AFFAIR

AFFAIR

A 1

Untuk kalian yang baru mulai membaca novel ini Berikan Rate ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ karena ini hanya berlalu sekali untuk setiap pembaca.

Dan jangan Lupa Like dan Komentar kalian juga sangat Author nantikan di setiap bab.

Karena sekarang sistemnya adalah vote dan memberi hadiah, author juga berharap partisipasi kalian semua untuk memberi vote pada novel karya ini sekali seminggu. Terima kasih🙏🏻❤🙏🏻❤🙏🏻❤

“Bisakah kau jangan terlalu kasar...” Keluh Patricia saat, kornel memaksanya untuk bercinta dengannya.

“Bukankah kau menyukainya Pat, jangan lupa perjanjian kita, kau adalah istriku sekarang? Jangan membuat aku mengulang kalimat itu. Aku juga tidak suka.” Ujar Kornel, yang mendadak melembut, setelah seperti sedang mengancam Pat.

Patricia hanya bisa pasrah, karena ini adalah malam pertamanya bersama Kornelius sebagai pasangan. Tapi siapa sangka bagi Pat ini bukanlah malam pertama. Karena jauh sebelum ini terjadi, ia sudah memberikan miliknya, pada pria dari masa lalunya. Pria yang mungkin akan membencinya semur hidup.

Lupakan soal bercinta, Pat sama sekali tidak menikmatinya, meskipun Kornel begitu puas dengan permainannya sendiri.

“Ah...Ah...” Desah Pat. Entah kenapa itu memang terasa nikmat, tapi ada hal yang menyayat di hati Patricia saat melihat wajah pria itu. Bukan pria ini yang diinginkannya.

...****...

Pagi harinya. Patricia bangun dari tidur panjangnya. Ia hanya berharap ketika matanya terbuka semua yang terjadi hanya mimpi.

Tapi inilah kenyataanya,

“Dasar bodoh... Ayo Pat, kau sekarang sudah bukan wanita lajang lagi. Bersikaplah menjadi istri yang baik untuk suamimu.” Patricia mendoktrin dirinya sendiri.

“Hai...” Pria yang tertidur disampingnya baru saja bangun.

“Hai...” Jawab Pat, tersenyum.

“Apa kau lelah sayang...” Tanya Kornel, mengelus rambut panjang Pat.

“Sedikit. Tapi itu sama sekali tidak menggangu ku, kau tenang saja.” Jawab Pat. Kemudian segera bangun dan kembali mengenakan pakainya.

Pat segera ke dapur menyiapkan sarapan untuk Kornel, setidaknya begitulah tugas seorang istri, bukan?

Sebelum menikah Patricia sudah memberi syarat kepada Kornel, ia tidak ingin tinggal di rumah, ia ingin sesuatu yang lebih privasi untuknya dan Kornel, tanpa keluarga besar, dan tanpa siapapun kecuali dirinya dan Kornel. Kornel menyanggupi permintaan Pat. Dan disini lah mereka sekarang Apartemen Dwang Ji.

Dengan begini cepat atau lambat cinta mungkin akan tubuh di hati Patricia untuk Kornel, mungkin saja... Siapa yang tahu.

“Apa kau sedang memikirkan sesuatu sayang.” Bisik Kornel, yang entah sejak kapan sudah berada disampingnya.

“Neil, kau mengagetkanku !.”

“Maafkan aku...”

“Sayang...” Ucap Kornel lagi

“Hah...” Respon Pat.

“Beberapa hari ini aku akan pergi, apa kau tidak keberatan ku tinggal beberapa hari.”

“Apa aku tidak boleh ikut Niel?.” Tanya Pat.

“Ini hanya pekerjaan. Bagaimana jika setelah aku menyelesaikan semuanya, kita bulan madu ke Hawai...”

“Tidak perlu sejauh itu, berada didekat mu saja itu sudah sangat baik.” Ucap Pat. Ia sangat berusaha menyenangkan hati Kornel.

Kornel tersenyum, sambil mengelus pipi Patricia lembut. Pat menatap mata suaminya itu, ia tersenyum.

“Aku mencintaimu...” Pat reflek mengatakan kalimat itu. Bukan untuk Kornel. Hanya saja saat ini Bryan seperti berada dihadapannya. Pat yang sadar ada yang tidak beres dengan matanya, reflek memperbaiki sikapnya dan mulai terlihat canggung.

“Duduklah Neil, sebentar aku akan menyiapkan sarapan untukmu.” Ucap Pat.

“Pat....” Kornel menahan Patricia.

“Apa makannya sudah siap?.” Tanya Kornel.

“Ya tentu saja...”

“Aku akan mengambilnya nanti. Tapi bisakah kita mengulang kejadian semalam...” Pinta Kornel.

Deg. Patricia sangat terkejut dengan permintaan Kornel, tapi pria itu adalah suaminya. Apa yang harus Pat lakukan? Bahkan ia sudah berjanji untuk mencintai Kornel.

“Ada apa denganmu? Tentu saja boleh sayang.” Jawab Pat, menguatkan hatinya. Kemudian berjalan menuju kedalam pelukan kornel.

Pat memejamkan matanya, ia tidak ingin memikirkan dan membayangkan sesuatu yang akan menggoyahkannya.

“Apa kau tidak ingin melihat suamimu? Apa kau terlalu malu sayang.” Bisik Kornel, sambil berusaha melucuti pakaian Pat.

Pat membuka matanya perlahan. Ia tidak mungkin hanya menutup mata. Tapi lagi-lagi yang ada disana bukan Kornel tapi Bryan.

Pat mengalungkan tangannya pada tengkuk Kornel, ia tidak perduli nyata atau tidak, setidaknya ia bisa menikmati ini, namun dengan bayangan wajah pria lain. Setiap ciuman dan permainan Kornel, dibalas Pat dengan cara yang sama.

“Bryan... Maafkan aku...” Batin Pat berkata.

Air mata Pat berlinang, namun seperti mengabaikannya Kornel tetap menggerakkan miliknya dalam Pat.

Beberapa hari kemudian, sejak Kornel pergi karena urusan pekerjaan. Pat hanya mengurung diri di rumah. Entah kenapa sekarang dunia luar menjadi begitu membosankan baginya. Terkadang Pat hanya membalas beberapa pesan dari teman dan keluarga, yang mengucapkan selamat atas pernikahannya.

Tapi tidak ada yang tahu, serapuh apa Patricia saat ini, dihadapakan dengan keadaan yang seperti ini, kira-kira adakah yang akan setegar dirinya. Jika wanita lain bisa bahagia dengan pilihannya, Pat harus bahagia dengan pilihan Diana, ibunya.

Tidak ! Jika itu hanya masalah sebuah pilih memilih, mustahil bagi Pat melakukanya, jelas dia berada disebuah tekanan yang tidak mampu untuk membuatnya mundur. Jika saja Diana tidak berbuat ulah, jika saja sejak awal ibunya tidak seserakah itu, mungkin saat ini ia masih bersama Bryan. Tapi takdir berkata lain, untuk melindungi Diana dari hukuman, Pat harus melakukan semuanya. Menikah dengan Kornel adalah pilihan satu-satunya.

Pat pernah berpikir hanya Richard dan Luna yang bisa membantunya. Tapi harga diri Diana tidak mengijinkan itu terjadi, bahkan ia lebih memilih mati saja, dibanding memohon pada putra kakaknya, Diandra Jang.

Lalu Pat bisa apa?

Pilihannya hanya ada penjara dan menikah?

Nama baik keluarga mereka sangat terancam saat ini.

Ini memang sebuah keterpaksaan, tapi Pat berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menyesali pilihannya. Seakan mencoba berdamai dengan beribu suara yang bertolak belakang dengan hatinya.

“Pat kau sudah menikahkan...” Pat sering mengatakan itu pada dirinya sendiri sambil memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya.

...****...

Sementara di tempat lain...

Bryan sedang menikmati hari-harinya, bersama Jasmine, ibunya. Sejak kejadian Patricia bertemu dengan Jasmine, kondisi wanita itu jauh lebih baik dari sebelumnya. Salah satu yang membuat sampai kapanpun Bryan tidak akan bisa melupakan Patricia.

“Apa yang kau pikirkan...” Sebagai seorang ibu tentu Jasmine tahu Putranya sedang tidak baik-baik saja sekarang

“Tidak...” Jawab Bryan singkat, menutupi perasaanya.

“Patricia lagi? Kau memikirkannya lagi, kau pikir bisa membodohi ibumu.”

“Tidak aku sama sekali tidak memikirkannya ibu. Kita cari waktu ya... Agar bisa berlibur bersama. bukankah sudah lama sekali kita tidak melakukannya.” Elak Bryan. Mencari alasan agar Jasmine tidak membahas tentang Pat lagi.

Jasmine tersenyum, ia tahu Bryan sedang menghindar dari ucapannya.

“Baiklah...Kau atur saja. Ibu ikut saja.” Jawab Jasmine.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Kim

Kim

hmm

2023-06-08

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

kasian bryan dulu ditolak luna skrg ditinggalkan patricia

2021-08-04

0

Kafi Pratama

Kafi Pratama

nyimak
sedih banget sama Briyan
harus kehilangan orang yang dicintai untuk yang ke 2 kalinya.
semoga endingnya Briyan bahagia

2021-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!