Episode 11

Perjalanan menuju ke Cikarang.

Bus berjalan tidak terlalu kencang, maupun lambat, tetapi dengan kecepatan sedang. Kondisi jalan yang agak ramai membuat Pak supir berhati-hati menyetir busnya. Perjalanan Dinda mungkin akan memakan waktu kurang lebih 7 jam. Lamanya perjalanan akan membuat para penumpang bosan. Untungnya bus yang di naiki oleh Dinda dan Tini serta sepupunya Tini full musik.

Karena bus berangkat dari terminal Slawi kabupaten Tegal, melalui beberapa desa hingga sampai di daerah Klampok. Bus berhenti di terminal khusus bus Sinar di Klampok Brebes. Beberapa bus telah terparkir di Klampok, bus tersebut datang dari berbagai terminal dari kabupaten lain di Jawa Tengah. Bus tersebut dari kabupaten seperti Pemalang, Pekalongan, dan daerah lainnya.

Bus yang di tumpangi Dinda berhenti. Dinda dan Tini serta sepupunya Tini bangun dari tempat duduknya, kemudian berjalan keluar bus. Mereka menuju ke toilet, untuk sekedar membuang air kecil. Karena perjalanan masih lama, takutnya di tengah jalan mereka ingin buang air kecil dan itu akan tidak enak rasanya karena harus menahannya. Mereka mengantri diantara penumpang bus lainnya.

Para penumpang yang antri toilet umum silih berganti masuk dan keluar, hingga sampailah giliran Dinda. Dinda masuk ke dalam toilet, begitu juga dengan Tini dan sepupunya. Karena kamar toiletnya ada beberapa, mereka tidak perlu lama mengantri. Setelah keluar dari kamar toilet, Dinda membayar uang dan berjalan masuk ke dalam bus lagi. Menyusul Tini dan sepupunya, mereka juga masuk ke dalam bus.

Di dalam bus banyak orang berjualan, dari jualan gorengan tahu aci, lontong, permen, tisu, minuman dan penjual lainnya. Mereka menjajakan dagangannya kepada para penumpang. Dinda membeli lontong dan gorengan tahu aci untuk makan siang serta minuman air mineral. Tak lupa juga membeli tisu dan permen jahe. Tini dan sepupunya juga membeli yang mereka inginkan.

Bus akan segera berangkat lagi, para penjual segera turun dari bus. Sebelum berangkat, Pak supir mengingatkan penumpang untuk melihat teman yang duduk disebelahnya apa sudah ada atau belum. Pak kernet mengecek para penumpang apakah sudah komplit atau belum. Takutnya ada penumpang lain yang kesasar atau salah naik bus bahkan mungkin ada yang tertinggal. Setelah semua komplit, Pak kernet memberitahukan kepada Pak supir. Itu berarti bus akan segera berangkat kembali melakukan perjalanan menuju ke Cikarang.

Bus mengisi bahan bakar terlebih dahulu di SPBU Klampok. Kemudian berjalan dengan kecepatan pelan lalu sedang. Menyusuri kota Brebes hingga sampailah di jalan yang menuju ke arah jalan tol. Bus mulai masuk di gerbang tol, Pak supir membayar biaya masuk tol kepada petugas. Kemudian bus mulai berjalan lagi. Kali ini bus berjalan dengan kecepatan agak cepat.

Iya lah Thor namanya saja jalan tol, jalan bebas hambatan jadi jalannya agak cepat biar cepat sampai juga.

Bener juga sih, tapi ya ga cepat-cepat juga, tetap hati-hati agar terhindar dari kecelakaan.

Sampailah bus di jalur masuk kota Cirebon, bus masuk ke kota Cirebon. Dari kota Cirebon terus berjalan dan berjalan dengan kecepatan sedang bahkan terkadang pelan. Karena jalan yang dilalui bus adalah jalan umum biasa bukan lagi jalan tol. Melewati pemandangan kota lain, Dinda hanya bisa melihat dari jendela kaca bus. Sambil mendengarkan musik yang keluar dari speaker bus, Dinda berusaha menikmati perjalanannya. Rasa mengantuk yang dirasakan oleh mata Dinda, membuatnya tidak bisa lagi menahan rasa kantuknya hingga membuatnya tertidur.

Tak terasa perjalanan sudah setengah jalan, tibalah di pemberhentian tempat istirahat bus. Bus diparkirkan, Dinda terbangun dari tidurnya. Melihat jam menunjukkan pukul 12.30 menit, Dinda dan temannya serta penumpang lainnya berdiri untuk turun keluar bus. Para penumpang bukan hanya dari bus yang ditumpangi oleh Dinda, melainkan ada beberapa bus lainnya dari kota lain juga.

Dinda dan temannya turun dari langsung menuju ke toilet umum. Setelah dari toilet umum, Dinda ke mushola untuk melakukan sholat dhuhur. Tini dan sepupunya tak ketinggalan mereka bersama-sama masuk ke dalam mushola. Setelah selesai melakukan sholat dhuhur, mereka kembali naik masuk ke dalam bus. Menunggu Pak supir dan pak kernet bus yang sedang istirahat sembari makan siang, Dinda kemudian memakan lontong dan tahu aci. Lontong dan tahu aci yang di belinya tadi ketika bus berhenti di Klampok Brebes.

Masih menikmati lontong dan tahu acinya serta minum air mineral, Pak kernet dan Pak supir naik ke dalam bus. Pak kernet kembali mengecek penumpang lainnya apakah sudah naik ke dalam bus semua atau belum. Setelah komplit semua para penumpangnya Pak supir kembali menjalankan tugasnya. Melajukan bus untuk melanjutkan perjalanannya.

Bus kembali di cek oleh petugas dari bus Sinar, setelah di cek bus boleh kembali lagi melanjutkan perjalanannya. Sebelum jalan, ada beberapa penyanyi jalanan atau pengamen yang ikut masuk ke dalam bus. Mereka menyanyi untuk menghibur para penumpang bus dan juga Pak supir serta Pak kernet bus.

Mereka ada yang menyanyi ada pula yang berkeliling meminta uang seikhlasnya dari para penumpang sebagai bayaran atas usahanya. Ada yang memberi ada pula yang tidak, tidak semua penumpang memberi uang kepada pengamen tersebut.

Setelah menghibur, tibalah para pengamen itu meminta Pak supir untuk menghentikan busnya. Pak supir pun akhirnya memberhentikan busnya untuk menurunkan para pengamen. Pengamen itu turun dari dalam bus, pintu kembali ditutup oleh Pak kernet dan bus mulai berjalan kembali.

Bus berjalan melalui kota Cirebon, Indramayu, Losarang, Kandanghaur, Patrol, Pamanukan, hingga sampai di kota Cikampek. Memasuki kota Cikampek bus berjalan masuk ke jalan tol Cikampek Jakarta. Bus masuk ke dalam jalan tol Cikampek Jakarta. Dengan kecepatan sedang, bus berjalan dan terus berjalan melalui kota Karawang.

Memasuki kota Kerawang, Dinda merasa berdebar-debar hatinya. Melihat pemandangan pabrik di daerah Karawang melalui kaca jendela bus. Dinda merasa perjuangan mencari pekerjaan di Cikarang akankah mudah atau sulit. Serasa dalam pikiran Dinda bukan hanya dirinya saja yang mencari pekerjaan, namun pasti banyak orang yang mencari pekerjaan di Cikarang juga.

Bus mulai masuk ke jalur tol Cibitung salah satu daerah dekat Cikarang. Memasuki tol, kemudian bus berjalan hingga masuklah bus kedalam terminal pull Sinar. Bus mulai berhenti dan para penumpang bersiap-siap untuk turun. Dinda, Tini dan sepupunya Tini juga bersiap-siap untuk turun dari bus.

Satu persatu para penumpang tujuan Cikarang mulai turun dari bus. Dinda, Tini dan sepupunya juga telah turun dari bus. Banyak tukang ojek dan supir taksi yang menawarkan jasanya. Namun dari semua itu, Dinda dan Tini serta sepupunya tidak menerima tawaran mereka.

Mereka memilih berjalan menjauhi pull Sinar dan menuju ke pinggir jalan untuk naik angkutan umum yaitu elf. Elf yang dinaiki mereka masih menunggu penumpang lain, sampai tidak terlihat lagi penumpang yang akan naik. Elf pun berjalan, para penumpang di mintai bayaran oleh kernet elf. Sepupu Dinda membayar kepada kernet dengan mengatakan bahwa kami bertiga menuju Warung bongkok.

"Tiga Bang, Warung Bongkok". Ucap sepupu Tini sambil memberi uang kepada kernet elf dan menunjuk Tini dan Dinda.

"Kurang neng!". Ucap kernet elf.

"Biasa segitu bang, et dah, emang kita orang baru ngapa?, mentang-mentang dari pull Sinar, minta lebih. Udah segitu tuh Bang". Jawab sepupu Tini yang berbicara seperti orang Cikarang mungkin ya.

Kernet elf lalu diam tidak meminta lagi uang tambahan kepada sepupu Tini. Elf terus berjalan memasuki lampu merah Cibitung. Kemudian berbelok menuju ke Cikarang. Dinda melihat-lihat dari jendela kaca elf bahwa inikah kota Cikarang, akhirnya Dinda sampai juga di Cikarang.

Mereka akhirnya sampai, sepupu Tini mengetok atap elf sebagai tanda kepada supir untuk berhenti. Kernet elf akhirnya berucap kepada supir untuk menghentikan elfnya di pertigaan Warung Bongkok.

Sepupu Tini, Tini dan Dinda turun dari elf. Mereka berjalan menyeberang dan kemudian berjalan di pinggir jalan untuk menuju ke kontrakan sepupu Tini. Sampailah mereka di kontrakan sepupu Tini.

"Din, maaf ya ini kontrakan Aku, kecil tapi lumayan buat tidur". Ucap sepupu Tini kepada Dinda.

"Alhamdulillah mba, ga apa-apa ini sudah cukup buat Dinda, kan Dinda numpang di bolehkan saja Dinda sudah sangat bersyukur mba". Jawab Dinda sambil melihat-lihat kontrakan sepupu Tini dan deretan kontrakan lainnya.

"Istirahat saja dulu, seadanya ya. Maaf kondisinya, ya... seperti ini. Namanya hidup sendiri maklum di sini yang penting kerja". Ucap sepupu Tini setelah membukakan pintu kontrakan yang di kunci karena di tinggal pulang kampung.

Tini dan Dinda menaruh tasnya dan duduk beristirahat setelah hampir seharian menempuh perjalanan dari Tegal ke Cikarang.

"Anggap saja seperti kontrakan sendiri ya Tin, Din, Aku pergi dulu sebentar mau ke warung depan membeli makanan". Ucap sepupu Tini sambil memakai sandal japitnya.

Dinda yang tahu sepupunya hendak ke warung membeli makanan, Dinda merogoh sakunya untuk memberikan uang namun di cegah oleh sepupunya Tini.

"Ga usah Din, simpan saja uangmu untuk nanti kalau Aku ga di rumah. Kamu kan mau nyari kerja belum kerja. Jadi berhemat ya, ga apa-apa kali ini Aku yang beli". Ucap sepupu Tini.

"Terimakasih mba". Jawab Dinda sambil senyum malu.

Sepupu Tini pun pergi ke warung depan untuk membeli makanan. Dalam duduknya, Dinda berpikir seperti inikah hidup sendiri di perantauan. Tanpa orang tua dan saudara, meskipun ada saudara tetap saja cari kerja dan cari uang sendiri demi hidup yang lebih baik.

Nah bagaimana kelanjutannya, simak saja kisahnya di episode yang berikutnya. Like, vote, dan komentarnya ditunggu. Tetap semangat dan terimakasih buat yang sudah membaca karyaku. Salam sehat selalu.🙏🙏☺️☺️🌷🌷

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!