Surat lamaran pekerjaan.
Dinda yang sedari tadi disibukkan dengan membuat surat lamaran, akhirnya berhenti juga. Dinda beristirahat di atas kasurnya, tidak lama kemudian Dinda tertidur. Rasa lelah di tubuhnya membuatnya terlelap di dalam tidur siangnya yang sebentar lagi hampir sore hari. Mengurus persyaratan lamaran kerja membuat Dinda kelelahan, tapi itu demi mendapatkan pekerjaan. Untuk saat ini Dinda hanya fokus untuk mencari pekerjaan saja.
Sore hari Dinda terbangun dari tidurnya, Dinda membantu ibunya membersihkan rumah dengan menyapu dan mengepel lantai. Setelah pekerjaan rumah selesai Dinda mandi, kemudian sholat ashar. Begitulah sore hari yang dilewati Dinda setelah lulus sekolah.
Malam telah tiba, Dinda mengecek kembali berkas surat lamaran yang di buatnya tadi siang. Setelah lengkap semua, Dinda memasukkan berkas surat lamarannya kedalam tasnya.
Dinda memikirkan hari esok, dimana Dia harus mencari pekerjaan. Teringat lowongan kerja yang Dinda baca pada surat kabar, Dinda besok akan mencoba untuk datang ke tempat tersebut. Dinda telah mencatat beberapa alamat, dimana disitu tertera ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan syarat dan kriteria.
Malam yang kian larut membuat mata Dinda sayup-sayup. Rasa kantuk yang tak tertahankan karena memikirkan esok hari untuk melamar pekerjaan. Dinda akhirnya tertidur dengan pulasnya.
Ngantuk banget ya Thor itu si Dinda?, mau cari kerja ya besok pagi?. Thor kalau Dinda cari kerja yang semangat gitu Thor. Tidurnya jangan malam-malam kasihan Dinda. Besok ngantuk kalau tidurnya kemalaman.
Iya Author nanti bilang ke Dinda dapat salam dari Reader heehee. Iya ya ok lah Reader setuju, tidurnya jangan kemalaman nanti kesiangan dan ngantuk. Semangat lah kan mau cari kerja biar dapat kerja. Kalau sudah kerja baru dapat gaji. Intinya kerja itu cari duit ya kaaaaan.
Keesokan harinya, waktu subuh Dinda terbangun dari tidurnya. Dia bangun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu Dinda masuk kembali ke kamarnya dan sholat subuh di dalam kamar.
Seperti biasa, setelah sholat subuh Dinda membantu ibunya untuk mencuci baju kemudian menjemurnya. Dinda lalu mandi pagi, kemudian bersiap-siap untuk berangkat mencari pekerjaan. Sebelum berangkat Dinda menyempatkan untuk sarapan. Setelah sarapan dan minum teh manis hangat, Dinda berpamitan dengan ibunya.
"Bu, Dinda berangkat dulu ya. Doakan Dinda ya Bu agar dimudahkan dalam mencari pekerjaan. Dan segera mendapatkan pekerjaan. Biar ga jadi pengangguran lama, ga enak nganggur. Enakan sekolah, berangkat di kasih uang saku. Lha ini berangkat cuma di kasih buat ongkos tok heehee, Bu tambahin ongkosnya barangkali Dinda lapar dan haus di tengah jalan". Ucap Dinda berpamitan sambil bercanda minta uang untuk tambahan ongkos.
"Iya, hati-hati di jalan. Ibu selalu mendoakan setiap saat lho Din. Memangnya enak sekolah ya?, kerja ga enak?, enak tahu Din kalau sudah gajian. Lagian kamu tuh ya, dimana-mana yang namanya orang nganggur ya ga enak ga punya duit. Baru berapa hari jadi pengangguran, sudah ga betah, ga enak hmm. Ya sudah nih ibu tambahin tapi nanti kalau sudah kerja balikin ya, ibu bercanda Din. Kalau lapar dan haus jangan di tengah jalan ya Din?". Jawab ibu Dinda sambil bercanda kasih tambahan uang saku.
"Kenapa Bu lapar dan haus jangan di tengah jalan?". Tanya Dinda.
"Kamu gimana sih Din, kalau di tengah jalan nanti ketabrak motor atau mobil atau trek atau wis yang lainnya lah. Lha lapar dan haus ya di pinggir jalan tho cari warung bukan malah di tengah jalan". Jawab ibu Dinda.
"Ya Allah Bu, Dinda nanya serius ibu malah ajakin bercanda dah ah. Dinda mau berangkat nih Bu, sudah agak siang ibu sih ngajakin ngobrol eh bercanda. Assalamu'alaikum Bu". Ucap Dinda sambil salim cium tangan ibunya dan berucap salam mau berangkat mencari pekerjaan.
Dinda berjalan ke jalan raya tepatnya di pinggir jalan untuk menunggu angkutan umum lewat. Tidak berapa lama kemudian, angkutan umum yang ditunggu Dinda akhirnya datang. Dinda pun menyetop angkutan umum tersebut, kemudian naik masuk ke dalam angkutan dan duduk di kursi.
Setelah sampai di perempatan jalan kota, Dinda minta supir berhenti. Dinda pun turun dari angkutan umum tersebut. Setelah membayar, Dinda berjalan agak menjauh dari perempatan jalan. Dinda menunggu angkutan umum yang lain ke arah kota. Selang berapa lama, angkutan yang ditunggu datang. Dinda naik angkutan umum tersebut ke arah kota.
Setengah jam perjalanan, akhirnya Dinda sampai di kota tujuan. Dengan bermodalkan alamat, Dinda mulai mencari. Dinda bertanya pada orang yang sedang parkir.
"Pak, maaf mau numpang tanya. Tahu alamat ini Pak?". Ucap Dinda sambil menyodorkan secarik kertas bertuliskan alamat suatu perusahaan.
"Oo ini mba, CV Melati. Dari sini lurus, nanti ada bengkel motor nah sebelahnya mba CV Melati". Jawab orang yang di tanya oleh Dinda.
"Terimakasih Pak". Jawab Dinda.
Dinda mulai berjalan sesuai petunjuk yang diberikan oleh orang tadi. Melewati beberapa toko dan rumah makan, Dinda melihat bengkel motor. Terlihat di sebelahnya, gedung bertuliskan CV Melati. Dinda yakin ini alamat yang di tuju, karena sesuai dengan yang tertera di kertas Dinda dan papan nama CV tersebut.
Dinda melangkahkan kaki menuju CV Melati. Dengan langkah yang sedikit deg degan, karena baru pertama kalinya Dinda melamar pekerjaan. Dinda bertanya kepada satpam yang bertugas di depan pintu.
"Permisi Pak, apakah ini benar CV Melati yang beralamat di jalan Arjuna no. 35 ya?". Tanya Dinda.
"Iya betul mba, mba siapa dan ada keperluan apa ya?". Tanya Pak satpam kepada Dinda.
"Saya Dinda Ayu Pak, maaf Saya membaca dari surat kabar kalau CV Melati membuka lowongan pekerjaan apa itu benar Pak?. Kalau benar Saya datang ingin melamar pekerjaan". Jawab Dinda.
"Iya mba memang benar ada lowongan pekerjaan, maaf surat lamarannya mana ya mba". Jawab Pak satpam kemudian meminta surat lamaran Dinda.
"Maaf, ini Pak surat lamaran Saya". Jawab Dinda sambil menyerahkan satu amplop besar berwarna coklat berisi persyaratan surat lamaran pekerjaan.
"Silahkan duduk dulu mba, maaf Saya tinggal sebentar". Ucap Pak satpam kemudian melangkah meninggalkan Dinda untuk masuk ke dalam gedung sambil membawa surat lamaran Dinda.
Dinda di suruh duduk oleh Pak satpam di luar pos satpam di mana di situ terdapat kursi dan meja. Kemudian Dinda duduk, dan menunggu. Di dalam pos satpam masih ada satu orang satpam lagi lalu berjalan mendekati Dinda.
"Maaf mba, mau melamar pekerjaan ya? tunggu sebentar ya mba nanti di panggil. Sabar ya mba, nanti teman Saya keluar, mba pasti di suruh masuk". Ucap Pak satpam tadi.
"Iya Pak terimakasih". Jawab Dinda kemudian tersenyum kepada Pak satpam.
Tidak lama kemudian, Pak satpam yang tadi membawa amplop lamaran Dinda keluar. Dinda melihat Pak satpam tersebut. Pak satpam tersebut tersenyum kepada Dinda.
"Maaf mba, mba silahkan masuk ke dalam, Saya antar mba". Ucap Pak satpam.
"Iya Pak terimakasih". Jawab Dinda.
Pak satpam pun berjalan diikuti oleh Dinda dibelakangnya, dan berjalan masuk ke dalam gedung. Dinda berjalan dengan deg degan, karena ini pertama kalinya. Dalam pikiran Dinda pekerjaannya seperti yang terlihat pada saat Dinda melewati beberapa karyawan yang sedang bekerja.
"Silahkan masuk mba". Ucap Pak satpam sambil membukakan pintu sebuah ruangan dan masuk bergantian.
Di dalam ruang tersebut ada seorang ibu yang masih muda sedang duduk dan di depannya terdapat beberapa barang kantor seperti komputer dan alat tulis serta yang lain.
"Maaf Bu, ini orangnya yang tadi membawa surat lamaran". Ucap Pak satpam kepada ibu yang duduk di belakang meja.
"Iya Pak terimakasih, silahkan duduk mba". Jawab ibu yang sedang duduk di belakang meja.
Dinda duduk di depan ibu tersebut, diam dan menunggu. Dilihatnya ibu tadi yang sedang melihat isi amplop coklat yang ternyata adalah berkas surat lamaran Dinda.
Nah Reader gimana penasaran bagaimana Dinda di dalam ruang tadi, ikuti kisahnya di episode berikutnya. Like, vote dan komentarnya di tunggu. Terimakasih sudah membaca karyaku. Salam sehat untuk semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments