Kartu kuning atau kartu pencari kerja.
Kartu kuning adalah kartu bagi orang-orang yang sedang mencari pekerjaan. Kenapa kartu kuning, karena kartunya kertasnya berwarna kuning. Dulu tahun 2002 itu kertasnya warnanya kuning, tidak tahu tahun sekarang apa masih sama ?. Maaf ya Reader, Author sekarang tidak mencari pekerjaan jadi tidak tahu. Mau tanya anak yang baru lulus malu heehee, kan Author sudah tua kenapa tanya kartu kuning.
Dinda yang sedang menunggu kartu kuningnya, melihat-lihat lembaran kertas yang di tempel di dalam Mading. Lembaran kertas yang bertuliskan lowongan pekerjaan. Lowongan kerja baik di dalam kota maupun di luar kota. Dinda membaca satu persatu lembaran tersebut. Dinda membacanya, mungkin ada lowongan pekerjaan yang pas buatnya.
"Dinda Ayu". Suara Pak Sugeng dari dalam ruang BP memanggil Dinda.
Dinda yang sedang membaca sedikit kaget karena tiba-tiba namanya di panggil.
"Iya Pak". Dinda menyaut panggilan dari Pak Sugeng kemudian masuk ke dalam ruang BP.
"Ini kartu kuning kamu Din, kamu mau kerja Din?. Tidak ingin melanjutkan kuliah?. Sayang lho Din, kamu nilainya lumayan bagus". Ucap Pak Sugeng sambil menyerahkan kartu kuningnya Dinda.
"Terimakasih Pak, Dinda ingin kuliah. Sebenarnya Dinda ingin meneruskan sekolah sampai menjadi sarjana. Tapi mau bagaimana lagi Pak, Dinda terkendala biaya. Makanya Dinda ingin kerja, cari uang buat bantu ibu dan bapak Dinda. Uang tersebut untuk membantu biaya sekolah adik Dinda. Siapa tahu nanti Dinda bisa kerja sambil kuliah Pak". Jawab Dinda mengatakan dengan jujur kepada Pak Sugeng.
"Tapi, biasanya kalau sudah dapat pekerjaan terkadang lupa untuk sekolah lagi, karena saking asiknya dan menikmati pekerjaannya. Bahkan kalau pekerjaannya sering lembur, tidak bisa membagi waktunya. Ya otomatis tidak berpikir lagi untuk kuliah Din". ucap Pak Sugeng mencoba memberi nasehat kepada Dinda.
"Iya Pak, Dinda pernah dengar. Tapi menurut Dinda tergantung orangnya. Kalau memang orang itu punya cita-cita, ada niat, tidak melupakannya, dan ingin mewujudkannya, maka pasti Dia akan berusaha semampunya di samping doa yang terpenting Pak". Jawab Dinda dengan tegas kepada Pak Sugeng.
"Saya pikir kamu tidak akan menjawab seperti itu Din. Bapak senang dengan jawabanmu, kamu lebih bijaksana dalam hal ini. Bapak doakan semoga kamu cepat mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan Din". Pak Sugeng berkata kemudian mendoakan Dinda.
"Aamiin, Terimakasih Pak. Dinda akan berusaha sebaik mungkin, dan mengingat apa yang sudah Bapak ajarkan. Dinda pamit ya Pak. Assalamu'alaikum". Ucap Dinda kepada Pak Sugeng kemudian berpamitan lalu mencium tangan Pak Sugeng.
Dinda ke luar dari dalam ruang BP setelah memperoleh kartu kuning. Dinda berjalan keluar gerbang sekolah untuk pulang ke rumah. Sambil berjalan, Dinda berpikir akan melamar pekerjaan ke mana dan di mana. Dinda datang lagi ke tempat foto copi untuk memfoto copi kartu kuning yang baru saja Dia dapat.
Setelah selesai memfoto copi kartu kuning, Dinda melihat ada koran di atas etalase. Dinda meminta izin kepada penjaga toko untuk ikut membaca. Dinda duduk di kursi di dalam tempat foto copi dan sedang membaca koran harian. Dinda membuka lembar koran dan langsung mencari kolom lowongan pekerjaan. Di dalam lembar koran tersebut ada kolom yang bertuliskan lowongan kerja. Dinda membaca kolom demi kolom tentang lowongan pekerjaan.
Pada kolom lowongan kerja, Dinda menemukan lowongan yang pas. Kolom lowongan kerja yang sesuai dengan syarat dan kriteria Dinda. Dinda Menyalin kata-kata pada kolom tersebut ke dalam lembar bukunya yang di bawanya dari rumah. Dinda membaca lagi kolom yang lainnya, berharap ada lowongan kerja yang lain.
Ternyata benar, Dinda menemukan kolom lowongan kerja lagi yang pas dan sesuai. Dinda menyalinnya kembali ke lembar kertas di dalam bukunya. Setelah selesai, Dinda menaruh koran tersebut di atas etalase dan mengucapkan terimakasih kepada penjaga tempat foto copi.
Dinda berjalan ke luar dari tempat foto copi, lalu berjalan ke pinggir jalan raya untuk menunggu angkutan umum lewat. Selang berapa lama kemudian, angkutan umum yang di tunggu oleh Dinda akhirnya datang juga. Dinda menyetop angkutan umum tersebut, kemudian Dinda masuk dan duduk.
Selama perjalanan, Dinda berpikir mulai besok Dia bukan lagi pelajar melainkan pengangguran. Bukan, tepatnya pada saat kelulusan dan menerima ijazah, Dinda sudah berstatus pengangguran. Yang pertama harus Dinda lakukan adalah membuat surat lamaran untuk memulai mencari pekerjaan. Setelah persyaratan komplit, tinggal membuat surat lamaran pekerjaan. Dinda sangat semangat, karena jika Dia bekerja maka Dinda akan menghasilkan uang sendiri.
Tidak lama kemudian, Dinda sampai di pinggir jalan dekat rumahnya. Dinda menyuruh supir angkutan umumnya untuk berhenti. Dinda bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari dalam angkutan umum. Dinda turun dari angkutan umum, kemudian membayar ongkos kepada supir.
Dinda berjalan menyusuri gang tempat tinggalnya, sampailah ia di depan rumahnya. Dinda membuka sepatunya dan berjalan ke pintu rumahnya. Di bukanya pintu rumah yang tidak terkunci sambil mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum". Ucap Dinda sambil membuka pintu rumahnya.
"Wa'alaikummussalam". Jawab ibu Dinda dari ruang makan yang mendengar salam dari Dinda.
Dinda langsung masuk ke dalam kamarnya, kemudian menaruh tasnya di atas meja belajarnya. Setelah itu Dinda mengganti bajunya yang penuh keringat dan kotor. Ibu Dinda yang mengetahui Dinda masuk ke dalam kamarnya langsung menghampirinya. Ibu Dinda masuk ke dalam kamar Dinda kemudian duduk di atas kasur.
"Din, bagaimana tadi membuat kartu kuningnya?. Sudah selesai?, berarti sekarang apa masih ada yang kurang Din?". Tanya Ibu Dinda kepadanya.
"Alhamdulillah sudah semua Bu, Dinda tinggal membuat surat lamaran pekerjaan dan DRH". Jawab Dinda sambil membuka tasnya dan mengambil isinya.
"DRH itu apa Din?, maaf Ibu tidak tahu jadi ibu tanya". Tanya ibu Dinda yang tidak tahu apa itu DRH".
"DRH itu Daftar Riwayat Hidup Bu. Isinya tentang riwayat hidup si pelamar kerja. Yaitu data diri, riwayat sekolah dan jika pernah bekerja ya pengalaman kerjanya di tulis juga. Itu semua buat bahan pertimbangan perusahaan yang kita kamar Bu". Ucap Dinda menjelaskan DRH.
"Ya sudah, kamu mau istirahat apa mau langsung buat surat lamaran kerja Din?". Tanya ibu Dinda.
"Dinda mau buat surat lamaran kerja Bu. Lebih cepat lebih baik kan Bu". Jawab Dinda singkat.
"Ya wis, ibu tinggal dulu". Ucap ibu Dinda kemudian bangun dari duduknya dan pergi keluar dari kamar Dinda.
Dinda duduk di meja belajarnya, mengeluarkan isi di dalam tasnya. Ada beberapa lembar kertas foto copi dan kertas folio. Ada juga stop map dan amplop besar warna coklat. Dinda membelinya sewaktu berada di tempat foto copi dekat sekolah tadi. Dinda mengambil pulpennya kemudian mencoba membuat surat lamaran pekerjaan yang seperti di contohkan di sekolah sebelum menerima ijazah. Dinda juga membuat DRH, dalam beberapa menit surat tersebut sudah jadi.
Dinda menyusun lembar demi lembar surat lamaran beserta lembaran foto copi ijazah dan lain-lainnya. Setelah semuanya tersusun, Dinda memasukkannya ke dalam amplop besar warna coklat.
Ok Reader bagaimana Dinda akan melamar pekerjaan?. Nah simak cerita selanjutnya di episode yang berikutnya. Like, vote, dan komentarnya masih di tunggu. Terimakasih juga buat yang sudah membaca karyaku ini. Salam sehat untuk semua.☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments