..." aku akan datang berkunjung tapi jangan kamu suguhkan madu yang akan membuatku ingin tinggal di sana. "...
...Rika Putri Wijaya...
Kebiasaan. Dimana Pun kita berada pasti akan tetap terbawa selagi kita tidak mau mencoba meninggalkannya. Tepat jam tiga, Rika membangunkan dirinya untuk sholat tahajjud. Tapi, karena Rika takut dengan kegelapan maka ia mencoba membangunkan Ayu yang masih memejamkan matanya dengan suara dengkuran yang keluar dari mulutnya.
"Aku masih ngantuk rik. " Ayu malah menaikkan selimutnya semakin tinggi karena udara dingin yang menerpa. Rika mencoba memberanikan diri untuk keluar tenda.
"Kamu sudah bangun?."
" Astaghfirullah. "Rika kaget hingga senter yang ia bawa jatuh ke tanah.
" Mas Arman ". Rika menoleh ke sumber suara yang mengagetkan nya.
" Kamu mau sholat? ". Arman sepertinya sudah tahu betul dengan kebiasaan Rika yang selalu ia jalankan. Rika menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Arman.
" Ayo ikut aku. " Arman melangkahkan kakinya membawa terpal yang dibuntuti oleh Rika yang membawa mukena dan senter.
Setelah menemukan sumber mata air Arman dan Rika melaksanakan sholat bersama di alam terbuka.
Saat ini sang surya menampakkan diri dengan malu-malu seolah memberi kesan bimbang pada dirinya. Dua insan manusia menyempatkan diri melihat sunrise di alam terbuka.
"Terlihat sangat dekat namun aku tidak bisa menjangkaunya". Ucap Rika dengan tangannya diarahkan ke matahari terbit yang terlihat dekat karena dia dan Arman berada di daratan tinggi.
" Siapa yang tertipu saat ini? ". Rika menghayati setiap kata yang terucap olehnya seolah hal tersebut terjadi juga kepadanya.
" Kita. Kita yang tertipu. " Balas Arman memandang matahari yang sudah benar-benar mengeluarkan dirinya dari persembunyian nya.
"Kamu tahu bahwa saat ini matahari diam saja dan bumi yang kita pijak yang berputar? Tapi, apa yang kita lihat seolah-olah matahari lah yang mengkhianati kita bukan bumi. Keterlaluan bukan? ". Arman melihat mata Rika yang berwarna coklat gelap, terlihat sangat serasi dengan wajahnya yang manis. Rika memang terlihat sempurna untuk menjadi seorang perempuan, hanya saja dia tidak menunjukkan dirinya. Jadi, bisa dianggap kalah pamor dengan lainnya.
" Lebih baik kita kembali karena kita sudah terlalu lama meninggalkan tenda. " Ucap Arman ke Rika.
Sebelum sampai ke tenda yang mereka dirikan, Arman mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Rika dan berjalan bersama karena jalanan sangat licin.
"Arman berjalan dengan memegang tangan Rika tanpa ada keraguan, sedangkan setiap kali aku memegang tangannya dia selalu mengelak. " Gumam Dinda yang memandang Rika dan Arman mendekat ke tenda.
"Kalian dari mana saja? ". Tanya Ayu.
" Sholat. " Jawab Arman singkat langsung memasukkan dirinya ke tenda.
"Rika ayo ikut aku ambil air. " Ayu yang sudah menenteng dua botol menggandeng tangan Rika.
Rika mengambil air dimana ia dan Arman mengambil wudhu.
"Dinda sepertinya sangat mencintai Arman. " Ucap Ayu yang menunggu botolnya terisi penuh dari tetesan air.
"Dan Arman sepertinya juga sama." Balas Rika
"Apakah kamu tahu tentang mereka? ".
" Tidak, tapi aku pernah melihat mereka berduaan sebelumnya."
"Rian dan Bagas menceritakan bahwa Arman dulu sangat suka dengan Dinda karena sifatnya yang alim bahkan Arman juga pernah bertengkar dengan Rasya karena Dinda. "
"Mereka semua dari anak pebisnis yang terkenal jadi bukan hanya bapaknya saja yang berteman tapi, anak mereka juga berteman termasuk Dinda Atmadja. "Lanjut Ayu.
" Atmadja? Bukankah papa pernah memperingatkan tentang kembalinya ia ke Indonesia? Apakah mama dan papa tahu tentang perasaan mas Arman kepada Dinda? Lalu kenapa mereka menikahkan ku dengan mas Arman?" Gumam Rika
"Ayo... " Rika menutup botolnya yang sudah terisi penuh.
Setiap langkah, Rika dengan masih memikirkan Arman dan Dinda sampai tidak menyadari ada anjing dibelakangnya
"Guk... Guk.. " Anjing menggonggong dibelakang Rika yang membawa air.
"Rika... " Ayu menjerit melihat anjing
"Guk.... Guk... "
"Rika, apa yang harus kita lakukan?. " Anjing itu terlihat sangat liar dan benar saja Rika dan Ayu sekarang dikejar olehnya.
Rika yang ketakutan memisahkan diri dari Ayu tapi, sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepadanya saat ini anjing masih mengikuti kemana dia lari.
"Tolong.... Tolong.... " Ayu berteriak ketika sudah berada di tendanya.
"Ada apa?" Dinda melihat Ayu dengan keringat di wajahnya dan nafas tak teratur.
"Ada anjing yang mengejar kita dan Rika masih dikejar anjing itu.. " Arman yang mendengar perkataan Ayu langsung masuk hutan dimana Ayu dan Rika mengambil air.
"Rika... Rika..... " Semuanya memanggil nama Rika yang belum mereka temukan. Arman pun mencarinya tapi berpisah sendiri.
"Matahari sepertinya sudah mau tengelam. " Ucap Bagas melihat matahari yang mulai menghilang
"Apa yang harus kita lakukan? ". Ucap Rian
" Seharusnya aku tidak berpisah dengannya." Ayu terus saja menangis
"Kamu tenang lah, Arman pasti akan menemukannya. Dan sebaiknya kita kembali karena kita sudah jauh masuk ke hutan apalagi kita juga tidak membawa senter. " Ujar Bagas.
"Ayo, kita doakan Arman sudah bersama Rika saat ini. " Rian menyetujui saran Bagas.
"Sepertinya Rika dan Arman sangat dekat. Tapi, apa hubungan mereka? " Dinda yang ikut mencari Rika dengan pikiran kemana-mana.
"Rika.... Rika... " Arman terus berteriak dengan membawa senter hp yang digunakan untuk menunjukkan jalan yang sudah gelap.
"Rika.... Rika..... "
"Mas Arman... Tolong... " Rika yang mendengar Arman memanggil namanya.
"Tolong..... "
"Rika... Kamu dimana? " Arman mendengar Rika meminta tolong kepadanya.
"Mas... Aku ada dibawah sini. " Arman mengikuti sumber suara yang ia dengar.
"Rika.. " Rika menggelantung kan tubuhnya dan tangannya memegang ranting pohon yang sudah tua sangat erat-erat takut jika pegangannya lemah ia akan jatuh ke jurang yang terjal.
"Pegang lah tanganku erat-erat. " Arman mengulurkan tangannya ke Rika.
"Ayo". Arman menarik tubuh Rika dengan tangannya
Bruk
Rika menjatuhkan tubuhnya ke Arman dan Arman memeluk tubuh Rika yang masih bergetar. Sama-sama berusaha menghilangkan kecemasan mereka.
" Aku takut mas, aku takut. " Ucap Rika
"Aku bersamamu saat ini. " Arman memegang pipi Rika dan menciumnya.
"sekarang aku akan mencoba menelpon yang lainnya untuk mengabari mereka bahwa kamu sudah bersamaku saat ini. " Arman menempelkan hpnya ke telinganya untuk menelpon Bagas sedangkan Rika masih memeluk erat -erat Arman
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments