Dikurung di kamar, tidak ada hondpone ditangan. Jaringan internet pun tidak ada, benar-benar membuat Embun frustasi.
Dia tidak mau menikah dengan Paribannya, Dia sudah sangat mencintai Ardi. Kali ini Dia akan melawan keinginan orang tuanya. Dia merasa dijebak. Menikah itu bukan hal main-main. Itu suatu ibadah yang serius.
Menikah, siapa sih yang tak ingin menikah? Bisa dipastikan bahwa semua orang khususnya para perempuan bermimpi untuk segera menikah dengan pria yang tulus mencintainya, cukup keuangannya dan berjanji membuatnya bahagia. Setiap perempuan juga berharap bahwa pria yang menikahinya nanti adalah pria yang hanya mencintainya seorang. Dan itu Dia dapat dari Ardi. Dia juga sangat mencintai Ardi.
Embun tidak bisa mengistirahatkan tubuhnya, Dia hilir mudik, sambil berfikir keras. Tindakan apa yang harus diambilnya, agar pernikahan ini tidak terjadi.
"Ini bukan perkara yang bisa dibuat main-main. Pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan harus dipikirkan secara matang-matang sebelumnya." Embun berbicara sendiri. Dia masih mondar-mandir, dan terkadang duduk di kursi meja belajarnya. Dia harus berfikir keras agar keluar dari masalah perjodohan ini.
Sebelum mantap menikah, ada hal-hal yang perlu ditanyakan pada diri sendiri khususnya pada hati kecil kita. Hal tersebut adalah benarkah kita sudah siap menikah? Siap secara lahir dan batin? Siap menerima dan diterima pasangan dengan baik, ikhlas juga pasrah? Embun tidak akan siap, jikalau menikah dengan si Guru Gendut itu.
Menikah adalah ibadah seumur hidup buat seseorang. Apapun keyakinan yang dianut, pernikahan adalah hal sakral yang tak boleh dilakukan hanya karena telah diburu usia, karena paksaan orang tua, karena gengsi dan karena hal-hal lain di luar ibadah.
"Harusnya Mama dan Ayah mengerti konsep pernikahan itu apa? jangan main paksa gini. Ya Allah... Kasihani Hambamu ini. Bagaimana bisa Aku akan menjalani sisa hidupku bersama pria yang sangat ku benci." Dia akhirnya menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang empuknya. Dia menenggelamkan wajahnya di bantal dan mulai menangis.
"Ya Allah..... Bantu Aku!" Ucapnya dengan histeris sambil mengusap wajahnya kasar dengan bantal.
"Aku sholat Ashar dulu, siapa tahu Allah bermurah hati, menolongku keluarga dari perjodohan ini." Embun bangkit dari tempat tidur dan bergegas masuk ke kamar mandi. Dia berwudhu dan langsung menunaikan sholat Ashar.
Setelah sholat dengan khusuk, karena kali ini Rili ada maunya sama Sang Khalik. Dia menengadahkan kedua tangannya, mulutnya komat-kamit melafazkan sholawat nabi mengatakan keinginannya dengan lembut dan khusuk. Dia ingin pernikahan dengan Paribannya tidak terjadi dan Dia berjodoh dengan Mas Ardi Shiraz.
Setelah menunaikan sholat Ashar, hatinya menjadi lebih tenang dan tentram. Dia pun membaringkan tubuh mungilnya di ranjang empuknya. Matanya nampak berkaca-kaca, karena Dia memikirkan cintanya Ardi. Hingga akhirnya Dia pun tertidur.
"Lepas.... Lepas.. lepaskan bajuku... " teriak Embun dengan kesalnya. Dia pun membuka matanya dengan deru napas yang memacu.
"Astaghfirullah... Mimpinya benar-benar membuatku lelah." Embun melirik jam yang terpampang di dinding kamarnya, ternyata sudah jam 6 sore. Dia menggeliatkan badannya, meregangkan otot-ototnya. Dia pun mendudukkan tubuhnya sambil terus menguap. Dia tertidur lama, tapi tubuhnya terasa sakit semua.
Dia melangkah malas dan memijat-mijat tengkuknya Dia masuk ke kamar mandi. Dia mengisi air hangat di bathup dan menuangkan aromaterapi lavender.
Dia menikmati acara berendam nya itu sambil memikirkan cintanya Ardi. Sudah sehari penuh Dia tidak mendengar suaranya. Biasanya Ardi selalu menelponnya melebihi dosis minum obat. Jikalau Ardi sibuk, Ardi selalu menyempatkan menelponnya di waktu makan siang, Bahkan mereka selalu makan siang bareng.
Lamunannya terhenti, disaat Dia mendengar suara Mamanya yang memanggil-manggil namanya. Dia diam saja tidak menyahut dari dalam kamar mandi. Dia masih kesal dengan wanita yang sudah melahirkannya itu.
Ceklek....
"Astaga kamu disini sayang? kenapa tidak menjawab Mama panggil tadi?" ucap Mamanya lembut memandangi putrinya yang masih memainkan busa sabun di tubuh putih dan mulusnya.
Embun tidak menggubris ucapan Mamanya. Dia masih kesal sama Mamanya itu.
Merasa tidak dipedulikan, Mamanya tersenyum melihat putrinya itu. "Mama sudah meletakkan pakaian yang akan kamu pakai nanti sayang. Kamu cepat mandinya ya. Ini sudah mau Magrib loh. Bou Mira sudah ada di rumah kita ini." Ucap Mama Nur, Embun melirik Mamanya dengan tatapan datar.
"Baiklah, Mama keluar." Mama Nur meninggalkan kamar mandi, berjalan cepat menuju Mushollah yang terdapat di pekarangan rumah mereka. Karena mereka akan melaksanakan sholat Maghrib berjamaah.
🍁🍁🍁
Embun keluar kamar dengan dres panjang polos yang lengannya sampai siku itu. Penampilam Embun sangat ayu dan cantik sekali.
Saat Dia berjalan menuju ruang keluarga, semua mata tertuju kepadanya. Tidak diragukan lagi, memang penampilan Embun selalu menyita perhatian.
"Ya ampun Parumaen Bou makin cantik saja." Bounya yang bernama Mira itu langsung menghampiri Embun yang berjalan menuju kumpulan keluarga besar Embun. Dia langsung memeluk Embun dan mencium pipi kiri, kanan serta kening Embun.
"Terimakasih kasih Bou atas pujiannya." Ucap Embun dan tersenyum, Dia membalas pelukan hangat saudara perempuan Ayahnya itu.
Bounya Mira, menuntun Embun untuk duduk di sofa yang sama dengannya.
Embun melihat satu-satu anggota keluarganya itu dengan tersenyum, walau hatinya sedang sakit. Ada Ayah, Mama Nur, Abangnya yang bernama Raja serta istri dan putri mereka yang bernama kimy sudah berusia 5 tahun. Bounya dan Amang borunya yaitu orang tua Tara.
"Mana Ompung Boru dan Ompung Doli?" tanya Embun, karena Dia tidak melihat Ompung kesayangannya di rumah mereka.
"Ompung kurang sehat, besok kita semua akan berkumpul di rumah Ompung untuk membicarakan pernikahan kalian." Ucap Mama Nur dengan tersenyum bahagia.
Uhuk....uhuk...uhuk... Embun keselek, padahal Dia tidak sedang makan sesuatu.
"Kamu kenapa Maen?" tanya Bou nya Mira.
"Tidak apa-apa Bou. Tenggorokanku gatal." Ucapnya bohong, dan menghindari tatapan Bounya itu.
"Ini kenapa tanganmu di perban? kening mu juga? tadi Bou kurang perhatikan karena tertutupi ponimu sayang? kamu sakit?" Bou Mira sungguh begitu menyayangi Embun. Embun juga bisa rasakan itu dari kecil.
"Tidak apa-apa Bou. Hanya tergores duri salak. Tadi siang Embun ikut memanen salak." Ucapnya bohong, Dia melirik ke arah Ayahnya yang menatapnya tajam.
"Bou princess, Aku ingin digendong." Ucap Kimy centil Dia turun dari pangkuan Mamanya dan berlari ke pangkuan Embun. Embun pun langsung menghadiahi ciuman di pipi dan kepala Maennya semata wayangnya itu.
"Bou mau menikah ya? Bou akan jadi ratu dan rajanya Om Tara?" tanya Kimy dengan centilnya. Rambutnya yang dikepang nampak bergoyang karena Dia saat bicara, seluruh anggota tubuhnya ikut bergerak.
Embun diam, Dia sangat membenci nama yang diucapkan Maennya itu.
"Sayang, Kimy. Jangan panggil Om, tapi panggil Amangboru Tara ya nak." Ucap Mamanya, mengajarkan putrinya itu tutur sapa dalam suku Batak.
"Om Tara pinginnya dipanggil itu. Dia tidak mau dipanggil Amangboru." Ucap Kimy dengan mencebikkan bibirnya. Yang membuat orang-orang disitu tersenyum dan tertawa kecil karena tingkah Kimy yang gemesin.
"Kapan Amangboru Tara bilang seperti itu sayang?" Ucap Mama Mira.
"Saat Om Tara datang ke rumah. Iya kan Pa?" tanya Kimy kepada Ayahnya.
"Iya itu loh Bou, sebulan yang lalu saat Tara berkunjung ke rumah. Dia kan datang ke kota Medan. Jadi Dia singgah ke rumah." Terang Raja, kakaknya Embun.
Embun hanya Diam saja. Sedikit pun Dia tidak tertarik untuk membahas dan mengetahui tentang Tara. Yang dipikirannya sekarang adalah Ardi.
"Ayo kita makan malam dulu. Setelah makan, kita atur rencana untuk besok.
Mereka berjalan menuju ruang makan. Semua ya makan dengan khidmat. Setelah makan, semua anggota keluarga kembali berkumpul di ruang keluarga. Embun pamit masuk ke kamarnya. Tapi, Dia tidak langsung masuk ke kamarnya. Dia masuk ke kamar orang tuanya diam-diam.
Maaf kalau banyak typo
TBC
Mohon beri
like
coment positif
Rate 🌟 5
Jadikan novel ini sebagai favorit
Vote ya kak.🤗😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
0316 Toiyibah,S,Pd.
lanjuut,
2021-11-20
0
Whiteyellow
aku mampir
2021-03-22
0
Nura Bakri
Ardi bukan tarah kah jangan jangan dua nama satu orang kalau memang begitu bagus deh itu keberuntungan buat embun
2021-03-15
0