Episode 13

Mencari kerja di Cikarang.

Turun dari angkutan umum, Dinda dan Tini di datangi oleh para tukang ojek. Mereka menawarkan untuk naik ojeg karena masuk kawasan industri jauh. Dinda dan Tini menolak tawaran tukang ojek. Mereka lebih memilih jalan daripada naik ojeg. Saat berjalan, ada beberapa tukang ojek membawa penumpang yang memakai baju hitam putih. Sepertinya ada lowongan pekerjaan di kawasan Jababeka satu.

Dinda berpikir setelah melihat wanita yang seumuran dengannya memakai baju hitam putih, mungkinkah ada lowongan pekerjaan. Tini pun demikian, dalam hati mereka berdoa, semoga hari ini ada lowongan pekerjaan. Mereka berdua berjalan terus mengikuti jalan tersebut, sambil melihat ada beberapa orang yang naik ojek dengan memakai baju hitam putih.

Thor memangnya yang pakai baju hitam putih itu orang yang mau melamar pekerjaan ya?, kok pakainnya baju hitam putih, tidak boleh yang lain ya Thor.

Author kurang tahu, tapi pada waktu itu memang begitu keadaannya. Setiap orang yang mencari pekerjaan eh lowongan kerja itu pakai baju hitam putih. Waktu itu tidak ada pelamar yang memakai baju selain hitam putih. Kurang tahu alasannya apa kenapa harus baju hitam putih. Tapi biasanya kalau ada lowongan kerja ada syaratnya memakai baju hitam putih. Nah daripada bolak balik ganti baju, sekalian deh cari kerjanya pakai baju hitam putih. Mungkin itulah alasannya kenapa harus pakai baju hitam putih. Kalau jaman eh waktu sekarang gimana Reader?, masih pakai juga apa tidak?. Mungkin Reader jaman now tahu. Ok, lanjut lagi ke cerita ya.

Dinda dan Tini berjalan, tiba-tiba terdengar suara dari belakang mereka. Seseorang yang memanggil-manggil. Dinda dan Tini menengok ke belakang. Seseorang yang memakai baju hitam putih juga. Mungkin Dia salah seorang pencari kerja yang lain. Dinda dan Tini bingung, karena tidak mengenalnya. Namun mereka berhenti dan menunggu seseorang tersebut. Hingga akhirnya seseorang tersebut sampai di tempat Dinda dan Tini.

"Assalamu'alaikum". Sapa seseorang tersebut dengan salam karena mereka sama-sama mengenakan hijab.

"Wa'alaikumussalam". Jawab Dinda dan Tini bersamaan.

"Maaf mba, kenalkan Erna dari Solo". Sapa orang tersebut menyebut namanya sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Dinda, dan ini temanku Tini, kami dari Tegal". Jawab Dinda sambil mengulurkan tangan bersalaman kemudian menyebut namanya dan menunjuk ke Tini.

"Kalian mau cari lowongan pekerjaan ya?". Tanya Erna kepada Dinda dan Tini.

"Iya, kami mau mencari lowongan pekerjaan, kenapa ya mba?". Jawab Tini kemudian bertanya.

"Sama mba, kalau mau yuk jalan bareng saja ke kawasan". Ucap Erna kepada Dinda dan Tini.

"Ooh, mba mau mencari lowongan pekerjaan juga?, di kawasan ini eh depan sana?. Kalau mba mau ya ayok sama-sama jalan bareng saja, iya ga Din?. Biar ramai gitu sambil ngobrol". Jawab Tini langsung mengiyakan tanpa basa basi.

"Iya, kan biar ramai, jadi ga sepi. Terus jadi tahu orang Solo gitu ya Tin?". Jawab Dinda yang ingin tahu tentang orang Solo.

"Ya sudah yuk, sambil jalan ngobrolnya. Eh mba, mba berdua satu kampung ya?.

"Iya, kami satu kampung tapi kami berbeda desa. Satu sekolahan sih, dari SMP, dan SMU. Cuma kami berbeda kelas saja, tapi tetap masih jadi teman akrab iya kan Din". Ucap Tini sambil menaruh tangannya di pundak Dinda.

"Ya gitu mba, maaf mba Erna sudah lama di Cikarang?". Tanya Dinda ingin tahu.

"Lumayan sudah 3 tahun jalan". Jawab mba Erna.

"Berarti mba Erna sudah agak paham daerah Cikarang ya?". Tanya Dinda lagi.

"Ya kalau daerah sini sih, Aku tahunya kearah kawasan dari sini naik apa terus arahnya kemana tahu sedikit. Kalau daerah lainnya kurang tahu, Aku orangnya jarang main sih". Jawab mba Erna menjelaskan.

"Ooh, tapi daerah sini paham kan mba arahnya?". Tanya Tini menyambung pertanyaan dari Dinda.

"Tahu, memangnya kalian tidak paham daerah sini ya?". Tanya mba Erna agak penasaran.

"Bukan tidak paham lagi mba, memang iya karena kami baru datang dari Tegal kemaren. Hari ini pertama kalinya kami mencari lowongan pekerjaan di sini". Jawab Tini menjawab rasa penasaran mba Erna.

"Pantas, muka baru jadi tidak tahu. Tidak apa-apa, lama-lama kalian juga nanti akan paham dan mengenal daerah sini". Ucap mba Erna.

"Maaf mba mau tanya, mba dengar ada lowongan kerja tidak, dimana gitu mba?, bagi-bagi informasi boleh?, siapa tahu nanti bisa melamar bareng". Tanya Dinda mencari tahu adanya lowongan pekerjaan.

"Ada sih, tapi pakai KTP daerah asli sini, dan juga harus ada yang bawa gitu". Jawab mba Erna.

"Itu pabrik apa mba ?, orang perantauan tidak boleh melamar gitu?". Tanya Tini penasaran.

"Ya bukan gitu juga, orang perantauan boleh tapi harus pindah KTP dulu menjadi warga Cikarang atau Bekasi lah. Tapi hari kemaren nya, Aku dengar ada lowongan kerja di PT kawasan sini, siapa tahu masih buka. Soalnya kata teman Aku bukanya seminggu. Mungkin hari ini masih bisa makanya Aku mau mencobanya. Kalian mau ikut bareng Aku?, kalau mau ayo. Aku kemaren sudah cek, pabriknya sebentar lagi sampai". Ucap mba Erna yang mengajak Dinda dan Tini.

"Gimana Din?, mau ga?, Aku sih mau saja, coba melamar, siapa tahu rezekinya". Ucap Tini menanyakan kepada Dinda.

"Ya sudah Aku ikut saja, mumpung ada informasi, siapa tahu rezeki kita cepat dapat kerja, aamiin. Mau mba, kita ikut, sudah dekat ya mba pabriknya". Ucap Dinda mengiyakan ajakan Tini kemudian bertanya kepada mba Erna.

"Sebentar juga sampai itu pabriknya. Memang pabriknya tidak besar, tapi lumayan lah daripada nganggur, mending mencoba melamar kerja. Iya mungkin saja ini seperti yang kalian bilang tadi, siapa tahu rezekinya". Ucap mba Erna sambil menunjuk pabrik yang di maksud.

Setelah berjalan lumayan jauh dari pinggir jalan raya, dan bertemu dengan seseorang. Mengobrol dari berkenalan sampai tentang lowongan pekerjaan, akhirnya mereka sampai di tempat yang dituju. Menurut teman mba Erna, pabrik tersebut sedang membuka lowongan pekerjaan. Setelah sampai di depan pabriknya, terlihat di dinding sebelah pagar besi ada secarik kertas yang ditempel. Kertas tersebut bertuliskan Lowongan pekerjaan. Mereka senang sekali bahwa masih di bukanya lowongan pekerjaan, meskipun itu hari terakhir melamar.

Mba Erna bertanya kepada Pak satpam tentang lowongan pekerjaan. Lowongan kerja yang tertera di selembar kertas yang tertempel di dinding sebelah pagar besi. Dengan harap-harap cemas Dinda dan Tini mendengarkan tanya jawab mba Erna dengan Pak satpam. Dinda dan Tini serta mba Erna senang sekali, ternyata pabrik tersebut hari ini terakhir menerima lamaran.

"Pak satpam maaf mau tanya ?, Ada lowongan kerja ya Pa?, Saya melihat tulisan di selembar kertas di sana". Ucap mba Erna sambil menunjuk selembar kertas di tempel.

"Iya mba benar, mba-mba ini ada perlu apa?". Tanya Pak satpam.

"Maaf Pak, kami mau melamar pekerjaan". Jawab Dinda kepada Pak satpam.

"Iya Pak, kami mau cari pekerjaan". Ucap Tini menyambung ucapan Dinda.

"Iya Pak, kami mencari lowongan pekerjaan". Jawab mba Erna mengulang perkataan dari Dinda dan Tini.

"Memang benar mba, kalau di pabrik sini ada lowongan pekerjaan. Mba-mba mau melamar?, sudah membawa persyaratannya?. Kalau semua persyaratannya sudah lengkap, silahkan tinggal saja. Nanti hari Senen depan silahkan melihat pengumuman seleksi. Ucap Pak satpam.

"Oo iya Pak, kami sudah bawa tapi maaf, mau dirapihkan dahulu sesuai persyaratan dalam lembar lowongan pekerjaan tersebut". Ucap mba Erna, kemudian mengajak Dinda dan Tini untuk merapihkan kembali persyaratan melamar pekerjaan.

Dinda, Tini, dan mba Erna sedang merapihkan kembali semua persyaratan lowongan pekerjaan. Mereka juga menulis nama dan alamat mereka sendiri juga nama dan alamat dari pabrik tersebut di amplop coklat besar.

Setelah semua rapi, mba Erna mengumpulkan semua surat lamaran. Kemudian menyerahkannya kepada Pak satpam. Pak satpam yang bertugas hari itu hanya tersenyum. Sambil menerima surat lamaran dari mba Erna, Pak satpam memberitahu bahwa hari Senen jangan lupa untuk datang kembali. Mereka harus melihat sendiri pengumumannya, di pabrik untuk melihat lulus seleksi awal.

Dinda, Tini dan mba Erna mengerti apa yang dikatakan oleh Pak satpam. Mereka bertiga kemudian pamit dari Pak satpam setelah menyerahkan surat lamaran. Kemudian melanjutkan lagi perjalanannya.

"Din, Tin, Aku mau langsung pulang saja ke kontrakan. Kalian mau ikut main ke kontrakan ku?, tidak jauh kok, di Bojong Koneng". Ucap mba Erna menawarkan.

"Maaf mba, kita juga langsung pulang saja. Iya ga Tin?". Jawab Dinda yang ingin langsung pulang.

"Inginnya sih langsung pulang saja. Tapi main yu Din, kalau dekat kontrakan mba Lilis. Kan ga aps-apa sebentar ok Din?. Mba, memangnya Bojong Koneng di mana?, jauh ga?". Kita kontrakannya di Warung Bongkok mba". Ucap Tini yang ingin main ke kontrakan mba Erna.

"Lha itu dekat, Aku ga jauh dari Warung Bongkok. Bisa jalan kaki dari pasar Warung Bongkok sampai ke kontrakan Aku. Yuk main saja, ga apa-apa. Lagian masih pagi jam 9, kalau diteruskan cari kerja juga percuma sudah siang. Mau ya ? Kan biar nambah teman". Ucap mba Erna mengajak mereka berdua.

"Ya udah deh mba, kita main. Tapi ga bisa lama ya mba, iya kan Tin?". Ucap Dinda.

"Iya mba Erna, maaf ga bisa lama mainnya". Jawab Tini kemudian.

"Ga apa-apa ga lama juga. Yang penting kalian bisa main, Aku jadi punya teman baru. Kita searah bisa bareng naik angkotnya. Yuk ". Ajak mba Erna berjalan pulang.

Mereka bertiga berjalan keluar dari kawasan pabrik menuju pulang ke kontrakan mba Erna. Sampailah di pinggir jalan raya, mba Erna menyetop angkutan umum 39 c. Mereka meneruskan perjalanan, sampai di pasar Warung Bongkok. Angkutan umum berhenti, dan mereka bertiga turun dari dalam angkot tersebut. Mereka berjalan masuk melalui pasar Warung Bongkok. Dinda dan Tini sesekali memperhatikan jalan biar tidak kesasar pulang. Akhirnya sampai di tempat kontrakan mba Erna. Dinda dan Tini bermain, mengobrol tentang lowongan pekerjaan, pengalaman mba Erna bekerja dan lainnya. Sampai adzan dhuhur tiba, setelah sholat dhuhur Dinda dan Tini berpamitan pulang. Mereka pulang ke kontrakannya mba Lilis.

Nah masih ingin membaca kisah selanjutnya, yuk ikuti di episode berikutnya. Like, vote dan komentarnya di tunggu. Terimakasih bagi yang sudah membaca karyaku ini, dan salam sehat selalu buat semuanya. 🙏🙏💪💪☺️☺️

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!