Episode 2

Membuat SKCK atau Surat Keterangan Catatan Kepolisian.

Malamnya, Dinda mempersiapkan beberapa lembar foto kopi KTP dan KK serta foto setengah badan ukuran 3*4 dan 4*6. Sebagai persyaratan untuk membuat SKCK atau Surat Keterangan Catatan Kepolisian.

Di dalam kamarnya Dinda sibuk dengan berkas-berkas yang akan di bawanya besok pagi. Ibu Dinda yang tahu putrinya sibuk, masuk ke dalam kamarnya. Ibu Dinda duduk di atas kasur sambil melihat putrinya yang sibuk menata berkas-berkasnya.

"Din, besok kamu mau pergi kemana?. Apa semuanya sudah disiapkan?". Ibu berkata kepada Dinda sambil memperhatikannya.

"Dinda rencananya besok akan membuat SKCK Bu, yaitu Surat Keterangan Catatan Kepolisian di POLSEK". Jawab Dinda sambil mengecek syarat-syarat yang harus di bawanya besok pagi.

"SKCK itu maksudnya gimana Din, Ibu boleh tahu ndo?". Tanya Ibu Dinda yang sedari tadi masih duduk di atas kasur Dinda dan memperhatikannya.

"SKCK itu Bu, surat dari kepolisian yang menerangkan bahwa yang bersangkutan tidak sedang dalam proses hukum, atau pernah melakukan tindak kriminal, atau kejahatan gitu Bu. Itu salah satu syarat sebagai bahan pertimbangan dalam surat lamaran mencari pekerjaan Bu. Dinda tahunya itu, kalau selain itu Dinda kurang tahu Bu". Jawab Dinda, menjelaskan kepada ibunya apa itu SKCK, dan itu setahu Dinda.

Maaf ya Reader, Author menjelaskan SKCK nya hanya sebatas itu saja. Kalau menurut Reader ada yang lain, monggo silahkan nanti di tambahkan sendiri keterangannya apa itu SKCK. Boleh ketik di kolom komentar agar para Reader tahu betul apa itu SKCK.

"Ooo begitu rupanya, jadi harus buat SKCK ya untuk lampiran gitu Din?. Memangnya harus ada SKCK kalau melamar pekerjaan?, Ibu baru tahu. Maklum ya Din, Ibu kan orang jaman dulu jadi tidak tahu dan nanya sama kamu". Ibu Dinda berkata, lalu berdiri di samping Dinda melihatnya memasukkan lembaran kertas ke dalam tas.

"Sebagai persyaratan untuk melamar pekerjaan ya surat itu harus ada Bu. Makanya besok Dinda mau urus SKCK dulu, yang lainnya nanti menyusul". Jawab Dinda sambil memasukkan lembaran kertas ke dalam tasnya.

"Ya sudah pastikan jangan ada yang tertinggal, repot nanti bisa bolak-balik. Ini sudah malam istirahat, jangan tidur kemalaman. Nanti besok bangunnya kesiangan Ibu tinggal ya ndo". Ibu Dinda mengingatkan Dinda, kemudian pergi keluar kamar.

"Ya Bu, Dinda tahu. Sebentar lagi, ini juga sudah dirapihkan. Besok kalau Dinda kesiangan tolong bangunin ya Bu". Ucap Dinda kepada ibunya yang sudah keluar dari kamarnya.

"Kamu itu lho kebiasaan maunya di bangunkan terus. Bangun sendirinya kapan ndo? Cuma kalau libur?. Nanti kalau sudah kerja gimana ?, masa Ibu bangunin kamu terus Din Din". Ucap ibu Dinda dari luar kamarnya yang terdengar agak marah, karena Dinda tidak bangun tidur sendiri. Tetapi masih di bangunkan oleh ibunya.

Dinda yang dari tadi membereskan lembar demi lembar kertas foto kopi KTP dan lain-lain, kini sudah selesai di masukkan ke dalam tasnya. Semuanya sudah rapih, dan Dinda juga sudah mengantuk. Akhirnya Dinda merebahkan tubuhnya di kasur. Rasa kantuknya yang tidak tertahan telah membuat mata Dinda tertutup. Malam itu Dinda tertidur dengan lelapnya.

Keesokan harinya, adzan subuh berkumandang. Dinda terbangun dari tidurnya. Karena mendengar jam Beker nya berbunyi, dan juga mendengar adzan subuh. Dinda segera bangun dan pergi menuju kamar mandi.

"Tumben sudah bangun Din, ga salah nih. Kamu sehat kan Din, coba Ibu lihat". Ucap ibu Dinda yang melihat Dinda bangun subuh sambil memasak di dapur.

"Iya nih Bu, Dinda masih sehat kok. Apaan ibu ini, semalam katanya suruh bangun sendiri giliran bangun sendiri malah ditanya kayak gitu. Dinda mau berangkat pagi Bu, biar nanti pulangnya tidak sampai habis Dzuhur Bu. Soalnya panas Bu, Dinda ga mau kepanasan. Capeknya itu Bu, masyaAllah luar biasa". Jawab Dinda menjelaskan kepada ibunya tentang dirinya yang bangun tidur pagi.

"Nah, gitu dong anak gadisnya ibu. Ya sudah sana mandi dulu lalu sholat subuh. Ibu tak lanjut masaknya". Ucap ibu Dinda yang sedang masak lauk untuk sarapan.

Dinda masuk ke kamar mandi, lalu mandi dan berwudhu. Setelah selesai, Dinda pergi ke kamarnya untuk menunaikan sholat subuh. Selesai sholat subuh, Dinda membantu ibunya menyiapkan sarapan dan minuman untuk semua anggota keluarga.

Semua anggota keluarga telah siap untuk sarapan. Pagi itu mereka sarapan bersama. Setelah sarapan, Bapak memberikan uang saku kepada anak-anaknya. Setelah adik-adik Dinda selesai makan dan bersiap-siap berangkat sekolah dengan bapaknya, Dinda pun bersiap-siap juga pergi berangkat untuk membuat SKCK.

"Bu, Dinda berangkat ya. Bu, uang sakunya tolong tambahin dong Bu. Tadi di kasih bapak cuma Rp 10.000,00 tolong Bu ya, kan nanti lama. Ini cuma buat ongkos, buat beli minum sama jajannya belum Bu. Nanti kalau Dinda sudah kerja, Dinda kasih deh gaji Dinda ke ibu. Meskipun ga semua heehee". Dinda berpamitan sambil meminta tambahan uang saku.

"Mmm kamu ini, iya ibu kasih. Tapi ingat jangan boros di jalan lho. Seperlunya saja, hemat ya Din. Kamu kan tahu sendiri ibu belum dapat uang lagi. Sudah sana berangkat nanti tambah siang ntar kepanasan. Hati-hati di jalan ya". Ibu memberi tambahan uang saku kepada Dinda sambil menasehatinya.

"Iya Bu, Dinda akan hati-hati di jalan. Terimakasih Bu, Dinda berangkat dulu assalamu'alaikum". Dinda berpamitan kepada ibunya sambil mencium tangan kanan ibunya lalu mengucapkan salam.

"Wa'alaikummussalam". Ibu Dinda menjawab salam.

Dinda berangkat untuk membuat SKCK. Sebelumnya Dinda telah meminta surat pengantar pembuatan SKCK dari RT, RW lalu Kelurahan dan Kecamatan. Setelah dari Kecamatan, Dinda pergi ke POLSEK setempat.

Dinda pergi dari Kelurahan ke kantor Kecamatan menggunakan Dokar, yaitu sebutan untuk kereta kuda di daerah tempat tinggal Dinda. Kemudian pergi ke POLSEK nya dengan menggunakan angkutan umum. Pada waktu itu belum ada ojek motor seperti sekarang dan Dinda tidak naik motor. Motornya di pakai oleh bapaknya Dinda untuk pergi berangkat kerja.

Setelah sampai di POLSEK, Dinda masuk ke sebuah ruangan di mana di atas pintu tersebut terdapat tulisan ruang pembuatan SKCK. Dinda lalu memberikan persyaratan pembuatan SKCK kepada bapak petugas. Tidak lama kemudian, Dinda diberikan selembar kertas formulir untuk di isi. Kertas tersebut sebagai biodata diri untuk diserahkan kepada bapak petugas kepolisian.

Setelah lembar kertas di isi oleh Dinda, kertas tersebut lalu di serahkan kepada petugas yaitu bapak kepolisian. Oleh bapak petugas tersebut, Dinda di suruh menunggu di panggil. Menunggu di panggil oleh petugas kepolisian, Dinda membeli segelas minuman dan makanan ringan.

Tidak lama kemudian, nama Dinda di panggil oleh bapak petugas. Dinda masuk ke dalam ruang pembuatan SKCK, lalu menunggu surat SKCK diberikan kepadanya. Setelah di stempel dan di tandatangani oleh kepala POLSEK surat SKCK tersebut diserahkan kepada Dinda.

Sembari menerima surat SKCK dari bapak petugas kepolisian, Dinda mengucapkan terima kasih. Dengan membayar uang administrasi pembuatan surat SKCK, Dinda telah selesai.

Akhirnya selesai juga pembuatan surat SKCK nya. Butuh waktu setengah hari hanya untuk pembuatan surat SKCK. Tubuh Dinda merasa lelah dan cape. Kemudian Dinda langsung pulang ke rumah dengan menggunakan kendaraan umum.

Sesampainya di rumah, Dinda langsung masuk ke kamar. Diletakkannya tas di atas meja belajarnya, kemudian Dinda berganti baju. Setelah itu, Dinda langsung rebahan di atas kasurnya. Rasa lelah dan cape yang di rasakan oleh Dinda membuatnya mengantuk. Akhirnya Dinda pun tertidur, ibu Dinda yang melihatnya hanya membiarkannya.

Ok Reader simak kelanjutan ceritanya dalam episode yang berikutnya. Bagaimanakah perjuangan Dinda selanjutnya?. Tunggu di episode yang akan up berikutnya. Tolong untuk like, vote dan komentarnya kepada Author. Author berterimakasih karena karyanya sudah di baca oleh Reader. Salam sehat selalu.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!