Beri Vote
Beri Like
Beri Rate ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Beri Komentar
Jika kalian menyukai cerita ini. Dukungan kalian adalah salah satu bagian untuk motivasi author dalam berkarya.
“Tunggu. Aku sudah menikah Bryan...”
“Lupakan tentang itu. pikirkan tentang kita saja Pat, hanya kau dan aku...”
“Tapi...”
“Sttssss.... Hanya tentang kau dan aku. Apa kau mengerti.”
Pat mengangguk, ia tidak tahu mengapa. Tapi saat ini ia hanya menginginkan Bryan.
“Kau milik ku Pat...Disini kau milik ku...?.” Ucap Bryan lembut.
Perlahan tapi pasti, Bryan mulai menurunkan sehelai demi sehelai kain yang menutupi tubuh Pat.
“Jangan dilihat...” Cegah Pat, menahan tangan Bryan untuk meneruskannya. Ia tidak ingin Bryan kulit nya yang tidak semulus dulu.
“Aku ingin melihat semuanya. Semua tanpa terlewatkan satupun Pat...”
“Tapi...”
“Kau terlalu banyak berpikir...” Bryan mulai menyampingkan rambut pajang Pat agar ia lebih mudah mencecap tengkuk Pat dalam.
Sejenak ia menghirup aroma tubuh Pat, begitu menenangkan, tidak disangka setelah sekian lama, hanya dengan begini saja Bryan sudah bisa sangat tenang, seakan ia tidak ingin melepaskan Pat lagi untuk selamanya.
“Aku mencintaimu Pat...” Bisik Bryan, seiring dengan tangan yang semakin mendekap Pat disisinya.
“Aku juga sangat mencintaimu.” Kalimat itu terucapkan begitu saja dari bibir Pat.
Cup.
Bryan mencium kedua pelupuk mata Pat. Namun ia masih melihat kebimbangan dimata Pat.
“Kenapa? Apa kau tidak ingin ?!.” Tanya Bryan, sebelum dia benar-benar melakukan hal yang lebih jauh lagi.
“Apa aku bisa melakukan ini. Aku tidak yakin.” Ragu Pat.
“Kita sudah sampai disini. Apa kau tidak ingin melanjutkannya.” Tanya Bryan, untuk meyakinkan Pat.
Pat terdiam...
“Baiklah aku akan melanjutkannya...” Ucap Bryan, setidaknya Pat tidak mengatakan bahwa ia tidak ingin atau menolaknya. Bryan menindih tubuh Pat dibawahnya.
“Bryan Tunggu...Aku bukan milik mu lagi...” Pat menahan dada Bryan untuk menjauh darinya.
“Siapa bilang? Sejak awal kau hanya milik ku Pat. Jika ada yang bilang kau bukan milikku sepertinya mereka harus tahu, bagaimana aku bisa mendapatkanmu dulu.” Bisik Bryan.
“Ta...p....”
Cup.
Bryan membungkam bibir Pat dengan bibir mereka yang saling menyatu. Membuat mata mereka saling menatap dalam. Entah siapa yang memulai tapi sekarang bibir mereka saling bergerak dan berbalas.
Tubuh Pat bereaksi dengan baik, menunjukan bahwa ia juga menginginkan Bryan, seperti Bryan yang menginginkannya. Dengan senyum simpul disudut bibir, Bryan mulai berani turun menuju sesuatu yang lebih lembut dibawah sana.
Beberapa bekas memar masih tampak di punggung Pat, akibat dari dorongan Kornel padanya.
“Apa ini sakit...” Tanya Bryan, menyentuhnya.
“Mmmhh....” Ringis Pat, tentu saja itu masih sakit.
Cup.
Bryan kembali mengecup punggung Pat.
“Aku akan menyembuhkannya sayang...” Bisik Bryan lembut. Dan kembali membaringkan Pat.
Mata mereka saling menatap, seolah akal sehat dan hati nurani sedang beradu. Tapi tidak yang ada bisa mencegah yang akan terjadi. Bryan sudah siap memasuki Pat, dan membuat mereka menyatu.
“Aku merindukan mu Patricia...” Ucap Bryan, kemudian bergerak didalam Pat.
“Br...yanahh. Kau membuat ini terlalu jauh untuk kita...”
“Aku tahu kau juga menginginkan ini Pat...” Bryan terus bergerak.
“Tidakkkaahh.” Ucap Pat, meskipun terus ia terus mendesah.
“Kau bercanda. Kau sudah sangat menikmatinya seperti ini. Katakan kan Pat, menginginkan ini kan ?.” Tanya Bryan, berhenti bergerak.
“Mmmhhh....Bryan...” Ringis Pat, seperti meminta sesuatu.
“Kenapa Pat, apa yang kau inginkan...” Ucap Bryan begitu dekat dengan kuping Pat, bahkan ia bisa merasakan hembusan nafas itu masuk kedalam liang telinganya.
“Cepat gerakan kumohon....” Pinta Pat, yang mulai sangat tersiksa dengan ini semua.
“Kau yang memintanya...” Bisik Bryan. Dengan semua itu, ia tahu Pat juga menginginkannya. Bryan mulai bergerak lagi dengan tempo yang lebih cepat.
Patricia meremas sprei yang sudah tak beraturan. Ia sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi, sebentar lagi ia merasa dirinya akan meledak.
“Bry...an...ah...”
“Patt.....” Ucap Bryan saling bersahutan membuat keduanya semakin tengelam dalam pusaran gairah, yang sama-sama ingin mereka selesaikan.
...****...
Pagi harinya Bryan bangun, seakan ia baru saja bermimpi sangat indah semalam, tentang dirinya dan wanita cantik yang masih tertidur pulas disampingnya. Bryan merapihkan rambut Pat yang menutupi setengah wajahnya.
Cup. Bryan kembali mencium kening Pat.
“Mmmhh.....” Gumam Pat, ia baru mulai membuka matanya perlahan.
“Bryan...” Ucap Pat, seakan ia juga tidak menyangka bahwa pria yang ada dihadapannya ini adalah Bryan.
“Kenapa kau seperti sangat terkejut.” Tanya Bryan.
Pat segera duduk...
“Aku harus pulang sekarang...” Ucap Pat.
“Tidak... Kau harus disini bersamaku. Tinggalkan dia sekarang...”
Pat tidak menghiraukan ucapan Bryan, ia tetap turun dari tempat tidur dan kembali memakai bajunya satu persatu, walau sejujurnya ia sangat malu melakukan itu.
“Pat kau gila... Kita sudah...”
“Cukup Bryan... Aku tahu kita sudah tidur bersama... Tapi aku tidak pernah mengatakan akan meninggalkan Kornel. Maaf semalam pikiranku sangat berantakan. Aku harus pulang suamiku menungguku sekarang.” Pat dengan cepat menghempaskan tangan Bryan dari atas tubuhnya dan segera pergi.
Pat pergi dengan air mata yang berderai, ia tidak tahu apa yang harus ia tangisi... Apakah karena ia menyesal melakukan itu bersama Bryan atau dia merasa bersalah karena telah mengkhianati Kornel.
Maaf...Maafkan aku...
Hanya kalimat itu yang terus Patricia ucapkan sepanjang perjalanan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
ntar smp rmh diamuk lagi sama kornel
2021-08-04
0
Restu Arini
salah Pat bry
2021-04-10
0
🐣JiminJia🐣
ahhhh,,,,, pantes aj judulnys Affair,,,, nasib percintaan Brian sadis amat yaaa,,,,, uda pada jadi istri orang,,, tapi aq yakin si Pat bakalan cere ma si Kornel,,, entah nunggu ampe episode 100 dulu mungkin ,,, mweehehehehe
2021-02-17
0