Ini Novel kedua ku, saya sarankan juga untuk baca novel pertama saya, yang berjudul Misteri Jodoh (Janda Tapi Perawan) Klik profil saya ya kakak bunda sayang. Agar lebih mudah menemukan novelnya. ❤️❤️
Ceritapun dimulai.👇🙏
"Sebel, sebel..... sama Mama....!" Embun mendumel sembari memasukkan beberapa helai pakaian dan barang-barang yang dianggap penting ke dalam koper warna pink miliknya.
"Gagal..... gagal maning.....!" teriaknya histeris, sambil mengacak-acak rambutnya yang tergerai sampai pinggangnya itu.
"Kenapa sih Mama maksain harus pulang kampung besok, padahal besok Aku dan Mas Ardi akan camping di Sibolangit." Embun terus saja mengoceh sembari mengepak barang-barangnya.
Dert....Dert.... Dert.... Getaran ponsel di ranjang empuknya, membuatnya menghentikan aktivitasnya beres-beres. Keningnya menyergit dan bibirnya berdecak berulang-ulang.
"Ada apa lagi Ma?" jawab Embun kesal dari VC yang dilakukannya dengan Mamanya. Dilayar ponsel, nampak wajah-wajah anggota keluarganya yang tengah berkumpul di ruang keluarga sambil nonton TV. Ada Ayah, Ompung Doli dan Ompung Boru.
"Halo cucuku sayang?" ucap Nenek Embun Ibu dari dari Ayahnya. (Ompung Boru).
"Halo Ompung ku yang cantik, Ompung lagi makan apa itu?" ucap Embun tersenyum, Dia sangat menyayangi Ompungnya itu. Sehingga Dia rela melakukan apapun permintaan Ompungnya.
"Katanya kamu tidak mau pulang. Padahal Ompung sudah kangen sama cucuku yang sangat cantik ini." Ucap Ompung Boru dengan tersenyum.
"Siapa bilang, Aku gak mau pulang Pung?" Embun sudah mulai kesal, karena topik pembahasan mengenai Dia yang tidak mau Pulang kampung. Padahal Dia bukannya tidak mau pulang kampung. Dia sudah sangat kepingin bercamping dengan Ardi.
"Mamamu yang bilang."
"Bukannya tidak mau Pung, tapikan Embun baru pulang sebulan yang lalu. Lagian ada apa sih? kenapa Embun dipaksa pulang?" merengek dan menampakkan wajah kesal, sehingga Mamanya yang melihatnya dilayar ponsel, langsung ikut nimbrung.
"Tidak ada penolakan, kamu harus pulang. Uang beli tiket pesawat sudah ditransfer kemarin. Jangan lupa beli kue Bika 10 kotak." timpal Mamanya yang membuat Embun diam, tapi dalam hati menggerutu.
"Iya, Iya..... Embun akan pulang. Puas kalian!" Embun langsung mematikan panggilan video tersebut dan melempar ponselnya sembarangan. Dia pun membaringkan tubuhnya di ranjang. Tangan kanannya memijat-mijat keningnya yang terasa sakit.
Dia sedang memikirkan Ardi pacar pertamanya yang sudah 3 tahun mengejar cintanya. Dan akhirnya Embun menerimanya, karena Dia menilai Ardi pria yang sangat baik dan sangat sopan.
Embun dilarang pacaran sebelum tamat kuliah. Sempat Dia ketahuan pacaran, maka orang tuanya akan memasukkannya ke pesantren. Tentunya jenis pesantren yang menghasilkan Ijazah tingkat S-1. Selain hukuman memasukkan ke pesantren, orang tuanya juga akan menarik semua fasilitas mewah yang sudah memanjakan cara hidupnya. Mulai dari mobil dan kartu kredit yang tanpa batas.
Dia nekat berpacaran dengan Ardi. Karena Dia memang sangat menyukai Ardi dan Ardi juga sangat mencintainya. Jikalau orang tuanya melarang hubungan mereka, Dia tidak akan takut lagi. Karena kehidupan Ardi sudah mapan. Ardi sudah punya banyak rumah. Dia juga sudah punya perusahaan sendiri yang bergerak di bidang Konstruksi.
Dari lima jam yang lalu Embun sudah mengirim pesan WA kepada Ardi. Isi pesannya membatalkan kepergian mereka untuk camping besok. Tapi, Ardi hanya membacanya tanpa membalasnya.
"Dia pasti marah kepadaku. Aku yang merengek minta untuk bercamping, sehingga Dia mengatur jadwalnya." Embun berbicara sendiri dan terus memijat kening dan kepalanya yang terasa sakit itu.
Tok.....tok....tok.....
"Embun, ada tamu." Ucap Ibu kos dari balik pintu kamarnya. Suara Ibu Kos mengejutkan Embun. Dia pun keluar dari kamarnya menuju ruang khusus bertamu yang disediakan diKos-kosan itu.
Embun tidak diperbolehkan orang tuanya mengontrak rumah. Orang tuanya takut, Embun terpengaruh dengan pergaulan bebas.
Orang tuanya mencarikan Kos yang fasilitasnya lengkap dan penjagaannya ketat. Kos itu khusus dihuni oleh kaum wanita.
Embun kuliah di salah satu Universitas Negeri di kota Medan. Dia mengambil Jurusan Ekonomi. Saat ini Embun sedang menyelesaikan skripsinya. Setelah sidang meja hijau. Dia akan mengenalkan Ardi kepada orang tuanya. Karena Ardi sudah sangat ingin melamar Embun.
"Mas Ardi?" ucap Embun, saat Dia melihat pria yang dicintainya itu sedang duduk di sofa ruang tamu. Dia dengan cepat berjalan melewati kamar-kamar lainnya yang saling berdempet.
Ruang khusus tamu di kosan Embun terletak ditengah kamar-kamar Kos yang berbentuk letter U. Di depan ruang tamu itu, ada taman dan air mancur yang bisa menyejukkan mata. Bahkan terkadang anak-anak kos sering menghabiskan waktunya bercengkrama di ruang tamu tersebut. Karena TV juga ada diruangan itu. Terkadang para penghuni kos sama-sama menonton drama kesukaan mereka.
Dari jauh Embun sudah melihat raut wajah Ardi yang masam. Sesampainya di ruang tamu. Embun duduk disofa yang ada dihadapan Ardi.
"Apa maksud pesan yang Adek kirim?" tanya Ardi dengan menatap tajam wanita yang sangat dicintainya itu.
"Campingnya batal Mas." Jawab Embun, dengan sedikit rasa takut, karena Ardi menatapnya dengan kesal. Pasalnya Dia yang merengek minta Camping dan sekarang Dia yang batalin.
"Kenapa dibatalin?" Ardi memelankan suaranya, Dia tahu embun sedang enggan kepadanya. Ardi berjalan mendekat ke arah Embun, Dia pun mendudukkan bokongnya disofa yang sama yang diduduki embun.
"Mama meminta Embun pulang kampung." Jawabnya dengan memain-mainkan ujung piyama tidurnya dengan jarinya. Matanya tidak berani menatap Ardi yang duduk disebelah kanannya.
"Dalam rangka apa Adek diminta pulang? bukannya bulan lalu juga sudah pulang?" Ardi meraih tangan Embun yang memainkan ujung piyamanya dan menggenggamnya erat, kemudian Ardi mencium tangan Embun. Tindakan Ardi itu sukses membuatnya jantungan.
"Aaa..ku.. tidak tahu keperluan apa. Mama tidak mau memberitahunya." Ucap Embun dengan grogi, kini Dia memutar kepalanya dan mata keduanya bersitatap.
"Kalau begitu Mas ikut ke kampung Adek ya? Mas ingin kenalan dengan orang tua Adek dan Mas juga akan menyampaikan niat baik Mas untuk menjadikan Adek istri Mas." Ucap Ardi dengan serius. Dia pun kembali mencium tangan Embun dan menautkan jemari mereka.
Embun terdiam, otaknya sedang berpikir keras. Kalau Dia membawa Ardi. Tentu Dia akan kena marah. Dia dilarang keras menjalin hubungan dengan pria sebelum Dia mendapat gelar S-1.
"Eeummmm.... Jangan Mas. Adek belum siap kenalin Mas sama keluarga besar." Embun melepas tangannya dari genggaman Ardi. Dia menarik napas dalam dan menghembuskan dengan kasar. Dia mengubah posisi duduknya dengan tatapan lurus kedepan. Embun sedang bersiap-siap mendengar ocehan Ardi, karena Dia membatalkan rencana mereka untuk camping. Tapi, ternyata Ardi tidak marah.
"Adek kenapa sikapnya jadi dingin begini. Adek takut ya, Mas marah karena Adek batalin rencana yang telah Adek susun sendiri?" Ardi meraih kedua pundak Embun, sehingga Ardi bisa menatap kedua bola mata Embun yang jernih dan hitam itu. Sungguh wajah embun yang cantik pasti membuat orang terhanyut disaat menatapnya.
Kemudian Ardi memeluk embun, dan menyandarkan kepala Embun didadanya.
"Iya. Padahal Embun ingin sekali ikut camping." Ucapnya dengan terisak-isak di dalam dekapan kekasihnya itu.
"Sudah, tidak apa-apa. Jangan menangis, nanti Adek makin jelek." Goda Ardi. Yang membuat Embun cemberut. Melihat Embun cemberut, Ardi mencium puncak kepala Embun dengan sayang. Sedangkan Embun, Diam saja menikmati perlakuan kekasihnya itu.
"Dek,"
"Hhmmm...."
"Keluar yuk, temenin Mas makan!" Embun melerai pelukannya dari Ardi.
"Mas belum makan malam? Ini udah jam 9."
"Belum, tadi Mas ada pertemuan dengan investor. Karena dapat SMS dari Adek, Mas tidak semangat untuk makan malam. Dan sekarang Mas lapar banget." Ucap Ardi dengan gemas dan sayang, Dia kembali mencium puncak kepala Embun berulangkali yang membuat Embun malu. Dia takut, penghuni kos lain melihat sikap tingkah mereka. Karena, Ibu Kos pasti marah, kalau ada kontak fisik yang dilakukan anak kos saat bertamu.
Embun berdiri, "Mas, Embun ganti baju dulu." Ucapnya dan menatap Ardi yang masih duduk di sofa.
"Tidak usah diganti. Begini aja cantik koq sayang." Ucap Ardi dan langsung menarik lengan Embun. Mereka pun berjalan menuju parkiran dengan saling bergandeng tangan.
"Kenapa lihatin Adek terus. Abang konsentrasi dong nyetirnya." Ucap Embun dan melirik Ardi yang mengemudi disebelahnya.
"Adek cantik."
"Dari dulu emang cantik." Jawab Embun dengan menahan senyumnya, Dia begitu senang dipuji. dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Agar Ardi tidak melihat wajahnya yang memerah, karena sering dapat pujian dari Mas Ardinya.
Sesampainya di cafe favorit mereka, banyak mata tertuju kepada Embun. Mungkin karena Dia yang cantik, terus penampilannya yang datang ke cafe itu lain dari yang lain sehingga Dia menjadi pusat perhatian. Gimana tidak jadi pusat perhatian. Dia digandeng cowok tampan dan kren. Sedangkan pakaian yang dikenakan embun, baju tidur lengan pendek motif keropi dan celana yang panjangnya pas dilutut. Rambut panjangnya diikat kuncir kuda.
"Ya ampun itu cowok tampan banget." Ucap seorang wanita yang sedang menikmati makan malamnya dengan dua temannya. Mendengar ucapan temannya, otomatis kedua temannya itu melirik ke arah yang dimaksud.
"Bos Ardi?" ucapnya dengan mulut menganga dan mata melotot, melihat wanita yang duduk disebelah Ardi.
"Kamu kenal pria itu Imel?" tanya kawannya dengan keponya. Dia sampai menarik-narik lengan Imel yang tergeletak di meja makan.
"Dia Bos ku." Ucapnya Dengan sedih. Matanya nampak berkaca-kaca. Dia cemburu kepada Embun. Padahal Imel sudah pernah mengutarakan isi hatinya kepada Ardi, tapi ditolak mentah-mentah.
"Itu Bos yang sering kamu ceritain?"
"Iya."
"Ya ampun tampan banget ya. Cewek yang disebelahnya juga cantik sih." Ucap Rani teman Imel. Imel kesal mendengar ucapan temannya itu. Selera makan Dia pun mendadak hilang.
"Mas, Aku ke toilet dulu ya!" ucap Embun sambil memegangi perutnya. Dari tadi Dia kebelet pipis.
"Iya sayang, hati-hati jalannya." Ardi kemudian meraih ponselnya dari saku celananya. Dari tadi ponselnya bergetar.
"Ada apa Ma?" jawabnya dengan malas.
"Bukannya jawab salam Mama dulu." terdengar suara Mama Ardi yang kesal.
"Mama menelpon, karena ingin membahas yang kemarin kan? Ardikan sudah jawab Ma. Ardi bisa cari istri sendiri. Mama tidak usah jodoh-jodohin Ardi." Wajah Ardi mendadak berubah jadi cemberut. Dia malas sekali membahas perjodohan itu.
"Kalau kamu tidak mau, tidak apa-apa sayang. Tapi, coba kamu kenalan dulu." Terdengar suara Mama Ardi yang lembut merayu putranya.
"Sudah ya Ma, Ardi tutup. Assalamualaikum." Ardi meletakkan ponselnya diatas meja. Dia mengusap wajahnya dengan kasar dan menyandarkan punggungnya dikursi, sedangkan wajahnya menatap langit yang penuh dengan bintang-bintang yang berkelap-kelip.
"Aaooowww...!" terdengar suara Embun yang berteriak meringis kesakitan.
TBC.
Semoga ceritanya pas dihati.
Mohon beri like, coment positif, rate 🌟 5 dan jadikan Novel ini sebagai favorit.
Sumbangan votenya sangat kuharapkan kakak-kakak cantik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
Santi Haryanti
wah Embun nya kenapa tuh
2022-03-15
0
0316 Toiyibah,S,Pd.
penasaran
2021-11-20
0
Nyai Romlah
maa sya alloh banget yah di batak itu banyak sekali istilah2 nya ..bacanya ampe kleyengan saya....tapi akuh selalu takjun dg adat batak kekeluargaan nya kental banget..hooorrraaass!!
2021-11-05
1