Episode 16

Tes tertulis lulus, tes selanjutnya adalah tes wawancara.

Pagi yang cerah kembali datang. Harapan mulai menghampiri para pencari kerja. Semangat terus sampai mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Doa yang selalu dipanjatkan tiada henti, semoga cepat mendapatkan pekerjaan.

Seperti biasa Dinda dan Tini bersiap-siap pergi mencari lowongan pekerjaan. Mereka bertemu mba Erna tepat di pertigaan tugu bambu warung bongkok. Mereka naik angkutan umum k 39 c menuju arah terminal. Mobil angkutan umum melaju ke arah terminal. Sampai di terminal mereka turun dari angkutan tersebut. Kemudian berganti angkutan umum lainnya yaitu k 17 ke arah kawasan ejip.

Mereka mengobrol tentang tes tertulis di pabrik yang terletak di kawasan Jababeka kemaren. Harapan mereka semoga saja besok lulus tes tertulis. Meskipun sudah mengikuti tes tertulis, mereka tetap semangat mencari lowongan pekerjaan yang lainnya. Semoga saja untuk hari ini ada lowongan kerja sehingga mereka punya lebih banyak kesempatan.

Mendekati kawasan ejip, mereka bertiga turun dari angkutan umum k 17. Mereka berjalan memasuki kawasan ejip tepat di depan pabrik Sanyo. Menyusuri depan pabrik Sanyo terus berjalan lebih masuk ke dalam terlihat beberapa bangunan pabrik yang besar. Bis jemputan karyawan berlalu lalang di depan mereka, melewatinya. Dalam hati Dinda berkata eh maksudnya berdoa mungkin bahwa suatu hari Dia akan menaiki bis jemputan tersebut aamiin.

Berjalan dari pabrik yang satu ke pabrik yang lain, bertanya kepada pak satpamnya, adakah lowongan kerja. Namun rata-rata semua perusahaan yang di tanya satpamnya menjawab belum ada lowongan kerja. Meskipun tidak ada lowongan pekerjaan, Dinda dan pelamar kerja yang lain masih semangat mencari lowongan pekerjaan.

Hari semakin siang dan semakin panas, Dinda dan Tini serta beberapa orang pelamar kerja yang berjalan di belakang juga di depan, mereka hendak berjalan ke arah ke luar kawasan ejib. Mereka semua akan pulang atau bahkan akan mencari lowongan pekerjaan di tempat lain. Untuk hari ini Dinda dan Tini langsung pulang begitu juga dengan mba Erna.

Dalam perjalanan pulang, mereka bertemu dengan pelamar kerja yang lain. Saling mengobrol bertanya tentang lowongan pekerjaan. Ada yang tahu dan memberitahu di mana ada lowongan pekerjaan. Saling bertukar informasi di mana adanya lowongan pekerjaan.

Di dalam angkutan umum k 17 yang menuju arah pasir Gombong dan terminal Cikarang, mereka masih mengobrol. Tanya asal dari mana, ngontrak di mana, sekedar bahan obrolan. Ada yang turun di depan kawasan Jababeka, ada yang turun di daerah pasir Gombong, sisanya turun di terminal.

Dinda dan Tini juga mba Erna turun di depan terminal. Mereka pindah ke angkutan umum k 39 c. Dari terminal angkutan tersebut menuju ke daerah Cibitung. Namun Dinda dan Tini serta mba Erna turun di Tugu Bambu desa Warung Bongkok. Mereka setelah sampai di Tugu Bambu turun dan berpisah untuk pulang ke kontrakan masing-masing.

Hari yang cukup panas dan terik untuk sinar matahari yang serasa membakar kulit. Dinda dan Tini berjalan bergegas kepanasan karena memang hari itu cukup panas sekali. Di tengah perjalanan pulang, mereka membeli minuman sekaligus makanan. Kemudian meminum minuman tersebut.

Dalam perjalanan, Dinda teringat bahwa air galon di kontrakan hampir habis, Dinda mampir ke warung dekat kontrakan membeli air minum galon. Setelah membayar Dinda berjalan menuju ke kontrakan dengan Tini. Di susul oleh bapak yang punya warung karena baru melihat Dinda, membawa air minum satu galon.

"Owh di sini neng ngontraknya, ini mah bapak tahu yang ngontrak di sini. Mba Lilis kan ya?, Neng baru ya di sini soalnya bapak baru lihat neng disini. Nyari kerja neng?, yang sabar ntar juga dapat Neng. Ngomong-ngomong Neng apanya mba Lilis ya?. Ucap bapak pemilik warung lalu bertanya sambil menunggu Dinda mengambil galon yang sudah kosong.

"Iya pak, Saya baru, mau nyari kerja di sini. Saya teman saudaranya mba Lilis, ini saudaranya mba Lilis pak". Jawab Dinda lalu menunjuk ke Tini yang sedang mengangkat galon ke dispenser.

"Ow gitu ya Neng, ya dah sekarang bapak dah tahu, kalau ada sesuatu apa gitu ada bapak di depan. Ya udah Neng bapak tinggal makasih ya". Ucap bapak pemilik warung.

"Iya pak makasih juga sama-sama sudah bawa air galonnya ke sini". Jawab Dinda.

Kemudian bapak pemilik warung pun pergi kembali lagi ke warungnya. Tini sedang duduk merasa cape setelah mengangkat satu galon air minum ke dispenser. Sedangkan Dinda berada di kamar mandi untuk bersih-bersih.

Setelah bersih-bersih Dinda beristirahat di ruang depan di depan meja televisi. Tini menyusul kemudian, tanpa mereka sadari mereka tertidur di ruang depan tersebut.

Hari telah sore, Dinda sudah terbangun dari tidurnya dan sudah selesai mandi. Tini juga begitu, mereka duduk di depan kontrakan menikmati sore menjelang Maghrib. Sambil ngobrol dengan tetangga, berkenalan, dan membicarakan tentang lowongan pekerjaan.

Mba Lilis pulang, tersenyum, kemudian menyapa Dinda dan Tini yang duduk di depan kontrakan, juga para tetangga kontrakan. Mba Lilis langsung masuk dan segera membersihkan diri di kamar mandi. Setelah selesai mba Lilis ke depan dan bergabung mengobrol dengan Dinda, Tini dan juga para tetangga kontrakan.

"Baru pulang ya mba Lilis?, kok pulangnya jam segini?, lembur?". Tanya Tini.

"Iya, ga lembur sih, tadi jalan macet banget, ga tahu ada apaan, sampai rumah kesorean deh. Gimana tadi ada lowongan?". Jawab mba Lilis lalu bertanya.

"Tadi ke kawasan EJIP mba Lis, PT di sana gede-gede yah, ga ada yang kecil. Cape banget jalannya, satu PT saja lebih dari lapangan sepak bola kali yah. Ya Din, kaki sampai pegal-pegal. Nanya dari PT yang satu ke PT ydng lain rata-rata sama mba jawabannya sedang belum ada lowongan". Jawab Tini sambil ngeluh kakinya.

"Iya mba Lis, PT nya gede-gede semua. Ya gitu, ga ada lowongan kerja eh belum ada. Malah nih ya mba, di pintu gerbang ada papan bertuliskan tidak ada lowongan kerja. Tapi tetap satpamnya kita tanya, terus kata satpamnya gini nih mba, mba lihat tulisan di papan itu sambil nunjuk papannya mba. Terus pak satpamnya ngomong lagi, mba lulusan apa?, ya kita jawab SMA. Terus pak satpamnya nyuruh kita baca itu papannya. Kita baca mba, sudah baca eh satpamnya bilang gini mba, mba bisa baca semua, kenapa masih tanya gimana mba ini. Gitu mba kata satpamnya". Ucap Dinda menceritakan kejadian tadi pagi.

"Terus gimana Din, Tin, kalian langsung pergi?". Tanya mba Lilis melanjutkan.

"Sebelum pergi ya kita ngomong sama pa satpamnya mba. Maaf pak, barangkali ada lowongan kerja, jadi kita tanya sama bapak satpam. Berhubung daripada kita di bilang gimana, ya sudah kita langsung pergi dari pabrik itu". Jawab Tini.

"Iya mba, kita malu kaya ga bisa baca tulisan yang nempel di gerbang. Jadi langsung pergi". Ucap Dinda menyaut.

"Sabar, memang tidak semua satpam seperti itu, tapi ada juga kok yang kalau ditanya jawabnya sopan dan lemah lembut gitu. Tapi itu satpam perempuan heehee". Jawab mba Lilis sambil tertawa kecil meledek.

"Memangnya ada satpam perempuan ya mba Lilis?, Aku kira satpam pabrik laki-laki semua tidak ada perempuannya". Ucap Tini.

"Ada lah satpam perempuan, tapi tidak di depan, biasanya di dalam pabrik. Lha kalau karyawan perempuan mau pulang kerja, periksa dulu semua tasnya badannya di raba tubuhnya. Kan biasa saja ga gimana. Kalau yang raba satpam laki-laki gimana tuh kan bahaya, bukan muhrimnya pegang-pegang, raba-raba ya dosa tho". Jawab mba Lilis.

Karena adzan maghrib sudah berkumandang, pembicaraan mereka berhenti. Semua orang masuk ke dalam kontrakannya masing-masing. Malam pun mulai merangkak naik meninggalkan sore dan senja yang tidak bisa berkomentar lagi.

Nah, gimana kelanjutan ceritanya?, mari simak cerita selanjutnya di episode yang berikutnya. Like, vote, dan komentarnya masih ditunggu. Terimakasih buat yang sudah baca karyaku dan salam sehat selalu untuk semuanya.🙏🙏💪💪🌷🌷

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!