..."setelah sekian lama bunganya mekar kembali"...
...Arman Sanjaya...
"Saya pulang duluan ya. " Ucap Arman kepada teman kerjanya seprofesi dengannya.
Setelah selesai kuliah Arman pergi ke kantor papanya untuk melamar pekerjaan menjadi OB dan setelah selesai berbagai tes Arman pun diterima walaupun Arman tahu bahwa dia diterima karena statusnya sebagai anak dari Sanjaya.
"Hati-hati man. " Balas mereka. Sebenarnya teman-teman nya tidak tahu bahwa Arman adalah anak Sanjaya pemimpin perusahaan ini. Menurut Arman status sebagai anak Sanjaya tidaklah penting karena bagai manapun dia sekarang hanyalah seorang OB.
"Iya." Arman melangkahkan kakinya meninggalkan yang lainnya dan langsung menjalankan mobilnya untuk pulang. Namun didalam perjalanan Arman merasa haus jadi memutuskan berhenti disalah satu minimarket.
"Arman? ". Seorang perempuan yang baru keluar dari minimarket membawa beberapa belanjaan memanggil Arman dengan ragu-ragu.
Arman yang merasa namanya dipanggil mendongakkan kepalanya setelah mengambil dompetnya yang jatuh.
" Dinda? ". Arman pun memanggil perempuan tersebut dengan ragu-ragu.
"Arman?. " Dinda memastikan kembali bahwa yang di depannya saat ini adalah Arman
"Iya." Balas Arman dengan mengangguk
"Arman kamu masih ingat aku?. " Dinda mendekatkan dirinya ke Arman dengan menunjuk dirinya sendiri
"Tentu."
"Arman aku pengen bicara sama kamu, kamu ada waktu kan? ".
" Iya. "
Arman dan Dinda memutuskan untuk ke cafe dekat minimarket agar lebih nyaman ngobrolnya.
"Bagaimana kabar mu saat ini?. " Arman membuka pembicaraan setelah pelayanan pergi meninggalkan mereka
"Alhamdulillah baik. Kalau kamu bagaimana?". Perempuan yang saat ini menggunakan hijab itu bertanya balik ke Arman
" Aku juga baik. "
"Arman, kamu senang gak bisa bertemu dengan aku lagi?" Dinda saat ini memperlihatkan wajah bahagia dan begitu pula dengan Arman yang selalu memamerkan senyuman nya. Sebenarnya Arman sangat bahagia ketika mendengar kabar Dinda berada di Indonesia saat ini karena jujur saja hatinya masih menginginkan Dinda agar selalu di dekatnya.
"Tentu."
"Lalu kenapa kamu tidak mau bertemu dengan ku setelah tahu bahwa aku sekarang berada di Indonesia? ". Dinda memancungkan bibirnya seolah dia sedang kesal
"Maaf." Arman menjewer kupingnya sendiri seolah seperti anak kecil yang sudah melakukan kesalahan
"Iya untuk kali ini tapi lain kali tidak. "
"Kenapa kamu kembali ke Indonesia? " Arman meminum minumannya yang baru diterima dari pelayanan
"Papa ada bisnis disini. Kemungkinan aku akan tinggal disini untuk seterusnya. " Ujar Dinda
"Bukankah itu kabar yang baik?. " Lanjut Dinda dengan meraih tangan Arman.
Arman terkejut dengan tindakan Dinda yang memegang tangannya saat ini karena setahu Arman Dinda sangat menaati agamanya sehingga bersentuhan dengan orang bukan muhrim baginya adalah haram. Karena salah satu dari sikap itulah yang membuat Arman jatuh cinta kepada Dinda. Namun, saat ini Arman melihat perbedaan pada diri Dinda yang memegang erat tangannya.
"Iya." Arman melepaskan tangannya dari Dinda karena merasa canggung. Sebenarnya Arman suka dengan genggaman tangan Dinda karena sejak dulu dia mengimpikan bisa menggandeng tangan Dinda tapi ketika sudah halal.
"Din aku pamit dulu ya karena sudah mau adzan maghrib. Mungkin kita bisa lanjutkan pembicaraan kita lagi lain waktu." Arman pamit ke Dinda dan hanya dibalas anggukan oleh Dinda.
Arman melajukan mobilnya dengan mengingat masa-masa bersama Dinda waktu SMP dulu.
ketika waktu istirahat biasanya Arman gunakan untuk sholat dhuha di mushola.
"Sebenarnya ini sepatu siapa sih? " Gumam Arman dalam hati ketika melihat sepatu yang selalu ada saat Arman ingin ke mushola.
Selesai melepaskan sepatunya Arman masuk ke mushola. Ketika Arman masuk ke mushola Arman mendengar seorang perempuan melantunkan ayat suci Al-Quran.
Karena penasaran ketika mendengar suara tersebut maka Arman mencoba mengintip siapa yang sedang membaca Al-Quran saat ini. "Siapa dia?. " Tanya Arman pada dirinya sendiri. Dengan masih wajah yang bertanya-tanya Arman memutuskan untuk wudhu terlebih dahulu.
Sekarang hampir setiap hari Arman mendengar perempuan yang sama melantunkan ayat suci Al-Quran ketika Arman ingin sholat dhuha. Namun, sampai saat ini dia belum mengetahui siapa perempuan tersebut.
Bruk
"Maaf." Ucap perempuan yang baru menabrak Arman ketika mau keluar dari mushola.
"Iya." Balas Arman
Setelah itu,perempuan itu pun melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Arman.
"Tunggu". Ucap Arman dengan mendekati perempuan tersebut.
Perempuan tersebut berhenti sesuai permintaan Arman.
" Apakah kamu yang setiap hari membaca ayat-ayat suci Al-Quran disini? " Arman bertanya dengan memandang wajah perempuan yang saat ini menundukkan kepalanya.
"Iya."
"Bolehkah kita berkenalan? Aku Arman. " Arman mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Dinda." Dinda menjawab dengan senyuman bukan menerima uluran tangan Arman sehingga Arman menjadi malu.
Karena perkenalan itulah membuat mereka saling akrab dan membuat Arman jatuh cinta kepada Dinda karena perilaku Dinda yang memegang teguh agamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments