Meminta izin untuk pergi mencari kerja di Cikarang.
Dinda pulang ke rumah untuk beristirahat. Menjelang sore, Dinda belum berani untuk membicarakan tentang lowongan pekerjaan di Cikarang. Dinda merasa khawatir dan takut serta cemas jika membicarakannya dengan kedua orang tuanya. Pasalnya Cikarang itu daerahnya jauh, butuh 5 sampai 6 jam untuk sampai di sana. Di Cikarang Dinda tidak ada saudara, yang ada hanya sepupu temannya.
Namun karena tekad yang kuat untuk bekerja, akhirnya Dinda membicarakan lowongan pekerjaan di Cikarang. Malam yang mulai beranjak, kedua orang tua Dinda sedang duduk santai di ruang tamu. Dinda duduk tidak jauh dari kedua orang tuanya. Dengan sedikit keberanian namun pasti Dinda memulai pembicaraan.
"Pak, Bu, Dinda mau bicara boleh?, ini tentang lowongan pekerjaan". Ucap Dinda memulai pembicaraan.
"Boleh Din, kamu mau bicara tentang lowongan pekerjaan ibu dan bapak akan mendengarkan". Jawab ibu Dinda.
"Iya Din, bicarakan saja, ada apa sepertinya kamu serius Din?". Ucap bapak kemudian.
"Begini Bu, Pa, Dinda tadi siang mencari pekerjaan. Selama ini, Dinda mencari pekerjaan belum dapat juga. Kebetulan tadi siang saat mau pulang Dinda ketemu Tini. Kata Tini ada lowongan pekerjaan tapi ya itu Bu jauh". Ucap Dinda yang masih setengah arah pembicaraannya.
"Memang jauhnya itu dimana Din?, ya kalau jauh kamu bisa pulang pergi naik kendaraan umum. Kalau kamu cape pulang pergi kan bisa ngekos dekat tempat kerjaan Din". Ucap ibu yang belum tahu di mana tempat kerjanya.
"Nah itu Bu, Pa, Dinda mau ngomong tentang hal itu. Jauhnya itu di Cikarang Bu, Pa. Kata Tini di sana banyak pabrik-pabrik yang buka lowongan pekerjaan. Dinda ingin coba ke sana, siapa tahu Dinda di sana dapat pekerjaan. Gaji di sana juga gede Bu, Pa. Di sini Dinda ga dapat kerja mungkin belum rezekinya, kalau ke sana dapat kerja berarti rezeki Dinda di sana. Apa salahnya Bu, Pa Dinda cari kerja kan yang penting usaha". Jawab Dinda menjelaskan.
"Iya Din yang penting usaha, ga ada salahnya iya kan Pa?". Jawab ibu dan bertanya kepada bapak.
"Iya Bu ga ada salahnya Dinda mau usaha cari kerja entah itu kerja apa dan di mana kalau sudah rezekinya. Yang penting pekerjaannya halal, bapak ya setuju saja dengan niat kamu itu Din. Cuma yang jadi pertanyaan bapak, Cikarang memangnya itu di mana kok jauh. Bapak belum pernah dengar kalau Jakarta sih bapak tahu. Ibu tahu ga Cikarang itu di mana?". Ucap bapak kepada Dinda.
"Bapak ini gimana tho, kalau Jakarta ibu pernah dengar, tapi ga tahu di mana apalagi Cikarang pak pak. Din, memangnya kamu tahu Cikarang itu di mana ?". Tanya ibu ke Dinda.
"Dinda ga tahu Bu, tapi kata Tini itu sebelum Jakarta sekitar 5 atau 6 jam dari sini". Jawab Dinda.
"Ya Allah Din kira ibu jauh di mana, itu sih jauh banget sebelum Jakarta lagi Din. Terus nanti gimana kamu kalau ke sana, sehari ya ga mungkin Din pulang pergi. Pasti nginap, di mana, sama siapa, ongkosnya, buat makan lha apa itu ga dipikirin. Pak dengar kan tadi Dinda ngomong, jauh pa, gimana?". Ucap ibu yang langsung khawatir dan mengatakan hal-hal yang perlu dipikirkan termasuk uang untuk biaya.
"Dengar Bu, apa yang ibu dengar dari Dinda bapak ya dengar juga lawong bapak belum budeg atau tuli Bu. Begini Din tolong jelaskan maksud kamu itu gimana kok bisa ada kepikiran mau ke sana. Mau cari pekerjaan di sana, memang di sana itu sudah pasti?, kamu kan tidak pernah pergi jauh. Gimana nantinya di sana kamu sudah tahu?". Ucap bapak dan bertanya memastikan Dinda.
"Begini Bu, Pa, kata Tini saudara sepupunya kerja di sana. Sekarang pas pulang, Dia cerita sama Tini, kalau di sana banyak pabrik dan ada lowongan kerja. Tini mau ke sana berangkat bareng sama sepupunya, di sana sepupunya ngontrak kalau di sini ngekos. Tini ngajak Dinda ikut berangkat bareng, ya nanti di sana tinggal sama sepupunya Tini dulu Bu Pa. Nyari kerjanya bareng sama Tini, di sana ada sepupunya Tini jadi ibu sama bapak jangan terlalu khawatir. Besok Dinda harus kasih jawaban sama Tini, biar nanti Tini ngomong sama sepupunya. Lusa biar berangkat bareng dari sini eh dari terminal. Gitu Bu, Pa, jadi Dinda minta izin ibu sama bapak. Dinda ingin ke Cikarang cari pekerjaan, boleh ya Bu, Pa?". Ucap Dinda menjelaskan dan meminta izin untuk diperbolehkan mencari pekerjaan di Cikarang.
"Gimana Bu, apa ibu memberi izin buat Dinda untuk pergi mencari pekerjaan di Cikarang. Kalau bapak Din, terserah ibu. Kalau ibu mengizinkan ya bapak sih boleh saja yang penting kamu bisa jaga diri dan jaga kesehatan jangan lupa 5 waktunya. Tinggal ongkosnya nih, gimana Bu, boleh tidak Dinda pergi cari kerja di Cikarang?". Ucap bapak yang menyerahkan izinnya kepada ibu.
"Kamu yakin Din mau ke Cikarang?, nanti kamu di sana mikir apa-apa itu sendiri lho Din. Kalau di sini ada ibu dan bapak. Mau makan ibu sudah masak, kamu cuma bantuin. Mau mandi ada sabun dan odol tinggal pakai. Shampo juga sudah ada kalau mau keramas. Lha di sana serba semua sendiri Din apa kamu siap?".Tanya ibu meyakinkan Dinda.
"Dinda siap Bu, justru itu Dinda nanti berpikir dewasa dan tahu tentang kebutuhan hidup itu apa saja jangan tahunya sudah ada Bu. Dinda jadi lebih mandiri, cari uang sendiri buat semua kebutuhan hidup Dinda. Bahkan nanti insyaallah Dinda kirim buat bantu ibu dan bapak. Jadi tolong ya Bu, izinkan Dinda untuk cari kerja di sana. Gaji di sana lebih besar Bu, Dinda bisa bantu keuangan ibu dan bapak. Boleh ya Bu, tolong Bu, Dinda insyaallah akan jaga diri baik-baik, jaga kesehatan dan jaga 5 waktu kalau bisa heehee. Ya Bu ya boleh, boleh lah ya Bu". Ucap Dinda meyakinkan ibunya untuk memberikan izin.
"Kalau Dinda sudah yakin ya sudah mau gimana lagi iya tho Pa, yang penting tadi yang sudah diucapkan oleh Dinda harus Dinda lakukan. Memang ibu dan bapak tidak bisa mengawasi, melihat langsung tapi Allah yang maha tahu segalanya lho Din. Jadi selalu ingat ya terutama sama Allah apapun itu keadaannya ya Din". Ucap ibu menegaskan.
"Ya sudah tho Bu mau gimana lagi. Bapak ya ngikut ibu saja". Jawab bapak.
"Iya Bu, Pa, Dinda ngerti. Jadi gimana pa?". Tanya Dinda kemudian.
"Gimana apanya Din?. Kan tadi bapak sudah ngomong, kok sekarang nanya bapak lagi gimana tho?". Ucap bapak bingung.
"Kok bapak malah nanya Dinda, ya itu uang sakunya gimana ada apa ngga pa?, buat ongkos dan makan di sana beberapa hari. Syukur-syukur cukup sampai Dinda mendapatkan pekerjaan". Ucap Dinda meminta uang saku dengan terangnya ke bapak.
"Ohw, uang saku ngomong dong Din dari tadi, bapak kan jadi ikutan bingung maklum udah tua. Tuh minta sama ibu ada tidak, Bu ini Dinda minta uang saku buat ongkos hidup di sana di Cikarang". Ucap bapak kepada ibu tanya uang saku buat Dinda.
"Kalau ke sana ya harus banyak tho Pa, ibu cuma punya simpanan 300 ribu tok. Bapak punya ga, kalau ada buat nambahin biar Dinda ga terlantar di sana. Nanti ga bisa makan karena ongkosnya sedikit. Ada ga pa?". Tanya ibu Dinda kepada bapak yang barangkali mempunyai simpanan uang.
"Ada tapi cuma 200 ribu, gimana ga apa-apa Din. Ya uang 500 ribu bapak rasa harus cukup sampai paling tidak satu bulan. Syukur-syukur baru seminggu kamu dapat kerjaan ya ...paling tidak dua minggu lah. Biar kamu punya uang sampai nanti dapat gaji. Kira-kira gimana Din, kamu harus berhemat tapi bukan pelit ya. Hemat itu ya .. sekiranya tidak perlu beli ya jangan beli. Terutama makan jangan karena mau berhemat nanti di sana ga makan, itu pelit, nanti kurus, nanti sakit. Di sini di rumah biasa makan tiga kali sehari ya segitu. Jangan nanti dikurangi jadi dua kali sehari". Ucap bapak yang akhirnya menasehati Dinda.
"Iya Pa, Bu. Dinda akan berusaha dan berdoa agar cepat dapat kerjaan. Ibu dan bapak doain juga biar Dinda sukses cari kerja, dan pulang dengan selamat dan utuh. Besok Dinda kasih tahu Tini, biar nanti lusa bertemu di terminal. Terimakasih Bu, Pa, insyaallah Dinda akan ingat pesan ibu dan bapak.
Percakapan Dinda dan kedua orang tuanya berakhir. Dinda senang sekali bisa diizinkan untuk mencari pekerjaan di Cikarang. Akhirnya Dinda pergi ke kamarnya untuk pergi tidur, beristirahat.
Bagaimanakah kisah selanjutnya, nah simak saja di episode yang berikutnya. Like, vote, dan komentarnya ya. Terimakasih buat yang baca karyaku. Salam sehat selalu buat semuanya. ☺️☺️🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments