Ting...Tong...
Bel Apartemen Bryan berbunyi. Ia begitu gembira saat mengintip bahwa itu adalah Patricia.
“Pat...” UcapNya saat membuka pintu.
“Boleh aku masuk?.”
“Ya...” Bryan membuka pintu dengan lebar untuk Patricia.
Pat masih berdiri di sampingnya, sambil menatap kearah sofa, memberi kode agar Bryan mempersilakannya untuk duduk.
“Oh. Ya duduklah.” Ucap Bryan saat menyadarinya.
“Kau ingin minum apa? Apa seperti biasanya?.” Tanya Bryan begitu bersemangat.
“Tidak perlu repot-repot, aku hanya ingin berbicara sedikit padamu.” Ujar Pat.
“Jangan terlalu terburu-buru. Tunggulah sebentar !.”
“Bryan. Aku hanya ingin kau jangan salah paham untuk kejadian malam itu. Dan kumohon jangan sampai orang lain mengetahui ini.” Pinta Pat. Terlihat jelas dari raut wajahnya, Pat begitu gugup mengatakannya.
“Cih...” Decak Bryan.
“Aku mohon padamu.” Pat menunduk agar Bryan mau merahasiakan semuanya.
“Pat, aku meniduri mu bukan karena itu adalah sebuah kebanggan untuk orang lain ketahui. Jika aku memang ingin melakukan itu, sejak awal aku bisa Pat ! .”
“Kalau begitu, kau akan merahasiakannya kan? Kalau begitu aku sudah selesai. Terima kasih tuan Bryan.” Pat berdiri, dan berniat meninggalkan tempat itu.
“PATRICIA !!.” Bryan menahan Pat dan mendorongnya kearah dinding.
Brak. Bryan memukul keras dinding tersebut.
“Kau pikir aku ini apa Pat. Sampah ? Apa kau ingin mempermainkan ku lagi sekarang !.”
“Bryan....”
“DIAM !.” Teriak Bryan. Ia kembali memukul dinding tersebut, seolah itu hanya sesuatu yang tidak menyakitinya.
“Bryan tanganmu berdarah.” Ucap Pat, saat menyadari darah yang menetes di lantai.
“Kau perduli ini Pat. Bagaimana dengan hatiku ? Apa kau benar-benar tidak memperdulikannya.”
“Bryan...Aku sudah bersu....”
“Bersuami... kau ingin mengatakan itu lagi. Aku sudah berkali-kali mendengar itu Pat... Kau pikir aku perduli.” Ucap Bryan.
“Kau tidak perduli. Tapi aku perduli statusku dan rumah tanggaku.” Jawab Pat lantang.
“Apa itu rumah tangga Pat ? Suami seperti apa yang kau banggakan itu? Suami yang bahkan tega menyakitimu berkali-kali, lihat tubuh mu, semua itu karena nya kan.”
“BRYAN !!!.” Henti Pat, agar bryan tidak terus menekannya.
“Jelaskan padaku dimana sisi baiknya suamimu itu.”
“Dia memiliki alasan melakukan itu semua. Dan apapun alasannya itu semua karena dia mencintaiku.”
“Mencintaimu ? Hahaha.” Tawa frustasi.
“Kau pikir dia hanya mencintaimu. Yang aku tahu dia bukan pria seperti itu.” Ucap Bryan lagi.
“Tutup mulutmu Bryan...”
“Kenapa ? Aku bicara fakta Pat. TINGGALKAN DIA !.” Geram Bryan.
“Tidak... Aku tidak akan mempercayaimu.” Melihat pertahan Bryan yang lengah Pat mengambil langkah mendorong Bryan dan segera lari dari tempat itu.
“Pat....” Panggil Bryan, tapi wanita itu tetap pergi meninggalkannya.
“Argh sial....” Umpat Bryan, yang kini mulai sadar bahwa luka di tangannya perlu untuk di obati.
...****...
Sementara Patricia yang sudah kembali ketempat nya, kini mulai bertanya-tanya tentang ucapan Bryan padanya. Ia mulai mengingat- ingat semuanya. Memang tidak ada sesuatu yang mencurigakan dari Kornel, kecuali Clara wanita yang pernah ingin menggoda suaminya itu. Tapi masalah itu sudah diluruskan oleh Kornel di hadapannya.
...
Ting...Tong... Bel berbunyi Apartemen Bryan kembali berbunyi. Ia mulai sedikit tidak bersemangat lagi meladeni siapapun sekarang. Namun ia tetap membukanya.
Krek...
Bryan sedikit heran dengan kembalinya Patricia.
“Ini...” Pat memberi sesuatu untuk mengobati tangan Bryan, kemudian pergi.
“Pat... Kau pikir aku bisa mengobati ini sendiri ! .”
Mendengar itu, Pat memutuskan kembali dan membantu Bryan mengobati tangan pria itu. Ia membersihkan dan mengobati luka pada tangan Bryan perlahan. Pat sangat takut sentuhan darinya membuat Bryan kesakitan.
“Apa sakit ?.”
“Tidak lakukanlah !.” Ucap Bryan.
Pat kembali meneruskan secara perlahan-lahan.
“Kenapa kau kembali? Kau juga tidak bisa melihatku seperti inikan.” Ucap Bryan ditengah keheningan.
Pat hanya berdiam, dan terus mengobati tangan Bryan.
“Pat... Aw...Aw...” Ringis Bryan, saat tangan Pat menekan lukanya.
“Maaf.. Maafkan aku. Apa ini perih.... uuuhhh...Uhhhh....” Pat meniup-niup seolah itu sedang merawat luka seorang anak kecil.
Hening beberapa detik lagi....
“Pat... Apa kau tidak mempercayaiku ?.”
“Apa bisa kita tidak membahas itu lagi !.”
“Jika dia melakukan itu, apa yang akan kau lakukan? Apa kau benar-benar tidak berniat pergi Pat?.” Tanya Bryan, kali ini dia sangat berhati-hati mengatakannya.
“Tidak... Aku tidak bisa.” Jawab Pat, sambil melilitkan perban ditangan Bryan.
“Kenapa?.” Tanya Bryan lagi.
“Karena aku tidak bisa...” Tegas Pat.
“Kau mencintainya ?.”
“Ya...Kau pikir kenapa aku menikah dengannya. Tentu saja karena aku sangat mencintainya Bryan.”
“Baiklah... Bertahanlah.” Seru Bryan, entah kenapa ia sangat tidak tega melihat cinta Pat yang nyatanya bertepuk sebelah tangan pada Kornel.
“Ya... Aku pergi sekarang.” Pamit Pat, setelah selesai mengobati tangan Bryan.
“Ya.” Jawab Bryan singkat.
Keluargaku berada dibawah tekanan keluarga Kornel sekarang, dan satu-satunya cara menyelamatkan ibuku. Hanya dengan menerima Kornelius sebagai suamiku. Jika kau bertanya apa aku mencintainya? Aku tidak tahu Bryan... Kurasa cinta sudah tidak berlaku lagi pada orang sepertiku.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
Diana itu ibu egois bilangnya sayang anak tapi ngorbanin anak demi keselamatannya sendiri ibu yg egois tega menghancurkan anaknya sndri nanti klau anaknya udh sekarat karna perbuatan kornel baru nyesel dia
2021-08-04
0
Restu Arini
sakit bry
2021-04-10
0
Mirna Wati
knp g jujur patricia
2021-03-06
0