Natasya masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci tangan nya yang terkena pecahan vas bunga. Hati nya terasa sangat tidak tenang, seperti ada sesuatu yang akan terjadi. Ia mencoba menghubungi papah nya tetapi tidak di angkat sama sekali yang membuat Natasya semakin tidak tenang.
Sementara itu di rumah sakit Winarta sedang menunggu sahabat lama nya menjalani pemeriksaan. Ia tidak menyangka dapat bertemu dengan seseorang yang selama ini ia cari keberadaan nya. Setelah beberapa saat menunggu akhirnya Hendra di pindah kan ke ruang inap, dan Winarta dengan sabar menunggu sahabat nya itu sadar.
Winarta terkejut setelah mendengar penjelasan dari dokter bahwa sahabat nya menderita kanker otak stadium akhir. Ia langsung meminta dokter agar Hendra mendapatkan perawatan yang terbaik, semua biaya perawatan itu akan di tanggung oleh nya. Winarta kembali masuk ke ruangan Hendra, yang ternyata Hendra sudah sadar dari tidur nya.
"Winarta." Ucap Hendra yang benar-benar terkejut.
Winarta memeluk sahabat lama nya itu, dan sebaliknya Hendra juga membalas pelukan itu. "Apa kabar hen, aku tidak menyangka bisa bertemu dengan mu lagi." Ucap Winarta dengan melepaskan pelukan nya.
"Begini lah, pasti kau sudah mendengar semua nya dari dokter." Kata Hendra.
"Kau tenang saja hen, aku sudah mengurus semua nya untuk mu. Semoga kau bisa lekas pulih."
Hendra menarik nafas nya dengan panjang. "Buat apa wir, aku hanya tinggal menunggu ajal ku." Kata Hendra.
"Kita tidak boleh menyerah hen, selagi kita berusaha tidak ada yang tidak mungkin."
"Iya wir terimakasih atas semua kebaikan mu."
"Oh iya hen, apa istri dan anak mu tidak kau kabari kalau kau berada di rumah sakit." Tanya Winarta.
"Aku sudah tidak memiliki istri wir, dia sudah meninggal bersama anak pertama ku." Jawab Hendra.
"Jadi kau hidup sebatang kara? "
"Tidak wir, aku hidup bersama putri bungsu ku, apa kau tidak ingat Natasya dulu dia masih sangat kecil saat kita sering bertemu." Jawab Hendra,
"Iya aku mengingat nya pasti dia sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik."
"Iya wir dia sangat cantik, aku sudah terlalu lama menjadi beban hidup nya. Sekarang dia sedang bekerja, jika aku memberitahu nya kalau aku di rumah sakit, pasti akan membuat nya cemas dan meninggalkan pekerjaan nya." Kata Hendra.
"Jadi bagaimana dengan perjodohan yang kita atur dulu jika putri pertama mu sudah meninggal." Ucap Winarta.
"Perjodohan, kau masih mengingat nya? Apa Azka belum menikah? "
"Aku pasti masih mengingat nya hen, iya putra ku belum menikah." Ujar Winarta.
"Aku masih memiliki Natasya, tapi umur nya masih 18 tahun. Apa kah bisa perjodohan itu untuk Natasya saja menggantikan kakak nya Bella. Aku ingin jika aku pergi nanti Natasya ada yang merawat nya dan aku sangat mempercayai pada mu wir." Kata Hendra.
"Bisa hen, kita lanjutkan perjodohan ini. Aku yang akan mengurus semua nya dan kau hanya perlu memberitahu putri mu." Ucap Winarta.
Setelah mengatur semuanya Winarta pamit pergi dan akan datang kembali bersama putra nya Azka. Hendra bisa sedikit tenang karena jika ia pergi Natasya ada yang merawat nya, ia sangat yakin kalau sahabat nya itu bisa menjaga anak kesayangan nya.
Sore hari telah tiba waktu nya Natasya pulang ke rumah, ia langsung buru-buru pulang karena sangat cemas dengan keadaan papah nya. Dan benar saja sesampainya di rumah Natasya sudah tidak melihat papah nya, ia langsung keluar dari rumah untuk mencari papah nya. Natasya mendapatkan kabar dari tetangga nya kalau papah nya di bawa ke rumah sakit. Dengan perasaan yang tidak menentu Natasya berlari mencari angkot atau taksi untuk menuju ke rumah sakit terdekat.
Karena tidak hati-hati dan terlalu terburu-buru Natasya hampir tertabrak mobil, kaki nya langsung lemas dan tubuh nya gemetaran.
"Bay.. Apa kau mau membunuh ku." Ucap Azka kesal.
"Maaf tuan, wanita itu yang tiba-tiba muncul." Kata Bayu.
"Periksa dia, aku tidak mau kejadian ini bumerang untuk ku." Perintah Azka.
Bayu langsung keluar dari mobil untuk memeriksa orang yang hampir ia tabrak. "Maaf nona apa anda tidak papa." Tanya bayu.
"Bi.. Bisa tolong saya." Kata Natasya.
"Apa nona, apa anda perlu berobat ke rumah sakit." Tanya Bayu.
"Iya saya perlu ke rumah sakit, tapi bukan untuk berobat. Orang tua saya berada di sana dan saya harus segera melihat nya." Jawab Natasya.
Bayu tidak bisa mengiyakan apa yang di minta Natasya, ia kembali menghampiri Azka untuk bertanya. "Tuan nona itu meminta untuk di antar ke rumah sakit, bukan untuk berobat tetapi orang tua nya berada di sana." Kata Bayu.
"Suruh dia masuk." Ucap Azka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments
Susilawati Dewi
semoga aska ga menolak
2021-10-15
0
Aefa Afgari
kayaknya seru ni
2021-10-09
0
Yani
Menarik
2021-07-25
0