Cikarang ( Pekerjaan Dan Cinta )
Awal kelulusan.
Tahun 2002 seorang gadis bernama Dinda Ayu telah lulus sekolah tamatan Sekolah Menengah Kejuruan atau di singkat SMK. Yang dipikirkan setelah lulus sekolah oleh Dinda adalah segera mendapatkan pekerjaan. Sebelum mencari pekerjaan, terlebih dahulu ada hal yang harus dipersiapkan.
Syarat-syarat melamar pekerjaan antara lain KTP atau Kartu Tanda Penduduk, kartu kuning atau kartu pencari kerja, SKCK atau Surat Keterangan Catatan Kepolisian, foto entah ukuran 3*4 atau 4*6, DRH atau Daftar Riwayat Hidup dan yang pasti surat lamaran pekerjaan.
Semua itu nantinya pasti dibutuhkan pada saat melamar pekerjaan. Kalau tempat yang di tuju meminta syarat-syarat tersebut atau pabriknya ya gaes. Kecuali kalau melamar pekerjaannya di warteg, di toko sembako, di kios-kios baju itu sih mungkin tidak meminta syarat-syarat seperti tersebut di atas ya gaes. Paling di tanya tuh sama yang punya tuh toko lulusan apa dek?. Maaf ya yang punya toko.
Nah, karena itulah setelah lulus sekolah Dinda mengurus surat-surat tersebut. Dari KTP, SKCK, dan lain-lainnya yang diperlukan sebagai syarat melamar pekerjaan.
Untuk mengurus itu semua pertama dan yang paling utama adalah KTP, benar tidaaak?. Benar lah kalau tidak punya KTP mengurus surat yang lain bagaimana bisa karena tidak terdaftar dalam nomor kependudukan. Sebagai warga yang baik Dinda mengurus itu semua sendiri dari tingkat bawah yaitu RT.
Dinda menemui pak RT untuk meminta surat pengantar untuk membuat KTP. Dari RT lalu dilanjutkan ke pak RW, meminta tanda tangan dari RW. Setelah dari RW, Dinda melanjutkannya ke kantor kelurahan setempat yaitu kantor Desa di mana Dinda tinggal.
Surat pengantar untuk membuat KTP dari kantor kelurahan di desa sudah jadi, Dinda langsung menuju ke kantor kecamatan. Di sana Dinda menyerahkan surat pengantar yang telah di tandatangani oleh lurah setempat. Di dalam kecamatan, Dinda menyerahkan foto ukuran 2*3.
Pada tahun 2002 KTP nya itu masih lembaran kertas yang di ketik dan fotonya masih di lem atau di tempel ya gaes kalau Author tidak salah ingat. Bila Author salah, mohon maaf mungkin Authornya khilaf atau lupa. Bagi yang masih ingat monggo kolom komentar masih kosong.
Setelah KTP sudah jadi, Dinda tinggal mengurus surat-surat yang lainnya yang mendukung sebagai syarat untuk mengajukan lamaran pekerjaan. Karena seharian mengurus KTP, Dinda merasa capek, lelah, letih dan lesu, Dinda lalu langsung pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, Dinda ditanya oleh kedua orang tuanya.
"Din, sudah buat KTPnya?". Tanya Bapak kepada Dinda sambil duduk di kursi ruang tamu.
"Sudah Pak, ini KTP nya sudah jadi". Jawab Dinda sambil memberikan KTP nya yang sudah jadi barusan lalu membawa tas masuk ke dalam kamarnya.
"Ya sudah ini KTP nya simpan baik-baik". Ucap Bapak Dinda sembari memberikan lembar KTP kepada Dinda dengan tangan kanan.
"Din, kamu tadi tidak sekalian mengurus surat yang lainnya seperti SKCK?". Tanya Ibu kepada Dinda sambil masuk kedalam kamar Dinda dan duduk di atas kasur Dinda.
"Tidak Bu, Dinda seharian ini cuma buat KTP saja, Dinda cape Bu. besok saja Dinda melanjutkan kembali mengurus surat-surat yang lainnya". Jawab Dinda kepada Ibunya sembari rebahan diatas kasur tempat tidurnya.
"Ya sudah kalau cape, istirahat saja. Besok lanjutkan lagi, yang semangat ya Din cari kerja itu susah lho...". Ucap Ibu Dinda sembari bangun dari duduknya berdiri lalu berjalan pergi keluar kamar Dinda.
"Ya Bu, Dinda tahu. Makanya Ibu doakan Dinda, biar Dinda cepat dapat kerjaan dan dapat duit buat bantu Ibu dan Bapak". Jawab Dinda, sambil memejamkan matanya dan memeluk bantal guling, entah Ibunya mendengar atau tidak.
"Ya pasti tho Din, Bapak sama Ibu pasti selalu mendoakan tidak lupa itu. Setiap saat lho, kamu saja yang tidak tahu". Jawab Bapak yang mendengar ucapan Dinda tadi dari ruang tamu.
Tidak lama Dinda sudah terlelap dalam tidur siangnya. Ibu yang tahu Dinda langsung tidur karena kecapean, tidak berani untuk membangunkannya dan menyuruhnya membantu Ibu bersih-bersih rumah karena sudah sore.
Jam menunjukkan pukul 4 sore, Ibu terpaksa membangunkan Dinda dari tidurnya. Sebenarnya Ibu tidak ingin, tapi Ibu harus membangunkannya untuk mandi sore kemudian sholat ashar. Terlalu sore kan tidak baik juga, makanya Ibu membangunkannya saat ini.
"Din, bangun ndo. Sudah sore, mandi dulu lalu sholat ashar. Din, ayo tho bangun sudah jam 4 sore tuh. Nanti kesorean lho terus asharnya mau kemana?". Ucap Ibu yang membangunkan Dinda sambil menggoyang-goyangkan kakinya Dinda agar Dinda terbangun.
"Iya Bu, ini Dinda mau bangun. Tapi Dinda masih cape Bu, boleh bentar lagi tidak?". Jawab Dinda sambil menguap dan menggerakkan badannya menjulur lurus melemaskan otot-ototnya yang tadi diam membeku karena tertidur.
"Eh anak Ibu, kalau lanjut bentar lagi, asharnya keburu habis ndo. Kamu belum mandi lho, ayo bangun sudah sore". Ibu tetap memaksa Dinda untuk bangun, lalu mandi dan kemudian sholat ashar". Ucap Ibu Dinda sambil mengambil bantal guling yang dipeluk Dinda agar Dinda bangun dari tidurnya.
"Iya Buuu, Dinda bangun deh. Padahal tadi Dinda lagi mimpi indah lho Bu. Masa tahu-tahu dibangunin mendadak gini, Dinda kaget Bu". Jawab Dinda lalu mengambil bantal gulingnya kembali dari Ibunya. kemudian menaruhnya dan merapihkan tempat tidurnya.
"Memangnya tadi kamu mimpi apa Din?, nih handuknya sana mandi tuh lihat hampir setengah 5 buruan mandi". Tanya Ibu sambil memberikan handuk yang berada di gantungan baju Dinda agar Dinda segera mandi.
"Ah Ibu mau tahu saja, ada deh pokoknya Dinda mimpi indah". Jawab Dinda sambil berlalu keluar dari kamarnya dan berjalan ke kamar mandi.
"Hmmm, Dinda Dinda Ibu nanya serius kok jawabnya gitu. Ya sudah makan tuh mimpinya sendiri sampai kenyang". Ucap Ibu Dinda sambil bercanda.
Tidak lama kemudian, Dinda sudah bersih dan wangi. Dinda melaksanakan sholat ashar, setelah sholat tak lupa beberapa ayat Al Qur'an Dia lantunkan.
Dinda keluar dari kamarnya, dan menuju meja makan. Dinda mengambil gelas dan sendok. ternyata Dinda ingin membuat teh manis hangat untuk menikmati sore dan bersantai dengan keluarganya.
"Din sedang apa kamu ndo?". Tanya Ibu yang juga akan membuat minuman teh manis hangat untuk Bapak.
"Dinda mau buat teh manis hangat Bu, buat teman santai". Jawab Dinda sambil memasukkan satu sendok gula ke dalam gelasnya.
"Ibu tolong ya, ini buatkan juga untuk Bapak biasa jangan kemanisan". Ucap Ibu sambil memberikan gelas besar kepada Dinda.
"Ok Bu, kenapa jangan kemanisan Ibu tahu ga ?". Tanya Dinda sambil menuangkan teh hangat ke dalam gelas.
"Kenapa Din?, itu kan memang kebiasaan Bapak kalau minum teh manis tidak kemanisan malah tanya. Tapi menurut Dinda kenapa?". Jawab Ibu lalu kembali bertanya.
"Karena kalau minum teh manis tidak kemanisan sambil lihat Ibu jadi manis pas heehee". Jawab Dinda sembari meledek Ibunya.
"Kamu ya ada-ada saja, mana sini teh manis hangatnya Bapak. Ibu mau ke depan dulu temani Bapak kamu minum teh". Ucap Ibu Dinda sambil mengambil gelas besar berisi teh manis hangat untuk Bapak.
"Temani saja terus, lha wong Bapak di rumah kok temani terus Bu Bu apa ga bosan heehee". Ucap Dinda meledek Ibunya.
"Kamu tuh ya, Din Din". Jawab Ibu Dinda menyudahi percakapannya dengan Dinda di meja makan.
Itulah sedikit cerita keseharian Dinda dengan keluarganya. Dinda adalah anak pertama yang mempunyai dua adik, satu adik laki-laki dan satunya perempuan. Meskipun hidup sederhana dengan keluarganya, Dinda selalu semangat menjalani hari-harinya.
Karena ini episode pertama, like, vote, dan komentarnya ya. Author berharap Reader dapat menikmati karyaku ini. Terimakasih sudah membaca salam dari Author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
💫0m@~ga0eL🔱
mampir berkunjung🙏
2024-11-30
0