A 5

Untuk kalian yang baru mulai membaca novel ini Berikan Rate ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ karena ini hanya berlalu sekali untuk setiap pembaca.

Dan jangan Lupa Like dan Komentar kalian juga sangat Author nantikan di setiap bab.

Karena sekarang sistemnya adalah vote dan memberi hadiah, author juga berharap partisipasi kalian semua untuk memberi vote pada novel karya ini sekali seminggu. Terima kasih🙏🏻❤🙏🏻❤🙏🏻❤

Hari berikutnya. Hari ini langit tampak mendung, mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Entahlah...

Pat sedang menerima panggilan dari Diana, ibunya.

“Pat, bagaimana kabarmu?.”

“Hmm. Apa ibu tiba-tiba mengkhawatirkan ku? Kenapa?.” Ketus Patricia.

“Apa aku tidak boleh mengkhawatirkan putriku sekarang?.”

“Sudahlah ibu, baik atau tidaknya aku bukankah itu tidak penting. Harga dirimu lebih penting dari itu semua.”

“Aku tahu kau masih marah padaku. Tapi pikirkan sisi baiknya Pat. Kau menikah dengan Kornelius. Kau adalah wanita beruntung sayangku.” Ucap Diana lembut.

“Aku tidak sama denganmu ibu. Tapi lupakan saja tidak perlu ada yang diperdebatkan lagi.”

“Kau belum sadar Pat, suatu saat kau pasti akan berterima kasih padaku.” Seru Diana, terus membenarkan dirinya.

“Ya semoga saja kau benar bu...” Jawab Patricia.

“Aku pasti benar. Ibumu selalu benar.” Tegas Diana lagi.

“Ibu aku harus keluar sebentar, aku tutup sekarang.” Tutup Pat, mengakhiri panggilan ibu dan anak itu.

...****...

💌Patricia.

Neil. Aku akan keluar sebentar, aku sedikit bosan. Apakah boleh?

💌Patricia.

Aku hanya akan pergi sebentar, kebutuhan dapur juga sudah menipis, jadi aku juga akan berbelanja. Kuharap kau tidak keberatan.

Beberapa jam Patricia menunggu jawaban dari Kornel, namun pria itu belum juga membalas pesannya.

Setelah cukup lama menunggu akhirnya Patricia memutuskan tetap pergi, meskipun Neil belum memberikan ijin untuknya.

Patricia memilih berjalan, walaupun langit tampak sangat tidak bersahabat. Ia tahu mungkin akan turun hujan. Tapi mungkin saja ia masih punya waktu untuk sampai lebih dulu ke supermarket.

Tik...Tik...Tik...Tik...

Hujan mulai turun semua orang berlarian mencari tempat berteduh, begitu juga dengan Patricia.

Patricia mengeluarkan ponsel dari kantong mantelnya, berharap saat ini Kornel sedang mencari keberadaanya, tapi sepertinya prianya itu sedang sangat sibuk.

Hampir setengah jam, Pat berdiri dan menepi, namun sepertinya hujan tidak akan berhenti secepat yang ia pikirkan. Beberapa orang sudah pergi, dijemput oleh kerabat, dan sisanya lagi nekat menerobos hujan. Sementara Pat, masih dengan kebinggungannya. Bahkan orang terakhir yang menemaninya di sana sudah pergi di jemput oleh suaminya.

“Nona...aku pergi.” Wanita itu permisi pada Pat, bahkan mereka terlihat sangat serasi, pria itu turun membawa payung untuk menutupi kepala istrinya.

Pat menyunggingkan senyumnya, sambil berpikir betapa bahagianya memiliki pernikahan seperti itu.

Beruntung dewi fortuna masih berpihak pada Pat, hujan akhirnya mereda. Ia memutuskan untuk kembali ke apartemen.

“Ahh... Kenapa rasanya sial sekali, terjebak di tengah derasnya hujan. Tanpa melakukan apapun.” Omel Pat dalam hati.

Dret...Dret...Dret...

Ponsel Pat berdering, Kornelius memanggil....

Sepertinya dia baru menyadari jika Pat tidak ada.

“Dimana kau...?.” Tanya Kornel.

“Aku...”

“Dimana?.” Tekan Kornel lagi.

“Aku di jalan Neil, di depan toko roti di seberang Apartemen kita.” Jawab Pat.

Ditengah Pat sedang menjawab panggilan Kornel, hujan kembali turun.

“Neil, hujan turun lagi. Aku akan menepi sebentar.”

“Tunggu disana.” Titah Kornel. Kemudian mengakhiri panggilan tersebut.

“Apa arti kata Kornel barusan, ia akan datang menjemput ku...” Pat masih menerka-nerka.

Dari jarak beberapa meter, Pat sadar seseorang sedang menuju kearahnya.

“Bryan....” Hati Pat menyebut nama itu dengan jelas. Dan Itu memang dia.

Pria itu tersenyum lembut, dan dibalas dengan senyum yang sama oleh Pat, seakan hati dan logika tidak lagi mengingat ada batasan yang tidak boleh mereka langgar.

“PAT...SAYANG !!!.” Dari arah berlawanan Kornel datang, dan menemukan Pat.

Secepatnya Pat sadar ada yang salah dengan semua ini. Ada suami dan mantan kekasihnya disini, dan dua-duanya sedang menuju kearahnya.

Pat menatap kearah Bryan. Dengan tatapan sayup, ia tidak tahu kemana ia harus berlari sekarang. Apa ia akan berlari kepelukan suaminya atau malah kepelukan Bryan.

“Hei...Maafkan aku...” Kornel lebih dulu menggapai Pat, dan memeluknya.

“Kenapa kau lama sekali.” Ucap Pat, menitikkan air mata, dalam pelukan Kornel. Tapi matanya jelas menatap ke arah Bryan yang sudah menghentikan langkahnya.

“Aku sibuk sekali sayang. Kita pulang sekarang ya.” Ajak Kornel.

“Ya...” Jawab Pat mengikuti langkah suaminya.

Huft... Patricia menghela nafas panjang. Memang beginilah semestinya, bukan Bryan lagi, tapi Kornel lah yang berhak atas dirinya sekarang. Meskipun Pat menyadari sepenuhnya, hati Bryan pun akan terluka, tapi Bryan bukan satu-satunya orang yang terluka, Pat pun sama terlukanya.

“Maafkan aku, belum sempat membeli apapun untuk makan malam kita.” Sesal Pat.

“Jangan membahas itu. Tidak makan pun, aku tidak masalah, asal kau baik-baik saja Pat.” Ucap Kornel.

Satu ungkapan yang cukup menyentak hati Patricia. Kornel mungkin bukan pria yang dia cintai, tapi pria ini jelas sangat memperdulikannya. Dan Pat semakin tidak ingin berbuat sesuatu yang akan menyakiti Kornel.

“Maafkan aku Neil....” Ucap Pat dalam hati.

Lanjut Sabtu Or Minggu Ya.

Setelah kerjaan author beres di dunia nyata. Terima kasih 🙏🏻❤🙏🏻❤🙏🏻

Terpopuler

Comments

Yusitowati

Yusitowati

gimana tadi" nya Thor cerita Pat nya tiba" udah nikah sama kornel.

2021-10-13

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

bryan knp kau tdk bsa bahagia

2021-08-04

0

Aprilia New

Aprilia New

agak takut dengan Neil

2021-04-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!