"Perlakuan pacar mu itu? dengar Aku tidak akan memaafkannya. Dia harus masuk penjara, karena sudah melakukan tindak kekerasan." Ucap Embun, memotong cepat ucapan Tara. Dia akan memanfaatkan kesempatan ini. Dia akan mengarang cerita, bahwa Tara dan wanita yang menghajarnya adalah sepasang kekasih, yang lagi memadu cinta di saung itu.
Embun akan mengatakan kepada keluarganya, bahwa Tara dan Ros yang dianggapnya sebagai pasangan kekasih itu, sedang melakukan perbuatan mesum di saung.
"kekasih? maksud Adek apa?" tanya Tara dengan bingungnya. Siapa kekasih yang dimaksud Embun?
"Wanita yang membuatku jadi seperti ini. Dia kan kekasihmu." Ucap Embun sambil terisak, Dia sangat kesal kepada Tara dan Ros. Gara-gara mereka Embun gagal lari. Ditambah cara Ros menghajar Embun, sungguh keterlaluan. Dia seperti penjahat saja yang harus dihabisi.
"Apa kau tidak lihat luka yang ada di tubuh ku ini Haahh? ini, ini ini dan ini lagi." Embun dengan kesal sambil menahan rasa sakit memperlihatkan luka-lukanya kepada Tara. Pipi dan sudut bibir yang memar dan bengkak, lengan atas penghubung bahu terkilir, pergelangan tangan, pinggang dan mata kaki sebelah kanan juga terkilir.
Tara sungguh tidak tega melihat kondisi Embun. Ros memang keterlaluan. Dia tidak akan melepaskan sekretarisnya itu. Dia akan memasrahkan semuanya. Kalau keluarga Embun memprosesnya secara hukum.
Mana tega Dia melihat wanita yang disayanginya mulai dari kecil terluka begini. Kalau Embun tidak membencinya. Tara mungkin akan memeluknya memberi kekuatan dan mencurahkan kasih sayangnya.
Tara sungguh tidak tahu harus berbuat apa, Dia ingin sekali memeriksa wajah, tangan dan kaki Embun yang terkilir. Tapi, Dia tidak berani. Hingga Dia hanya bisa mematung melihat dengan lekat wajah Embun yang menangis dan memalingkan wajahnya itu.
"Maaf, Tapi Ros Bukan," ucapan Tara terhenti disaat tukang pijat datang bersama Dokter dan Mama Nur. Embun menyeka air matanya.
Tukang pijat mulai memeriksa dan memijat lengan Embun sebelah kanan bagian atas penghubung bahu.
Embun berteriak dengan histerisnya rasa sakit dan nyeri di tangan dan kakinya tidak bisa ditahannya lagi. Tara yang melihatnya sungguh tidak tega, dengan cepat Tara menyingkirkan tukang pijat, sehingga tukang pijat terjatuh dilantai karena gerak reflek Tara saat menjauhkan tukang pijat dari Embun. Dia mengendong tubuh Embun. Embun yang memang merasa tangan dan kakinya semakin sakit, diam saja di dalam gendongan Tara. Dia tidak sanggup lagi banyak bergerak.
"Nantulang kita bawa saja ke rumah sakit. Sepertinya kondisi Embun parah." Ucap Tara dengan paniknya menggendong Embun ala bridal style membawanya keluar kamar yang langsung disusul Mama Nur. Mereka berlari cepat keluar dari pintu samping menuju mobil Tara di parkir.
"Nantulang pakai mobil Tara aja, tidak dikunci itu." Ucap Tara masih menggendong Embun. Kini mereka sudah berada di sebelah mobil Tara.
Mama Nur membuka pintu mobil Tara di jok belakang Supir. Tara mendudukkan Embun dengan lembut. Perlakuan Tara hanya bisa membuat Embun melongo. Mama Nur duduk di sebelah Embun. Tara menutup pintu mobil, berjalan cepat menuju kemudi. Tapi, Ros menghentikannya.
"Kami mau kemana membawa Dia?" ucap Ros dengan herannya. Dia melihat ke khawatiran di wajah bos nya itu.
"Mau ke rumah sakit, awas minggir." Tara menepis cepat tangan Ros yang menahan lengannya.
"Dia kenapa? seperti istrinya mau melahirkan saja." Ucap Ros dengan bingung dan herannya sampai mobil yang dikendarai Tara bilang dari pandangan matanya.
Embun masih terus saja mengaduh kesakitan. Embun memang manja dan tidak tahan menahan sakit. Dia akan terus mengeluh dan mengoceh. Dia akan merasa lebih baikan, apabila mengekspresikan rasa sakitnya itu. Daripada diam saja menahannya.
"Sudah dong sayang jangan menangis lagi. Mama jadi panik dengar ocehan dan tangisanmu." Ucap Mama Nur sambil memeluk putrinya itu. Sedangkan Tara tidak ada suara. Dia hanya memperhatikan Embun dari kaca spion.
"Kenapa tadi Ros harus ikut, padahal dari tadi lagi Aku memintanya di rumah saja. Menyelesaikan pekerjaannya." Tara membathin, sungguh hatinya menjadi tidak tenang. Pasti akan ada kehebohan nantinya di keluarga besar mereka. Melihat Embun terluka.
Mobil pun sampai di parkiran Rumah sakit. Tara keluar dari mobil memutarinya dan membuka pintu mobil tempat Embun dan Mama Nur berada. Dia kembali membopong tubuh Embun. Embun pun diam saja. Dia tidak bisa berontak lagi, walau Dia sangat membenci Tara saat ini.
Tara berjalan cepat dengan ekspresi wajah begitu khawatirnya menuju ruang IGD. Melihat ada pasien yang digendong. Dua orang perawat nampak mendekat ke Tara dengan membawa brankar dorong. Tara meletakkan tubuh Embun di brankar tersebut. Kedua perawat mendorong brankar yang diikuti oleh Tara dan Mamanya. Hingga Embun masuk ruang pemeriksaan.
Dua puluh menit berlalu Tara dan Mama Nur yang masih berdiri di ruang pemeriksaan, melihat Embun kembali dibawa menggunakan bed dorong tersebut, menuju ruang Rontgen. Tara dan Mama Nur mengikutinya. Mereka nampak tidak tenang menunggu Embun diperiksa.
Tiga puluh menit berlalu, Dokter dan perawat keluar dari ruang Rontgen. Embun kembali di dorong ke ruang inap yang kini masih berbaring di bed dorong dengan menangis tersedu-sedu. Dia merasa tangan dan kakinya semakin nyeri.
"Bagaimana Dokter putri saya? apa keadaannya parah?" tanya Mama Nur menghentikan Dokter yang hendak berjalan bersama perawat untuk membawa Embun ke ruang inap.
"Kita bicara di ruang inap saja ya Bu. Kita beri obat anti nyeri dan dehidrasi dulu kepada putri Ibu ini. Dia juga dehidrasi." Ucap Dokter dengan tenang dan ramah. Mereka lun akhirnya memasuki ruang perawatan.
Tara tidak mau jauh dari tempat Embun berbaring. Sikap Tara yang nampak begitu mengkhawatirkan Embun itu, membuat Embun merasa Risi dan jengah. "Ini gara-gara kamu." Embun membathin dengan muka cemberut bercampur dengan mimik wajah menahan rasa sakit.
"Dari hasil Rontgen keadaannya tidak terlalu parah Bu. Hanya Dislokasi bahu. Kondisi ini menyebabkan tulang lengan atas keluar atau bergeser dari soket bahu. Mungkin tangan Adek ini diputar kebelakang atau Dia terjatuh saat olah raga." Ucap Dokter dengan terseyum kepada Embun yang meringis kesakitan itu.
Sedangkan Mama Nur yang mendengar penjelasan Dokter langsung menangis. Dia tidak bisa membayangkan kalau tangan anaknya jadi cacat fungsi, karena lepas. Kekhawatiran Mama Nur yang berlebihan membuatnya berfikiran negatif.
"Kalau boleh tahu, Adek ini kenapa terluka begini. Apa terjatuh atau olah raga terlalu ekstrem?" tanya Dokter kepada Mama Nur dan Tara yang masih berdiri disisi bed Embun.
Tara tidak menjawab ucapan Dokter. Dia hanya fokus melihat ke arah Embun yang meringis kesakitan itu.
"Ada yang menyerangnya Dokter." Ucap Mama Nur. Air matanya langsung tumpah ruah. Dia pun mendekati putrinya dan mengelus kepala Embun.
"Ooooh... Tidak perlu khawatir Bu, tadi kami sudah menggerakkan lengannya yang bergeser dari bahunya. Jangan khawatir tidak parah koq Bu." Ucap Dokter berusaha menenangkan Mama Nur.
Perawat pun memasang infus mencampurnya cairannya dengan obat pereda rasa nyeri.
"Dek, agar mengurangi rasa nyeri walau sudah diberi obat akan lebih baik Adek mengompres bahunya dengan es yang dibungkus handuk. Perlakuan seperti itu bisa mengurangi bengkak dan nyeri. Lakukan selama 15-20 menit, sebanyak 3-4 kali sehari. Setelah nyeri dan bengkak reda, gunakanlah handuk yang direndam dengan air hangat untuk mengompres. Kompres hangat berguna untuk mengendurkan otot yang tegang. Lakukan kompres hangat selama 20 menit ya Dek." Ucap Dokter kepada Tara.
"Kalau ada perlu, panggil perawat saja ya Bu." Ucap Dokter, Dia pun keluar dari ruangan, sedangkan satu perawat masih memeriksa dan mengobati luka memar di wajah dan sudut bibir Embun.
"Mau kemana kamu Tara?" tanya Mama Nur melihat Tara berjalan keluar kamar. Mau cari es batu Nantulang." Jawabnya dengan perasaan sedih dan begitu bersalah. Dia yakin peristiwa ini akan membuat Embun semakin membencinya.
TBC.
Mampir juga ke novel ku yang berjudul
Misteri Jodoh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
0316 Toiyibah,S,Pd.
semangst
2021-11-20
0
Bagus Effendik
aku hadiiiiiiiir lagi
2021-02-21
2
Sani Norine
lanjut dong
2021-02-15
1