Episode 10

Keberangkatan Dinda merantau di Cikarang.

Pagi jam 5, setelah sholat subuh Dinda bersiap-siap untuk berangkat ke Cikarang. Ibu Dinda telah menyiapkan sarapan untuknya. Sebelum berangkat, Dinda sarapan terlebih dahulu. Segelas teh manis hangat menjadi teman sarapan. Dinda selesai sarapan dan sudah meminum habis teh manis hangatnya. Dinda kemudian masuk ke dalam kamarnya dan mengambil tas ransel yang telah disiapkannya semalam.

Dinda telah menggendong tas ranselnya, dan sedang memakai kaos kaki dan sandal sepatunya. Ibu dan bapak serta adiknya sudah bersiap-siap untuk melepaskan kepergian Dinda untuk berangkat merantau ke Cikarang. Setelah siap semuanya, Dinda bersalaman kepada kedua orang tuanya serta adiknya. Dinda berpamitan kepada mereka, itu membuat Dinda merasa sangat sedih. Harus berpisah dengan keluarga yang selama ini bersamanya.

Dinda berjalan ke depan gang rumahnya diikuti oleh ibu dan bapak serta adiknya. Ada tukang becak di depan gang rumahnya, kemudian Dinda memanggilnya. Becak yang siap mengantarkan Dinda menuju ke terminal. Jarak terminal dari rumah Dinda tidak begitu jauh. Daripada menunggu angkutan umum lama, Dinda langsung menggunakan becak sebagai kendaraannya untuk membawanya ke terminal. Sekali lagi Dinda berpamitan kepada ibu dan bapak serta adiknya. Dan becak yang di tumpanginya pun akhirnya berjalan menuju ke terminal.

Sesampainya di terminal, Dinda melihat jam dinding yang ada di terminal. Waktu menunjukkan pukul 05. 45 menit. Dinda melihat ke sekitar, Dinda belum melihat keberadaan Tini dan saudara sepupunya. Ada salah seorang yang sedang duduk di kursi depan loket pembayaran bus. Saat Dinda berjalan menuju ke arah orang tersebut, Dinda mendengar suara sedang memanggilnya.

"Dinda". Ucap seseorang yang tiba-tiba terdengar oleh Dinda.

Dinda menoleh ke arah suara tersebut, dan ternyata itu adalah suara Tini temannya. Dinda melihat Tini berjalan dengan seseorang. Seorang perempuan yang kelihatan lebih tua sedikit dari Dinda. Dinda berpikir mungkin itu adalah sepupunya Tini.

"Sudah lama Din di sini, maaf ya agak terlambat, nunggu tukang becaknya baru bangun tidur". Ucap Tini menjelaskan.

"Ga ko Tin, barusan nyampe, tadinya mau nanya sama orang itu yang sedang duduk depan loket pembayaran bus. Eh ga tahunya ada suara yang manggil Aku, dan ternyata kamu Tin". Jawab Dinda menjelaskan balik kepada Tini.

"Ooh iya, habisnya Aku turun dari becak tadi sudah lihat kamu Din. Jadi pas sudah bayar tukang becak dan tukang becaknya pergi Aku langsung panggil kamu". Kata Tini langsung.

"Sekarang jam berapa Tin, jam 06.00 pagi. Loket busnya yang ini bukan?, tapi kok masih tutup ya Tin?, memang biasanya buka jam berapa Tin?". Tanya Dinda setelah melihat jam di dinding terminal.

"Iya Din, loket busnya yang ini. Iya sih, masih tutup. Mungkin sebentar lagi, biasanya jam 06.00 sudah buka. Kita tunggu saja Din, yang penting kita tidak terlambat, biasanya ramai Din. Apalagi sekarang, musim lulus sekolah pasti banyak penumpang yang akan naik bus ini. Bus ini langsung menuju ke Cikarang Din, jadi nanti bentar lagi pasti ramai". Ucap Tini kepada Dinda.

"Iya Tin, kan Aku ga tahu. Maklum lah Tin, ini baru pertama kalinya Aku ke terminal mau pergi jauh. Eh ngomong-ngomong ini saudara sepupu kamu ya Tin, kenalkan mba, Aku Dinda temannya Tini". Ucap Dinda kemudian memperkenalkan diri kepada saudara sepupunya Tini.

"Iya ini saudara sepupu Aku Din namanya Lilis, mba ini Dinda teman Aku. Dan Dinda ini mba Lilis saudara sepupu Aku. Nanti sama mba Lilis di jelaskan, tapi nanti kalau sudah sampai di Cikarang, iya kan mba Lis?". Ucap Tini memperkenalkan saudara sepupunya tersebut.

"Lilis, Aku sudah dengar cerita kamu dari Tini. Iya nanti mba jelaskan bagaimana hidup dan cari kerja di Cikarang, tapi nanti kalau sudah sampai saja ya Din". Ucap mba Lilis sambil mengulurkan tangannya untuk membalas uluran tangan Dinda sebagai salam perkenalan.

Dinda dan Tini serta Lilis duduk di bangku depan loket pembayaran tiket bus. Tidak beberapa lama, banyak orang berdatangan dari segala arah yang sudah tiba di terminal. Mereka datang ingin menaiki bus yang akan membawa mereka ke tempat tujuannya masing-masing.

Dinda dan Tini serta mba Lilis sesekali berbicara. Mereka hanya berbicara seperlunya saja karena sudah banyak orang yang duduk dan berdiri di sekitar mereka. Tidak lama petugas dari bus Sinar datang dan membuka pintu loket pembayaran tiket bus. Karena sudah banyak orang, bapak yang memegang tiket bus langsung berbicara kepada calon penumpang untuk menuju ke bus tujuannya masing-masing.

Dinda, Tini, dan mba Lilis segera bangun dan berjalan menuju bus tujuannya. Mereka berdiri di depan pintu depan bus tujuan Cikarang. Banyak juga orang yang akan menuju ke Cikarang. Mereka berdatangan menuju pintu depan dan belakang bus. Berdiri dan menunggu pintu bus di buka oleh pekerja dari busnya. Akhirnya ada salah seorang pekerja yang datang untuk membukakan pintu bus. Pintu bus depan di buka, Dinda, Tini dan mba Lilis segera naik ke dalam bus. Mereka langsung duduk di kursi baris ketiga dari depan. Karena kursinya cuma dua, Dinda akhirnya duduk di belakang Tini.

Mereka duduk dan menunggu pekerja tiket bus untuk memberikan tiket penumpang. Sambil menunggu, Dinda melihat orang-orang mulai menaiki bus yang mereka naikin. Satu demi satu bangku bus terisi, akhirnya sampai penuh tak tersisa. Ada yang datang terlambat, dan akhirnya turun lagi untuk mencari bus yang lain. Sebelah Dinda adalah perempuan yang terlihat umurnya tidak jauh berbeda dengan Dinda.

Petugas tiket bus datang, melihat bangku sudah penuh, petugas tersebut lalu memberikan tiket penumpang sambil meminta bayaran tiket. Sampailah petugas tersebut di bangku barisan Tini dan mba Lilis.

"Berapa orang mba?". Tanya petugas tiket bus.

"Tiga mas, Saya, ini dan ini". Jawab mba Lilis sambil menunjuk dirinya, Tini, dan Dinda.

"240 ribu mba". Ucap petugas tiket sambil menyobek tiga lembar tiket untuk di berikan kepada mba Lilis dan kemudian memberikannya kepada mba Lilis.

"Nih mas uangnya". Ucap mba Lilis sambil menyerahkan uang kepada petugas tiket, dan menerima tiga lembar tiket dari petugas tiket tersebut.

"Makasih ya mba". Ucap petugas tiket tersebut.

"Iya mas, sama-sama". Jawab mba Lilis.

Mba Lilis menyerahkan tiket kepada Tini dan Dinda. Tini memberikan uang tiket sebagai ganti uang tadi yang sudah dibayarkan terlebih dahulu oleh mba Lilis. Demikian juga Dinda. Setelah menerima tiket dari mba Lilis, Dinda memberikan uang untuk membayar tiket.

Mereka duduk dan menunggu bus untuk berangkat. Penjual minuman, gorengan, permen, tisu, dan lainnya datang silih berganti menjajakan dagangannya di dalam bus. Pak supir bus telah naik dan duduk di kursinya. Begitu juga dengan Pak kernetnya, Dia juga naik ke dalam bus untuk melihat para penumpang bus sudah duduk di kursinya masing-masing. Petugas pengecek pun tak ketinggalan, Dia mengecek satu persatu penumpang dengan tiketnya masing-masing. Dari belakang sampai ke depan, semua penumpang tidak luput dari pengecekan tiket penumpang. Setelah semua di cek, Pak petugas pengecek tiket akhirnya turun. Dan Dia mengatakan semua penumpang sudah sesuai dengan jumlah tiket yang terjual, dan masing-masing penumpang memiliki tiketnya. Bus akhirnya segera berangkat untuk berjalan.

Pak kernet bus menutup pintu depan, dan Pak supir mulai menjalankan tugasnya untuk melajukan bus yang kami naiki. Kami para penumpang tidak lupa berdoa semoga selamat dalam perjalanan dan sampai di tujuan. Bus mulai berjalan pelan meninggalkan terminal, dan akhirnya bus pun mulai berjalan di jalan raya.

Perjalanan dari kota tempat kami tinggal di mulai, bus berjalan akan melewati beberapa kota hingga sampai ke Cikarang. Dinda yang duduk di kursi dekat jendela hanya melihat jalanan dari jendela kaca. Perjalanan, dan perjuangan mencari pekerjaan akan di mulai. Dari sinilah Dinda berharap dan berdoa semoga akan dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah. Segalanya Dinda serahkan kepada Allah, hidup dan matinya serta rezekinya.

Bagaimana perjalanan Dinda ke Cikarang dan bagaimana perjuangannya mencari pekerjaan di Cikarang. Simak kembali ceritanya di episode yang berikutnya. Like, vote, dan komentarnya di tunggu ya Reader. Terimakasih bagi yang sudah membaca karyaku ini. Salam sehat untuk semuanya dan tetap semangat. 🙏🙏💪💪☺️☺️🌷🌷

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!