Gaji pertama Dinda.
Hari demi hari Dinda bekerja tanpa mengenal lelah. Semangat selalu dalam bekerja meskipun seminggu masuk pagi Dinda lembur kerja pulang jam 8 malam. Saat giliran shift 1, atau tepatnya masuk pagi Dinda kerja lembur. Berangkat pagi masuk jam 7 pagi selesai kerja jam 8 malam. Yang seharusnya pulang jam 4 sore, karena lembur 4 jam Dinda pulang jam 8.
Namun ketika masuk sore, tidak ada tambahan jam kerja. Karena masuk jam 4 sore, pulang jam 12 malam. Kerja di PT. MMI, meskipun pabriknya kecil, tetapi gaji standart UMR. Jam kerja lembur berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Karyawan tidak banyak, namun di bagi dua shift karena line tempat kerjanya terbatas. Hanya ada beberapa line saja. Saat itu produksi sedang naik sehingga pabrik menambah karyawan dan di bagi menjadi 2 shift.
Dinda sangat senang dan menikmati hari-hari bekerja di PT. MMI. Supervisor dan leader, yang sebagai atasan bagian produksi orangnya juga baik. Karyawan juga saling mengenal baik satu sama lain, sehingga mereka bekerja di pabrik tersebut dengan nyaman.
Meskipun baru pertama kali bekerja di pabrik, karena pekerjaan tidak terlalu sulit, Dinda cepat bisa dan menyesuaikan target yang harus di capai. Jika masuk pagi hari, Dinda mendapat makan siang karena pabrik tempatnya bekerja sudah menyediakannya. Begitu juga pada saat masuk sore, Dinda mendapat makan malam juga.
Dinda tidak merasa kesulitan dalam menjalani pekerjaan dan bergaul dengan temannya di pabrik. Hari terus berjalan berganti Minggu, tak terasa sudah dua minggu. Saatnya mendapatkan gaji pertama. Kebetulan masuk pagi, karyawan dari line 1 di panggil 2 orang untuk mengambil gaji. Mereka bergiliran, masuk ke ruang HRD. Begitu juga dengan Dinda yang mendapat giliran masuk ke ruang HRD untuk mengambil gaji. Saat itu gaji dibayar masih tunai, mereka yang mengambil gaji diharapkan menghitungnya kembali agar tidak terjadi kesalahan.
Berhubung tutup buku pabrik Minggu kemarin, gaji yang diterima oleh Dinda hanya 1 minggu saja. Bersyukur Dinda memperoleh gaji untuk menyambung hidup di Cikarang. Untuk makan dan ongkos berangkat pulang kerja, dan untuk kebutuhan lainnya yang mungkin sampai gajian bulan depan entah cukup atau tidak. Tapi Dinda berusaha uang tersebut cukup sampai gajian bulan depan, karena uang yang dari orangtuanya juga masih ada.
Tak terasa waktu cepat berlalu sudah satu bulan Dinda kerja di pabrik di Cikarang. Satu bulan itu Dinda mengenal teman-temannya yang satu line dan line lainnya. Bahkan lawan shift yang bertemu pada saat pergantian shift pun ada beberapa orang yang Dinda kenal. Baru satu bulan Dinda bekerja, terdengar kabar yang kurang pantas di kalangan karyawan pabrik. Terdengar berita bahwa ada salah satu karyawan kontrak yang menjalin hubungan dengan supervisor. Seperti tidak percaya, Dinda berusaha untuk tidak mendengarkan gosip di pabrik karena ia hanya ingin bekerja.
Hari terus berjalan, kabar bahwa salah seorang karyawan kontrak berhubungan dengan supervisor kian makin merebak. Menurut karyawan lama atau tetap saat berbicara di antara karyawan lainnya, memang supervisor bagian produksi orangnya seperti itu. Bila ada karyawan baru atau kontrak yang baru masuk dan orangnya cantik, montok, bahenol, berisi, padat, pokoknya super komplit, pasti akan diincar sampai dapat. Meskipun supervisor itu sudah beristri dan punya anak.
Karyawan yang digosipkan menjalin hubungan dengan supervisor sepertinya tidak menyadari, bahwa hubungannya dengan supervisor sedang diperbincangkan oleh semua karyawan di pabrik. Entah dia tidak menjalin hubungan dengan supervisor hanya sekedar gosip, oleh karena itu dia tidak menanggapinya. Atau memang dia cuek dengan berita yang terdengar di lingkungan pabrik.
*
"Dinda kamu tahu Nani yang di gosipkan ada hubungan dengan pak Marno?, itu yang orangnya tinggi, putih, cantik, montok, dan bahenol". Tanya mba Retno salah satu teman kerja Dinda.
"Tahu mba, pernah lihat, dia tesnya kan bareng sama Aku. Ia orangnya cantik, tapi masa iya mba, dia mau sih sama pak Marno kaya ga ada cowo lain saja". Jawab Dinda di sela-sela istirahat dan mengobrol dengan teman kerja yang lain.
"Aku kira kamu tidak tahu, secara ya dia lawan shift dengan kita. Pantesan ya pak Marno maunya shiftnya dia terus, ada ceweknya sih". Ucap mba Retno.
"Kalau itu sih Aku ga tahu mba, udah ah jangan gosip, dosa kalau ga benar, walaupun benar juga tapi jangan diomongin juga mba. Ga enak sama yang lain takutnya nanti ada yang dengar terus diaduin lagi sama pak Marno". Ucap Dinda menyaut pembicaraan mba Retno.
"Eeh lagi gosipin si Nani ya ikutan ah, gimana ceritanya?, beneran ga sih itu bocah mau sama pak Marno. Lagian pak Marno nya saja tuh kegatelan ga bisa lihat barang montok dan bohay langsung aja diincar". Ucap Wati ikutan nimbrung ngobrol.
"Ni bocah datang ga diundang langsung nrocos aja, lihat-lihat kalau mo ngomong. Tuh mulut ya, belum di kasih cabe setan sih jadi kaya gitu". Ucap mba Retno.
"Lha gimana kalau udah makan cabe setan mba, belum makan saja udah nrocos gitu, dah ah takut ada yang dengar laporin lagi sama pak Marno. Tuh yang carmuk ada di depan sana, dilihatin terus tuh". Ucap Dinda lalu terbangun dari duduknya merasa sedang diperhatikan oleh temannya yang suka carmuk sama pak Marno.
"Iya ah sudah mau masuk juga, entar besok lagi ngobrolnya". Ucap mba Retno menyudahi obrolannya.
Lima menit sebelum bekerja, semua karyawan sudah berada di tempat kerjanya masing-masing bersiap untuk bekerja kembali. Suasana yang tadinya nyaman kini mulai terganggu dengan pemberitaan gosip tentang salah seorang karyawan. Dimana karyawan tersebut telah menjalin hubungan dengan pak Marno.
Jika tidak ada yang melihat mereka berjalan bahkan berboncengan berdua, mungkin tidak ada berita tersebut. Namun sayangnya ada beberapa karyawan yang pernah memergoki pak Marno dan Nani jalan berboncengan berdua entah ke mana.
Di luar dugaan ternyata sebenarnya mereka berdua sendiri telah mendengar berita tersebut. Seperti pepatah yang mengatakan anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Mereka berdua baik pak Marno dan Nani tidak menghiraukan berita tersebut. Mereka cuek dan tetap melanjutkan hubungannya. Entah kenapa Nani mau jalan dan menjalin hubungan dengan pak Marno.
*
Di kontrakan, Dinda terkadang memikirkan apa yang terjadi akhir-akhir ini di pabrik. Sebenarnya dia tidak mau ambil pusing, toh bukan dia yang menjalin hubungan dan bukan teman satu line juga. Tapi ada rasa yang mengganjal dalam hati Dinda dan Dinda sendiri belum bisa memastikannya.
Apakah Nani melakukannya karena takut, karena pak Marno adalah atasan di pabrik dan jabatannya adalah supervisor. Ataukah ada hal yang lain sehingga Nani mau berhubungan dengan pak Marno. Apapun alasannya itu tetap tidak dibenarkan, bagaimanapun juga pak Marno telah beristri dan punya anak. Hubungan Nina jika benar terjadi berati itu adalah hubungan perselingkuhan. Namun tidak ada seorangpun yang bercerita di pabrik tentang Nina yang tidak boleh melanjutkan hubungannya dengan pak Marno, bahkan teman satu kontrakannya sekalipun.
Teman satu kontrakan Nina yang juga bekerja di pabrik MMI, dan temannya itu satu shift dengan Dinda. Bahkan tidak sekalipun berbicara tentang Nina. Kalaupun ditanya dia memilih menjawab tidak tahu dan ga mau cerita takut nantinya salah bicara. Dan hanya bilang kalau cinta itu buta, tidak pandang siapa, yang penting saling suka, dan bisa senang atau bahagia. Tidak perduli cinta itu di atas penderitaan orang lain yang penting dirinya sendiri bahagia.
Sungguh di luar dugaan kalau memang pak Marno dan Nina benar-benar berhubungan sebagai kekasih. Bagaimana perasaan istri pak Marno jika tahu, apakah mereka tidak memperdulikannya. Ternyata benar yang diucapkan teman satu kontrakan Nina bahwa cinta itu buta.
Ada yang bilang selingkuh itu indah, tapi tetap saja berdosa bagi yang sudah mempunyai pasangan, iya ga sih Reader. Setuju dong apa yang di bilang Author barusan. Memang cinta ya cinta tapi kan ga begitu juga, masa iya mau sama om om yang sudah punya istri, secara umurnya berbeda jauh.
Apa karena dia adalah atasan makanya mau, atau uangnya banyak suka ditraktir kemana-mana dibayarin, itu bohong ada maunya tuh iya ga sih. Yang begitu biasanya adalah lelaki hidung belang yang sukanya cuma sekedar bersenang-senang saja. Eh betul ga sih yang tadi barusan di omongin. Ya kalau ada pendapat yang lainnya silahkan Author ga apa-apa, itu kan hanya pandangan saja.
Cukup di sini dulu yah untuk episode kali ini. Maaf up nya terlambat untuk beberapa hari ini Author tidak bisa menulis karyanya karena kondisi yang tidak memungkinkan Author untuk menulis karyanya. Like, vote, dan komentarnya tetap ditunggu. Terimakasih buat semua para pembaca yang sudah membaca karyaku ini. Salam sehat untuk semuanya dan tetap semangat. Jumpa lagi di episode berikutnya.🙏🙏💪💪😊😊🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments