. Happy Reading.
.
.
.
"Tidak, tidak aku bukan pembunuh, tidakkkkkkkk...." Teriak Azka yang terbangun dari mimpi buruk nya.
Winarta yang tidak sengaja lewat depan kamar Azka langsung masuk kedalam melihat Azka yang seperti masih terjebak dalam mimpi buruk nya.
"Azka, kenapa dengan mu, apa perlu kita ke psikolog." Tanya Winarta.
"Tidak yah, hanya mimpi buruk." Jawab Azka sambil memijat kepala nya.
"Azka, ayah ingin bertanya pada mu. Apa kau sudah memiliki pasangan atau seorang pacar. Ingat ka umur mu sudah 30 tahun dan kau masih belum memiliki pasangan. Ayah semakin tua ka, kau anak ayah satu-satunya ayah ingin segera menggendong cucu ka."
"Yah, ayolah aku tidak ingin dekat dengan wanita sebelum aku benar-benar siap, mengerti posisi ku yah."
Tanpa banyak bicara Winarta kembali keluar dari kamar Azka, Ia tidak mengerti jalan pikiran putra nya itu. Sudah lama ia meminta Azka segera menikah tetapi Azka selalu menolak dengan alasan yang tidak pasti.
Azka kembali merebahkan tubuh nya ke atas kasus, permintaan ayah nya tidak salah sama sekali, yang salah adalah diri nya yang trauma dengan wanita, apalagi ia milik Fhobia yang amat menyiksa nya.
"Lebih baik aku ke kantor." Ucap Azka.
Sementara itu, Natasya sedang bersiap-siap untuk berangkat bekerja, hari ini pertama kali nya ia masuk kerja di salah satu perusahaan ternama, walaupun pekerjaan nya hanya sebagian cleaning servis. Menjadi cleaning servis di perusahaan Winarta grup termasuk sudah menjadi pencapaian terbesarnya, karena memang tidak mudah bekerja di sana. Gaji di sana juga sangat besar itu sangat membantu Natasya untuk membantu pengobatan papah nya yang sedang sakit.
Sebelum berangkat Natasya berjalan menghampiri papah nya yang sedang duduk di atas kursi roda. "Pah Nana berangkat kerja dulu ya, doa kan Nana semoga hari pertama Nana bekerja berjalan dengan lancar." Nana adalah panggilan Natasya dari orang-orang terdekat nya.
"Na papan selalu mendoakan yang terbaik untuk Nana, semoga Nana selalu dan di beri kelancaran dalam pekerjaan nya, maaf kan papah na yang selalu merepotkan Nana." Ucap Hendra papah Natasya.
"Ssstttt.. Jangan pernah berfikir seperti itu pah, sampai kapan pun Nana tidak akan pernah merasa di repotin papah, Sudah kewajiban Nana merawat papah. Papah satu-satunya orang tua Nana sekarang dan Nana juga sudah berjanji pada mamah untuk menjaga dan merawat papah sampai kapan pun itu." Natasya mengecup dahi Hendra.
Setelah berpamitan dengan orang tua nya Natasya langsung berangkat menggunakan ojek online karena ia tidak ingin telat di hari pertama nya bekerja.
Di hari pertama nya bekerja, Semua berjalan dengan lancar, ia mudah bergaul itu membuat Natasya dengan mudah mendapatkan teman.
"Na di panggil atasan, di ruangan nya." Ucap teman Natasya.
"Ada apa? Ini hari pertama ku bekerja. Apa aku membuat kesalahan." Batin Natasya.
Natasya berjalan menuju atasannya, jantung nya berdetak cukup kuat, karena ia takut berbuat kesalahan. Sebelum masuk Natasya mengetuk pintu terlebih dahulu, setelah mendapat izin baru lah ia masuk kedalam.
"Permisi buk, apa anda memangil saya." Tanya Natasya dengan menundukkan kepala nya.
"Natasya, saya liat kinerja kamu di awal kamu bekerja sangat baik, kebetulan saya ada tugas khusus untuk kamu dan saya sangat mempercayai kamu."
"Tugas apa buk? "
"Nanti setelah makan siang, tolong kamu bersih dan rapih kan ruangan CEO, orang yang biasa membersihkan ruangan itu sedang cuti. Apa kamu bisa? "
"Ruangan CEO buk? "
"Iya ada apa. Apa kamu tidak bisa? "
"Bisa buk, terimakasih telah mempercayai saya. Kalau begitu saya permisi dulu buk." Ucap Natasya.
Setelah makan siang berakhir, Natasya langsung menjalankan tugasnya, ia naik lift menuju lantai paling atas gedung ini tempat ruangan CEO berada. Sebelum masuk ke dalam ruangan itu, Natasya izin terlebih dahulu pada sekertaris yang berada di dekat pintu masuk.
"Bersihkan lah, jangan sampai ada yang hilang atau jatuh."
Setelah mendapatkan izin masuk baru lah Natasya masuk kedalam. Natasya terpaku betapa mewah dan bagus nya ruangan ini. Menurut nya tidak ada yang perlu di rapih kan semuanya sudah tersusun dengan baik, tetapi walaupun begitu Natasya juga harus tetap menjalankan tugasnya.
"Sedang apa." Tanya Azka yang membuat Natasya terkejut sampai ia menjatuhkan vas bunga di depan nya.
"Tuan.. Ma.. Maaf tuan." Natasya langsung membersihkan vas bunga yang telah berserakan di lantai.
Azka menarik nafas nya dengan kasar, mood nya yang sedari tadi rusak tambah rusak akibat ulah gadis ceroboh ini. Azka hanya diam melihat Natasya membersihkan pecahan vas bunga itu. Karena terburu-buru tangan Natasya tergores pecahan vas bunga itu sampai berdarah.
"Awww." Ucap Natasya sambil memegang tangan nya karena terasa. perih.
Azka mengambil tisu dan melemparkan nya ke Natasya. "Bersihkan luka mu dan cepat keluar dari ruangan ku." Ucap Aska dengan suara yang acuh tak acuh.
Setelah membersihkan pecahan vas bunga yang berserakan Natasya langsung permisi keluar ruangan itu dengan sedikit terburu-buru.
Azka benar-benar menjaga jarak dengan wanita. Bahkan untuk menyentuh wanita saja membuat nya merasa tidak nyaman, oleh sebab itu ia langsung meminta Natasya keluar dari ruangannya. Azka berjalan masuk kedalam kamar pribadi nya bukan untuk tidur tetapi hanya untuk merebahkan diri nya di atas ranjang. Tidur siang adalah suatu yang mustahil untuk Azka, tekanan dari masa lalu nya membuat nya selalu bermimpi buruk.
"Menikah, bagaimana aku bisa menikah. Ayah meminta ku segera memiliki anak, bagaimana aku bisa memiliki anak. Aku saja tidak berani melakukan nya, kenapa phobia ini menyerang ku." Kata-kata itu selalu memenuhi otak Azka.
Di rumah Hendra hendak ke warung terdekat untuk membeli obat sakit kepala, ia berdiri dari kursi roda dan berjalan secara perlahan menggunakan tongkat. Di perjalanan menuju warung, kepala Hendra semakin pusing kanker otak yang menyerang nya membuat Kepala nya berputar dan tak lama Hendra jatuh pingsan di jalan.
Warga yang melihat kejadian itu langsung berkumpul membantu Hendra yang tergeletak di jalan. Winarta yang tidak sengaja lewat di jalan itu langsung menghentikan mobil nya saat salah satu warga meminta bantuan pada nya.
"Ada apa mas? " Tanya Hendra.
"Pak bisa bantu bapak ini ke rumah sakit, dia tiba-tiba jatuh pingsan." Ujar salah satu warga
"Hendra." Ucap Winarta yang terkejut melihat sahabat lama nya.
"Bapak mengenalnya."
"Bawa dia ke mobil saya, saya akan membawa nya ke rumah sakit." Kata Winarta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments
Intan Anggraeny
lanjut
2022-06-16
0
ꪶꫝNOVI HI
nyimak dulu ya..
2021-11-06
0
Susilawati Dewi
waah teryata temanya
2021-10-15
0