Plak...
Tamparan keras yang diberikan Jasmine pada Putranya.
“Berapa kali harus ibu bilang Bryan jauh Patricia. Kenapa kau tidak mendengarkan ibumu lagi.”
“Aku tahu apa yang kulakukan. Pria itu jelas bukan pria yang tepat untuk Patricia.” Jawab Bryan.
“Sekalipun dia tidak baik. Kau tidak punya hak menganggu rumah tangga orang nak ! Tidak baik, masih bisa menjadi baik...”
“Apa ayah bisa menjadi baik? Dia bahkan tidak berubah sampai akhir hidupnya. Aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, aku akan melakukan apapun untuk menjaga Patricia.”
“Ternyata benar kata orang, buah tidak akan jatuh dari pohonnya. Kau mengecewakan ku. Pergilah...Jangan dengarkan ibumu ini lagi.” Usir Jasmine. Ia sama sekali tidak ingin menatap putranya itu lagi, setelah Bryan mengatakan bahwa ia sudah tidur dengan Patricia.
“Bu....”
“Pergilah. Aku tahu apapun yang kukatakan tidak akan membuatmu berhenti !.” Ucap Jasmine. Meskipun begitu hatinya hanya tidak ingin putranya melakukan kesalahan yang akan disesalinya dikemudian hari.
“Aku pergi. Aku akan menyelesaikan semua ini. Meskipun pada akhirnya aku tidak mendapatkannya. Asal wanita itu bahagia, aku akan berhenti.” Ucap Bryan, meninggalkan rumah mewah itu dengan langkah pasti.
...****...
Malam harinya Pat masih mengurung diri dikamar. Kornel yang berjanji akan pulang cepat nyatanya tidak kembali hingga malam datang. Tapi itu lebih baik, untuk Pat yang sedang dirundung kesedihan saat ini.
Dret...Dret...Dret... Ponsel Pat berdering.
📞Diana memangil...
“Pat... Kornel mengatakan kau semalam pergi dari rumah. Apa yang kau pikirkan. Kenapa begitu ceroboh?.” Ucap Diana seakan menghakimi Patricia.
“Kenapa tidak kau tanyakan pada menantu kesayangan mu itu ibu ! Apa kau pernah peduli dengan ucapan ku.”
“Pat... Masalah rumah tangga itu hal yang biasa, di awal-awal pasti begitu sayang. Maafkan suami mu itu ya.” Suara Diana melembut.
“I...bu....Akkk...uhh...benar-benar tiii....dak.. kuu...aatt lagi.” Akhirnya tangisan Pat pecah juga.
“Pat...Kenapa kau mengatakan itu.”
Hiks...Hiks..Hiks... Pat menahan tangisnya, ia masih berusaha mengatur nafas dan suaranya.
“Ini tidak akan berhasil. Pernikahan ku dan Kornel tidak akan berhasil bu...Tolong aku.” Suara Pat bergetar meminta.
“Apa dia melakukan sesuatu padamu.”
“Bahkan lebih buruk dari apa yang kau pikirkan.” Ungkap Pat.
“Aku akan berbicara pada Edward, dia tidak bisa membiarkan putranya membuat putriku seperti ini !.” Kesal Diana. Bagaimana pun, ia juga seorang ibu, dia tahu saat putrinya menangis itulah saat Pat benar-benar membutuhkannya.
Tit. Diana mengakhiri panggilan.
....
Diana datang ke kediaman Edward dengan langkah cepat. Diana langsung meminta untuk berbicara dengan Edward secara empat mata.
“Ada apa?.” Tanya Edward tanpa basa-basi.
“Aku sudah memberi putriku untuk dinikahi oleh putramu, jadi sekarang tolong minta putramu untuk memperlakukan putriku dengan baik... Aku tidak memberinya untuk dilukai.” Tekan Diana.
“Itu bukan urusanku lagi. Itu urusan putraku dan putrimu. Apa ada lagi yang ingin kau katakan ?.” Tanya Edward, seakan menganggap kedatangan Diana hanya sebagai lelucon.
“Kita adalah orang tua mereka.” Ucap Diana.
“Apa kau lupa, dengan perjanjian kita ? Berikan putrimu dan hutang-hutang mu akan ku lupakan. Begitu juga dengan uang yang kau gunakan selama ini. Kau jangan lupa itu dari siapa !.” Ancam Edward, pada besannya itu.
Diana terdiam, ia tidak bisa mengatakan apapun. Karena apa yang dikatakan Edward adalah kebenaran yang tidak bisa dihindari olehnya.
“Apa ada lagi Diana?.”
“Tidak. Aku akan pulang sekarang.” Diana pergi dengan perasaan ketakutan, ia tidak ingin keadaan yang menimpa rumah tangga Kornel dan Pat, bisa membawanya dalam masalah besar.
Setelah keluar dari rumah megah itu. Diana segera mengirim pesan pada Patricia.
✉️Diana.
Sayang... Kau dengar ibu sekali ini saja. Berbaikan lah dengan Kornel. Maafkan suamimu itu Pat. Ibu yakin dia juga telah menyesalinya.
✉️Diana.
Pikirkan tentang ku juga. Kita masih berada dibawah kendali Edward. Kau tidak inginkan ibumu dalam masalahkan.
✉️Diana.
Ibu menyayangi mu Pat.
Begitu banyak pesan yang dikirimkan Diana untuk putrinya, menunjukan bahwa ia benar-benar tidak ingin rumah tangga Pat dapat berdampak padanya.
Sementara di Apartemen Pat hanya membaca pesan dari Diana, ia sudah dapat menebak pada akhirnya Diana akan melakukan itu lagi, ia tidak bisa benar-benar membantu Patricia.
Ckrek...
Pintu terbuka.
Mata Pat langsung menatap ke depan, Kornel datang padanya.
“Hai...” Sapa Kornel menghampiri Pat yang sedang duduk di bawah tepi tempat tidur.
“Kenapa duduk di sini sayang.” Ucap Kornel lembut.
Pat hanya membalasnya dengan senyum dan gelengan kepala.
“Ayo berdirilah, duduk diatas.” Pinta Kornel, membantu Pat untuk berdiri dan duduk diatas tempat tidur.
“Kau kenapa baru pulang jam segini ?.” Tanya Pat.
“Aku sangat sibuk.” Kornel tersenyum, sambil mengusap-usap punggung Pat.
“Aku mau tidur Neil...”
“Pat, kita belum menyelesaikan masalah kita. Soal kemarin...”
“Sudahlah Neil lupakan saja...” Sambar Pat.
“Tidak. Aku salah. Soal pertanyaan mu, kemarin kau benar, aku habis minum di bar... Tapi Pat, aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir. Rekan bisnis ku ingin sedikit ngobrol santai jadi dia memilih tempat itu...Maafkan aku sayang.” Ucap Kornel, dari raut wajahnya menunjukan betapa menyesalnya dia melakukan itu.
Mata Patricia mulai berkaca-kaca lagi.
“Lupakan saja Neil... Aku ingin istirahat sekarang.” Pat merebahkan dirinya dan memunggungi Kornel. Entah kenapa sulit sekali bagi Pat untuk memaafkan sikap Kornel kemarin.
“Maafkan aku sayang...” Cup Kornel mencium pucuk kepala Pat.
Sementara dibalik itu semua Pat, hanya bisa menangis dalam diamnya.
“Aku tidak tahu kenapa, tapi kenapa setiap dekatmu aku menjadi sangat ketakutan Neil. Aku takut dengan sikapmu. Apa kau benar-benar tidak akan mengulanginya lagi?.” Batin Pat.
“Ne....il....” Ucap Pat bergetar, karena ia masih sedang menahan rasa sedihnya.
“Ya ada apa sayang...”
“Bolehkah aku mengatakan sesuatu padamu... Tapi aku mohon kau jangan salah paham dengan ini. Aku hanya ingin membuat hubungan kita tidak semakin buruk lagi...”
“Katakan lah...” Ucap Kornel.
“Jangan seperti itu lagi. Kau tahu...Aku takut Neil. Aku takut dengan sikapmu itu.” Ungkap Patricia jujur.
“Maafkan aku...”
“Tidak bukan maaf mu yang aku inginkan. Aku ingin kau berjanji padaku. Berjanji kau tidak akan seperti itu lagi, berjanji tidak akan merahasiakan apapun dariku.” Pinta Pat.
Kornel terdiam, untuk pertama kalinya dia tidak bisa menemukan jawaban cepat untuk permintaan Pat yang sangat sederhana itu.
“Neil...”
“Ya aku berjanji asal kau menjadi istri yang baik dan penurut sayang... Aku berjanji.”
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
mnta istrinya nurut dan patuh tapi dia kdrt dan selingkuh trs emang dasar nggak ada akhlak
2021-08-04
0
Restu Arini
Neil hanya minta jadi istri yang baik dan penurut...tapi harus ada timbal balik nya juga dong
2021-04-10
0
Muhammad Jilan Hafizh Alataz
Makasih Thor :) ,, lanjutkan buat Ending yang indah
2021-02-20
1