Episode 20

Gaji pertama Dinda.

Hari demi hari Dinda bekerja tanpa mengenal lelah. Semangat selalu dalam bekerja meskipun seminggu masuk pagi Dinda lembur kerja pulang jam 8 malam. Saat giliran shift 1, atau tepatnya masuk pagi Dinda kerja lembur. Berangkat pagi masuk jam 7 pagi selesai kerja jam 8 malam. Yang seharusnya pulang jam 4 sore, karena lembur 4 jam Dinda pulang jam 8.

Namun ketika masuk sore, tidak ada tambahan jam kerja. Karena masuk jam 4 sore, pulang jam 12 malam. Kerja di PT. MMI, meskipun pabriknya kecil, tetapi gaji standart UMR. Jam kerja lembur berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Karyawan tidak banyak, namun di bagi dua shift karena line tempat kerjanya terbatas. Hanya ada beberapa line saja. Saat itu produksi sedang naik sehingga pabrik menambah karyawan dan di bagi menjadi 2 shift.

Dinda sangat senang dan menikmati hari-hari bekerja di PT. MMI. Supervisor dan leader, yang sebagai atasan bagian produksi orangnya juga baik. Karyawan juga saling mengenal baik satu sama lain, sehingga mereka bekerja di pabrik tersebut dengan nyaman.

Meskipun baru pertama kali bekerja di pabrik, karena pekerjaan tidak terlalu sulit, Dinda cepat bisa dan menyesuaikan target yang harus di capai. Jika masuk pagi hari, Dinda mendapat makan siang karena pabrik tempatnya bekerja sudah menyediakannya. Begitu juga pada saat masuk sore, Dinda mendapat makan malam juga.

Dinda tidak merasa kesulitan dalam menjalani pekerjaan dan bergaul dengan temannya di pabrik. Hari terus berjalan berganti Minggu, tak terasa sudah dua minggu. Saatnya mendapatkan gaji pertama. Kebetulan masuk pagi, karyawan dari line 1 di panggil 2 orang untuk mengambil gaji. Mereka bergiliran, masuk ke ruang HRD. Begitu juga dengan Dinda yang mendapat giliran masuk ke ruang HRD untuk mengambil gaji. Saat itu gaji dibayar masih tunai, mereka yang mengambil gaji diharapkan menghitungnya kembali agar tidak terjadi kesalahan.

Berhubung tutup buku pabrik Minggu kemarin, gaji yang diterima oleh Dinda hanya 1 minggu saja. Bersyukur Dinda memperoleh gaji untuk menyambung hidup di Cikarang. Untuk makan dan ongkos berangkat pulang kerja, dan untuk kebutuhan lainnya yang mungkin sampai gajian bulan depan entah cukup atau tidak. Tapi Dinda berusaha uang tersebut cukup sampai gajian bulan depan, karena uang yang dari orangtuanya juga masih ada.

Tak terasa waktu cepat berlalu sudah satu bulan Dinda kerja di pabrik di Cikarang. Satu bulan itu Dinda mengenal teman-temannya yang satu line dan line lainnya. Bahkan lawan shift yang bertemu pada saat pergantian shift pun ada beberapa orang yang Dinda kenal. Baru satu bulan Dinda bekerja, terdengar kabar yang kurang pantas di kalangan karyawan pabrik. Terdengar berita bahwa ada salah satu karyawan kontrak yang menjalin hubungan dengan supervisor. Seperti tidak percaya, Dinda berusaha untuk tidak mendengarkan gosip di pabrik karena ia hanya ingin bekerja.

Hari terus berjalan, kabar bahwa salah seorang karyawan kontrak berhubungan dengan supervisor kian makin merebak. Menurut karyawan lama atau tetap saat berbicara di antara karyawan lainnya, memang supervisor bagian produksi orangnya seperti itu. Bila ada karyawan baru atau kontrak yang baru masuk dan orangnya cantik, montok, bahenol, berisi, padat, pokoknya super komplit, pasti akan diincar sampai dapat. Meskipun supervisor itu sudah beristri dan punya anak.

Karyawan yang digosipkan menjalin hubungan dengan supervisor sepertinya tidak menyadari, bahwa hubungannya dengan supervisor sedang diperbincangkan oleh semua karyawan di pabrik. Entah dia tidak menjalin hubungan dengan supervisor hanya sekedar gosip, oleh karena itu dia tidak menanggapinya. Atau memang dia cuek dengan berita yang terdengar di lingkungan pabrik.

*

"Dinda kamu tahu Nani yang di gosipkan ada hubungan dengan pak Marno?, itu yang orangnya tinggi, putih, cantik, montok, dan bahenol". Tanya mba Retno salah satu teman kerja Dinda.

"Tahu mba, pernah lihat, dia tesnya kan bareng sama Aku. Ia orangnya cantik, tapi masa iya mba, dia mau sih sama pak Marno kaya ga ada cowo lain saja". Jawab Dinda di sela-sela istirahat dan mengobrol dengan teman kerja yang lain.

"Aku kira kamu tidak tahu, secara ya dia lawan shift dengan kita. Pantesan ya pak Marno maunya shiftnya dia terus, ada ceweknya sih". Ucap mba Retno.

"Kalau itu sih Aku ga tahu mba, udah ah jangan gosip, dosa kalau ga benar, walaupun benar juga tapi jangan diomongin juga mba. Ga enak sama yang lain takutnya nanti ada yang dengar terus diaduin lagi sama pak Marno". Ucap Dinda menyaut pembicaraan mba Retno.

"Eeh lagi gosipin si Nani ya ikutan ah, gimana ceritanya?, beneran ga sih itu bocah mau sama pak Marno. Lagian pak Marno nya saja tuh kegatelan ga bisa lihat barang montok dan bohay langsung aja diincar". Ucap Wati ikutan nimbrung ngobrol.

"Ni bocah datang ga diundang langsung nrocos aja, lihat-lihat kalau mo ngomong. Tuh mulut ya, belum di kasih cabe setan sih jadi kaya gitu". Ucap mba Retno.

"Lha gimana kalau udah makan cabe setan mba, belum makan saja udah nrocos gitu, dah ah takut ada yang dengar laporin lagi sama pak Marno. Tuh yang carmuk ada di depan sana, dilihatin terus tuh". Ucap Dinda lalu terbangun dari duduknya merasa sedang diperhatikan oleh temannya yang suka carmuk sama pak Marno.

"Iya ah sudah mau masuk juga, entar besok lagi ngobrolnya". Ucap mba Retno menyudahi obrolannya.

Lima menit sebelum bekerja, semua karyawan sudah berada di tempat kerjanya masing-masing bersiap untuk bekerja kembali. Suasana yang tadinya nyaman kini mulai terganggu dengan pemberitaan gosip tentang salah seorang karyawan. Dimana karyawan tersebut telah menjalin hubungan dengan pak Marno.

Jika tidak ada yang melihat mereka berjalan bahkan berboncengan berdua, mungkin tidak ada berita tersebut. Namun sayangnya ada beberapa karyawan yang pernah memergoki pak Marno dan Nani jalan berboncengan berdua entah ke mana.

Di luar dugaan ternyata sebenarnya mereka berdua sendiri telah mendengar berita tersebut. Seperti pepatah yang mengatakan anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Mereka berdua baik pak Marno dan Nani tidak menghiraukan berita tersebut. Mereka cuek dan tetap melanjutkan hubungannya. Entah kenapa Nani mau jalan dan menjalin hubungan dengan pak Marno.

*

Di kontrakan, Dinda terkadang memikirkan apa yang terjadi akhir-akhir ini di pabrik. Sebenarnya dia tidak mau ambil pusing, toh bukan dia yang menjalin hubungan dan bukan teman satu line juga. Tapi ada rasa yang mengganjal dalam hati Dinda dan Dinda sendiri belum bisa memastikannya.

Apakah Nani melakukannya karena takut, karena pak Marno adalah atasan di pabrik dan jabatannya adalah supervisor. Ataukah ada hal yang lain sehingga Nani mau berhubungan dengan pak Marno. Apapun alasannya itu tetap tidak dibenarkan, bagaimanapun juga pak Marno telah beristri dan punya anak. Hubungan Nina jika benar terjadi berati itu adalah hubungan perselingkuhan. Namun tidak ada seorangpun yang bercerita di pabrik tentang Nina yang tidak boleh melanjutkan hubungannya dengan pak Marno, bahkan teman satu kontrakannya sekalipun.

Teman satu kontrakan Nina yang juga bekerja di pabrik MMI, dan temannya itu satu shift dengan Dinda. Bahkan tidak sekalipun berbicara tentang Nina. Kalaupun ditanya dia memilih menjawab tidak tahu dan ga mau cerita takut nantinya salah bicara. Dan hanya bilang kalau cinta itu buta, tidak pandang siapa, yang penting saling suka, dan bisa senang atau bahagia. Tidak perduli cinta itu di atas penderitaan orang lain yang penting dirinya sendiri bahagia.

Sungguh di luar dugaan kalau memang pak Marno dan Nina benar-benar berhubungan sebagai kekasih. Bagaimana perasaan istri pak Marno jika tahu, apakah mereka tidak memperdulikannya. Ternyata benar yang diucapkan teman satu kontrakan Nina bahwa cinta itu buta.

Ada yang bilang selingkuh itu indah, tapi tetap saja berdosa bagi yang sudah mempunyai pasangan, iya ga sih Reader. Setuju dong apa yang di bilang Author barusan. Memang cinta ya cinta tapi kan ga begitu juga, masa iya mau sama om om yang sudah punya istri, secara umurnya berbeda jauh.

Apa karena dia adalah atasan makanya mau, atau uangnya banyak suka ditraktir kemana-mana dibayarin, itu bohong ada maunya tuh iya ga sih. Yang begitu biasanya adalah lelaki hidung belang yang sukanya cuma sekedar bersenang-senang saja. Eh betul ga sih yang tadi barusan di omongin. Ya kalau ada pendapat yang lainnya silahkan Author ga apa-apa, itu kan hanya pandangan saja.

Cukup di sini dulu yah untuk episode kali ini. Maaf up nya terlambat untuk beberapa hari ini Author tidak bisa menulis karyanya karena kondisi yang tidak memungkinkan Author untuk menulis karyanya. Like, vote, dan komentarnya tetap ditunggu. Terimakasih buat semua para pembaca yang sudah membaca karyaku ini. Salam sehat untuk semuanya dan tetap semangat. Jumpa lagi di episode berikutnya.🙏🙏💪💪😊😊🌹🌹

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!