Episode 5

Surat lamaran pekerjaan.

Dinda yang sedari tadi disibukkan dengan membuat surat lamaran, akhirnya berhenti juga. Dinda beristirahat di atas kasurnya, tidak lama kemudian Dinda tertidur. Rasa lelah di tubuhnya membuatnya terlelap di dalam tidur siangnya yang sebentar lagi hampir sore hari. Mengurus persyaratan lamaran kerja membuat Dinda kelelahan, tapi itu demi mendapatkan pekerjaan. Untuk saat ini Dinda hanya fokus untuk mencari pekerjaan saja.

Sore hari Dinda terbangun dari tidurnya, Dinda membantu ibunya membersihkan rumah dengan menyapu dan mengepel lantai. Setelah pekerjaan rumah selesai Dinda mandi, kemudian sholat ashar. Begitulah sore hari yang dilewati Dinda setelah lulus sekolah.

Malam telah tiba, Dinda mengecek kembali berkas surat lamaran yang di buatnya tadi siang. Setelah lengkap semua, Dinda memasukkan berkas surat lamarannya kedalam tasnya.

Dinda memikirkan hari esok, dimana Dia harus mencari pekerjaan. Teringat lowongan kerja yang Dinda baca pada surat kabar, Dinda besok akan mencoba untuk datang ke tempat tersebut. Dinda telah mencatat beberapa alamat, dimana disitu tertera ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan syarat dan kriteria.

Malam yang kian larut membuat mata Dinda sayup-sayup. Rasa kantuk yang tak tertahankan karena memikirkan esok hari untuk melamar pekerjaan. Dinda akhirnya tertidur dengan pulasnya.

Ngantuk banget ya Thor itu si Dinda?, mau cari kerja ya besok pagi?. Thor kalau Dinda cari kerja yang semangat gitu Thor. Tidurnya jangan malam-malam kasihan Dinda. Besok ngantuk kalau tidurnya kemalaman.

Iya Author nanti bilang ke Dinda dapat salam dari Reader heehee. Iya ya ok lah Reader setuju, tidurnya jangan kemalaman nanti kesiangan dan ngantuk. Semangat lah kan mau cari kerja biar dapat kerja. Kalau sudah kerja baru dapat gaji. Intinya kerja itu cari duit ya kaaaaan.

Keesokan harinya, waktu subuh Dinda terbangun dari tidurnya. Dia bangun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu Dinda masuk kembali ke kamarnya dan sholat subuh di dalam kamar.

Seperti biasa, setelah sholat subuh Dinda membantu ibunya untuk mencuci baju kemudian menjemurnya. Dinda lalu mandi pagi, kemudian bersiap-siap untuk berangkat mencari pekerjaan. Sebelum berangkat Dinda menyempatkan untuk sarapan. Setelah sarapan dan minum teh manis hangat, Dinda berpamitan dengan ibunya.

"Bu, Dinda berangkat dulu ya. Doakan Dinda ya Bu agar dimudahkan dalam mencari pekerjaan. Dan segera mendapatkan pekerjaan. Biar ga jadi pengangguran lama, ga enak nganggur. Enakan sekolah, berangkat di kasih uang saku. Lha ini berangkat cuma di kasih buat ongkos tok heehee, Bu tambahin ongkosnya barangkali Dinda lapar dan haus di tengah jalan". Ucap Dinda berpamitan sambil bercanda minta uang untuk tambahan ongkos.

"Iya, hati-hati di jalan. Ibu selalu mendoakan setiap saat lho Din. Memangnya enak sekolah ya?, kerja ga enak?, enak tahu Din kalau sudah gajian. Lagian kamu tuh ya, dimana-mana yang namanya orang nganggur ya ga enak ga punya duit. Baru berapa hari jadi pengangguran, sudah ga betah, ga enak hmm. Ya sudah nih ibu tambahin tapi nanti kalau sudah kerja balikin ya, ibu bercanda Din. Kalau lapar dan haus jangan di tengah jalan ya Din?". Jawab ibu Dinda sambil bercanda kasih tambahan uang saku.

"Kenapa Bu lapar dan haus jangan di tengah jalan?". Tanya Dinda.

"Kamu gimana sih Din, kalau di tengah jalan nanti ketabrak motor atau mobil atau trek atau wis yang lainnya lah. Lha lapar dan haus ya di pinggir jalan tho cari warung bukan malah di tengah jalan". Jawab ibu Dinda.

"Ya Allah Bu, Dinda nanya serius ibu malah ajakin bercanda dah ah. Dinda mau berangkat nih Bu, sudah agak siang ibu sih ngajakin ngobrol eh bercanda. Assalamu'alaikum Bu". Ucap Dinda sambil salim cium tangan ibunya dan berucap salam mau berangkat mencari pekerjaan.

Dinda berjalan ke jalan raya tepatnya di pinggir jalan untuk menunggu angkutan umum lewat. Tidak berapa lama kemudian, angkutan umum yang ditunggu Dinda akhirnya datang. Dinda pun menyetop angkutan umum tersebut, kemudian naik masuk ke dalam angkutan dan duduk di kursi.

Setelah sampai di perempatan jalan kota, Dinda minta supir berhenti. Dinda pun turun dari angkutan umum tersebut. Setelah membayar, Dinda berjalan agak menjauh dari perempatan jalan. Dinda menunggu angkutan umum yang lain ke arah kota. Selang berapa lama, angkutan yang ditunggu datang. Dinda naik angkutan umum tersebut ke arah kota.

Setengah jam perjalanan, akhirnya Dinda sampai di kota tujuan. Dengan bermodalkan alamat, Dinda mulai mencari. Dinda bertanya pada orang yang sedang parkir.

"Pak, maaf mau numpang tanya. Tahu alamat ini Pak?". Ucap Dinda sambil menyodorkan secarik kertas bertuliskan alamat suatu perusahaan.

"Oo ini mba, CV Melati. Dari sini lurus, nanti ada bengkel motor nah sebelahnya mba CV Melati". Jawab orang yang di tanya oleh Dinda.

"Terimakasih Pak". Jawab Dinda.

Dinda mulai berjalan sesuai petunjuk yang diberikan oleh orang tadi. Melewati beberapa toko dan rumah makan, Dinda melihat bengkel motor. Terlihat di sebelahnya, gedung bertuliskan CV Melati. Dinda yakin ini alamat yang di tuju, karena sesuai dengan yang tertera di kertas Dinda dan papan nama CV tersebut.

Dinda melangkahkan kaki menuju CV Melati. Dengan langkah yang sedikit deg degan, karena baru pertama kalinya Dinda melamar pekerjaan. Dinda bertanya kepada satpam yang bertugas di depan pintu.

"Permisi Pak, apakah ini benar CV Melati yang beralamat di jalan Arjuna no. 35 ya?". Tanya Dinda.

"Iya betul mba, mba siapa dan ada keperluan apa ya?". Tanya Pak satpam kepada Dinda.

"Saya Dinda Ayu Pak, maaf Saya membaca dari surat kabar kalau CV Melati membuka lowongan pekerjaan apa itu benar Pak?. Kalau benar Saya datang ingin melamar pekerjaan". Jawab Dinda.

"Iya mba memang benar ada lowongan pekerjaan, maaf surat lamarannya mana ya mba". Jawab Pak satpam kemudian meminta surat lamaran Dinda.

"Maaf, ini Pak surat lamaran Saya". Jawab Dinda sambil menyerahkan satu amplop besar berwarna coklat berisi persyaratan surat lamaran pekerjaan.

"Silahkan duduk dulu mba, maaf Saya tinggal sebentar". Ucap Pak satpam kemudian melangkah meninggalkan Dinda untuk masuk ke dalam gedung sambil membawa surat lamaran Dinda.

Dinda di suruh duduk oleh Pak satpam di luar pos satpam di mana di situ terdapat kursi dan meja. Kemudian Dinda duduk, dan menunggu. Di dalam pos satpam masih ada satu orang satpam lagi lalu berjalan mendekati Dinda.

"Maaf mba, mau melamar pekerjaan ya? tunggu sebentar ya mba nanti di panggil. Sabar ya mba, nanti teman Saya keluar, mba pasti di suruh masuk". Ucap Pak satpam tadi.

"Iya Pak terimakasih". Jawab Dinda kemudian tersenyum kepada Pak satpam.

Tidak lama kemudian, Pak satpam yang tadi membawa amplop lamaran Dinda keluar. Dinda melihat Pak satpam tersebut. Pak satpam tersebut tersenyum kepada Dinda.

"Maaf mba, mba silahkan masuk ke dalam, Saya antar mba". Ucap Pak satpam.

"Iya Pak terimakasih". Jawab Dinda.

Pak satpam pun berjalan diikuti oleh Dinda dibelakangnya, dan berjalan masuk ke dalam gedung. Dinda berjalan dengan deg degan, karena ini pertama kalinya. Dalam pikiran Dinda pekerjaannya seperti yang terlihat pada saat Dinda melewati beberapa karyawan yang sedang bekerja.

"Silahkan masuk mba". Ucap Pak satpam sambil membukakan pintu sebuah ruangan dan masuk bergantian.

Di dalam ruang tersebut ada seorang ibu yang masih muda sedang duduk dan di depannya terdapat beberapa barang kantor seperti komputer dan alat tulis serta yang lain.

"Maaf Bu, ini orangnya yang tadi membawa surat lamaran". Ucap Pak satpam kepada ibu yang duduk di belakang meja.

"Iya Pak terimakasih, silahkan duduk mba". Jawab ibu yang sedang duduk di belakang meja.

Dinda duduk di depan ibu tersebut, diam dan menunggu. Dilihatnya ibu tadi yang sedang melihat isi amplop coklat yang ternyata adalah berkas surat lamaran Dinda.

Nah Reader gimana penasaran bagaimana Dinda di dalam ruang tadi, ikuti kisahnya di episode berikutnya. Like, vote dan komentarnya di tunggu. Terimakasih sudah membaca karyaku. Salam sehat untuk semua.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Jeda dari author
24 Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25 Episode 25. Perasaan Dinda.
26 Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27 Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28 Episode 28. Pulang kampung.
29 Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30 Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31 Episode 31. Tes Tertulis.
32 Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33 Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34 Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35 Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36 Episode 36. Pengisian formulir.
37 Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38 Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39 Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40 Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41 Episode 41. Bertemu lagi.
42 Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43 Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44 Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45 Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46 Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47 Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48 Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49 Episode 49. Kenapa?.
50 Episode 50. Galau.
51 Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52 Episode 52. Pengertian.
53 Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54 Episode 54. Saling berusaha.
55 Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56 Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57 Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58 Episode 58. Tidak ada hubungan.
59 Episode 59. Antara Aku dan dia.
60 Episode 60. Menata hati.
61 Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62 Episode 62. Ngobrol berdua.
63 Episode 63. Ternyata.
64 Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65 Episode 65. Kondangan.
66 Episode 66. Kenapa bohong.
67 Episode 67. Penasaran.
68 Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69 Episode 69. Dia adalah...
70 Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71 Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72 Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73 Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74 Episode 74. Usaha pendekatan.
75 Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76 Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77 Episode 77. Curhat.
78 Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79 Episode 79. Kok jadi begini sih.
80 Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81 Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82 Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83 Episode 83. Kangenku padamu.
84 Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85 Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86 Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87 Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88 Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89 Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90 Episode 90. Tamu istimewa.
91 Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92 Episode 92. Panggilan kerja.
93 Episode 93. Rencana Lamaran.
94 Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95 mohon maaf untuk pembaca,
96 Episode 95. Pulang kampung bersama.
97 Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98 Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99 Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100 Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101 Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102 Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103 Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104 Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105 Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106 Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107 Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108 Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109 Episode 108. Tetangga baru.
110 Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111 Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112 Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113 Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114 Episode 113. Hp baru.
115 Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116 Episode 115.
117 Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118 Episode 117. Pantai larangan.
119 Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120 Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121 Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122 Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123 Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124 Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125 Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126 Episode 125. Masa training.
127 Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128 Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129 Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130 Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131 Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132 Episode 131. Cuti nikah.
133 Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Jeda dari author
24
Episode 24. Ternyata mas Nur cinta.
25
Episode 25. Perasaan Dinda.
26
Episode 26. Masa kontrak kerja sudah berakhir dan mulai menganggur.
27
Episode 27. Mencari pekerjaan lagi.
28
Episode 28. Pulang kampung.
29
Episode 29. Kepulangan Dinda di kampung halaman.
30
Episode 30. Melamar pekerjaan melalui BKK sekolah.
31
Episode 31. Tes Tertulis.
32
Episode 32. Pengumuman tes tertulis atau psikotes, lanjut tes wawancara.
33
Episode 33. Pengumuman tes wawancara.
34
Episode 34. Lulus tes kesehatan.
35
Episode 35. Tahapan menjadi karyawan.
36
Episode 36. Pengisian formulir.
37
Episode 37. Tempat mes atau kontrakan.
38
Episode 38. Mulai bekerja lagi.
39
Episode 39. Sehari pertama di pabrik.
40
Episode 40. Memulai pekerjaan yang baru.
41
Episode 41. Bertemu lagi.
42
Episode 42. Akhirnya ngobrol juga.
43
Episode 43. Hari-hari tanpanya.
44
Episode 44. Pindah kontrakan atau tidak.
45
Episode 45. Mencari kontrakan baru.
46
Episode 46. Mendadak bertemu dengan mas Nur.
47
Episode 47. Warung mie ayam bakso.
48
Episode 48. Keadaan yang tidak mengenakkan.
49
Episode 49. Kenapa?.
50
Episode 50. Galau.
51
Episode 51. Menghibur diri sendiri.
52
Episode 52. Pengertian.
53
Episode 53. Tidak jadi pindah kontrakan.
54
Episode 54. Saling berusaha.
55
Episode 55. Gosip balikan lagi dan mau menikah.
56
Episode 56. Rencana pindah kontrakan.
57
Episode 57.Pindah kontrakan(Pandangan pertama).
58
Episode 58. Tidak ada hubungan.
59
Episode 59. Antara Aku dan dia.
60
Episode 60. Menata hati.
61
Episode 61. Mencoba untuk dekat.
62
Episode 62. Ngobrol berdua.
63
Episode 63. Ternyata.
64
Episode 64. Jujur mengenai perasaan.
65
Episode 65. Kondangan.
66
Episode 66. Kenapa bohong.
67
Episode 67. Penasaran.
68
Episode 68. Hemmm makanya nanya dulu.
69
Episode 69. Dia adalah...
70
Episode 70. Sebenarnya siapa dia, perempuan waktu itu.
71
Episode 71. Kecelakaan terjadi.
72
Episode 72. Janji sebagai kakak angkat.
73
Episode 73. Pertemuan mas Wawan dan Ayu.
74
Episode 74. Usaha pendekatan.
75
Episode 75. Pendekatan dengan mas Wawan.
76
Episode 76. Masa kerja telah selesai.
77
Episode 77. Curhat.
78
Episode 78. Menceritakan kepada ibu.
79
Episode 79. Kok jadi begini sih.
80
Episode 80. Kenalan sama mas Rafli.
81
Episode 81. Kenapa tidak diangkat.
82
Episode 82. Ngambeknya sampai pagi.
83
Episode 83. Kangenku padamu.
84
Episode 84. Bukan miscall doang emang nelphon.
85
Episode 85. Seminggu lebih di rumah.
86
Episode 86. Akhirnya ke Cibitung lagi.
87
Episode 87. Ketika bertemu lagi.
88
Episode 88. Jadi berangkat ke kondangan.
89
Episode 89. Akhirnya plong juga perasaanku.
90
Episode 90. Tamu istimewa.
91
Episode 91. Keseriusan mas Heru.
92
Episode 92. Panggilan kerja.
93
Episode 93. Rencana Lamaran.
94
Episode 94. Lamaran atau langsung nikah.
95
mohon maaf untuk pembaca,
96
Episode 95. Pulang kampung bersama.
97
Episode 96. Akhirnya sampai di rumah juga.
98
Episode 97. Calon menantu bertemu calon mertua.
99
Episode 98. Minta izin sama calon mertua.
100
Episode 99. Obrolan antara anak dan orang tua.
101
Episode 100. Obrolan serius dengan orang tua.
102
Episode 101. Tentang hubungan mas Heru dan Dinda.
103
Episode 102. Kunjungan mas Heru yang kedua.
104
Episode 103. Izin dan restu orang tua Dinda.
105
Episode 104. Menahannya sampai rasanya panas dingin.
106
Episode 105. Udah nahan panas dingin si anu ee nahan panas cemburu juga.
107
Episode 106. Rasa cemburuku tak sebesar rasa cintaku padamu.
108
Episode 107. Sayangku cuma untukmu mas.
109
Episode 108. Tetangga baru.
110
Episode 109. Ada-ada saja alasannya.
111
Episode 110. Obrolan Teh Rini dan temannya.
112
Episode 111. Berusaha menjaga rasa cinta dan sayang.
113
Episode 112. Silaturahmi pak Rahman.
114
Episode 113. Hp baru.
115
Episode 114. Kebimbangan keputusan sesuai hati, perasaan atau pikiran.
116
Episode 115.
117
Episode 115. Kedatangan mas Heru dan ibunya ke rumah Dinda.
118
Episode 117. Pantai larangan.
119
Episode 118. Merencanakan masa depan bersama.
120
Episode 119. Mencari informasi lowongan pekerjaan.
121
Episode 120. Coba saja melamar kerja dulu.
122
Episode 121. Sarapan pagi romantis sebelum melamar kerja.
123
Episode 122. Akhirnya lanjut melamar kerja lagi.
124
Episode 123. Di terima kerja di pabrik baru.
125
Episode 124. Kontrak kerja 9 bulan.
126
Episode 125. Masa training.
127
Episode 126. Ketiduran sampai pul bus hiba utama.
128
Episode 127. Beginilah buruh pabrik.
129
Episode 128. Persiapan sebelum pernikahan.
130
Episode 129. Ga berasa sudah habis kontrak lagi.
131
Episode 130. Lowongan kerja di pabrik Mattel.
132
Episode 131. Cuti nikah.
133
Episode 132. Penasaran rasanya gimana?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!