"Tolonglah.... selamatkan Aku, mereka akan menjualku." Embun masih berusaha mempengaruhi pria yang membelakanginya. Tapi, si pria yang diajak bicara, diam seperti maneken.
"Nona, ayo pulang? tuan dan nyonya sudah menunggu di mobil. "Orang suruhan orang tuanya Embun, masih berusaha membujuk Embun.
"Aku tidak mau pulang. Pergi kalian...!" teriak Embun kuat, yang membuat semua orang ditempat itu menutup telinganya, karena suara Embun sangat mengganggu.
Kalau begini ceritanya bisa rusak telinga. kalau wanita ini teriak lagi.
"Tolong lah selamatkan Aku. Mereka gerombolan orang yang mencuriku dan akan menjualku ke pria hidung belang. Apa kamu tega melihat seorang wanita di kejar-kejar 10 orang." Embun merasa ucapannya sudah mempengaruhi pria yang membelakanginya. Terbukti pria itu memutar lehernya, ke arah samping. Untuk melihat Embun yang sembunyi di belakangnya.
"Semoga, semoga Dia mau menolongku." Gumam Embun dalam hati.
"Eehhmmmmm...!" Pria Misterius Berdehem. Dia memain- mainkan matanya. Yang jelas dilihat Embun. Karena saat ini Dia berada disebelah pria misterius itu. Tapi, masih memegangi ujung pinggang training pria Misterius itu.
"Kenapa kamu ingin saya tolong? Apa kamu tidak takut kepadaku?" ucapan pria itu, membuat Embun sedikit ragu. Tapi, menghadapi satu pria akan lebih gampang, apabila menghadapi 10 pria berbadan besar.
"Saaaya merasa anda pria baik." Ucap Embun dengan sedikit gugup dan was-was. Jika benar pria itu memang jahat. Dia akan cari akal untuk mengelabuinya.
"Hanya menghadapi satu pria, Aku pasti bisa." Gumam Embun dalam hati.
"Baiklah, tetap berada dibelakang tubuhku." Ucap pria itu dingin. Pria misterius itu nampak menggerak-gerakkan kepala dan meregang-regangkan otot kaki dan tangannya.
Tek....tek... Terdengar suara seperti pohon patah, saat Dia kembali menggerak-gerakkan kepalanya.
Mungkin Terlepasnya udara yang terperangkap di dalam cairan sendi di sekitar kepala dan tulang belakangnya atau terjadi gesekan antar tulang.
"Nona ini tidak mau pulang dengan kalian, Dia inginnya pulang dengan saya. Cepat kalian tinggalkan tempat ini. Sebelum tulang kalian saya patahkan!" Embun cukup tercengang dengan ucapan Pria misterius itu. Tapi, Dia gagal fokus mencernanya.
Pria itu bergerak mengambil ancang-ancang rumus ular kobra mencotok. Pria itu juga nampak menjulurkan kakinya, memamerkan jurus tendangan kaki maut.
Tingkah pria misterius itu sukses membuat Embun tertawa, sungguh Ekspresi pria yang wajahnya nampak dingin dengan sorot mata tajam itu seolah berubah menjadi badut lucu. Embun menjadi lupa, bahwa sebenarnya nyawanya juga sedang terancam. Tapi, bagaimana mungkin pria lucu ini orang jahat.
Embun kembali tertawa dan terkadang Dia menyembunyikan ekspresi tawanya dengan menutup mulutnya dengan tangannya. Jurus yang dikeluarkan pria misterius itu sangat lucu.
Mana ada jurus ular kobra mencotok.
"Ayo siapa duluan yang maju. Ayo... serang Aku! Jangan kalian menyesal nantinya akan lumpuh selamanya." Pria itu masih mensugesti otak para pemburu Embun. Dia akan menakut-nakuti 10 pria berbadan besar itu. Semoga saja takut dan pergi dari tempat itu.
Jujur saja, Dia pasti akan kalah.
Nampak tiga orang mendekati si pria misterius. Mereka mencoba menyerang si pria misterius. Tetapi ke 3 pria itu kalah.
Entahlah, Embun pun terheran-heran melihatnya. Embun merasa orang suruhan Ayahnya nampak loyo-loyo.
"Apa pria misterius ini benar-benar hebat?"
"Ada lagi yang mau patah kakinya? atau ingin daging yang melekat di tulang kalian itu akan dicabik-cabik Anjing peliharaan saya?"
"Ku hitung sampai tiga, jikalau kalian tidak meninggalkan tempat ini. Maka, anjing peliraharaanku itu benar-benar akan mengoyak-ngoyakkan otot-otot kalian semua."
Piuttt...... piuuuutt piiuttt ....Si pria misterius itu bersiul sebanyak tiga kali. Maka keluarlah Anjing-anjing jenis pemburu dari balik-balik pohon salak.
Embun bergidik ngeri melihat, Anjing-anjing yang badannya besar, serta lidahnya yang menjulur dengan lelehan air liur itu membuat Embun jijik. Kaki Embun sampai gemetaran, karena begitu takutnya melihat Anjing yang seperti kelaparan itu.
Rasa lucu berubah menjadi menakutkan dan mencekam, melihat anjing itu seolah siap menerkam dan mencabik Apapun yang terasa asing baginya, Serta suara-suara yang dikeluarkan Anjing itu membuat bulu kuduk merinding.
Embun terus saja bersembunyi dibalik tubuh kekar pria bertelanjang dada itu. Tangan Embun juga tak pernah lepas dari pinggir celana training yang dikenakan pria misterius itu. Dia harus berpegang pada pria itu. Tidak bisa memegang organ tubuh pria itu, setidaknya Embun merasa aman, jika memegangi celana training pria misterius itu.
"Saatu... Dua.. ti...!" Orang suruhan Ayah Embun lari terbirit-birit. Dan Embun pun dengan refleks melorotkan celana training pria misterius itu. Dia ketakutan dan terkejut. Sehingga tanpa sadar, menarik keras celana training pria misterius.
Pria misterius itu tidak sadar celananya sudah melorot. Dia asyik memberi perintah kepada Anjing peliharaannya untuk menakut-nakuti orang suruhan Ayah Embun.
Embun yang tadinya ketakutan akhirnya tertawa. Penampakan celana dalam pria misterius itu sukses membuat Embun terpingkal-pingkal sekaligus merasa iba.
Pasalnya celana dalam pria misterius itu, sudah bolong seperti kaca mata disetiap bokongnya. Dan karetnya juga hampir lepas.
Si Pria misterius itu berbalik badan melihat Embun menertawakannya. Dia pun baru sadar, kalau celana training yang dikenakannya sudah melorot sampai lutut.
"Nonaa....!" Ucapnya tanpa sadar, Dia menutup mulutnya dan menarik celananya dengan cepat.
Embun masih tertawa, sedangkan si pria misterius itu. Tersenyum melihat Embun yang tertawa lepas.
Dia pasti malu karena celananya melorot, tapi mau gimana lagi. Semuanya sudah terjadi. Sukur bagian depannya masih bagus. Sempat koyak juga, maka Dia akan malu seumur hidupnya.
Si pria misterius itu sangat kesal melihat Embun yang menertawakannya tanpa henti itu. Embun sampai memengangi perutnya yang sudah terasa kram, karena kelamaan tertawa.
Si pria misterius itu, berjalan meninggalkan Embun. Merasa ditinggalkan, Embun mengekorinya.
"Tunggu Aku pahlawanku...!" teriak Embun dan berlari cepat menuju pria misterius itu.
"Terimakasih banyak sudah menolongku. Setelah keluar dari perkebunan salak ini, sesampainya di kota. Aku akan membelikan pakaian yang banyak untukmu." Ucap Embun dengan napas tersengal-sengal. Karena Dia kecapean tertawa. Dia menatap pria misterius yang disebelahnya. Si Pria itu tidak menggubrisnya.
Embun menghentikan langkah pria misterius itu, dengan berdiri dihadapannya. Saat ini mereka sedang berjalan seperti jalan setapak yang sudah rabat beton. Embun baru sadar, ternyata ada jalan khusus diperkebunan itu.
"Namamu siapa?" ucap Embun keras, saat pria itu melewatinya. Dia kembali mensejajarkan langkahnya dengan pria misterius itu. Langkah-langkah pria misterius itu sungguh lebar. Yang membuat Embun kewalahan mensejajarkan langkahnya.
Pria misterius itu tidak menjawab. Dia makin mempercepat langkahnya.
"Aku akan memberimu banyak uang, tapi antar Aku ke suatu tempat ya?" ucapan Embun membuat pria misterius itu berbalik badan.
Emang Dia mau lari ke mana lagi sich?
"Ke mana?" masih memperhatikan wajah Embun, yang membuat Embun canggung.
"Ke rumah temanku. Di dekat Pasar Sangumpal Bonang. ( Sangumpal Bonang adalah pasar terbesar di PSP).
"Kenapa harus kesitu?"
"Karena Aku lagi tidak punya uang. Dompet, ponsel dan barang-barang ku lainnya terjatuh. Jadi, Aku ke tempat kawanku dulu meminjam uang. Baru Aku bayar jasamu." Ucap Embun dengan memainkan jari-jarinya. Dia tidak sanggup melihat pria misterius itu.
"Baiklah, Ayo naik!" pria misterius sudah menghidupkan kenderaannya jenis Wintor.
"Namamu siapa?" Embun memperhatikan wajah pria misterius dengan detail. "Aku seperti mengenal wajahmu. Tapi, dimana ya?" Embun berpikir-pikir, tapi tidak menemukan jawabannya.
Si pria misterius diam saja, dan konsentrasi menyetir.
"Namamu siapa sich? pelit Amat, bilang namanya aja susah. Aku mau jadi temanmu. Nanti kamu mau kan bantuin Aku kabur lagi." Ucapan Embun, membuat Pria Misterius itu menghentikan kenderaan yang dikemudikannya.
Dan kemudian menggasnya yang membuat Embun badan Embun terhempas ke badan kursi Winter.
Embun meringis, Karena benturan punggungnya ke jok Winter. Tapi, Dia kembali duduk dengan tenang.
Melihat pria Misterius itu diam saja. Maka Embun pun tidak bersuara lagi. Dia sibuk melihat kiri dan kanan, kebun-kebun salak yang luas. Sehingga kesadarannya pun datang.
"Bukannya gedung yang nampak itu rumah ku?" Gumamnya dalam hati. Tapi, Dia tidak menampakkan ekspresi terkejutnya.
"Eeehhmmmm... Benarkah Kamu akan mengantarku ke jalan lintas?" Embun kembali menoleh ke arah pria misterius.
"Eehmmm..!" begitulah jawaban yang Embun dapatkan.
"Oohh .!" Embun membulatkan bibirnya, tapi Dia sudah curiga. Jalan ini adalah jalan menuju rumahnya bagian belakang. Keyakinannya makin nyata, disaat Dia sudah melihat gazebo di taman belakang rumahnya.
Embun memang tipe yang cuek, dengan jumlah harta yang mereka miliki.
Orang tua Embun terkenal tuan tanah dan mempunyai perkebunan salak yang luas. Bahkan mereka sudah punya usaha khusus mengelolah buah salak, menjadi jenis produk siap pangan.
Embun tidak pernah berkeliling perkebunan salak mereka. Betapa bodohnya Dia, ternyata Dia kesasar di perkebunan salak milik orang tuanya.
"Stoopp....stopp...." Teriak Embun, yang membuat pria misterius menghentikan kenderaannya.
Baassshh..... Embun turun cepat dan berlari kencang. Dia akan melarikan diri lagi.
"Siallaannn.... kamu.....! Kolor ijo......!" Teriak Embun. Karena tadi pria misterius itu menggunakan kolor warna hijau.
TBC.
Mohon tinggalkan jejak dengan like, coment positif rate 🌟 5 jadikan novel ini sebagai favorit
Vote ya kak! 🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
Heny Faza
wwwkkk embun embun
2021-12-11
0
Anisa Cahya
ngakak abis
2021-11-26
0
0316 Toiyibah,S,Pd.
Ha,, ha,, ha,, kolor ijo
2021-11-20
0