serba pertama

Waktu menunjukkan pukul 04.00 Rika membuka matanya. Saat nyawanya yang belum sepenuhnya kembali Rika melihat ke seluruh tempat untuk mencari keberadaan Arman yang tidak ada dikamar saat ini . Kemudian dia memutuskan untuk mandi dan sholat subuh. Setelah sholat subuh Rika membaca ayat-ayat Allah sebagai pembuka hari Rika sebelum melaksanakan aktivitas.

Bersamaan dengan itu Arman masuk ke kamar mendengar suara merdu Rika membaca surah Al-Quran seketika hati Arman menjadi damai.

"Sadaqallah hull adzim". Rika menyelesaikan bacaannya

" Jangan mengharapkan banyak untuk pernikahan kita". Arman membuka pembicaraan setelah mendudukkan dirinya di sofa kamar

Rika hanya diam tanpa menjawab ucapan Arman karena ucapan Arman membuat hatinya hancur. Mungkin pernikahan ini terjadi karena paksaan tapi bagi Rika pernikahan adalah suci tidak baik jika pernikahan digunakan untuk permainan.

"Aku melakukan ini karena terpaksa dan aku tahu kamu juga terpaksa dalam pernikahan ini jadi tidak ada yang diharapkan dalam pernikahan ini. Kamu bisa melakukan apa yang kamu inginkan dan aku akan melakukan apa yang aku inginkan. " Lanjut Arman tanpa memandang Rika

"Sekarang bersiaplah kita akan pulang. " Arman kembali berbicara namun tidak dijawab oleh Rika.

***

Rumah Sanjaya

"Eh.. Anak mama sudah pulang. " Ucap Sinta langsung memeluk menantunya

"Iya ma" Balas Rika mencium tangan Sinta

"Ya sudah kita sarapan dulu ya sayang. " Lanjut Sinta

Semua sudah ada diruang makan untuk melakukan sarapan

"Gimana ar, mau bulan madu? " Ucap Sanjaya menghilangkan keheningan yang tercipta

"Aku sibuk untuk mengurus pendaftaran kuliahku pa. " Jawab singkat Arman

"Oh... Sekalian juga kalau begitu urus kuliah untuk Rika. " Ucap Sanjaya sambil mengunyah makanannya

"Ide bagus tuh pa. Kamu mau kan sayang melanjutkan kuliah? " Tanya Sinta kepada Rika yang hanya diam tanpa bicara

"Aku terserah papa sama mama saja. " Balas Rika dengan senyum kikuk

Namun batinnya sangat bahagia ketika mertuanya ingin dirinya kuliah karena dirinya bisa mencapai cita-citanya menjadi seorang dokter.

"Sebenarnya saya dapat beasiswa untuk kuliah tapi belum saya terima pa karena aku harus menikah takut nanti tidak diizinkan. " Rika membuka suara kembali

"Kenapa tidak diambil itu kan kesempatan emas buat kamu. Memangnya kamu dapat beasiswa apa? " Tanya Sanjaya

"Beasiswa kedokteran pa." Jawab Rika dengan melihat mertuanya yang masih tampak gagah meskipun sudah berumur

"Itu sangat keren sekali nak. Aku pernah bercita-cita menjadikan anakku menjadi seorang dokter dan kamu akan mengabulkan mimpiku dengan kuliah kedokteran sayang. Ambillah beasiswa mu, kami tidak melarang dan nanti jika kamu membutuhkan sesuatu tinggal katakan kepada kita saja. Ya kan pa? " Ucap Sinta bersemangat

"Hmm" Sanjaya hanya menganggukkan kepalanya

"Arman juga akan kuliah di universitas yang sama jadi kalian bisa kuliah bersama-sama. " Lanjut Sanjaya dengan melirik putranya yang hanya fokus ke makanannya. Setelah mendengar ucapan Sanjaya Arman hanya menatap laki-laki tersebut dengan wajah sulit diartikan

"ih.. mama banga sekali kamu kuliah kedokteran. pasti kamu sangat pintar bukan? sehingga mendapatkan beasiswa kedokteran. tidak semua orang bisa mendapatkan nya lo. " kata Sinta antusias dengan memeluk menantunya yang sangat cantik meski berbalut jilbab

"iya ma sedari dulu aku bercita-cita menjadi seorang dokter karena menurutku itu pekerjaan yang mulia. untuk mewujudkannya aku harus belajar dengan keras sehingga aku bisa mengikuti berbagai perlombaan sebagai langkah untuk menjadi seorang dokter ma. " balas Rika

" Banga sekali aku punya menantu seperti kamu ini. Memang papa gak salah pilih deh. iya kan Arman?"ucap Sinta

Arman hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban mamanya.Karena sebenarnya Arman sedikit kesal dengan perintah papanya untuk satu kampus dengan Rika .

Ini adalah hari pertama Arman dan Rika masuk kuliah. Mereka berangkat bersama dengan menaiki mobil setelah perdebatan panjang mereka dengan orang tuanya.

"Tidak usah ma, biar saya naik taksi saja. " Ucap Rika menolak permintaan Sinta untuk berangkat bersama Arman karena Rika merasakan canggung harus berduaan saja dengan Arman.

"biarkan Arman menjalankan kewajibannya sebagi seorang suami sayang. kamu mau kan? " balas Sinta

Dengan berat hati Rika pun mau memenuhi permintaan orang tuanya.

Tidak bisa dipungkiri Arman dan Rika sudah menjadi suami istri tapi mereka tidak pernah berbicara atau hanya untuk saling sapa selain permintaan Arman untuk tidak mengharapkan pernikahan mereka.

"Aku turun disini saja" Ucap Rika memecahkan keheningan.

Seketika Arman meminggirkan mobilnya untuk memenuhi permintaan Rika. Jarak dari Rika turun mobil ke kampus lumayan jauh tapi karena terlalu lama Rika menunggu taksi tidak ada yang lewat jadi ia putuskan untuk jalan kaki.

"Rika... Rika.. " Teriak Dita dari mobil

"Rika.. Kamu mau kemana? " Tanya Ayu yang baru turun dari mobil

"Eh.. Aku mau ke kampus yu. " Jawabnya dengan memeluk temannya

"Kamu jadi ambil beasiswa nya?? " Tanya Dita

"Alhamdulillah aku dikasih izin untuk kuliah jadi aku ambil beasiswa nya. " Balas Rika

" Asik dong. gimana ceritanya sampai kamu boleh kuliah. " Ucap Dita

"Ya sudah kita terusin nanti ceritanya sekarang kita berangkat dulu deh. " Ajak Ayu menarik tangan Rika untuk masuk ke mobilnya.

" Gue ulanginya lagi pernyataan tadi. Bagaimana cara bokap lo bisa ngizinin lo kuliah? " Ucap Ayu sambil fokus ke depan melihat jalan

"Em... Aku juga tidak tahu tiba-tiba saja aku dikasih ijin". Jawab Rika dengan bimbang karena takut salah ngomong ketika berbohong.

" Ya pasti ada alasannya lah gak mungkin segampang itu bokap lo kasih ijin karena setau kita kan bokap lo keras kepala banget. " Lanjut Ayu

"Ya sudah la yu yang penting dia sekarang bersama kita lagi. " Potong Dita dan saat itu mobil Ayu masuk ke parkiran.

Mata Rika seketika melihat tiga orang laki-laki yang tidak asing bagi Rika sedang mengobrol. Ayu pun memarkirkan mobilnya disebelah orang tersebut.

.

"Memang dewa keberuntungan selalu ada dengan kita". Ucap Rian dengan tertawa lepas

"Alasan lo apa sih bisa jadi kuliah disini. Waktu itukan rencananya mau ke England". Tanya Bagas

"Papa nyuruh aku kuliah disini. " Balas Arman dengan wajah datarnya

"Sudahlah kamu itu gak bisa jauh-jauh dari kita. Ya gak gas? " Kata Rian

Rian dan Bagas sangat bahagia karena Arman kembali satu universitas dengan mereka. Arman seperti dewa keberuntungan bagi mereka. Bagaimana tidak dengan berteman sama Arman mereka bisa menjadi terkenal meskipun hanya sebagai teman saja. Paling tidak banyak perempuan yang mau dengan mereka karena berteman dengan Arman. Tapi sebenarnya mereka tulus dalam berteman.

"Hai ay. " Sapa Bagas ke Ayu yang baru keluar dari mobilnya

"Hai." Balas Ayu

"Hai Arman". Sapa Dita centil

Setelah sekian lama tanpa ada jawaban.Sesaat Rika melihat ekspresi Arman ketika disapa oleh Dita. Ya tanpa menjawab ataupun menunjukkan ekspresi apapun hanya tetap fokus ke depan. Karena hal tersebut jadi Ayu memutuskan untuk mengajak mereka masuk, namun baru beberapa kali kaki mereka melangkah ada seseorang perempuan datang dan langsung menyapa Arman Bagas dan Rian hanya saja Arman tidak menanggapinya sama seperti Dita.

"Hai". Sapa Mita ke Rian Bagas dan Arman

" Hai. " Jawab Rian dan Bagas

"Arman kamu kuliah disini juga? " Tanya Mita yang hanya dibalas anggukan oleh Arman

"Yeay.. Memang kamu itu jodoh ku". Ucap Mita yang langsung memeluk Arman.

Arman tidak membalas atau menolak pelukan Mita. Sedangkan Rian dan Bagas berulah seakan tidak terima melihat Arman harus dipeluk oleh Mita.

" Hah". Dita kaget ketika melihat kebelakang jadi Rika melihat apa yang membuat Dita kaget. Dan benar saja Arman dipeluk Mita namun Arman tidak membalas atau menolak atas perlakuan Mita.

"Ih.. Jijik banget lihatnya. Dasar gatel sok cantik banget!!" Ucap Dita dengan nada jijik

" Kamu lihat kan Arman tidak sesempurna yang lo katakan, dia itu playboy sama dengan laki-laki lainnya. " Kata Ayu ke Dita

" Ceweknya aja yang gatel. " Balas Dita

"sudahlah kita pergi saja sebelum terlambat" Ajak Rika ke Dita dan Ayu karena merasa canggung melihat adegan Mita dan Arman.

" Gantian dong sekarang gue". Ucap Rian ke Mita yang iri melihat Arman dapat pelukan

"Apaan sih kalau sama kamu itu dosa tau nggak?. " Ucap Mita

"Ya sama sajalah sama Arman juga dosa".balas Rian

" Engga lah kan dia calon suami ku. " Jawabnya dengan tersenyum ke Arman

"Emang Arman mau sama kamu? ".balas Rian

" Ih ya jelas.... " Belum selesai Mita berbicara Arman pergi meninggalkannya.

Rian pun tersenyum penuh kemenangan membuat Mita menjadi kesal.

Episodes
1 prolog
2 Menikah
3 serba pertama
4 Ospek
5 Ospek 2
6 Kewajiban
7 Kembali Belajar
8 kembali bertemu
9 Peringatan Papa
10 Bukankah aku disini?
11 Lebih dekat
12 hari minggu
13 Dies Natalis
14 Dies Natalis 2
15 Yang direncanakan
16 Tertembak
17 camping
18 Camping 2
19 Dia adalah istriku
20 minta cerai
21 Rumah sakit
22 Bukankah kamu terlalu tamak?
23 rumah baru
24 mencoba
25 Telur balado
26 Restoran
27 Bimbang
28 Maaf
29 Pasar malam
30 Pasar malam 2
31 Kita ingin cucu
32 Ombak
33 Terimakasih
34 Lebih dari Mawar
35 Kakak
36 Pengalihan jabatan
37 Dekat atau Jauh?
38 Trauma
39 Keras Kepala
40 Kematian
41 Dia bukan Ayahmu
42 Wanita murahan
43 Pergi
44 Aku mencintainya
45 Dokter
46 Dua garis merah
47 Kehilangan
48 Makan Malam
49 Obat Tidur
50 Gempa
51 Ketemu Kembali
52 Menikahlah dengan ku
53 Operasi
54 Sepasang Sepatu
55 Kebenaran
56 Istriku adalah malaikat
57 Gila
58 Kebencian
59 Shock?
60 Menikah?
61 Dua Kepribadian
62 Ijinkan aku menjadi bapaknya
63 3 tahun kemudian
64 Egois
65 Menyusul ke Indonesia
66 Ke rumah Ayu
67 Ketakutan
68 Sekilas Melihatnya
69 Berbohong
70 Kecelakaan
71 Takdir Tuhan
72 Kembali Sadar
73 Apakah kamu tidak memikirkan ku?
74 Rumah Baru
75 Bukalah Hatimu
76 Tanpa Sengaja
77 Kecelakaan
78 Ketakutan Yang Menghantui
79 Efek Hujan
80 Makan Bersama
81 Mantan Mama Mertua
82 Kesamaan
83 Janji
84 Janji 2
85 Gelang Tangan
86 Akhir Perdebatan
87 Berbeda
88 Salju
89 Di culik
90 Ketemu
91 Bicara Serius
92 Ke Rumah
93 Cucu Baru
94 Iya,
95 Menikah Kembali
96 Campur Aduk
97 Menghukum Diri
98 Memulai hal baru
99 Dia Anakku?
Episodes

Updated 99 Episodes

1
prolog
2
Menikah
3
serba pertama
4
Ospek
5
Ospek 2
6
Kewajiban
7
Kembali Belajar
8
kembali bertemu
9
Peringatan Papa
10
Bukankah aku disini?
11
Lebih dekat
12
hari minggu
13
Dies Natalis
14
Dies Natalis 2
15
Yang direncanakan
16
Tertembak
17
camping
18
Camping 2
19
Dia adalah istriku
20
minta cerai
21
Rumah sakit
22
Bukankah kamu terlalu tamak?
23
rumah baru
24
mencoba
25
Telur balado
26
Restoran
27
Bimbang
28
Maaf
29
Pasar malam
30
Pasar malam 2
31
Kita ingin cucu
32
Ombak
33
Terimakasih
34
Lebih dari Mawar
35
Kakak
36
Pengalihan jabatan
37
Dekat atau Jauh?
38
Trauma
39
Keras Kepala
40
Kematian
41
Dia bukan Ayahmu
42
Wanita murahan
43
Pergi
44
Aku mencintainya
45
Dokter
46
Dua garis merah
47
Kehilangan
48
Makan Malam
49
Obat Tidur
50
Gempa
51
Ketemu Kembali
52
Menikahlah dengan ku
53
Operasi
54
Sepasang Sepatu
55
Kebenaran
56
Istriku adalah malaikat
57
Gila
58
Kebencian
59
Shock?
60
Menikah?
61
Dua Kepribadian
62
Ijinkan aku menjadi bapaknya
63
3 tahun kemudian
64
Egois
65
Menyusul ke Indonesia
66
Ke rumah Ayu
67
Ketakutan
68
Sekilas Melihatnya
69
Berbohong
70
Kecelakaan
71
Takdir Tuhan
72
Kembali Sadar
73
Apakah kamu tidak memikirkan ku?
74
Rumah Baru
75
Bukalah Hatimu
76
Tanpa Sengaja
77
Kecelakaan
78
Ketakutan Yang Menghantui
79
Efek Hujan
80
Makan Bersama
81
Mantan Mama Mertua
82
Kesamaan
83
Janji
84
Janji 2
85
Gelang Tangan
86
Akhir Perdebatan
87
Berbeda
88
Salju
89
Di culik
90
Ketemu
91
Bicara Serius
92
Ke Rumah
93
Cucu Baru
94
Iya,
95
Menikah Kembali
96
Campur Aduk
97
Menghukum Diri
98
Memulai hal baru
99
Dia Anakku?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!