Episode 6

Mencari pekerjaan.

Dinda masih duduk dan terdiam walaupun hatinya masih deg-degan. Seorang ibu yang mungkin di panggil personalia sedang melihat berkas dari amplop besar berwarna coklat.

"Dinda Ayu, itu nama kamu ya ?, kalau boleh Saya tahu, kamu kenapa ingin kerja?". Tanya ibu tersebut.

"Iya Bu, nama Saya Dinda Ayu. Saya ingin kerja karena Saya ingin mandiri mencari uang. Nantinya uang tersebut untuk membantu orang tua membiayai sekolah adik Saya Bu". Jawab Dinda dengan perasaan yang deg-degan dan harap-harap cemas.

Ibu tersebut menaruh kembali berkas surat lamaran masuk ke dalam amplop besar berwarna coklat, kemudian menumpuknya di atas tumpukan amplop yang lain.

"Ok Dinda, Saya hanya bertanya itu saja. Nanti dua hari lagi kamu datang ke sini untuk mendengar pengumuman, apakah kamu di terima bekerja di sini atau tidak". Ucap ibu Personalia.

"Iya Bu, terimakasih banyak". Jawab Dinda.

"Sampai di sini Dinda, silahkan pulang dan hati-hati di jalan. Jangan lupa dua hari lagi". Ucap ibu Personalia kemudian mengulurkan tangan kanannya untuk salaman.

"Terimakasih Bu, ya akan Saya ingat". Jawab Dinda sambil mengulurkan tangan kanannya menyalami ibu Personalia.

Dinda keluar dari ruang Personalia kemudian berjalan menelusuri ruang kerja karyawan. Akhirnya Dinda keluar dari gedung tersebut. Berjalan ke arah gerbang, Dinda di sapa oleh satpam yang berjaga.

"Sudah mba, gimana tadi?, jangan lupa mba dua hari lagi datang ke sini". Ucap Pak satpam.

"Sudah Pak, ya...kata Personalianya tunggu dua hari lagi. Betul Pak, nanti datang kesini untuk mendengarkan pengumuman. Terimakasih Pak Saya permisi pulang". Jawab Dinda.

"Sama-sama mba, hati-hati di jalan mba". Ucap Pak satpam.

"Iya Pak, permisi". Jawab Dinda sambil melangkahkan kaki keluar dari pintu gerbang.

Dinda berjalan menelusuri pinggir jalan raya. Waktu sudah hampir jam 11 siang. Dinda berpikir apakah akan melanjutkan ke perusahaan yang satunya lagi. Tapi waktu sudah hampir tengah hari, tidak mungkin diteruskan. Sebentar lagi waktu istirahat bagi para pekerja. Akhirnya Dinda duduk di pinggir jalan di warung penjual es campur. Dinda merasa lapar dan haus, kemudian Dinda pesan satu gelas es campur kepada bapak penjual es campur.

Sambil mengaduk es campurnya yang berisi bubur kacang hijau, roti tawar, tape, di tambah susu dan sirup merah, Dinda melihat kearah jalan raya yang tampak ramai. Panas matahari yang terasa membuat Dinda sangat menikmati es campurnya.

Thor enak banget tuh es campurnya apalagi di makan eh di minum siang hari panas lagi. Aduuh tenggorokanku seperti sedang ikut menikmati Thor, ngiler deh nih mulut ingin juga.

Sabar ya Reader, jangan ngiler dong itu kan hanya cerita karyaku. Tapi kalau ngiler eh mau ya beli sendiri ya, jangan minta sama Dinda apalagi ke Author. Kalaupun di kasih ga bisa sampai heeheee. Lanjut ya Reader.

Setelah menghabiskan segelas es campur pinggir jalan, Dinda berpikir untuk pulang saja ke rumah. Tidak mungkin siang-siang melamar pekerjaan. Akhirnya Dinda menyeberang jalan dan menunggu angkutan umum datang.

Tidak lama kemudian, angkutan umum yang di tunggu pun tiba. Dinda menyetopnya dan naik kedalam kemudian duduk di kursi. Sampailah angkutan umum tersebut di perempatan jalan kota. Dinda meminta supir untuk berhenti, kemudian keluar dari dalam angkutan dan turun. Dinda membayar ongkos kepada Pak supir, kemudian berjalan dan duduk lagi untuk menunggu angkutan umum yang ke arah rumahnya.

Selang beberapa menit, angkutan umum itupun datang dan berhenti di depan Dinda. Karena Dinda menyetop angkutan umum tersebut, dan naik ke dalam lalu duduk. Dinda berpikir seandainya ini setiap hari dan lama, banyak ongkosnya, yah kalau sudah kerja itu bisa terganti. Tibalah Dinda di depan gang rumahnya, Dinda menyuruh supir untuk berhenti dan membayar ongkos kendaraan umum tersebut.

Dinda berjalan ke arah rumahnya, dan sampailah Dinda di depan rumah. Dinda melepaskan sepatunya kemudian membuka pintu sambil berucap salam. Dinda langsung masuk ke dalam kamarnya lalu beristirahat.

*

Hari sudah menjelang sore, Dinda membantu ibunya membersihkan rumah. Ibunya hanya melihatnya dan membiarkan Dinda untuk bersih-bersih rumah.

*

Malam pun tiba, Dinda duduk di kursi meja belajarnya. Menulis beberapa lembar surat lamaran dan menyusun berkas lamaran pekerjaan yang kemudian dimasukkan ke dalam amplop besar berwarna coklat.

Ibu Dinda masuk ke dalam kamar Dinda, dan melihat Dinda sibuk dengan surat lamaran dan berkas yang lain. Kemudian ibu Dinda duduk di kasur tempat tidur Dinda.

"Din, tadi siang bagaimana ? Kamu melamar pekerjaan di mana ?".Tanya ibu Dinda sambil memperhatikan Dinda.

"Tadi siang Dinda melamar pekerjaan di PT Melati Bu, di kota. Dari sini satu jam perjalanan naik angkutan umum dua kali Bu. Ya kata Personalianya dua hari lagi ke sana Bu, pengumuman apakah Dinda diterima atau tidak". Jawab Dinda sambil merapikan lembar kertas berkas surat lamaran pekerjaannya.

"Kerjaannya eh maksud ibu di situ apa kerjanya Din? ". Tanya ibu Dinda yang ingin tahu.

"Kompeksi Bu, buat baju seragam, topi seragam, ada juga baju lainnya Bu. Seperti pabrik garmen tapi tidak begitu besar Bu". Jawab Dinda menjelaskan.

"Berarti jahit ya Din?". Lanjut tanya ibu Dinda.

"Iya Bu, tapi ada bagian yang tidak menjahit. Seperti potong bahan, pasang kancing, gosok dan cek baju yang sudah jadi dan lainnya yang Dinda ga tahu. Itu yang Dinda tahu karena tadi lewat depan pekerja yang sedang kerja, Dinda melihat mereka Bu". Dinda mencoba menjawab dan menjelaskan pekerjaan yang sempat Dinda lihat di pabrik.

"Kalau kamu diterima gimana Din?". Tanya ibu Dinda lagi.

"Ya...kalau diterima ya kerja Bu. Dinda kan memang ingin kerja, kenapa Bu". Dinda menjawab lalu balik bertanya kepada ibunya.

"Ya ga kenapa-kenapa. Alhamdulillah kalau memang rezeki kamu dapat kerja di situ Din tapi jauh Din, apa tidak cape pulang perginya". Ucap ibu Dinda.

"Ya...mau gimana lagi Bu mudah-mudahan di terima dimana pun kerjanya tempatnya walaupun jauh yang penting Dinda kerja Bu". Jawab Dinda.

"Ya sudah, sudah malam Din, istirahat besok mau cari pekerjaan lagi ya?, tidak nunggu pengumuman yang tadi siang Din". Ibu Dinda berkata.

"Iya Bu, besok mau cari lagi ya... kalau yang tadi siang di terima ya kerja, kalau tidak?. Ya... paling tidak Dinda sudah ada lamaran pekerjaan di tempat lainnya Bu". Jawab Dinda sambil menaruh amplop besar berwarna coklat masuk ke dalam tasnya.

"Ya sudah ibu tinggal ya Din". Ucap ibu Dinda, kemudian bangun dari duduknya dan berjalan ke luar kamar Dinda meninggalkan Dinda.

Dinda akhirnya istirahat, karena rasa lelah dan kantuknya Dinda tertidur dengan pulas. Malam yang dingin membuat Dinda menyelimuti badannya dengan selimut. Dinda berharap besok segera mendapatkan pekerjaan untuk masa depan yang lebih baik.

*

Keesokan harinya Dinda melakukan kegiatan yang sama seperti sebelumnya. Mencari lowongan pekerjaan, dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Kali ini Dinda dapat melamar pekerjaan di beberapa tempat, tidak seperti hari kemaren.

Ada yang memberi jawaban langsung, ada juga yang di suruh menunggu beberapa hari lagi untuk datang dan mendapat jawaban apakah di terima atau di tolak untuk bekerja.

Masa itu, mencari pekerjaan itu langsung datang ke tempatnya. Tidak ada hp, adanya telephon rumah itupun bagi yang punya. Bagi Dinda kendaraan tak punya, telephon tak ada yah begitulah pada masa itu. Dinda merasa sulit karena tidak langsung mendapatkan pekerjaan. Kesabaran dan ketekunan Dinda untuk mencari pekerjaan demi mendapatkan hidup yang lebih baik tetap dijalaninya.

Ok Reader ada yang mengalami masa seperti itu tidak?. Masa itu masih menggunakan telephon rumah belum ada hp seperti sekarang. Di tempat Dinda ya tidak tahu di tempat lain. Ada telepon umum itu sebutannya wartel atau warung telephon. Ada yang ingat tidak?.

Masa sekarang itu semua sudah tidak ada, telephon rumah mungkin masih ada yang punya kali ya. Author tidak tahu, sekarang pakainya hp semua bahkan anak kecil saja punya dan bisa memakainya heehee.

Nah bagaimana nasib mencari kerja Dinda yuk ikuti kisah berikutnya dalam episode yang selanjutnya. Like, vote, dan komentarnya jangan lupa. Terimakasih juga buat yang sudah membaca karyaku. Salam sehat untuk semuanya.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!