Hancur aset Abang Dek.

Embun masuk ke dalam kamar mandi sambil menggerutu. Dia mengisi bathup dengan air hangat. Dia akan berendam siang-siang bolong begini.

Sambil berendam, Dia teringat kekasihnya Ardi. Dia berfikir keras bagaimana caranya untuk bisa menghubungi kekasihnya itu. Memikirkan Ardi, membuatnya sedih. Dia sangat mencintai pria itu.

"Shiitt... gara-gara pasangan di bandara itu. Aku jadi gagal lari ke Kota Medan. Aku akan mencari mereka dan membuat perhitungan. Lihatlah, Aku akan cari kalian ke Bukit Marsayang. Aku yakin rumah kalian di sana." Ucap Embun, sambil memukul air yang sudah dipenuhi oleh busa. Air yang sudah bercampur busa itu pun muncrat ke wajahnya. Dia terus memukul-mukul air tersebut. Dia membayangkan menghajar pasangan itu sampai babak belur. Yang tak lain adalah Tara dan Ros.

Di Rumah Tara.

Ros yang sedang tertidur di kursi santai dekat kolam renang, dikejutkan oleh Tara yang menggoyang lengannya. Matanya pun sedikit menyipit, menyesuaikan cahaya saat Dia membuka mata.

"Apa sih Tara, kamu ganggu orang tidur saja." Ucap Ros, dan berniat melanjutkan tidurnya.

"Kamu ini, Aku suruh bangunin jam satu, malah kamu yang tertidur. Syukur Aku tidak telat bangunnya." Ucap Tara, Dia melirik jam yang melingkar di tangannya sudah pukul setengah dua.

"Kamu sudah mau berangkat ke rumah Nenekmu?" ucap Ros dan kini beranjak dari kursi santainya. Dia berlari ke kamar mandi. Sedangkan Tara dibuat tercengang melihat Ros yang larinya cepat sekali.

10 Menit kemudian Ros, teriak-teriak keluar dari kamarnya, berlari cepat menghampiri Raja di garasi. Tara nampak sedang memanaskan mesin mobilnya.

"Aku ikut ya ke tempat Nenek?" ucap Ros setengah ngos-ngosan, karena kecapean berlari di rumah Tara yang luas menuju Garasi. Dia takut ditinggalkan si Tara.

"Untuk apa kamu ikut? kamu tidak diperlukan di acara itu. Lagian kamu tidak ada kawan nanti di situ." Ucap Tara, Dia sudah hendak melajukan mobilnya. Dengan cepat Ros menarik handle pintu mobil sebelah Tara.

Ros duduk dengan tersenyum kepada Tara. Akhirnya Tara pun membawa Ros ke rumah neneknya.

"Kamu kan pernah cerita, di belakang rumah nenek mu ada sawah yang sangat luas. Pemandangan nya juga sangat cantik. Bahkan katamu, sawah itu sudah disulap jadi tempat wisata." Ucap Ros. Dia melirik Tara yang nampak serius menyetir.

"Iya." Jawab Tara cepat.

Mendengar ucapan Ros, Dia jadi teringat kepada Embun. Dulu sewaktu kecil, Dia sering bermain di sawah itu bersama Embun dan dengan si Doli. Mereka bertiga awalnya memang teman bermain yang selalu bersama.

Tapi, melihat Embun lebih akrab kepada si Doli. Tara cemburu. Sehingga Dia sering mengganggu Embun, Dia ingin menarik perhatian Embun. Tapi nyatanya Embun jadi membencinya.

Mengingat kenangannya bermain lumpur dan mandi di sungai dekat sawah bersama-sama, membuatnya tersenyum.

Dia masih ingat, Embun yang kalah itu berusia 5 tahun selalu tidak mau pakai sehelai benangpun saat mandi di sungai dekat sawah mereka. Mereka juga sering main lumpur disaat kolam ikan mereka akan panen. Tentunya Doli selalu ikut dengan mereka.

Kenangan manis itu pun berubah menjadi kelabu. Sehingga Embun pun tidak mau berjumpa dengan Tara.

Ros heran melihat Tara tersenyum Sendiri, kemudian mimik wajahnya tiba-tiba berubah menjadi seperti ketakutan. "Kamu kenapa Tara?" Ros memperhatikan dengan seksama wajah Tara, sampai Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Tara. Dia melihat kedua bola mata Tara berkaca-kaca.

Dengan cepat, Tara memalingkan wajahnya, dan langsung menyeka air matanya yang hendak jatuh itu, dengan punggung tangan kanannya, dan kembali fokus menyetir.

Di rumah Embun, Mama Nur memaksa Embun mengenakan hijab. Embun menolak, keseringan juga Dia ke rumah Ompungnya tidak pakai hijab. Ini kenapa Dia selalu dipaksa memakai hijab. Mau tidak mau Dia pun menurut.

Dengan menggerutu dalam hati, dan muka cemberut. Mereka sekeluarga berangkat menuju rumah Ompung suhut. Sebenarnya, acara harusnya dibuat di Rumah orang tua Tara. Karena yang mau mempunyai hajat besar adalah keluarga Tara. Tapi, semuanya sepakat, di rumah orang tua mereka saja semuanya dibahas.

Lima belas menit kemudian, Embun dan orang tuanya sudah sampai di rumah Ompung suhut. Keluarga lain yang diundang untuk musyawarah sudah berdatangan, rumah Ompung pun sudah ramai.

Sedangkan Ayah Tara sudah sejak dari tadi pagi di rumah Ompungnya, sementara Mama Mira, setelah menyambut kedatangan Tara, Dia kemudian pergi ke rumah Ompung suhut. Sehingga Tara yang datang belakangan. Sebenarnya Tara dan Embun tidak perlu ada di acara musyawarah ini. Tapi, kedua orang itu ingin mempertemukan kembali mereka.

Pak Baginda dan Mama Nur masuk ke rumah Ompung dari pintu depan, sedangkan Embun berjalan santai dari samping rumah. Kebiasaan Dia seperti itu, kalau sudah datang ke rumah Ompungnya. Dia langsung menuju belakang rumah. Karena dibelakang rumah Ompung, ada taman, kolam ikan dan persawahan yang luas.

Sebenarnya Dia ingin masuk ke dalam, ingin memeluk Ompung borunya. Tapi, Dia malas. Karena nanti Dia akan diledek-ledekin saudara lainnya. Karena Dia akan menikah. Dia pasti akan jadi bahan bulyyan.

Perlahan kakinya melangkah menuju taman. Dia heran biasanya taman ramai pengunjung. Tapi, ini kenapa sepi? apa ditutup, karena ada acara? begitulah kira-kira, pemikiran Embun.

Kemudian Dia semakin melangkahkan kakinya dengan santainya sambil menghirup udara segar menuju areal persawahan. Dia ingin duduk santai di saung yang ada di tengah sawah itu.

Perlahan, kakinya berjalan di jembatan yang terbuat dari bambu. Mata indahnya menyoroti areal persawahan, walau siang bolong, tapi hawanya sejuk sekali. Embun merentangkan tangannya, Dia memutar tubuhnya. Dia menutup kedua kelopak matanya. Membayangkan dirinya sedang menikmati indah pemandangan sawah bersama kekasihnya Ardi.

Sesaat khayalannya buyar, Dia mendengar suara wanita yang bernada genit dan suara seorang pria juga. Matanya mencari asal suara. Ternyata asal suara itu berasal dari saung yang hendak di datanginya.

"Kenapa ada orang pacaran disini? apa mereka menyewa tempat ini, khusus untuk mereka ya?" Gumam Embun dalam hati, Dia begitu penasaran. Dia semakin mendekatkan langkahnya. Pasangan yang lagi asyik memandang sawah, dan membelakanginya tidak mengetahui kedatangan Embun.

"Tidak baik Aku mengganggu mereka. Sebaiknya Aku berbalik saja. Sepertinya mereka memang khusus menyewa tempat ini." Gumam Embun, Dia pun berbalik. Baru melangkah dua langkah. Dia mendengar suara, seperti suara yang pernah di dengarnya.

Dia pun menghentikan langkahnya. Kembali berputar ke arah pasangan itu. Dia berjalan pelan, mengamati pasangan yang di depan matanya. Suara wanita yang begitu bahagianya nampak sedang mencoba menggelitik, pinggang pria disebelahnya. Tapi, pria itu selalu menepis tangan wanitanya.

Menyadari ada orang lain datang ke tempat itu, akhirnya pasangan itu pun berbalik, hingga kini mereka berhadap-hadapan.

Mata Embun melotot penuh, rahangnya mengeras dengan tangan yang sudah dikepal. Dadanya naik turun, mencoba menahan emosi. Dia kesal sekali dengan pasangan yang ada dihadapannya. Gara-gara pasangan ini, Dia gagal kabur. Begitulah pemikiran Embun. Tapi, itukan bukan kesalahan pasangan di depan matanya. Kenapa pula Dia harus tidur, kalau memang mau menumpang.

Pasangan yang Embun pelototin, dibuat heran. Mereka saling pandang dan kembali menatap ke arah Embun. Embun yang wajahnya seperti macan betina yang anaknya sedang diusik itu, membuat Ros ketakutan. Sedangkan Tara diam saja, mencoba untuk mengenali wanita yang dihadapannya.

Embun sangat yakin, bahwa pasangan yang dihadapannya ini adalah, pasangan yang membawanya kembali ke kotanya. Karena saat di bandara, Ros melepas maskernya.

Sambil menyumpahi dalam hati dan "Aauuwww" terdengar suara Ros meringis kesakitan, disaat Embun dengan cepat menjambak rambut Ros yang memang lagi tergerai.

Embun menariknya keras sambil menghempaskan tubuh Ros ke dasar saung. Ros yang mendapat serangan mendadak itu tidak bisa melawan. Bukan karena Dia tidak bisa melawan Embun. Tapi, Dia lagi lengah.

Sedangkan Tara, hanya bisa bengong melihat tontonan dihadapannya. Tara yang bengong itu, juga mendapat serangan mematikan dari Embun. "Aauuwww..." teriak Tara, disaat tendangan maut mendarat di antara ************ Tara. Dia pun langsung terkulai lemas terduduk, sambil memegangi aset berharganya

"Mampus kau.!" ucap Embun dengan mata melotot kepada Tara. Tara pun tidak merespon, karena Dia nenahan rasa sakit.

Saat Embun menyumpahi Tara. Ros langsung menyerang embun. Dia menarik dengan kasar hijab embun dari belakang kepalanya. Dia menghempaskan Embun dengan kuat hingga Embun terpenta ke pembatas sawah.

Embun bangkit dengan memegangi pembatas sawah yang terbuat dari bambu itu. Saat Embun mencoba bangkit, Ros kembali menyerang. "Dasar wanita gila, datang-datang main hajar saja. Rasakan ini" Plakk.... tamparan keras mendarat ke pipi putihnya Embun.

Ros ingin menampar kedua kalinya, tapi tangannya ditahan Embun dengan kuat. Saat Ros ingin menarik tangannya dengan kuat. Embun pun melepas nya cepat. Sehingga Ros hendak terjatuh melewati pembatas sawah. Tapi dengan cepat dan kuat, Ros ingin berpengangan kepada Embun agar jangan terjatuh. Tapi akhirnya mereka berdua terjatuh ke dalam sawah. Mereka bergulat di sawah.

Sedangkan Tara, masih menikmati rasa sakit nya, benda pusakanya sedang terancam.

TBC.

Terpopuler

Comments

0316 Toiyibah,S,Pd.

0316 Toiyibah,S,Pd.

Ha,,, ha,, ha

2021-11-20

0

Sondang Sartika Lumbanraja

Sondang Sartika Lumbanraja

mantap kali kau Embun main hajar aja yah

2021-11-06

0

minie irawan

minie irawan

author ini kan sawah punden rejo tempat daerah rumak ku di tanjung morawa..
salam kenal author daerah mana si rumah nya

2021-10-27

0

lihat semua
Episodes
1 Apa Itu Pariban
2 Batal Camping
3 Takbir
4 Hampir ketinggalan pesawat
5 Sutan Batara Guru Siregar
6 Melarikan diri part 1
7 Melarikan diri part 2
8 Guru Gendut
9 keturunan Abnormal
10 kepikiran Ardi
11 Mengambil modal persiapan kabur
12 Berusaha kabur
13 Harga pada mahal di Bandara
14 Dibawa kembali ke tempat asal
15 Tertangkap juga
16 Coba bayangkan
17 Hancur aset Abang Dek.
18 Pertemuan yang menyakitkan
19 Membalikkan fakta
20 Embun semakin membenci Tara
21 Interogasi
22 Tidak mau menikah dengannya
23 Ros disingkirkan
24 Apa Kamu mencintainnya?
25 Kejanggalan sikap Embun
26 Aku tidak mau menikah dengan mu
27 Ingin menyendiri
28 Outher
29 Pasrah Pasrah
30 Tara pesimis
31 Pemandangan indah
32 Suara Ardhi
33 Membohongi perasaan
34 Kedatangan Ardhi
35 Tegang
36 Embun Trauma
37 Penyebab Embun membenci Tara
38 Dilema
39 Menawarkan kesepakatan
40 isi kesepakatan
41 Bertemunya cinta segi tiga
42 H-1 Akad Nikah
43 Moment berinai
44 Kau penyejuk hatiku (Embun)
45 Tausyah Pak KUA gaul
46 Sah
47 Aku sekarang suamimu
48 Paborhat Boru part 1
49 Paborhat Boru part 2
50 Paborhat Boru part 3
51 Siapa juga yang ingin dicintai
52 Dilarang melihat
53 Guling Bentuk boneka
54 Jangan berharap Aku bisa mencintaimu
55 Kabur lagi
56 Aku sangat memahamimu
57 Tidak bisa menolak
58 Bertentangan
59 Meledak
60 Pesona Embun
61 Memperebutkan tempat tidur
62 Tinggal berdua
63 Haruskah Aku membuang rasa cinta ini?
64 Mupeng
65 Insiden
66 Kena jebakan sendiri
67 Kamu mencintaiku?
68 Rumah impian
69 Ultimatum
70 Penasaran
71 Tidak diakui
72 Jadi Makcomblang
73 Istri soleha
74 Takut dikatakan najis
75 Bingung
76 Menggigit
77 Kalau jodoh takkan kemana
78 Fokus
79 Tidak berani berharap
80 Kamu menyukainya
81 Dilema
82 Jadi rebutan
83 Mengikhlaskanmu
84 Siap berperang
85 Istri?
86 Ayat-ayat cinta
87 Kebahagiaan mu yang utama
88 Pingin cucu
89 Berciuman
90 Rose
91 Pusing
92 Bertemu Lolita
93 Keputusan sudah bulat
94 Rose dipecat
95 Mengintai
96 Menyesal membencimu
97 Embun digorok
98 Selamat
99 Benci (Benar-benar cinta)
100 Tidur bareng
101 Pria najis
102 Parsonduk Bolon
103 Mardua holong (Mendua hati)
104 Tiba saatnya
105 Curhatan
106 Ikhlas
107 Malang sekali nasibku.
108 Kau mengkhianatiku
109 Tertangkap
110 Tara berubah
111 Setia untuk selamanya
112 Berkembang biak
113 Buah pisang
114 Meringis kesakitan
115 Posisi uenak
116 No diblokir
117 Beli ponsel baru
118 Pembuahan
119 Obgyn
120 Pincang
121 Agoi Amang
122 Tidak mau hamil
123 Ma.. Moohhh
124 Hijrah
125 Nempel terus
126 Dicampakkan
127 Mikirin kamu
128 Psikopat
129 Gangguan
130 Teruslah bermimpi
131 Melati
132 Memendam Rasa
133 Embun hilang
134 Vit E
135 Hiburan murah
136 Terjungkal
137 Embun muna
138 Majikan yang baik hati
139 Tidak mau kepo
140 Istriku
141 Kecewa
142 Komunikasi
143 Keinginan ibu mertua
144 Tugas baru
145 Ya saat ini beginilah dulu
146 Peluangnya jauh lebih kecil
147 Semoga Normal
148 Wanita gatal
149 Fitnah
150 Pemaksaan
151 Ingin berondong
152 Patrilineal
153 Menjenguk
154 Menopause
155 Anggur
156 Minta rumah
157 Kenapa kepikiran dia?
158 Pingsan
159 Itu lagi dan lagi
160 Rindu kampung
161 Tugas baru
162 Menguping
163 Selidiki
164 Katakan cinta
165 Melupakan Melati
166 Jangan salahkan cinta
167 Istri orang
168 Mimpi buruk
169 Hancur
170 Dipenjara
171 Ingin mati saja
172 Naas
173 Mirip
174 Jejak
175 Siasat Ibu Jerniati
176 Bertemu Melati
177 Pepet terus
178 Ancaman
179 Mantan kekasihku, jangan kau lupakan aku
180 Ikut kami
181 Mengajak menikah
182 Kita lenyapkan
183 Cinta tumbuh karena sering bersama
184 Kamu harus mati
185 Cobaan
186 Setres
187 Tetap akan jadi rahasia
188 Sukses butuh kerja keras.
189 Selalu memberi yang terbaik
190 Hamil
191 Bos datang
192 Bentuk wajah petak
193 Interogasi dimulai
194 Kecewa berat
195 Aib
196 kita menikah
197 Korban
198 Bertemu
199 Abu-abu
200 Berniat menjumpai Ardhi
201 Dugaan
202 Egois
203 Fakta terkuak
204 anting
205 Pesan diterima
206 Merajuk
207 berselisih tidak enak
208 Sabar
209 Kalau jodoh takkan ke mana
210 Dipenjarakan
211 Disekap
212 Mengantar Melati
213 Meluapkan kekesalan
214 MEYAKINKAN DIRI
215 Satu titik terang
216 Ada anakku dalam tubuhmu
217 Pria matang
218 Pura-pura perhatian
219 Munmen
220 Uneg-uneg
221 Tafakur
222 -
223 Mie aceh
224 Mengajak menikah
225 Melarang menikah
226 30 juta
227 300 juta
228 Dirahasiakan
229 Status sosial
230 Sadar
231 Siapa cepat dia dapat, boleh ditikung
232 Pulang kampung
233 Minta maaf
234 Cobalah menerima kenyataan
235 Jauhilah maksiat
236 kecewa
237 Kasak kusuk
238 Tanda lahir
239 Jadi gembel
240 Salah dan salah
241 SAh
242 Terkuak fakta
243 Menikah tanpa cinta
244 Aku masih seperti yang dulu
245 Test
246 GAris merah
247 Setres
248 Harusnya menikah di kota
249 Nafkah lahir dan bathin
250 Memberi penjelasan
251 Serasa di surga
252 Sarung
253 fitnah
254 Banyak tamu
255 Masalah besar
256 Suport dia
257 Perlu kopi
258 Syarat
259 Nasi sudah jadi bubur
260 Adik kecil si ucok
261 Nyemplung
262 Ingin mencinta dan dicinta
263 Ingin terlihat cantik
264 Belajar mencintai
265 Dia mencintaimu
266 Aku menyayangimu
267 Gengsi dong
268 Serangan
269 Tamu
270 Kucing Anggora
271 Suamimu mati
272 Terbentur
273 Perlu waktu menyesuaikan
274 Dia cantik
275 Impiannya hancur
276 Aku juga ingin diperhatikan
277 AKU ISTRINYA
278 Periksa CCTV
279 Nafkah lahir
280 Di ranjang yang sama
281 Pemain pemula
282 Kikuk
283 Jatuh cinta itu gampang
284 Tempat favorite
285 Masih perhatian atau
286 Romantis
287 Anakku sayang
288 Ronde
289 Baju haram
290 Dosa
291 Suami idaman
292 Mencoba berdamai dengan hati
293 Permintaan terakhir
294 Cerai
295 Cinta ibu sepanjang masa
296 Harus bijak
297 Perjuangan
298 Jangan bermain-main
299 Yang berlalu biarlah berlalu
300 Kesetrum
301 Masih belum terbiasa
302 Pijat
303 Menyebut namamu
304 Minta maaf
305 Jadi guru
306 Bucin
307 cemburu tanda cinta
308 Marah-marah tak jelas
309 Menikah itu enak
310 Sisi lain
311 Baru lagi
312 Memaafkan.
313 Novel baru guys hot
314 GIvE AWAY
315 Promo Novel kren
316 Hasrat liar istri simpanan
317 Dukungan dong, tinggal kan jejaknya
318 Promo novel seru
319 kupu-kupu malam
320 Misi Berbuah Jodoh
321 Gairah Ibu Tiri
Episodes

Updated 321 Episodes

1
Apa Itu Pariban
2
Batal Camping
3
Takbir
4
Hampir ketinggalan pesawat
5
Sutan Batara Guru Siregar
6
Melarikan diri part 1
7
Melarikan diri part 2
8
Guru Gendut
9
keturunan Abnormal
10
kepikiran Ardi
11
Mengambil modal persiapan kabur
12
Berusaha kabur
13
Harga pada mahal di Bandara
14
Dibawa kembali ke tempat asal
15
Tertangkap juga
16
Coba bayangkan
17
Hancur aset Abang Dek.
18
Pertemuan yang menyakitkan
19
Membalikkan fakta
20
Embun semakin membenci Tara
21
Interogasi
22
Tidak mau menikah dengannya
23
Ros disingkirkan
24
Apa Kamu mencintainnya?
25
Kejanggalan sikap Embun
26
Aku tidak mau menikah dengan mu
27
Ingin menyendiri
28
Outher
29
Pasrah Pasrah
30
Tara pesimis
31
Pemandangan indah
32
Suara Ardhi
33
Membohongi perasaan
34
Kedatangan Ardhi
35
Tegang
36
Embun Trauma
37
Penyebab Embun membenci Tara
38
Dilema
39
Menawarkan kesepakatan
40
isi kesepakatan
41
Bertemunya cinta segi tiga
42
H-1 Akad Nikah
43
Moment berinai
44
Kau penyejuk hatiku (Embun)
45
Tausyah Pak KUA gaul
46
Sah
47
Aku sekarang suamimu
48
Paborhat Boru part 1
49
Paborhat Boru part 2
50
Paborhat Boru part 3
51
Siapa juga yang ingin dicintai
52
Dilarang melihat
53
Guling Bentuk boneka
54
Jangan berharap Aku bisa mencintaimu
55
Kabur lagi
56
Aku sangat memahamimu
57
Tidak bisa menolak
58
Bertentangan
59
Meledak
60
Pesona Embun
61
Memperebutkan tempat tidur
62
Tinggal berdua
63
Haruskah Aku membuang rasa cinta ini?
64
Mupeng
65
Insiden
66
Kena jebakan sendiri
67
Kamu mencintaiku?
68
Rumah impian
69
Ultimatum
70
Penasaran
71
Tidak diakui
72
Jadi Makcomblang
73
Istri soleha
74
Takut dikatakan najis
75
Bingung
76
Menggigit
77
Kalau jodoh takkan kemana
78
Fokus
79
Tidak berani berharap
80
Kamu menyukainya
81
Dilema
82
Jadi rebutan
83
Mengikhlaskanmu
84
Siap berperang
85
Istri?
86
Ayat-ayat cinta
87
Kebahagiaan mu yang utama
88
Pingin cucu
89
Berciuman
90
Rose
91
Pusing
92
Bertemu Lolita
93
Keputusan sudah bulat
94
Rose dipecat
95
Mengintai
96
Menyesal membencimu
97
Embun digorok
98
Selamat
99
Benci (Benar-benar cinta)
100
Tidur bareng
101
Pria najis
102
Parsonduk Bolon
103
Mardua holong (Mendua hati)
104
Tiba saatnya
105
Curhatan
106
Ikhlas
107
Malang sekali nasibku.
108
Kau mengkhianatiku
109
Tertangkap
110
Tara berubah
111
Setia untuk selamanya
112
Berkembang biak
113
Buah pisang
114
Meringis kesakitan
115
Posisi uenak
116
No diblokir
117
Beli ponsel baru
118
Pembuahan
119
Obgyn
120
Pincang
121
Agoi Amang
122
Tidak mau hamil
123
Ma.. Moohhh
124
Hijrah
125
Nempel terus
126
Dicampakkan
127
Mikirin kamu
128
Psikopat
129
Gangguan
130
Teruslah bermimpi
131
Melati
132
Memendam Rasa
133
Embun hilang
134
Vit E
135
Hiburan murah
136
Terjungkal
137
Embun muna
138
Majikan yang baik hati
139
Tidak mau kepo
140
Istriku
141
Kecewa
142
Komunikasi
143
Keinginan ibu mertua
144
Tugas baru
145
Ya saat ini beginilah dulu
146
Peluangnya jauh lebih kecil
147
Semoga Normal
148
Wanita gatal
149
Fitnah
150
Pemaksaan
151
Ingin berondong
152
Patrilineal
153
Menjenguk
154
Menopause
155
Anggur
156
Minta rumah
157
Kenapa kepikiran dia?
158
Pingsan
159
Itu lagi dan lagi
160
Rindu kampung
161
Tugas baru
162
Menguping
163
Selidiki
164
Katakan cinta
165
Melupakan Melati
166
Jangan salahkan cinta
167
Istri orang
168
Mimpi buruk
169
Hancur
170
Dipenjara
171
Ingin mati saja
172
Naas
173
Mirip
174
Jejak
175
Siasat Ibu Jerniati
176
Bertemu Melati
177
Pepet terus
178
Ancaman
179
Mantan kekasihku, jangan kau lupakan aku
180
Ikut kami
181
Mengajak menikah
182
Kita lenyapkan
183
Cinta tumbuh karena sering bersama
184
Kamu harus mati
185
Cobaan
186
Setres
187
Tetap akan jadi rahasia
188
Sukses butuh kerja keras.
189
Selalu memberi yang terbaik
190
Hamil
191
Bos datang
192
Bentuk wajah petak
193
Interogasi dimulai
194
Kecewa berat
195
Aib
196
kita menikah
197
Korban
198
Bertemu
199
Abu-abu
200
Berniat menjumpai Ardhi
201
Dugaan
202
Egois
203
Fakta terkuak
204
anting
205
Pesan diterima
206
Merajuk
207
berselisih tidak enak
208
Sabar
209
Kalau jodoh takkan ke mana
210
Dipenjarakan
211
Disekap
212
Mengantar Melati
213
Meluapkan kekesalan
214
MEYAKINKAN DIRI
215
Satu titik terang
216
Ada anakku dalam tubuhmu
217
Pria matang
218
Pura-pura perhatian
219
Munmen
220
Uneg-uneg
221
Tafakur
222
-
223
Mie aceh
224
Mengajak menikah
225
Melarang menikah
226
30 juta
227
300 juta
228
Dirahasiakan
229
Status sosial
230
Sadar
231
Siapa cepat dia dapat, boleh ditikung
232
Pulang kampung
233
Minta maaf
234
Cobalah menerima kenyataan
235
Jauhilah maksiat
236
kecewa
237
Kasak kusuk
238
Tanda lahir
239
Jadi gembel
240
Salah dan salah
241
SAh
242
Terkuak fakta
243
Menikah tanpa cinta
244
Aku masih seperti yang dulu
245
Test
246
GAris merah
247
Setres
248
Harusnya menikah di kota
249
Nafkah lahir dan bathin
250
Memberi penjelasan
251
Serasa di surga
252
Sarung
253
fitnah
254
Banyak tamu
255
Masalah besar
256
Suport dia
257
Perlu kopi
258
Syarat
259
Nasi sudah jadi bubur
260
Adik kecil si ucok
261
Nyemplung
262
Ingin mencinta dan dicinta
263
Ingin terlihat cantik
264
Belajar mencintai
265
Dia mencintaimu
266
Aku menyayangimu
267
Gengsi dong
268
Serangan
269
Tamu
270
Kucing Anggora
271
Suamimu mati
272
Terbentur
273
Perlu waktu menyesuaikan
274
Dia cantik
275
Impiannya hancur
276
Aku juga ingin diperhatikan
277
AKU ISTRINYA
278
Periksa CCTV
279
Nafkah lahir
280
Di ranjang yang sama
281
Pemain pemula
282
Kikuk
283
Jatuh cinta itu gampang
284
Tempat favorite
285
Masih perhatian atau
286
Romantis
287
Anakku sayang
288
Ronde
289
Baju haram
290
Dosa
291
Suami idaman
292
Mencoba berdamai dengan hati
293
Permintaan terakhir
294
Cerai
295
Cinta ibu sepanjang masa
296
Harus bijak
297
Perjuangan
298
Jangan bermain-main
299
Yang berlalu biarlah berlalu
300
Kesetrum
301
Masih belum terbiasa
302
Pijat
303
Menyebut namamu
304
Minta maaf
305
Jadi guru
306
Bucin
307
cemburu tanda cinta
308
Marah-marah tak jelas
309
Menikah itu enak
310
Sisi lain
311
Baru lagi
312
Memaafkan.
313
Novel baru guys hot
314
GIvE AWAY
315
Promo Novel kren
316
Hasrat liar istri simpanan
317
Dukungan dong, tinggal kan jejaknya
318
Promo novel seru
319
kupu-kupu malam
320
Misi Berbuah Jodoh
321
Gairah Ibu Tiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!