Episode 12

Sehari pertama di Cikarang.

Mba Lilis pulang dengan membawa tiga bungkus makanan dan sebungkus plastik gorengan. Sore hari, setelah Tini dan Dinda mandi, mereka duduk di ruang depan. Menyusul mba Lilis, yang membawakan piring dan sendok. Mba Lilis menyuruh mereka makan bersama-sama.

"Nih, ini makanan jangan di lihatin, tapi di makan, Din, Tin, ayo makan. Seadanya ya, mba belinya cuma ini". Ucap mba Lilis sambil menyodorkan makanan kepada mereka.

"Repotin mba Lilis, makasih mba". Jawab Dinda sambil mengambil piring dan nasi bungkusnya.

"Iya mba Lis, makasih. Mba, habis Maghrib nanti, tolong kasih tahu angkutan daerah sini ya mba, besok kita mau cari kerja. Biar ga kesasar gitu lah, lebih cepat lebih baik, iya ga Din". Ucap Tini sambil makan gorengan.

"Iya mba, jadi ga menunda waktu untuk berlama-lama jadi pengangguran di sini mba. Syukur-syukur seminggu kalau bisa sudah dapat kerja iya kan Tin". Jawab Dinda menyaut.

"Iya Din, syukur-syukur sebelum uang saku habis lah, paling tidak sudah dapat kerja". Ucap Tini menyambung ucapan Dinda.

"Iya, nanti habis Maghrib mba kasih tahu semua kalau perlu, tapi ingat jangan mudah percaya orang apalagi kalau menawarkan pekerjaan ya". Ucap mba Lilis mengingatkan.

Mereka makan bersama, setelah itu menonton tv hingga akhirnya adzan maghrib. Mereka bergantian menunaikan sholat maghrib karena tempatnya tidak cukup bila berjamaah. Selesai sholat maghrib, Lilis duduk di ruang depan sambil menonton tv. Dinda dan Tini sibuk dengan berkas lamaran pekerjaan masing-masing.

Suara televisi di kecilkan oleh mba Lilis. Melihat Tini dan Dinda yang sibuk dengan berkas lamarannya. Mba Lilis memperhatikan berkas lamaran mereka berdua. Meskipun Dinda dan Tini baru memulai mencari pekerjaan, berkas lamarannya seperti sudah terbiasa mencari pekerjaan.

"Din,Tin, mba mau ngomong, besok kalian niatnya mau cari kerja ke mana?, kan belum tahu daerah di sini?". Ucap mba Lilis memulai pembicaraan.

"Ya...yang terdekat dari sini saja dulu mba sambil cari-cari informasi". Jawab Dinda setelah membereskan berkas lamarannya.

"Emangnya mba Lilis dengar ada lowongan kerja di mana?, kemaren waktu pulang katanya ada lowongan kerja. Ya... kita sih kalau bisa yang ada lowongan kerjanya mba yang pasti dan jelas". Jawab Tini.

"Iya mba, kalau ga ada lowongan kayanya gimana ya, buang ongkos, buang waktu juga mba, memang sih kalau dengar ada informasi ya ga ada yang sia-sia". Jawab Dinda menyambung.

"Aku kemaren dengar ada lowongan kerja ga tahu nama PT nya lupa, itu di kawasan Jababeka satu. Kalau dari sini, kamu jalan lurus ke arah tugu bambu depan. Di situ nyebrang, naik angkot no 32, 39c, 36, semuanya ke arah terminal. Setelah lewat terminal ada mall Ramayana, ga jauh bilang saja Teleng kiri. Dari situ jalan sekitar 10 menit kurang lebih lah baru ketemu pabrik-pabrik. Tinggal nanya saja ke satpam pabriknya". Ucap mba Lilis menjelaskan.

"Mba kok angkotnya banyak, semuanya ke situ?, Kalau pulangnya naik apa mba?". Tanya Dinda tentang angkot.

"Angkot itu semuanya kalau dari depan, nyebrang pasti ke terminal langsung muter ke sini lagi. Jadi ga kesasar, kecuali kamu kelewatan tugu bambunya alamat deh pasti nyasar. Jadi di ingat-ingat saja. Jangan naik yang lain, elf bisa tapi takutnya kelewat". Jawab mba Lilis.

"Nah, Teleng itu apa mba, gang, jalan, apa-apa mba?". Tanya Tini mengenai Teleng.

"Teleng itu daerah, ga tahu juga sih tapi itu jalan menuju pabrik kawasan Jababeka satu lewat pintu belakang. Nah kalau ada tukang ojek bilang mba nyari kerja ya, ada lowongan kerja terus suruh naik, itu jangan langsung percaya, belum tentu benar. Memang ada juga yang jujur maksudnya benar ada lowongan kerja tapi tidak semua, Dia kan nyari duit". Ucap mba Lilis menjelaskan.

"Jadi kalau tukang ojek nawarin gitu jangan mau mba?, jalan saja gitu mba". Ucap Tini memperjelas.

"Ga juga, pokoknya ini kan kalian baru disini, ya jalan saja dulu, biasanya nanti ketemu orang-orang yang juga nyari kerja. Dari situ kalian bisa ngobrol, ya sekedar tanya-tanya. Tapi jangan mudah percaya juga terkadang ada juga pelamar kerja yang bohongi kita. Ga tahu maksudnya apa, karena mba dulu pernah ngalamin itu". Ucap mba Lilis mengatakan pengalamannya.

"Ooo nanti berarti kita banyak ketemu orang lain yang sama-sama cari kerja dari daerah lain juga Tin. Tambah saingan kita Tin, tapi percaya, kalau sudah rezeki ga akan kemana, bismillah Tin". Ucap Dinda yakin.

"Iya sih, Din besok pagi jam 6 ya berangkatnya. Lebih pagi mungkin banyak yang jalan jadi, besok semangat cari kerja". Ucap Tini menyarankan.

"Mba Lis, berarti pulang pergi sama saja ya naik angkotnya?, mba Lis besok kerja masuk pagi ya?". Tanya Dinda.

"Iya Din, makanya yang penting jangan salah naik angkot dan perhatikan jalan. Iya, mba besok berangkat habis subuh, kalian besok beli sarapan sendiri ya. Terserah mau beli apa. Kalau mau beli nasi uduk murah, enak, banyak, tuh di seberang tugu bambu jalan ke kanan terus tanya saja di situ warung makan Bu Entin. Di jamin kenyang deh, cuma 1500. Dah ya, mba mau sholat isya, terus mau tidur cape. Nanti pintu kunci ya, oh iya ini kunci kontrakannya ya jangan lupa keluar masuk di kunci banyak maling". Jawab mba Lis, setelah itu memberikan kunci kontrakan.

"Iya mba, makasih. Tin Aku juga mau sholat isya dulu, ini kunci simpan, besok di duplikat saja ya". Ucap Dinda kepada Tini sambil memberikan kunci kontrakan.

"Ok Din, dah sana nanti gantian, Aku juga sudah ngantuk nih🥱 ".Jawab Tini sambil menguap.

Mba Lilis yang sudah selesai sholat isya, memang langsung pergi tidur. Dinda sedang sholat isya, dan Tini masih duduk di ruang depan sambil nonton tv. Sekarang berganti Tini yang akan melakukan sholat isya. Dinda duduk di ruang depan menonton tv. Namun mata Dinda serasa mengantuk. Dinda mematikan tv-nya, kemudian menggelar kasur busa tipis untuk alas tidur yang sudah disediakan oleh mba Lis sebelumnya. Sedangkan Tini tidur dengan mba Lilis.

*

Keesokan harinya, mba Lilis bangun sebelum subuh. Mba Lilis menyetrika seragam kerjanya karena semalam tidak di setrika. Pas adzan subuh, mba Lis mandi, kemudian menunaikan sholat subuh. Setelah itu mba Lilis berangkat kerja. Sementara itu, Dinda dan Tini juga sudah bangun dari tidurnya. Mereka bergantian mandi dan menunaikan sholat subuh. Jam menunjukkan pukul 05.30 pagi. Dinda dan Tini berjalan ke depan untuk membeli sarapan.

Sampai di depan gang, ada penjual sarapan nasi pecel dan ada juga nasi uduk. Dinda dan Tini saling bertanya, sarapan apa yang akan di beli. Ternyata mereka memilih nasi uduk, karena semalam mba Lis berkata tentang nasi uduk. Karena sudah agak siang, akhirnya mereka buru-buru makan dan minum. Mereka berangkat mencari kerja sesuai yang di katakan mba Lis semalam. Sebelum berangkat, mereka tidak lupa mengunci pintu.

Mereka berjalan ke depan yaitu tugu bambu kemudian menyeberang. Sambil menunggu angkot, Dinda dan Tini mengobrol tentang banyak hal. Dari teman sekolah, pacar, tugas sekolah dan yang terakhir adalah tentang mencari pekerjaan.

Tidak ketinggalan oleh mereka berdua obrolan semalam, apa yang dibicarakan oleh mba Lilis. Mereka harus ingat selalu, dan jangan mudah percaya sama orang lain. Tahun 2002, awal kelulusan sekolah dan awal untuk memulai hidup mandiri. Yaitu bekerja mencari rezeki yang halal, yang penting intinya cari uang untuk biaya hidup sendiri dan untuk keluarga.

Angkot yang ditunggu datang, Dinda dan Tini menyetopnya kemudian masuk ke dalam dan duduk. Mereka memperhatikan jalanan dan melihat rumah-rumah, toko-toko,bangunan lama dan bangunan baru.

Angkot tersebut berjalan dengan kecepatan sedang. Ternyata benar yang dikatakan oleh mba Lilis, angkotnya hanya muter saja setelah itu masuk terminal. Sampailah angkot tersebut yang dikatakan semalam yaitu Teleng. Banyak tukang ojeg di pangkalan ojeg yang menawarkan tumpangan. Namun ditolak oleh Dinda dan Tini. Mereka berdua, teringat pesan mba Lilis.

Nah penasaran gimana kelanjutannya?. Yuk simak terus ceritanya di episode yang berikutnya. Like, vote, dan komentarnya ya tetap di tunggu. Salam sehat selalu dan terimakasih buat yang sudah membaca karyaku ini. Tetap semangat.🙏🙏💪💪☺️☺️🌷🌷

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!