Dies Natalis

..."Sepintar- pintarnya kita menyimpan bangkai pasti akan tercium juga. "...

...Rika Putri Wijaya...

Suasana kampus di lapangan basket sangat ramai saat ini, karena akan ada pertandingan basket. Pertandingan terjadi antara tim Arman dan tim Rasya untuk memperingati dies natalis kampus.

"Ayu kita duduk di sini saja supaya bisa melihat Arman lebih jelas. " Dita menarik Ayu dan diikuti oleh Rika.

"Terserah kamu. "

"Arman.... " Mita berteriak ketika tim Arman memasuki lapangan.

"Alay banget sih. " Dita menyindir Mita yang duduk di sebelahnya.

"Heh kalau iri bilang. " Mita yang merasa tersindir mendorong pundak Dita dengan emosi.

"Iri sama lo? Gak level banget. " Dita membalas Mita dengan melakukan hal yang sama ke Mita.

"Berani ya sama gue. " Dengan suara berteriak ke Dita.

"Ngapain gue harus takut sama lo? ".

" Lo suka kan sama Arman? Tapi jangan harap Arman mau sama lo. " Mita memancing emosi Dita dengan mendorong jari telunjuknya ke jidat Dita.

"Kamu ya... " Dita menahan emosinya karena Ayu berada di tengah-tengah antara dia dan Mita

"Mau nonton atau pulang? ". Ayu mencoba melerai pertikaian karena melihat Dita yang sudah naik pitam. Dan sekarang mereka pun menonton dengan Dita berada di tengah-tengah Rika dan Ayu.

Suara riuh dari penonton menandakan bahwa saat ini pertandingan sedang panas-panasnya. Poin demi poin didapatkan tim Arman saat ini.

" Apa hubungan mu dengan Rika sebenarnya? " Rasya mendribel bola dengan berbisik ke Arman. Sedangkan Arman hanya fokus dengan pantulan bola yang dibawa Rasya yang ingin melewatinya namun semua itu digagalkan oleh Arman.

"Sial." Rasya mengumpat melihat Arman merebut bolanya.

Rasya dan Arman dulunya adalah teman baik karena papa mereka adalah rekan bisnis. Namun, mereka sempat bersitegang karena mereka mencintai orang yang sama yaitu anak Atmadja yang juga rekan bisnis dari papa mereka. Tapi Rasya lebih merelakan Dinda karena dia melihat Dinda juga mencintai Arman meski tak mengucapkannya.

"Lihatlah apa yang akan aku lakukan. " Gumam Rasya.

Rasya sudah tidak memedulikan permainan basket, saat ini dia hanya fokus dengan pergerakan Arman yang akan memasukkan bola dengan melompat.

Brukk

Tubuh Arman jatuh tersungkur karena mendapatkan dorongan dari Rasya.

"Mas Arman... " Rika berteriak melihat Arman jatuh namun suaranya tidak begitu jelas karena semua yang menonton juga berteriak.

"Mas Arman? ". Tanya Dita yang saat ini berada di sampingnya. Meskipun Dita juga berteriak namun dia masih bisa mendengar apa yang diteriakkan Rika.

" A-a-apa? " Rika gugup mendapat pertanyaan dari Dita.

"Apa yang aku dengar tidak salah kan? Kamu berteriak memanggil Arman dengan sebutan mas. " Dita seolah sedang menghakimi Rika saat ini.

"A-aku ha-nya kaget mendengar semuanya berteriak. " Rika benar-benar memaki dirinya dalam hati karena kecerobohannya.

"Aku ke mushola dulu dit. " Rika harus menghindari Dita saat ini karena Dita sangat mencurigainya .

Rika memandang ke semua tempat di kampus yang sangat sepi karena semuanya sedang menonton pertandingan basket. Rika melaksanakan sholat. Karena Rika menjadikan sholat sebagai kebutuhan bukan sebagai kewajiban.

Arman dan Rika berpapasan di pintu keluar mushola.

"Ayo kita pulang. " Arman melangkahkan kakinya dengan pincang karena jatuh saat pertandingan. Rika yang melihat hal tersebut tiba-tiba melingkarkan tangannya memeluk Arman untuk membantunya berjalan.

Dari sudut lain Rasya melihat adegan tersebut dengan mengepalkan tangannya.

"Aku akan segera mengetahui yang sebenarnya " Gumam Rasya.

Mobil Arman melenggang meninggalkan kampus dengan kecepatan sedang. Sedangkan mobil yang berada di belakangnya mengikuti kemana mobil Arman berjalan hingga sampai berakhir di sebuah rumah elit berdesain klasik. Lagi-lagi Rika merangkul tubuh Arman yang sedang sakit sampai memasuki rumah tersebut.

Tok...tok..tok

"Rasya? ". Sinta yang membuka pintu rumahnya melihat Rasya. Sinta sangat mengenal Rasya karena dia adalah anak dari Soebroto teman bisnis Sanjaya dan juga teman anaknya.

" Halo tante. " Rasya mencium tangan Sinta

"Ayo masuk . Sepertinya sudah lama tante tidak melihatmu. " Sinta mengarahkan Rasya untuk duduk di ruang tamu.

"Iya tante. Rasya tidak ada waktu untuk berkunjung. "

"lalu ada perlu apa sehingga kamu bisa meluangkan waktumu untuk berkunjung? "Sinta mencoba menggoda Rasya.

" Tadi saat pertandingan basket aku tidak sengaja mendorong Arman hingga dia jatuh. Tapi, aku belum sempat meminta maaf jadi aku putuskan kesini untuk meminta maaf. " Ucap Rasya berbohong

"Oh.. Iya tadi Arman baru pulang dan kakinya pincang. "

"Aku minta maaf untuk itu tante. " Rasya berusaha menunjukkan ekspresi penyesalan

.

"Arman sedang berada di kamar saat ini. " Sinta mengantar Rasya ke kamar Arman tapi malah melihat Rika yang baru menutup kamar tersebut.

"Kak Rasya? ". Gumam Rika dalam hati karena melihat Rasya dan mertuanya berada di depannya.

" Rika gimana keadaan Arman? ". Tanya Sinta yang melihat Rika.

" Eh.. Ini Rika baru mau ambil obat ma. "

"Rika kenalin ini Rasya temannya Arman waktu kecil dan juga sekaligus anak dari Soebroto teman bisnis papa . Dan Rasya ini adalah Rika menantu tante, istri dari Arman. " Penjelasan Sinta saat ini memperjelas semua pertanyaan Rasya selama ini. Tanpa pamit Rasya meninggalkan rumah Sanjaya yang berasa seperti di neraka baginya.

"Arman sekali lagi kamu mengambil apa yang aku inginkan. " Rasya berteriak dengan memukuli stir mobilnya.

Rika menceritakan semua kejadian tadi ke Arman.

"mas, kak Rasya tadi kesini dan mama memberitahu ke kak Rasya bahwa aku adalah istri mas Arman. " Rika mengolesi obat merah di lutut Arman yang terluka.

"mungkin sudah saatnya dia tahu semuanya. " jawab Arman dengan menahan perih akibat olesan Rika.

"nanti mas Arman akan datang ke kampus? "Rika yang selesai mengobati luka Arman kini ikut duduk di samping Arman.

" sepertinya kakiku akan sembuh, jadi aku akan datang ke pestanya. "

"mas makanlah". Rika menyodorkan nasi goreng ke Arman.

" kamu sudah makan? ".

" aku akan makan dibawah nanti. "

"maukah kamu makan bersamaku? "

"baiklah aku akan ambil makananku dulu mas. "

"tidak usah ini saja kita makan berdua. " Arman mengarahkan sendok berisi nasi ke mulut Rika. Rika menerima suapan demi suapan dari Arman dengan mata berkaca-kaca seolah menggambarkan kebahagiaan yang ia dapat saat ini.

Episodes
1 prolog
2 Menikah
3 serba pertama
4 Ospek
5 Ospek 2
6 Kewajiban
7 Kembali Belajar
8 kembali bertemu
9 Peringatan Papa
10 Bukankah aku disini?
11 Lebih dekat
12 hari minggu
13 Dies Natalis
14 Dies Natalis 2
15 Yang direncanakan
16 Tertembak
17 camping
18 Camping 2
19 Dia adalah istriku
20 minta cerai
21 Rumah sakit
22 Bukankah kamu terlalu tamak?
23 rumah baru
24 mencoba
25 Telur balado
26 Restoran
27 Bimbang
28 Maaf
29 Pasar malam
30 Pasar malam 2
31 Kita ingin cucu
32 Ombak
33 Terimakasih
34 Lebih dari Mawar
35 Kakak
36 Pengalihan jabatan
37 Dekat atau Jauh?
38 Trauma
39 Keras Kepala
40 Kematian
41 Dia bukan Ayahmu
42 Wanita murahan
43 Pergi
44 Aku mencintainya
45 Dokter
46 Dua garis merah
47 Kehilangan
48 Makan Malam
49 Obat Tidur
50 Gempa
51 Ketemu Kembali
52 Menikahlah dengan ku
53 Operasi
54 Sepasang Sepatu
55 Kebenaran
56 Istriku adalah malaikat
57 Gila
58 Kebencian
59 Shock?
60 Menikah?
61 Dua Kepribadian
62 Ijinkan aku menjadi bapaknya
63 3 tahun kemudian
64 Egois
65 Menyusul ke Indonesia
66 Ke rumah Ayu
67 Ketakutan
68 Sekilas Melihatnya
69 Berbohong
70 Kecelakaan
71 Takdir Tuhan
72 Kembali Sadar
73 Apakah kamu tidak memikirkan ku?
74 Rumah Baru
75 Bukalah Hatimu
76 Tanpa Sengaja
77 Kecelakaan
78 Ketakutan Yang Menghantui
79 Efek Hujan
80 Makan Bersama
81 Mantan Mama Mertua
82 Kesamaan
83 Janji
84 Janji 2
85 Gelang Tangan
86 Akhir Perdebatan
87 Berbeda
88 Salju
89 Di culik
90 Ketemu
91 Bicara Serius
92 Ke Rumah
93 Cucu Baru
94 Iya,
95 Menikah Kembali
96 Campur Aduk
97 Menghukum Diri
98 Memulai hal baru
99 Dia Anakku?
Episodes

Updated 99 Episodes

1
prolog
2
Menikah
3
serba pertama
4
Ospek
5
Ospek 2
6
Kewajiban
7
Kembali Belajar
8
kembali bertemu
9
Peringatan Papa
10
Bukankah aku disini?
11
Lebih dekat
12
hari minggu
13
Dies Natalis
14
Dies Natalis 2
15
Yang direncanakan
16
Tertembak
17
camping
18
Camping 2
19
Dia adalah istriku
20
minta cerai
21
Rumah sakit
22
Bukankah kamu terlalu tamak?
23
rumah baru
24
mencoba
25
Telur balado
26
Restoran
27
Bimbang
28
Maaf
29
Pasar malam
30
Pasar malam 2
31
Kita ingin cucu
32
Ombak
33
Terimakasih
34
Lebih dari Mawar
35
Kakak
36
Pengalihan jabatan
37
Dekat atau Jauh?
38
Trauma
39
Keras Kepala
40
Kematian
41
Dia bukan Ayahmu
42
Wanita murahan
43
Pergi
44
Aku mencintainya
45
Dokter
46
Dua garis merah
47
Kehilangan
48
Makan Malam
49
Obat Tidur
50
Gempa
51
Ketemu Kembali
52
Menikahlah dengan ku
53
Operasi
54
Sepasang Sepatu
55
Kebenaran
56
Istriku adalah malaikat
57
Gila
58
Kebencian
59
Shock?
60
Menikah?
61
Dua Kepribadian
62
Ijinkan aku menjadi bapaknya
63
3 tahun kemudian
64
Egois
65
Menyusul ke Indonesia
66
Ke rumah Ayu
67
Ketakutan
68
Sekilas Melihatnya
69
Berbohong
70
Kecelakaan
71
Takdir Tuhan
72
Kembali Sadar
73
Apakah kamu tidak memikirkan ku?
74
Rumah Baru
75
Bukalah Hatimu
76
Tanpa Sengaja
77
Kecelakaan
78
Ketakutan Yang Menghantui
79
Efek Hujan
80
Makan Bersama
81
Mantan Mama Mertua
82
Kesamaan
83
Janji
84
Janji 2
85
Gelang Tangan
86
Akhir Perdebatan
87
Berbeda
88
Salju
89
Di culik
90
Ketemu
91
Bicara Serius
92
Ke Rumah
93
Cucu Baru
94
Iya,
95
Menikah Kembali
96
Campur Aduk
97
Menghukum Diri
98
Memulai hal baru
99
Dia Anakku?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!