang baik, pemikiran nya luar biasa tidak sesuai dengan usia nya yang masih mudah. Aku beruntung mendapatkan nya, aku tidak akan melepaskan nya dan berusaha untuk mencintai nya." Ucap Azka.
Setelah menghabiskan satu batang rokok itu, Azka kembali masuk ke dalam, ia turun dari kamar nya untuk mengambil beberapa minuman dingin. Ketika kembali naik ke atas kamar ia melihat Natasya sudah terbangun, padahal Natasya baru saja tidur.
"Kamu bangun, minum lah." Ucap Azka.
"Terimakasih tuan." Natasya mengambil minuman itu.
"Oh iya mulai sekarang berhenti memanggil ku dengan sebutan tuan." Ucap Azka.
"Kenapa, apa saya salah." Tanya Natasya.
"Harus ada alasan, kamu istri ku, apa ada istri memanggil suami nya tuan." Jawab Azka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments
Erni Handayani
Semangat sembuh Azka 💪💪💪
2021-08-08
0
Yani
Ayo Azka semangat pasti bisa sembuh
2021-07-25
0
Mr.VANO
mulai bucin ni aska
2021-06-02
0