"Astagfirulloh… Gawat…. Oh tidak..!” teriak Embun. Dia berlari sembunyi ke dalam toilet, disaat Dia melihat enam orang suruhan Ayahnya berada di parkirannya. Pak Samsul nampak memberi petunjuk kepada anggotanya. Setelah Pak Samsul selesai bicara, semua anak buahnya berpenjar. Sudah jelas, mereka sedang mencari embun.
Lama Embun berada di dalam toilet yang tergolong bersih dan wangi itu, sempat toiletnya kotor. Bisa mati Dia sembunyi disitu.
Tok....tok... tok... tok...
"Ada orang." teriak Embun dari kamar mandi. Disaat orang menggedor pintu toilet tempat Embun sembunyi.
Toilet wanita untuk umum di bandara itu hanya ada dua. Satu sudah dibuat Embun sebagai tempat sembunyi. Tentu pengunjung Bandara yang antri di toilet heran, karena pintu toilet itu tak kunjung terbuka.
"Kenapa lama sekali kamu di dalam, saya sudah antri sejak 20 menit yang lalu." Teriak seorang Ibu-ibu.
"Iya Bu, saya lagi sakit perut. Toilet disebelah aja Ibu pakai." Jawab Embun dari dalam toilet.
"Itu juga orang yang disitu antri satu keluarga semua. Jadi, saya tidak dibolehkan bergabung." Ucap Ibu-ibu yang nampak kebelet itu.
Embun pun merasa tidak enak sama orang-orang yang mau ke toilet. Akhirnya Dia keluar dengan muka berak dan berakting memegang perutnya sambil meringis. "Perutku mules sekali." Ucapnya, dengan wajah cemberut.
Embun melihat pantulan dirinya di cermin yang ada di toilet. Dia membenarkan posisi maskernya hingga hampir menutupi matanya. Dia sampai kesusahan melihat. Dia melakukan itu, agar suruhan Ayahnya tidak mengenalnya.
Ternyata penumpang dari Kota Medan, sudah banyak yang keluar dari terminal kedatangan. Sehingga suasana bandara sudah nampak ramai. Embun menyoroti keadaan bandara yang tergolong kecil itu. Dari balik dinding toilet. Jelas saja, Dia melihat salah satu anak buah Ayahnya berjalan mendekat ke arahnya.
Merasa dikejar oleh anak buah Ayahnya. Embun berlari dan brughhh.... Embun menabrak seorang pria berbadan kekar dan sangat tampan, walau wajah tidak nampak jelas karena sedang memakai masker. Tapi, dari postur tubuh saja sudah bisa terlihat bahwa pria itu tampan dan penuh kharisma.
Saat Embun menabrak pria itu, Dia hampir terhempas ke lantai. Dengan cepat pria yang ditabrak Embun, memegang tangan Embun dan menariknya agak kuat, sehingga Embun berada di dekapan pria itu. Dekapan pria itu sangat erat, sehingga wajah keduanya hampir bersentuhan. Embun memberi jarak dari dekapan pria itu. Agar wajahnya tidak terlalu dekat dengan pria yang ditabraknya.
Deg.
Deg...
Deg..
Tiba-tiba saja jantung keduanya berdegup kencang, disaat mata keduanya bersitatap. Embun berusaha menstabilkan degupan jantungnya. Sedangkan pria yang masih mendekap Embun itu, hanya bisa diam memperhatikan Embun, yang wajahnya tidak terlihat itu, karena ditutupi Masker. Pria itu juga nervouse. Tapi, mendekap Embun membuatnya tenang dan merasa nyaman.
Embun mengalihkan pandangannya, melihat sekitar, masih dalam dekapan pria itu. Dia melihat anak buah Ayahnya tepat dibelakangnya. Karena merasa akan ketahuan. Dengan cepat, Embun memeluk tubuh pria itu kembali dengan sangat erat.
"Tolong selamatkan Aku. Aku sedang dikejar-dikejar pria yang ingin memaksaku menikah dengannya." Bisik Embun di telinga pria itu. Suara Embun yang pelan dan sedikit sensual, menggelitik di indera pendengarannya, bulu kuduk pria yang dipeluk Embun itu meremang. Degupan jantungnya semakin cepat, dan itu jelas dirasakan oleh Embun.
Pria itu diam saja, sedangkan Embun malah semakin memeluk pria itu dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu, sambil mendengar detakan jantung pria itu yang berdetak bak genderang perang.
Keduanya lama terdiam masih berpelukan, seolah keduanya sedang mengobati rasa rindu yang membuncah.
Pukkk... Seorang wanita menepuk punggung pria yang memeluk Embun. Yang membuat Pria menoleh ke teman wanitanya.
"Dia siapa? kenapa kalian berpelukan dengan sangat erat?" tanya teman pria yang dipeluk Embun.
Embun membuka matanya sebelah, mengintip dari balik dada bidang pria itu. Dia melihat ke arah wanita yang berdiri disebelah mereka dengan tatapan tidak suka.
"Lepasin," ucap wanita itu kepada Embun. Mendengar Dia dimarahi wanita itu. Embun semakin takut, jangan-jangan Dia memeluk suami orang. Jelas saja kelakuan Dia itu akan sangat membuat yang punya suami marah. Embun hendak melepaskan pelukannya. Tapi, Dia kembali melihat anak buah Ayahnya di dekat wanita itu mondar-mandir.
Dengan membuang rasa malunya, Embun kembali menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria yang tidak dikenalnya itu. Tapi, Dia merasa aneh dengan dirinya. Embun merasa nyaman dalam dekapan pria itu. Yang anehnya pria itu tidak menolak dipeluk oleh Embun.
"Lepaskan....!" ucap teman wanita pria yang memeluk Embun.
"Tolong selamatkan Aku, bawalah Aku ikut dengan kalian, sampai ke simpang tiga. Jalan lintas. Please.....!" ucap Embun pelan, masih memeluk pria itu. Ucapan Embun didengar keduanya.
Entah Kenapa pria itu menuruti permintaan Embun. Mereka berjalan ke parkiran.
"Bisa lepas gak pelukannya, Dia mau masuk. Kalau kamu peluk terus bagaimana mau masuk." Ucap wanita teman pria yang dipeluk Embun.
Embun melepas pelukannya, pria itu pun melangkah, tapi Embun mengikuti langkah pria itu.
"Kamu kenapa ikutin Dia?" tanya wanita teman pria yang dipeluk Embun.
"Outherku tersangkut di kancing jaketnya." Ucap Embun dengan gugup. Pria yang hendak duduk disebelah supir itu pun akhirnya mencoba melepas outher brokat Embun. Saat pria itu mencoba melepas Outher Embun. Pria itu menatap mata Embun lekat-lekat, yang membuat Embun menundukkan kepalanya.
Outher itu pun lepas dari kancing jaket. Pria yang tidak diketahui Embun namanya itu, hendak masuk ke bangku sebelah supir. Tapi, dihalangi teman wanitanya.
"Kita duduk saja di jok belakang supir. Masih ada dokument yang harus kamu periksa, sebelum saya kirim filenya." Ucap wanita teman pria itu.
"He, wanita gatal. Kamu mau nebeng sampai depan kan?" tanya wanita yang tidak diketahui Embun namanya itu.
Embun mengangguk pelan.
"Sudah kamu duduk di jok belakang, cepat sana masuk." Ucap wanita itu dengan kesal.
Embun pun masuk dengan tersenyum, walau memakai masker. Senyuman Embun nampak dari ekspresi matanya yang sedikit menyipit.
Pria dan wanita itu pun masuk ke dalam mobil dan duduk di jok belakang supir.
"Ini alamat tujuannya Pak." Ucap Wanita itu dan memberi selembar kertas, yang berisi alamat.
Mobil pun melaju, parfum mobil itu sangat wangi, wangi yang disukai Embun. Yaitu wangi lavender. Pikirannya rasanya menjadi tenang, dan Dia jadi kantuk berat. Jelas saja kantuk berat semalaman Dia tidak tidur.
"Kamu kenapa mau di peluk-peluk sama orang yang tidak kamu kenal. Terus kenapa kamu mau Dia ikut nebeng sama kita." Ucapnya kesal sambil memberikan dokumen dan melirik ke arah Embun yang menyandarkan kepalanya.
Embun yang mendengar sayup-sayup percakapan sepasang manusia itu. Hanya bisa diam, tapi Dia heran, pria itu tidak mengeluarkan suara sedikit pun. "Apa Dia bisu." Gumam Embun. Dia pun tertidur dengan kepala bersandar di badan mobil, wajahnya masih ditutupi sebagian masker.
Semua berkas sudah selesai diperiksa. "Kamu, di rumah saya dulu untuk beberapa hari. Saya akan ke rumah Nenek saya. Semua kerjaan harus cepat kamu bereskan." Ucap pria itu tegas. Dan melirik ke belakang, melihat Embun yang dari sejak masuk ke mobil tidak bersuara.
"Kamu kenapa mau dijodohin sih? ini zaman sudah modern, bukan zaman cari pasangan dengan perjodohan. Kamu juga tahu kan Aku suka padamu." Ucap wanita itu ketus.
"Sudah ya Rose, kamu juga tahu kan? berapa kali ku bilang, kita ini hanya sebatas teman. Aku hanya menyayangimu hanya sebatas itu." Ucapnya tegas.
Wanita yang bernama Rose itupun akhirnya diam dan menatap ke luar jendela. Kemudian Rose menatap ke arah Embun. "Apa Dia tertidur?" ucap Rose dan melirik pria disebelahnya.
"Mungkin." Jawab pria itu.
Ternyata, karena sibuk membahas pekerjaan. Mereka jadi melupakan Embun, yang awalnya hanya berniat menumpang sampai ke simpang.
Rose pun menoleh lagi ke jok belakang. Dia bergerak dan menggoyang tubuh Embun. Betapa terkejutnya Dia, Embun benar-benar sudah tertidur pulas. Terbukti saat Dia menggoyang tubuh Embun. Tubuh Embun terjatuh ke duduk an jok. Dia benar-benar tertidur pulas.
"Ini cewek kenapa tertidur? sudah dibangunin, tidak mau bangun lagi. Macem kerbau saja. Bagaimana ini kita lupa membangunkannya?" Ucap Rose dengan sedikit panik.
Mobil pun berhenti di depan pagar rumah tujuan.
TBC.
Mohon dukungannya dengan memberi like, coment, vote dan jadikan novel ini sebagai favorit.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
Heny Faza
pasti in Tara😍😀😀😀
2021-12-11
0
0316 Toiyibah,S,Pd.
Mah sejodoh
2021-11-20
0
Ros Ali
pria yg di peluk embun pasti si Tara, pria yg dijodokan sm dia..
2021-11-17
0