Membuat SKCK atau Surat Keterangan Catatan Kepolisian.
Malamnya, Dinda mempersiapkan beberapa lembar foto kopi KTP dan KK serta foto setengah badan ukuran 3*4 dan 4*6. Sebagai persyaratan untuk membuat SKCK atau Surat Keterangan Catatan Kepolisian.
Di dalam kamarnya Dinda sibuk dengan berkas-berkas yang akan di bawanya besok pagi. Ibu Dinda yang tahu putrinya sibuk, masuk ke dalam kamarnya. Ibu Dinda duduk di atas kasur sambil melihat putrinya yang sibuk menata berkas-berkasnya.
"Din, besok kamu mau pergi kemana?. Apa semuanya sudah disiapkan?". Ibu berkata kepada Dinda sambil memperhatikannya.
"Dinda rencananya besok akan membuat SKCK Bu, yaitu Surat Keterangan Catatan Kepolisian di POLSEK". Jawab Dinda sambil mengecek syarat-syarat yang harus di bawanya besok pagi.
"SKCK itu maksudnya gimana Din, Ibu boleh tahu ndo?". Tanya Ibu Dinda yang sedari tadi masih duduk di atas kasur Dinda dan memperhatikannya.
"SKCK itu Bu, surat dari kepolisian yang menerangkan bahwa yang bersangkutan tidak sedang dalam proses hukum, atau pernah melakukan tindak kriminal, atau kejahatan gitu Bu. Itu salah satu syarat sebagai bahan pertimbangan dalam surat lamaran mencari pekerjaan Bu. Dinda tahunya itu, kalau selain itu Dinda kurang tahu Bu". Jawab Dinda, menjelaskan kepada ibunya apa itu SKCK, dan itu setahu Dinda.
Maaf ya Reader, Author menjelaskan SKCK nya hanya sebatas itu saja. Kalau menurut Reader ada yang lain, monggo silahkan nanti di tambahkan sendiri keterangannya apa itu SKCK. Boleh ketik di kolom komentar agar para Reader tahu betul apa itu SKCK.
"Ooo begitu rupanya, jadi harus buat SKCK ya untuk lampiran gitu Din?. Memangnya harus ada SKCK kalau melamar pekerjaan?, Ibu baru tahu. Maklum ya Din, Ibu kan orang jaman dulu jadi tidak tahu dan nanya sama kamu". Ibu Dinda berkata, lalu berdiri di samping Dinda melihatnya memasukkan lembaran kertas ke dalam tas.
"Sebagai persyaratan untuk melamar pekerjaan ya surat itu harus ada Bu. Makanya besok Dinda mau urus SKCK dulu, yang lainnya nanti menyusul". Jawab Dinda sambil memasukkan lembaran kertas ke dalam tasnya.
"Ya sudah pastikan jangan ada yang tertinggal, repot nanti bisa bolak-balik. Ini sudah malam istirahat, jangan tidur kemalaman. Nanti besok bangunnya kesiangan Ibu tinggal ya ndo". Ibu Dinda mengingatkan Dinda, kemudian pergi keluar kamar.
"Ya Bu, Dinda tahu. Sebentar lagi, ini juga sudah dirapihkan. Besok kalau Dinda kesiangan tolong bangunin ya Bu". Ucap Dinda kepada ibunya yang sudah keluar dari kamarnya.
"Kamu itu lho kebiasaan maunya di bangunkan terus. Bangun sendirinya kapan ndo? Cuma kalau libur?. Nanti kalau sudah kerja gimana ?, masa Ibu bangunin kamu terus Din Din". Ucap ibu Dinda dari luar kamarnya yang terdengar agak marah, karena Dinda tidak bangun tidur sendiri. Tetapi masih di bangunkan oleh ibunya.
Dinda yang dari tadi membereskan lembar demi lembar kertas foto kopi KTP dan lain-lain, kini sudah selesai di masukkan ke dalam tasnya. Semuanya sudah rapih, dan Dinda juga sudah mengantuk. Akhirnya Dinda merebahkan tubuhnya di kasur. Rasa kantuknya yang tidak tertahan telah membuat mata Dinda tertutup. Malam itu Dinda tertidur dengan lelapnya.
Keesokan harinya, adzan subuh berkumandang. Dinda terbangun dari tidurnya. Karena mendengar jam Beker nya berbunyi, dan juga mendengar adzan subuh. Dinda segera bangun dan pergi menuju kamar mandi.
"Tumben sudah bangun Din, ga salah nih. Kamu sehat kan Din, coba Ibu lihat". Ucap ibu Dinda yang melihat Dinda bangun subuh sambil memasak di dapur.
"Iya nih Bu, Dinda masih sehat kok. Apaan ibu ini, semalam katanya suruh bangun sendiri giliran bangun sendiri malah ditanya kayak gitu. Dinda mau berangkat pagi Bu, biar nanti pulangnya tidak sampai habis Dzuhur Bu. Soalnya panas Bu, Dinda ga mau kepanasan. Capeknya itu Bu, masyaAllah luar biasa". Jawab Dinda menjelaskan kepada ibunya tentang dirinya yang bangun tidur pagi.
"Nah, gitu dong anak gadisnya ibu. Ya sudah sana mandi dulu lalu sholat subuh. Ibu tak lanjut masaknya". Ucap ibu Dinda yang sedang masak lauk untuk sarapan.
Dinda masuk ke kamar mandi, lalu mandi dan berwudhu. Setelah selesai, Dinda pergi ke kamarnya untuk menunaikan sholat subuh. Selesai sholat subuh, Dinda membantu ibunya menyiapkan sarapan dan minuman untuk semua anggota keluarga.
Semua anggota keluarga telah siap untuk sarapan. Pagi itu mereka sarapan bersama. Setelah sarapan, Bapak memberikan uang saku kepada anak-anaknya. Setelah adik-adik Dinda selesai makan dan bersiap-siap berangkat sekolah dengan bapaknya, Dinda pun bersiap-siap juga pergi berangkat untuk membuat SKCK.
"Bu, Dinda berangkat ya. Bu, uang sakunya tolong tambahin dong Bu. Tadi di kasih bapak cuma Rp 10.000,00 tolong Bu ya, kan nanti lama. Ini cuma buat ongkos, buat beli minum sama jajannya belum Bu. Nanti kalau Dinda sudah kerja, Dinda kasih deh gaji Dinda ke ibu. Meskipun ga semua heehee". Dinda berpamitan sambil meminta tambahan uang saku.
"Mmm kamu ini, iya ibu kasih. Tapi ingat jangan boros di jalan lho. Seperlunya saja, hemat ya Din. Kamu kan tahu sendiri ibu belum dapat uang lagi. Sudah sana berangkat nanti tambah siang ntar kepanasan. Hati-hati di jalan ya". Ibu memberi tambahan uang saku kepada Dinda sambil menasehatinya.
"Iya Bu, Dinda akan hati-hati di jalan. Terimakasih Bu, Dinda berangkat dulu assalamu'alaikum". Dinda berpamitan kepada ibunya sambil mencium tangan kanan ibunya lalu mengucapkan salam.
"Wa'alaikummussalam". Ibu Dinda menjawab salam.
Dinda berangkat untuk membuat SKCK. Sebelumnya Dinda telah meminta surat pengantar pembuatan SKCK dari RT, RW lalu Kelurahan dan Kecamatan. Setelah dari Kecamatan, Dinda pergi ke POLSEK setempat.
Dinda pergi dari Kelurahan ke kantor Kecamatan menggunakan Dokar, yaitu sebutan untuk kereta kuda di daerah tempat tinggal Dinda. Kemudian pergi ke POLSEK nya dengan menggunakan angkutan umum. Pada waktu itu belum ada ojek motor seperti sekarang dan Dinda tidak naik motor. Motornya di pakai oleh bapaknya Dinda untuk pergi berangkat kerja.
Setelah sampai di POLSEK, Dinda masuk ke sebuah ruangan di mana di atas pintu tersebut terdapat tulisan ruang pembuatan SKCK. Dinda lalu memberikan persyaratan pembuatan SKCK kepada bapak petugas. Tidak lama kemudian, Dinda diberikan selembar kertas formulir untuk di isi. Kertas tersebut sebagai biodata diri untuk diserahkan kepada bapak petugas kepolisian.
Setelah lembar kertas di isi oleh Dinda, kertas tersebut lalu di serahkan kepada petugas yaitu bapak kepolisian. Oleh bapak petugas tersebut, Dinda di suruh menunggu di panggil. Menunggu di panggil oleh petugas kepolisian, Dinda membeli segelas minuman dan makanan ringan.
Tidak lama kemudian, nama Dinda di panggil oleh bapak petugas. Dinda masuk ke dalam ruang pembuatan SKCK, lalu menunggu surat SKCK diberikan kepadanya. Setelah di stempel dan di tandatangani oleh kepala POLSEK surat SKCK tersebut diserahkan kepada Dinda.
Sembari menerima surat SKCK dari bapak petugas kepolisian, Dinda mengucapkan terima kasih. Dengan membayar uang administrasi pembuatan surat SKCK, Dinda telah selesai.
Akhirnya selesai juga pembuatan surat SKCK nya. Butuh waktu setengah hari hanya untuk pembuatan surat SKCK. Tubuh Dinda merasa lelah dan cape. Kemudian Dinda langsung pulang ke rumah dengan menggunakan kendaraan umum.
Sesampainya di rumah, Dinda langsung masuk ke kamar. Diletakkannya tas di atas meja belajarnya, kemudian Dinda berganti baju. Setelah itu, Dinda langsung rebahan di atas kasurnya. Rasa lelah dan cape yang di rasakan oleh Dinda membuatnya mengantuk. Akhirnya Dinda pun tertidur, ibu Dinda yang melihatnya hanya membiarkannya.
Ok Reader simak kelanjutan ceritanya dalam episode yang berikutnya. Bagaimanakah perjuangan Dinda selanjutnya?. Tunggu di episode yang akan up berikutnya. Tolong untuk like, vote dan komentarnya kepada Author. Author berterimakasih karena karyanya sudah di baca oleh Reader. Salam sehat selalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments