Episode 9

Dinda diizinkan merantau ke Cikarang.

Keesokan harinya, Dinda sangat semangat. Izin dari kedua orang tuanya adalah jalan untuk memudahkan Dinda mencari pekerjaan. Pekerjaan di luar kota, yang Dinda sendiri tidak pernah ke sana. Dinda hanya yakin bahwa pasti akan mendapatkan pekerjaan. Meskipun harus jauh dari keluarga, namun Dinda percaya bahwa Allah akan memudahkan jalannya. Mencari pekerjaan tidak mudah, karena sampai sekarang Dinda belum mendapatkannya.

Dengan bertemunya Dinda dengan Tini, mungkin ini jalan dari Allah. Selama ini Dinda belum pernah ke luar kota, bahkan jauh dari keluarganya. Karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan di kotanya, makanya Dinda berniat untuk pergi ke luar kota yang memberi banyak peluang pekerjaan.

Waktu yang dijanjikan telah tiba. Dinda dan Tini bertemu di tempat yang mereka sepakati. Yaitu di tempat kemaren mereka bertemu. Dinda memberitahukan kepada Tini bahwa Dinda diizinkan untuk pergi mencari pekerjaan di Cikarang.

"Tin, Aku semalam sudah minta izin sama orang tuaku. Mereka mengizinkan ya..dengan syarat tentunya. Mereka bertanya nanti Aku di Cikarang sama siapa, tinggal di mana, dan ya banyak lah yang mereka katakan. Intinya Aku di sana ada orang yang Aku kenal dan orang yang dekat walaupun bukan saudara". Ucap Dinda menjelaskan kepada Tini.

"Kamu jelasin dong Din di sana sama Aku, tinggal dengan saudara sepupu Aku. Nanti di sana kita sama-sama cari kerja. Aku sudah bilang sama saudara sepupu Aku. Katanya ya tidak apa-apa Aku ngajak kamu, tapi nanti makan tanggung sendiri. Maksudnya beli sendiri gitu Din. Ya Aku sih bukannya gimana Din, walaupun Dia saudara sepupu, Aku juga nanti di sana beli makan sendiri. Alhamdulillah ada tempat buat tidur gratis masa iya makan ikut gratis juga Din. Aku ga enak juga sama saudaraku itu. Dia juga di sana ngontrak sendiri bayarnya lumayan mahal, kasihan kalau ikut numpang makan juga. Makanya Aku bilang dulu sama kamu Din, gimana?". Jawab Tini.

"Iya Tin, Aku semalam sudah bilang sama ibu dan bapak. Makanya itu, mereka kasih uang saku lumayan sih buat hidup di sana kira-kira dua minggu. Syukur-syukur Aku di sana cepat dapat kerja, biar nanti bisa gajian dan buat nyambung hidup di sana Tin". Ucap Dinda bahwa Dia semalam sudah mengatakan kepada kedua orang tuanya.

"Ya mudah-mudahan ya Din di sana kita ga lama jadi pengangguran. Mudah-mudahan saja kita dengan mudah dan cepat mendapatkan pekerjaan. Besok pagi jam 6 kita ketemu di terminal ya Din, karena besok sepupuku berangkat. Dia lusa sudah masuk kerja, kan cuma tiga hari Dia libur. Aku sudah siapkan semuanya Din, kalau kamu gimana?". Ucap Tini dan memberitahu keberangkatannya besok pagi.

"Aku belum menyiapkan yang harus di bawa Tin, nanti malam saja. Tadi Aku menyiapkan berkas lamaran yang masih tersisa. Ini tadi foto copi lagi dan foto nya Aku tambahin sekalian. Jadi nanti malam tinggal yang lain". Jawab Dinda menjelaskan.

"Owh ya sudah kalau begitu Din, oh iya jangan lupa ya besok jam 6 pagi di terminal. Kalau begitu Aku pulang Din, masih ada yang harus Aku urus nih sebelum berangkat ke Cikarang. Sampai ketemu besok ya Din di terminal". Ucap Tini yang mengakhiri pembicaraannya dengan Dinda.

"Iya Tin, insyaAllah Aku sampai di terminal jam 6 pagi oh iya busnya apa Tin biar nanti langsung ke loket busnya". Tanya Dinda.

"Busnya Sinar Jaya Din biar langsung sampai ke pul Cikarang. Yang gampangan saja heehee, emang itu sih busnya". Ucap Tini sambil bercanda.

"Kamu itu Tin, ya sudah sampai jumpa besok, hati-hati ya Tin". Ucap Dinda mengucapkan salam perpisahan.

"Iya kamu juga ya Din, hati-hati". Ucap Tini sambil melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam angkutan umum yang di hentikannya.

Dinda pun juga beranjak dari duduknya dan berdiri di pinggir jalan menunggu angkutan umum. Dalam pikirannya, Dinda berharap bahwa nanti di Cikarang akan mudah dan cepat mendapatkan pekerjaan. Dengan begitu tidak membuang biaya terlalu banyak untuk hidup di kota sebelum mendapatkan pekerjaan.

*

Malamnya Dinda menyiapkan beberapa setel baju dan di masukkan ke dalam tasnya untuk di bawa ke Cikarang. Tidak lupa juga memeriksa kembali berkas lamaran pekerjaan yang akan di bawanya pula. Malam itu, ibu dan bapak masuk ke dalam kamar Dinda. Mereka mengajak Dinda untuk mengobrol sebelum Dinda berangkat ke Cikarang.

"Din, kamu yakin ingin mencari pekerjaan di Cikarang?, nanti di sana jangan membuat repot teman dan saudara sepupunya Din. Sebenarnya ibu berat kalau kamu harus merantau jauh dari keluarga. Nanti kalau kamu sakit gimana?". Ucap ibu Dinda memulai pembicaraan setelah duduk di atas kasur Dinda.

"Iya Din bapak juga sebenarnya keberatan, kamu merantau. Kalau bisa nyari kerja di sini saja, yang dekat gitu lho Din. Tapi kalau itu sudah jadi pilihan kamu, bapak sih hanya bisa mendoakan saja. Bapak tahu kamu ke sana karena di sini mencari pekerjaan belum juga dapat kerja. Memang sulit mencari pekerjaan tapi tetap rezeki itu sudah diatur. Allah yang menentukan, sebagai manusia kita hanya bisa usaha dan berdoa. Hanya itu saja Din yang bisa bapak katakan, karena kemaren malam bapak sudah bilang sama kamu". Ucap bapak menyambung pembicaraan ibu.

"Dinda yakin Bu, insyaAllah Dinda mendapatkan pekerjaan di Cikarang. Dinda tidak akan merepotkan, insyaAllah Bu. Ibu jangan begitu, Dinda merantau bukan memang ingin merantau tapi cari kerja Bu. Di sana masih banyak kesempatan, siapa tahu rezeki Dinda di sana. Ibu tidak usah khawatir, Dinda kan sudah besar, insyaAllah bisa menjaga diri dengan baik. Yang penting ibu selalu doakan Dinda agar selalu sehat dan mudah serta cepat mendapatkan pekerjaan. Bapak juga, tolong ya Pa, Dinda akan ingat pesan bapak dan ibu". Ucap Dinda sambil duduk di sebelah ibunya.

"Ibu percaya sama kamu Din, besok jadi berangkat hati-hati ya Din. Ini uang saku buat kamu, cobalah untuk berhemat jangan terlalu boros. Kamu bertahan di sana, jika uang hampir habis dan kamu belum dapat kerja, sebaiknya pulang saja ya Din. Tapi ibu berharap jangan sampai kaya gitu lah ya pa, syukur-syukur kamu di sana tidak lama menganggur. Dimudahkan dan cepat mendapat kerja. Oh iya Din ini no telephon Bu Arman, nanti kalau sudah dapat kerja kasih kabar ya Din". Ucap ibu Dinda yang memberi uang saku dan no telepon tetangga sebelah.

"Iya Bu, insyaAllah Dinda kasih kabar". Ucap Dinda sambil menyimpan no telephon di dalam dompetnya.

"Ya sudah istirahat, besok bangun pagi, nanti terlambat. Yu pa, biarkan Dinda istirahat". Ajak ibu kepada bapak untuk meninggalkan Dinda sendiri di kamarnya untuk beristirahat.

Dinda kini sendiri dalam kamarnya. Setelah mempersiapkan semua barang yang akan di bawanya, Dinda mencoba beristirahat. Mata Dinda mulai mengantuk, namun isi di dalam kepalanya membuat Dinda tidak bisa tidur. Dinda memikirkan bagaimana nanti menjalani hidup jauh dari keluarganya. Dinda berpikir bagaimana Dia akan memulai mencari pekerjaan tanpa tahu kota tersebut. Tidak pernah hidup di Cikarang, tidak tahu sama sekali Cikarang itu seperti apa.

Dinda mencoba memejamkan matanya, entah harus membayangkan seperti apa hidup di sana nantinya. Hidup sendiri terpisah orang tua yang selama ini ada bersamanya di dalam keadaan apapun. Jika Dinda sakit ibunya yang merawat dan menjaganya. Menyiapkan segala kebutuhannya. Tapi nanti di sana, Dinda sendiri. Hanya teman dan saudara sepupunya. Malam yang semakin larut akhirnya membuat Dinda merasa berat untuk tidak lagi menahan rasa kantuknya. Dinda pun tertidur lelap, tertidur di dalam kamarnya yang terakhir sebelum akhirnya merantau.

Thor, berat kali ya. Tidak pernah pergi jauh dari keluarga, apalagi sendiri. Hidup mandiri, mencari pekerjaan demi membantu ekonomi keluarga sampai merantau. Padahal di kotanya sendiri ada kali lowongan pekerjaan, mungkin belum rezekinya ya Thor. Nasib-nasib, mau gimana lagi ya Thor yang penting dapat pekerjaan lah ya Thor.

Ya berat lah Reader, selama hidup belum pernah hidup sendiri berpisah dari keluarga. Tapi demi pekerjaan, semua itu harus dijalani. Kalau kata orang tua dulu, makan ga makan yang penting kumpul. Kata Author nih ya Reader, sekarang kumpul ga kumpul yang penting bisa makan. Mau kerja dimanapun, yang penting bisa memenuhi buat kebutuhan. Kesejahteraan dalam keluarga termasuk dalam hal ekonomi yaitu masalah keuangan.

Ok Reader, masih semangat membaca karyaku ini kaaan. Tunggu kisah selanjutnya di episode yang berikutnya. Like, vote, dan komentarnya di tunggu. Terimakasih buat yang sudah baca karyaku ini. Salam sehat selalu untuk semuanya.☺️☺️🌷🌷

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!