..."pertanyaan akan muncul ketika mendengar kata yang tak lazim untuk didengar. "...
...Arman Sanjaya...
Arman membelokkan mobilnya dihalaman masjid karena mendengar suara adzan ashar berkumandang. Meskipun belum menerima kenyataan bahwa ia telah menikah dengan Rika tetapi Arman adalah muslim yang taat kepada agamanya
"Ayo sholat". Ajak Arman
Rika pun menuruti permintaan Arman karena bagi Rika pun sholat bukan sebagai kewajiban melainkan sebagai kebutuhan.
Ketika imam mengucapkan takbir
" Allahuakbar "
Deg!
Rika merasa saat ini yang menjadi imam adalah Arman suaminya. Memang Rika jarang mendengar Arman berbicara atau pun tidak pernah menjadi imam nya saat sholat, tapi setidaknya Rika biasa mendengar Arman mengucapkan takbir ketika sholat tahajjud.
Setiap pagi sebelum sholat subuh berjamaah di masjid Arman biasanya sholat tahajjud terlebih dahulu di kamar dan Rika pun sama melaksanakan sholat tahajjud hanya saja bukan sebagai imam dan makmum.
"Lupakanlah Rika fokus sholat. " Kata Rika menyadarkan dirinya sendiri.
"Bolehkah aku mengatakan sesuatu? " Tanya Rika ke Arman yang saat ini duduk bersebelahan di taman masjid setelah selesai sholat.
"Iya."
"Aku ingin mengajar anak-anak jalanan seperti dahulu. " Kata Rika dengan gugup
"Lakukan saja. Bukankah aku sudah pernah mengatakan bahwa kamu boleh melakukan apa yang kamu mau dan sebaliknya. " Jawab Arman dengan wajah datarnya
"Terimakasih atas ijinnya. Dan kalau begitu besok kita tidak usah pulang bersama lagi. " Ucap Rika
"Kak bunganya kak. " Seorang anak kecil mencoba menawarkan bunganya ke Arman
"Kak Rika? ". Anak kecil membawa bunga melihat Rika yang duduk di sebelah Arman dan memanggilnya
" Yogi? " Balas Rika fokus ke anak kecil tadi
"Iya kak aku Yogi. Sedang apa kakak disini? "
"Aku baru selesai sholat Yogi. "
"Kakak bersama siapa? Bukannya kakak pacarnya kak Dimas ya? Kenapa dengan laki-laki lain kak. Kak Dimas nya kemana kak? Tanya Yogi melihat Rika dan Arman bergantian
Pertanyaan polos anak kecil itu membuat Rika bingung harus jawab apa
"Yogi tolong bantu kakak ya untuk memberitahu teman-teman yang lainnya bahwa besok kita mulai belajar lagi ditempat biasa ya. " Ucap Rika mencoba mengalihkan pertanyaan Yogi
"Beneran ini kak? ".
" Iya. ''
"Ya sudah kalau begitu aku pamit dulu ya kak untuk memberitahu teman-teman yang lainnya. " Yogi pun meninggalkan Rika dan Arman.
"Hati-hati". Teriak Rika
"Siapa Dimas? Apakah dia mantan pacar Rika? Mengapa anak tadi mengenal Dimas. Apakah mereka mengajar bersama? " Batin Arman yang dipenuhi dengan banyak pertanyaannya hanya saja tidak mampu bertanya kepada Rika.
***
Rumah Sanjaya
"Assalamu'alaikum". Ucap Rika dengan mengecup tangan Sinta
" Wa'alaikumsalam sayang. Kok baru pulang dari mana saja? ".
"Mampir di masjid dulu ma sebelum pulang." Jawab Arman
"Ya sudah kalian mandi dulu. Eh tapi jangan lama-lama ya ada yang mau diomongin. "
"Iya ma. "
Selesai mandi Rika dan Arman menuju ke ruang tengah untuk menemui Sanjaya dan Sinta yang sudah duduk di sofa dengan menonton televisi
"Ada apa ma? " Tanya Arman
"Sini duduk dulu. " Sinta menepuk sofa di sebelahnya sehingga Arman dan Rika dihimpit oleh Sanjaya dan Sinta saat ini.
"Arman saat ini kamu sudah memiliki istri jadi kami berharap kamu memiliki rasa tanggungjawab atas istrimu."
"Karena itu papa mau kamu untuk mulai mencari pekerjaan untuk menafkahi istrimu. " Lanjut Sanjaya tanpa basa-basi
"Mencari pekerjaan? " Arman bingung dengan perkataan papanya yang tiba-tiba minta dia mencari pekerjaan padahal papanya punya perusahaan besar mengapa harus mencari pekerjaan bukankah dia bisa mengambil salah satu posisi di perusahaan papanya.
"Iya kamu harus mencari pekerjaan.karena sebagai seorang suami mempunyai tanggungjawab menafkahi lahir batin untuk istrinya." Tegas Sanjaya
"Tapi pa apakah tidak ada posisi kosong di perusahaan papa? " Tanya Arman bimbang
"Sepertinya ada".
" Apa pa? . " tanya Arman antusias
"Jadi OB. Kamu mau? Jika mau datanglah ke kantor besok selesai kuliah. "
"Apa pa? ". Jawab Arman kaget dengan perkataan papanya
" Ya , jika kamu tidak mau ya cari pekerjaan lain lah. " Balas Sanjaya enteng.
Sebagai seorang muslim yang taat Arman tahu betul mengenai tanggungjawab sebagai seorang suami tapi dengan bekerja menjadi OB di perusahaan papanya bukanlah ide yang baik menurutnya.
"ada apa dengan diriku? "
Arman Sanjaya
Saat ini perasaan Arman sedang bimbang karena permintaan papanya agar mencari pekerjaan sedangkan dirinya belum pernah bekerja sama sekali.
"OB? Apakah harus aku terima saja tawaran papa? " Batin Arman yang masih bergulat dengan pikirannya
"Bolehkah saya bekerja di luar? " Tanya Rika yang melihat Arman gelisah
"Apa maksud mu? "
"Jika diijinkan aku bisa bekerja di luar setelah selesai kuliah. "
"Papa hanya memintaku bukan kamu jadi jangan membuat aku malu seperti seorang suami yang tidak bisa menafkahi istrinya. Papa hanya meminta pertanggungjawaban bukan karena papa tidak mampu membiayai kita. "
"Lalu apakah kamu mau menerima pekerjaan dari papa? " Tanya Rika yang saat ini duduk di ranjangnya dengan membaca buku sedangkan Arman membaringkan tubuhnya di sofa.
"Aku masih bingung saat ini karena aku juga tidak pernah bekerja sebelumnya. "
"Mungkin kamu bisa menunjukkan kelebihan mu untuk mendapatkan uang. "
"Aku bahkan tidak memiliki kelebihan" Jawab Arman dalam hati.
****
"Bagaimana Arman, apakah kamu akan ke kantor nanti? " Sanjaya bertanya kepada Arman dengan menyendok nasi di depannya.
"Maaf pa, Arman tidak bisa menjadi OB di kantor papa . "
"Lalu kamu mau kerja dimana? "
"Beri aku waktu untuk memikirkannya pa. "
"Aku harap kamu tidak membuang-buang waktumu hanya untuk berpikir. "
"Iya Pa. "
"Pa ma nanti aku setelah kuliah akan mengajar anak-anak jalanan untuk itu aku minta ijin pulang terlambat. " Ucap Rika
"Lalu bagaimana tanggapan Arman untuk itu? " Tanya Sinta
"Aku setuju ma asal itu untuk kebaikan. " Jawab Arman
"Ya jika Arman sudah setuju kami juga setuju karena sekarang kamu adalah tanggungjawab Arman jadi persetujuan Arman lah yang penting untuk mu. Lagi pula semua yang akan kamu lakukan juga untuk kebaikan." Ucap Sanjaya.
"Aku bahagia sekali punya menantu seperti kamu. " Kata Sinta dengan mencubit pipi Rika
"Ya sudah pa ma kita berangkat dulu. " Pamit Arman dengan mencium tangan Sanjaya dan
Sinta yang diikuti oleh Rika.
****
Di Kampus
Waktu OSPEK masih berlangsung saat ini meskipun sekarang jam untuk istirahat.Saat jam makan siang tiba, tak jarang para senior menyuruh peserta OSPEK untuk makan siang bersama dengan alasan mempererat keakraban. Namun, momen makan siang akrab itu tak lantas bebas dari beberapa aturan yang dibuat para senior. Seperti waktu makan yang dibatasi (hanya lima menit), duduk bersila dan tegak saat memasukan makanan ke mulut, tak boleh bersuara, dan tak boleh ada makanan yang tersisa.
"Semuanya harus habis dalam waktu lima menit". Himbauan Mita ke peserta OSPEK
" Iya kak. "
"Mulai."
"Stop." Ucap Mita
"Sekarang aku meminta kalian untuk berdiri bagi makanannya tidak habis. " Lanjut Mita lagi
"Arman makananmu belum habis ? " Tanya Mita dengan suara berbisik tapi Rika mendengar suara Mita dengan samar-samar karena saat ini Arman berada di sebelah Rika hanya saja saat ini Arman berdiri karena makanan di depannya tidak habis. Sebenarnya bukan makanan Arman melainkan makanan Rika yang tidak habis. Saat itu Rika pun kaget ketika Arman menggeser wadahnya yang kosong dan menggantinya dengan wadah Rika yang masih ada isinya.
"Baiklah bagi yang wadahnya masih ada sisa makanan akan mendapatkan hukuman. " Ucap Rasya
"Yang pertama jawab pertanyaan ku dengan jujur. Apakah kamu sedang jatuh cinta dengan salah satu diantara mahasiswa disini? " Lanjut Rasya
"Tidak." Jawab Arman.
Rasya menanyakan hal tersebut karena melihat Arman menganti wadahnya yang kosong dengan wadah Rika yang masih ada makanannya. Sehingga membuat Rasya penasaran terlebih melihat Rika yang pulang bersama, tapi dengan jawaban Arman yang mengatakan tidak membuat dirinya tersenyum.
"Yang kedua kamu akan membersihkan semua toilet yang ada di kampus dan yang terakhir aku minta kamu akan menampilkan kelebihan mu di acara malam keakraban sabtu malam nanti. " Lanjut Rasya dengan melihat
****
"Teman kita ternyata sudah lemah bro padahal belum punya istri. " kata Rian dengan tertawa meledek melihat Arman membersihkan toilet
"jangan bilang kalau lo sekarang sedang jatuh cinta. makanya kamu tidak bisa menghabiskan makananmu. " balas Bagas masih dengan tertawanya.
"Dengan siapa kamu jatuh cinta hah?. " tanya Rian sok penasaran
"kenapa hanya menertawakan ku sini bantu aku jika masih doyan coklat. " balas Arman seolah sedang mengancam.
"maaf ya bro kita ada janji dengan senior tadi." ucap Rian dengan menggandeng tangan Bagas untuk menghindari Arman.
"ada apa dengan diriku?" batin Arman disela membersihkan toilet
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments