Episode 4

Kartu kuning atau kartu pencari kerja.

Kartu kuning adalah kartu bagi orang-orang yang sedang mencari pekerjaan. Kenapa kartu kuning, karena kartunya kertasnya berwarna kuning. Dulu tahun 2002 itu kertasnya warnanya kuning, tidak tahu tahun sekarang apa masih sama ?. Maaf ya Reader, Author sekarang tidak mencari pekerjaan jadi tidak tahu. Mau tanya anak yang baru lulus malu heehee, kan Author sudah tua kenapa tanya kartu kuning.

Dinda yang sedang menunggu kartu kuningnya, melihat-lihat lembaran kertas yang di tempel di dalam Mading. Lembaran kertas yang bertuliskan lowongan pekerjaan. Lowongan kerja baik di dalam kota maupun di luar kota. Dinda membaca satu persatu lembaran tersebut. Dinda membacanya, mungkin ada lowongan pekerjaan yang pas buatnya.

"Dinda Ayu". Suara Pak Sugeng dari dalam ruang BP memanggil Dinda.

Dinda yang sedang membaca sedikit kaget karena tiba-tiba namanya di panggil.

"Iya Pak". Dinda menyaut panggilan dari Pak Sugeng kemudian masuk ke dalam ruang BP.

"Ini kartu kuning kamu Din, kamu mau kerja Din?. Tidak ingin melanjutkan kuliah?. Sayang lho Din, kamu nilainya lumayan bagus". Ucap Pak Sugeng sambil menyerahkan kartu kuningnya Dinda.

"Terimakasih Pak, Dinda ingin kuliah. Sebenarnya Dinda ingin meneruskan sekolah sampai menjadi sarjana. Tapi mau bagaimana lagi Pak, Dinda terkendala biaya. Makanya Dinda ingin kerja, cari uang buat bantu ibu dan bapak Dinda. Uang tersebut untuk membantu biaya sekolah adik Dinda. Siapa tahu nanti Dinda bisa kerja sambil kuliah Pak". Jawab Dinda mengatakan dengan jujur kepada Pak Sugeng.

"Tapi, biasanya kalau sudah dapat pekerjaan terkadang lupa untuk sekolah lagi, karena saking asiknya dan menikmati pekerjaannya. Bahkan kalau pekerjaannya sering lembur, tidak bisa membagi waktunya. Ya otomatis tidak berpikir lagi untuk kuliah Din". ucap Pak Sugeng mencoba memberi nasehat kepada Dinda.

"Iya Pak, Dinda pernah dengar. Tapi menurut Dinda tergantung orangnya. Kalau memang orang itu punya cita-cita, ada niat, tidak melupakannya, dan ingin mewujudkannya, maka pasti Dia akan berusaha semampunya di samping doa yang terpenting Pak". Jawab Dinda dengan tegas kepada Pak Sugeng.

"Saya pikir kamu tidak akan menjawab seperti itu Din. Bapak senang dengan jawabanmu, kamu lebih bijaksana dalam hal ini. Bapak doakan semoga kamu cepat mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan Din". Pak Sugeng berkata kemudian mendoakan Dinda.

"Aamiin, Terimakasih Pak. Dinda akan berusaha sebaik mungkin, dan mengingat apa yang sudah Bapak ajarkan. Dinda pamit ya Pak. Assalamu'alaikum". Ucap Dinda kepada Pak Sugeng kemudian berpamitan lalu mencium tangan Pak Sugeng.

Dinda ke luar dari dalam ruang BP setelah memperoleh kartu kuning. Dinda berjalan keluar gerbang sekolah untuk pulang ke rumah. Sambil berjalan, Dinda berpikir akan melamar pekerjaan ke mana dan di mana. Dinda datang lagi ke tempat foto copi untuk memfoto copi kartu kuning yang baru saja Dia dapat.

Setelah selesai memfoto copi kartu kuning, Dinda melihat ada koran di atas etalase. Dinda meminta izin kepada penjaga toko untuk ikut membaca. Dinda duduk di kursi di dalam tempat foto copi dan sedang membaca koran harian. Dinda membuka lembar koran dan langsung mencari kolom lowongan pekerjaan. Di dalam lembar koran tersebut ada kolom yang bertuliskan lowongan kerja. Dinda membaca kolom demi kolom tentang lowongan pekerjaan.

Pada kolom lowongan kerja, Dinda menemukan lowongan yang pas. Kolom lowongan kerja yang sesuai dengan syarat dan kriteria Dinda. Dinda Menyalin kata-kata pada kolom tersebut ke dalam lembar bukunya yang di bawanya dari rumah. Dinda membaca lagi kolom yang lainnya, berharap ada lowongan kerja yang lain.

Ternyata benar, Dinda menemukan kolom lowongan kerja lagi yang pas dan sesuai. Dinda menyalinnya kembali ke lembar kertas di dalam bukunya. Setelah selesai, Dinda menaruh koran tersebut di atas etalase dan mengucapkan terimakasih kepada penjaga tempat foto copi.

Dinda berjalan ke luar dari tempat foto copi, lalu berjalan ke pinggir jalan raya untuk menunggu angkutan umum lewat. Selang berapa lama kemudian, angkutan umum yang di tunggu oleh Dinda akhirnya datang juga. Dinda menyetop angkutan umum tersebut, kemudian Dinda masuk dan duduk.

Selama perjalanan, Dinda berpikir mulai besok Dia bukan lagi pelajar melainkan pengangguran. Bukan, tepatnya pada saat kelulusan dan menerima ijazah, Dinda sudah berstatus pengangguran. Yang pertama harus Dinda lakukan adalah membuat surat lamaran untuk memulai mencari pekerjaan. Setelah persyaratan komplit, tinggal membuat surat lamaran pekerjaan. Dinda sangat semangat, karena jika Dia bekerja maka Dinda akan menghasilkan uang sendiri.

Tidak lama kemudian, Dinda sampai di pinggir jalan dekat rumahnya. Dinda menyuruh supir angkutan umumnya untuk berhenti. Dinda bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari dalam angkutan umum. Dinda turun dari angkutan umum, kemudian membayar ongkos kepada supir.

Dinda berjalan menyusuri gang tempat tinggalnya, sampailah ia di depan rumahnya. Dinda membuka sepatunya dan berjalan ke pintu rumahnya. Di bukanya pintu rumah yang tidak terkunci sambil mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum". Ucap Dinda sambil membuka pintu rumahnya.

"Wa'alaikummussalam". Jawab ibu Dinda dari ruang makan yang mendengar salam dari Dinda.

Dinda langsung masuk ke dalam kamarnya, kemudian menaruh tasnya di atas meja belajarnya. Setelah itu Dinda mengganti bajunya yang penuh keringat dan kotor. Ibu Dinda yang mengetahui Dinda masuk ke dalam kamarnya langsung menghampirinya. Ibu Dinda masuk ke dalam kamar Dinda kemudian duduk di atas kasur.

"Din, bagaimana tadi membuat kartu kuningnya?. Sudah selesai?, berarti sekarang apa masih ada yang kurang Din?". Tanya Ibu Dinda kepadanya.

"Alhamdulillah sudah semua Bu, Dinda tinggal membuat surat lamaran pekerjaan dan DRH". Jawab Dinda sambil membuka tasnya dan mengambil isinya.

"DRH itu apa Din?, maaf Ibu tidak tahu jadi ibu tanya". Tanya ibu Dinda yang tidak tahu apa itu DRH".

"DRH itu Daftar Riwayat Hidup Bu. Isinya tentang riwayat hidup si pelamar kerja. Yaitu data diri, riwayat sekolah dan jika pernah bekerja ya pengalaman kerjanya di tulis juga. Itu semua buat bahan pertimbangan perusahaan yang kita kamar Bu". Ucap Dinda menjelaskan DRH.

"Ya sudah, kamu mau istirahat apa mau langsung buat surat lamaran kerja Din?". Tanya ibu Dinda.

"Dinda mau buat surat lamaran kerja Bu. Lebih cepat lebih baik kan Bu". Jawab Dinda singkat.

"Ya wis, ibu tinggal dulu". Ucap ibu Dinda kemudian bangun dari duduknya dan pergi keluar dari kamar Dinda.

Dinda duduk di meja belajarnya, mengeluarkan isi di dalam tasnya. Ada beberapa lembar kertas foto copi dan kertas folio. Ada juga stop map dan amplop besar warna coklat. Dinda membelinya sewaktu berada di tempat foto copi dekat sekolah tadi. Dinda mengambil pulpennya kemudian mencoba membuat surat lamaran pekerjaan yang seperti di contohkan di sekolah sebelum menerima ijazah. Dinda juga membuat DRH, dalam beberapa menit surat tersebut sudah jadi.

Dinda menyusun lembar demi lembar surat lamaran beserta lembaran foto copi ijazah dan lain-lainnya. Setelah semuanya tersusun, Dinda memasukkannya ke dalam amplop besar warna coklat.

Ok Reader bagaimana Dinda akan melamar pekerjaan?. Nah simak cerita selanjutnya di episode yang berikutnya. Like, vote, dan komentarnya masih di tunggu. Terimakasih juga buat yang sudah membaca karyaku ini. Salam sehat untuk semua.☺️☺️☺️

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!