Mencari pekerjaan.
Dinda masih duduk dan terdiam walaupun hatinya masih deg-degan. Seorang ibu yang mungkin di panggil personalia sedang melihat berkas dari amplop besar berwarna coklat.
"Dinda Ayu, itu nama kamu ya ?, kalau boleh Saya tahu, kamu kenapa ingin kerja?". Tanya ibu tersebut.
"Iya Bu, nama Saya Dinda Ayu. Saya ingin kerja karena Saya ingin mandiri mencari uang. Nantinya uang tersebut untuk membantu orang tua membiayai sekolah adik Saya Bu". Jawab Dinda dengan perasaan yang deg-degan dan harap-harap cemas.
Ibu tersebut menaruh kembali berkas surat lamaran masuk ke dalam amplop besar berwarna coklat, kemudian menumpuknya di atas tumpukan amplop yang lain.
"Ok Dinda, Saya hanya bertanya itu saja. Nanti dua hari lagi kamu datang ke sini untuk mendengar pengumuman, apakah kamu di terima bekerja di sini atau tidak". Ucap ibu Personalia.
"Iya Bu, terimakasih banyak". Jawab Dinda.
"Sampai di sini Dinda, silahkan pulang dan hati-hati di jalan. Jangan lupa dua hari lagi". Ucap ibu Personalia kemudian mengulurkan tangan kanannya untuk salaman.
"Terimakasih Bu, ya akan Saya ingat". Jawab Dinda sambil mengulurkan tangan kanannya menyalami ibu Personalia.
Dinda keluar dari ruang Personalia kemudian berjalan menelusuri ruang kerja karyawan. Akhirnya Dinda keluar dari gedung tersebut. Berjalan ke arah gerbang, Dinda di sapa oleh satpam yang berjaga.
"Sudah mba, gimana tadi?, jangan lupa mba dua hari lagi datang ke sini". Ucap Pak satpam.
"Sudah Pak, ya...kata Personalianya tunggu dua hari lagi. Betul Pak, nanti datang kesini untuk mendengarkan pengumuman. Terimakasih Pak Saya permisi pulang". Jawab Dinda.
"Sama-sama mba, hati-hati di jalan mba". Ucap Pak satpam.
"Iya Pak, permisi". Jawab Dinda sambil melangkahkan kaki keluar dari pintu gerbang.
Dinda berjalan menelusuri pinggir jalan raya. Waktu sudah hampir jam 11 siang. Dinda berpikir apakah akan melanjutkan ke perusahaan yang satunya lagi. Tapi waktu sudah hampir tengah hari, tidak mungkin diteruskan. Sebentar lagi waktu istirahat bagi para pekerja. Akhirnya Dinda duduk di pinggir jalan di warung penjual es campur. Dinda merasa lapar dan haus, kemudian Dinda pesan satu gelas es campur kepada bapak penjual es campur.
Sambil mengaduk es campurnya yang berisi bubur kacang hijau, roti tawar, tape, di tambah susu dan sirup merah, Dinda melihat kearah jalan raya yang tampak ramai. Panas matahari yang terasa membuat Dinda sangat menikmati es campurnya.
Thor enak banget tuh es campurnya apalagi di makan eh di minum siang hari panas lagi. Aduuh tenggorokanku seperti sedang ikut menikmati Thor, ngiler deh nih mulut ingin juga.
Sabar ya Reader, jangan ngiler dong itu kan hanya cerita karyaku. Tapi kalau ngiler eh mau ya beli sendiri ya, jangan minta sama Dinda apalagi ke Author. Kalaupun di kasih ga bisa sampai heeheee. Lanjut ya Reader.
Setelah menghabiskan segelas es campur pinggir jalan, Dinda berpikir untuk pulang saja ke rumah. Tidak mungkin siang-siang melamar pekerjaan. Akhirnya Dinda menyeberang jalan dan menunggu angkutan umum datang.
Tidak lama kemudian, angkutan umum yang di tunggu pun tiba. Dinda menyetopnya dan naik kedalam kemudian duduk di kursi. Sampailah angkutan umum tersebut di perempatan jalan kota. Dinda meminta supir untuk berhenti, kemudian keluar dari dalam angkutan dan turun. Dinda membayar ongkos kepada Pak supir, kemudian berjalan dan duduk lagi untuk menunggu angkutan umum yang ke arah rumahnya.
Selang beberapa menit, angkutan umum itupun datang dan berhenti di depan Dinda. Karena Dinda menyetop angkutan umum tersebut, dan naik ke dalam lalu duduk. Dinda berpikir seandainya ini setiap hari dan lama, banyak ongkosnya, yah kalau sudah kerja itu bisa terganti. Tibalah Dinda di depan gang rumahnya, Dinda menyuruh supir untuk berhenti dan membayar ongkos kendaraan umum tersebut.
Dinda berjalan ke arah rumahnya, dan sampailah Dinda di depan rumah. Dinda melepaskan sepatunya kemudian membuka pintu sambil berucap salam. Dinda langsung masuk ke dalam kamarnya lalu beristirahat.
*
Hari sudah menjelang sore, Dinda membantu ibunya membersihkan rumah. Ibunya hanya melihatnya dan membiarkan Dinda untuk bersih-bersih rumah.
*
Malam pun tiba, Dinda duduk di kursi meja belajarnya. Menulis beberapa lembar surat lamaran dan menyusun berkas lamaran pekerjaan yang kemudian dimasukkan ke dalam amplop besar berwarna coklat.
Ibu Dinda masuk ke dalam kamar Dinda, dan melihat Dinda sibuk dengan surat lamaran dan berkas yang lain. Kemudian ibu Dinda duduk di kasur tempat tidur Dinda.
"Din, tadi siang bagaimana ? Kamu melamar pekerjaan di mana ?".Tanya ibu Dinda sambil memperhatikan Dinda.
"Tadi siang Dinda melamar pekerjaan di PT Melati Bu, di kota. Dari sini satu jam perjalanan naik angkutan umum dua kali Bu. Ya kata Personalianya dua hari lagi ke sana Bu, pengumuman apakah Dinda diterima atau tidak". Jawab Dinda sambil merapikan lembar kertas berkas surat lamaran pekerjaannya.
"Kerjaannya eh maksud ibu di situ apa kerjanya Din? ". Tanya ibu Dinda yang ingin tahu.
"Kompeksi Bu, buat baju seragam, topi seragam, ada juga baju lainnya Bu. Seperti pabrik garmen tapi tidak begitu besar Bu". Jawab Dinda menjelaskan.
"Berarti jahit ya Din?". Lanjut tanya ibu Dinda.
"Iya Bu, tapi ada bagian yang tidak menjahit. Seperti potong bahan, pasang kancing, gosok dan cek baju yang sudah jadi dan lainnya yang Dinda ga tahu. Itu yang Dinda tahu karena tadi lewat depan pekerja yang sedang kerja, Dinda melihat mereka Bu". Dinda mencoba menjawab dan menjelaskan pekerjaan yang sempat Dinda lihat di pabrik.
"Kalau kamu diterima gimana Din?". Tanya ibu Dinda lagi.
"Ya...kalau diterima ya kerja Bu. Dinda kan memang ingin kerja, kenapa Bu". Dinda menjawab lalu balik bertanya kepada ibunya.
"Ya ga kenapa-kenapa. Alhamdulillah kalau memang rezeki kamu dapat kerja di situ Din tapi jauh Din, apa tidak cape pulang perginya". Ucap ibu Dinda.
"Ya...mau gimana lagi Bu mudah-mudahan di terima dimana pun kerjanya tempatnya walaupun jauh yang penting Dinda kerja Bu". Jawab Dinda.
"Ya sudah, sudah malam Din, istirahat besok mau cari pekerjaan lagi ya?, tidak nunggu pengumuman yang tadi siang Din". Ibu Dinda berkata.
"Iya Bu, besok mau cari lagi ya... kalau yang tadi siang di terima ya kerja, kalau tidak?. Ya... paling tidak Dinda sudah ada lamaran pekerjaan di tempat lainnya Bu". Jawab Dinda sambil menaruh amplop besar berwarna coklat masuk ke dalam tasnya.
"Ya sudah ibu tinggal ya Din". Ucap ibu Dinda, kemudian bangun dari duduknya dan berjalan ke luar kamar Dinda meninggalkan Dinda.
Dinda akhirnya istirahat, karena rasa lelah dan kantuknya Dinda tertidur dengan pulas. Malam yang dingin membuat Dinda menyelimuti badannya dengan selimut. Dinda berharap besok segera mendapatkan pekerjaan untuk masa depan yang lebih baik.
*
Keesokan harinya Dinda melakukan kegiatan yang sama seperti sebelumnya. Mencari lowongan pekerjaan, dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Kali ini Dinda dapat melamar pekerjaan di beberapa tempat, tidak seperti hari kemaren.
Ada yang memberi jawaban langsung, ada juga yang di suruh menunggu beberapa hari lagi untuk datang dan mendapat jawaban apakah di terima atau di tolak untuk bekerja.
Masa itu, mencari pekerjaan itu langsung datang ke tempatnya. Tidak ada hp, adanya telephon rumah itupun bagi yang punya. Bagi Dinda kendaraan tak punya, telephon tak ada yah begitulah pada masa itu. Dinda merasa sulit karena tidak langsung mendapatkan pekerjaan. Kesabaran dan ketekunan Dinda untuk mencari pekerjaan demi mendapatkan hidup yang lebih baik tetap dijalaninya.
Ok Reader ada yang mengalami masa seperti itu tidak?. Masa itu masih menggunakan telephon rumah belum ada hp seperti sekarang. Di tempat Dinda ya tidak tahu di tempat lain. Ada telepon umum itu sebutannya wartel atau warung telephon. Ada yang ingat tidak?.
Masa sekarang itu semua sudah tidak ada, telephon rumah mungkin masih ada yang punya kali ya. Author tidak tahu, sekarang pakainya hp semua bahkan anak kecil saja punya dan bisa memakainya heehee.
Nah bagaimana nasib mencari kerja Dinda yuk ikuti kisah berikutnya dalam episode yang selanjutnya. Like, vote, dan komentarnya jangan lupa. Terimakasih juga buat yang sudah membaca karyaku. Salam sehat untuk semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments