Malam menghadirkan pesona rembulan, gadis cantik merasakan rindu mendalam. Di ujung negeri orang, pemuda tampan menatap mentari yang akan bersinar.
^^^New York City, 7 a.m.^^^
^^^Brooklyn Bridge Park^^^
Sosok tampan dan manis senyumnya, memakai kaos putih, serta kacamata hitamnya. Dia sedang berolah raga di pagi hari. Lari pagi akan membuat dia semakin bugar dan sehat. Itu menurut dia sendiri, karena dia memang selalu disiplin waktu dan menjaga stamina dirinya.
Air pods yang terpasang di telinga kiri, sambil berlari tapi senyuman manis itu, selalu tersirat di wajah tampannya.
"Hallo, Assalamu'alaikum Mas Damar."
Suara gadis ini begitu manis dan sangat membuat berdebar.
"Waalaikumsalam sayangku." Balasnya, dan senyumannya sangat manis.
"Lagi apa?"
"Baru jogging." Damar masih saja tersenyum manis.
"Awas, jangan senyum di depan gadis lain." Suara Abyaz yang begitu manja.
"Terus aku harus gimana? Pacarku telfon, masak harus eskpresi sedih." Suara Damar yang begitu menggoda.
"Mas Damar gitu. Jangan bikin aku gelisah."
"Kenapa gelisah?"
"Aku bisa cemburu." Abyaz yang di atas tempat tidur sambil memeluk guling dan sorot matanya berbinar-binar. Padahal dia sendiri juga senyum-senyum.
"Kamu pasti juga lagi senyum."
"Emmh."
"Kamu sudah sholat?" Damar bertanya. Karena waktu di Jakarta pasti sudah waktunya isya'.
"Udah Mas."
"Mas Damar, maafin aku."
Damar menghentikan langkah kakinya dan melepas kacamatanya.
Memandang jauh ke sebuah gedung pencakar langit. Lagi-lagi masih ada senyuman manisnya.
Abyaz berkata "Tadi Viral gitu. Aku nggak bermaksud__"
Abyaz belum selesai bicara, lalu Damar berkata "Tidak perlu dijelaskan. Aku sangat mengenal Viral."
"Ya, aku cemas. Nanti jadi salah paham."
Damar tersenyum, "Emms, kalau aku cemburu, terus kamu mau gimana?"
"Tuh kan! Mas Damar jangan bikin aku takut." Ucap Abyaz lalu menggigit kukunya. Wajahnya berubah muram.
"Aku tidak cemburu. Aku tahu kalian berdua sahabat dari kecil."
"Siapa bilang sahabat, yang ada malahan kita seperti musuh." Ulasnya, dan masih takut akan perasaan Damar yang bisa salah paham.
Damar kembali berlari dan mendengar suara Abyaz, yang bercerita soal Viral. Kalau tadi, Viral begini begitu.
"Hemms, nanti aku nasehati Viral. Kamu dipanggil Nenek?? Emm.. Boleh juga."
"Uuh, Mas Damar malah belain dia."
"Viral itu dari kecil emang sudah panggil aku Eyang. Jadi, nanti kamu juga akan dipanggil Eyang putri." Damar tertawa, dan Abyaz kesal saat Damar menggoda dia.
"Masih mending Tante atau Mammi. Lah, ini Nenek. Aku nikah aja belum."
Damar tersenyum, rasanya gemas. Untung saja mereka LDR, kalau tidak entah apa yang dilakukan Damar.
"Ems,... Sepertinya nanti aku pulang, kita harus nikah." Ucap Damar semakin menggoda.
Abyaz semakin tidak karuan, perasaan gegana malah menjadi semakin parah. Karena candu asmara itu, semakin membuat Abyaz hanyut dalam perasaannya.
"Mas Damar kenapa malah menggoda aku. Udah, jangan bikin aku malu."
"Kalau tahu akan begini. Kemarin aku langsung nikahin kamu aja. Aku bisa ajak kamu kesini."
Abyaz meremas gulingnya dan senyum madu itu tampak lumer. Perasaan Abyaz sudah melayang.
Gombalan memang dibutuhkan, apalagi untuk memadu kasih saat LDR. Tapi sepertinya, Damar bukan hanya menggombal.
"Udah, jangan godain aku."
"Kalau aku serius."
"Mas Damar!!" Suara Abyaz terdengar menekan Damar.
"Iya iya, ya udah kamu belajar yang rajin. Semangat kuliahnya, tahun depan aku pulang. Kamu harus bersiap."
"Siap apa??" Abyaz jadi terduduk dan masih memeluk gulingnya.
"Siap untuk ke KUA."
Damar gemas, kenal Abyaz sudah lama. Tapi kenapa saat pulang kemarin, ada rasa yang berbeda. Kalau dulu hanya sebatas mengenal saja, tidak ada rasa apapun, mungkin karena Abyaz masih kecil. Sekarang sudah beranjak lebih dewasa. Damar langsung mengatakan aku cinta kamu.
"Mas Damar." Abyaz sudah pasrah dengan ucapan Damar.
"Abyaz... Terima kasih."
"Kenapa terima kasih?"
"Terima kasih sudah nemerima perasaan aku."
"Aku juga, aku memang suka sama Mas Damar." Ucapnya dengan malu-malu.
"Aku tahu, dari cara kamu melihat ke arahku, sudah berbeda."
"Emmh... Malu."
Damar lalu berhenti berlari, bersandar di pagar besi dan mulai menatap mentari, yang mulai memancarkan cahaya pagi.
"Aku tadinya tidak tahu apa itu cinta, ternyata rasanya begini."
"Emms, memang dulu gimana?"
Damar mulai menatap jauh ke atas dan merentangkan kedua tangannya, untuk merasakan cinta dari semua yang ada saat ini. TuhanNya, alam, kota yang dia tempati, keluarga dan juga cinta dari Abyaz.
"Aku dulu tidak memiliki siapapun. Dari saat itu, aku mulai memiliki sebuah keluarga dan bisa merasakan kasih sayang dengan cinta."
"Ternyata saat ini, aku juga bisa memberikan sebuah cinta."
"Apa kamu senang??"
Abyaz yang mendengarkan itu, jadi salah tingkah dibuatnya "Untung saja, Mas Damar nggak lihat aku."
"Emms, aku senang."
"Kenapa kamu curi pandang? Saat pengajian rumah baruku."
"Emm, entahlah... Aku suka dengar suara Mas Damar saat melantunkan ayat suci Al-Qur'an, karena aku tidak sepandai itu. Terus waktu kita jalan sama Viral di tempat karaoke, suara itu buat aku suka. Pagi itu, Mas Damar lari pagi. Aku suka, pokoknya aku suka."
"Kamu tahu, aku hanya putra angkat Mahatma."
"Ems, Tante Limar sudah cerita itu. Tapi aku masih bingung, kenapa Viral selalu panggilnya Eyang?"
"Iya, karena aku memang Eyangnya. Eyang Damar." Ucapannya dengan tersenyum.
"Dulu apa Mas Damar tinggal di panti asuhan? Seperti Binar?"
"Tidak."
"Apa kamu mau mendengar tentang aku?"
"Iya, aku juga harus tahu tentang masa kecil pacarku."
Damar semakin tersenyum, rasanya bahagia. Ini yang dimanakan pacaran, yang bisa diajak mengobrol dan berbagi rasa yang ada. Damar, baru kali bisa menceritakan tentang dirinya. Karena biasanya, dia sosok yang tertutup. Bukan malu dengan masa lalu, atau enggan meneceritakan tentang siapa dirinya yang dulu, dan dia hanya seorang putra angkat. Damar hanya ingin, orang mengetahui dirinya sebagai putra ketiga Suryo Mahatma.
"Mas Damar." Lirih Abyaz yang sudah menangis.
"Kamu sekarang tahu masa kecilku."
"Apa kamu masih mau pacaran sama aku?"
"Aku akan selalu suka, aku cinta sama Mas Damar, apapun tentang Mas Damar yang dulu atau sekarang. Aku tetap cinta Mas Damar."
Setelah obrolan panjang dengan segala perasaan yang ada. Abyas akhirnya menutup panggilannya. Damar juga kembali ke apartemennya.
Sesampainya di apartemen Damar yang baru masuk, melihat di ruang tamu ada sosok manis yang sudah berbaring, dan mantelnya masih membungkus rapat dirinya. Sepatu boots warna coklat yang masih terpasang di kakinya. Tas ransel warna hijau army juga tergeletak di lantai.
"Dia kenapa tidak berubah?!"
"Tapi dia juga cucuku."
Damar yang memandanginya, lalu melepaskan sepatu dan juga mantelnya.
Beberapa hari ditinggal pulang ke Jakarta. Dia juga pergi ke Texas bersama teman-temannya.
"Aku harus bilang sama Mommy dan Daddy kamu Binar."
"Eyang, haus."
"Bangunlah, mandi dulu. Baru tidur."
"Aku malas."
"Kamu begitu manis, tapi sayangnya aku sudah bosan mengurus kamu."
"Eyang berani meninggalkan aku tanpa pamit, aku juga bisa pergi."
Damar berdecak pinggang dan menatap Binar dengan manis, lalu berkata "Pergilah, aku benar-benar bosan."
"Apa gara-gara sekarang punya pacar, lalu Eyang mengusir aku?!!"
Dia mulai duduk dan rasanya masih lelah, tapi dia harus mempertahankan dirinya di tempat dimana Eyangnya tinggal saat ini.
Hanya apartemen ini yang bisa membantu dia, karena Daddynya sudah memblokir semua kartu kredit dan ATMnya.
"Aku sudah tahu, Binar pergilah."
"Aku mohon, Eyang jangan usir aku."
"Apapun yang Eyang perintahkan, aku menurut."
"Aku janji."
Damar menggeleng, "Kamu semakin hari semakin bawel. Mandilah, terus siapkan sarapan untukku."
"Oke, aku akan cepat buat nasi goreng kesukaan Eyang."
"Kelamaan, aku sudah lapar."
Binar tampak berlari dan kalang kabut, dengan cepat memakai celemek.
"Mandilah dulu, aku tidak akan makan kalau masih melihat wajahmu yang tidak sesuai namamu."
"Asssiiiapp" Balasnya dan bergegas untuk segera mandi.
Di tempat lain, ada Limar dan Aldo yang memperhatikan putra tampannya yang tidur pulas.
"Dia sangat nyenyak, tapi kenapa selalu memanggil Damar." Limar menoleh ke sang suami.
Aldo memandangi putra dan berkata "Pasti ini masalah hati."
"Apa maksudmu??"
"Antara dia tidak suka dengan Abyaz, atau malah dia suka sama Abyaz."
Limar tersenyum dan berkata "Mereka masih muda. Biarkan dengan diri mereka. Kita tidak perlu ikut campur."
"Kamu benar."
Kedua orang tuanya merasa heran, tadi setelah makan Viral langsung ke kamar dan tertidur pulas.
"Aldo, ternyata semua yang dekat dengan Eyang Dewi sangat menurut sama Eyang."
"Kamu benar. Termasuk aku."
"Iya, semenjak dulu kamu yang merawat Eyang, Viral dan Damar. Kalian bertiga sangat patuh. Sama seperti Lingga dan Langit, tapi yang paling dekat sama Eyang Dewi, hanya Langit."
"Iya, bahkan Ayah kamu juga menurut."
Limar tampak berkaca-kaca dan mengingat semua keluarga yang telah pergi. Ayah, Bunda lalu Eyang Dewi.
Dulu Yuda juga sangat menurut, padahal dalam hatinya sudah memiliki cinta. Tapi karena menuruti pilihan orang tua. Akhirnya menjadi kisah yang menyedihkan. Bahkan sampai ada pertumpahan darah.
"Damar."
"Eyang Dewi begitu menyayangi dia. Sampai Eyang berpesan sama kita, agar selalu menjaga Damar, tapi dia sudah dewasa."
"Iya, dulu aku mengasuh dua putra. Tapi Damar sangat perhatian sama Viral, aku pernah pergi meninggalkan mereka berdua saja, hanya ada pembantu. Eyang saat itu pingsan, akhirnya aku buru-buru pergi ke rumah sakit. Setelah aku pulang. Damar sudah menyuapi Viral dan rasanya gemas. Padahal Damar masih kecil."
"He'em, makanya kadang Viral masih minta disuapin Eyangnya."
"Dia seperti anaknya saja."
Aldo memeluk Limar dari belakang, lalu berkata "Tapi aku cemas."
"Apa kamu cemaskan?"
"Aku takut, kalau Viral ternyata juga cinta sama Abyaz."
Limar terdiam, dan merasakan hal tidak nyaman dalam dirinya. Lalu berkata "Semoga saja, Viral tidak seperti itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Novi Rohmah
oh jadi damar anak angkat kalo bukan dari panti jd drmn....hmmmm
2021-04-24
0
Mita Karolina
Thor Dr awal ngikutin Dr season 1 smpi skrng ceritamu itu penuh teka teki setiap part, pengucapan jati dirinya setiap peran tersirat dan bikin penasaran hahahha trus binar iku sopo thor?
2021-02-01
0
My_ChA
semoga aj gk ada cinta segi2 an diantara mereka 😅😅😅
aduh viral pas tidur aj gemesin gtu 😍😍😍
2021-01-25
0