A 4

Untuk kalian yang baru mulai membaca novel ini Berikan Rate ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ karena ini hanya berlalu sekali untuk setiap pembaca.

Dan jangan Lupa Like dan Komentar kalian juga sangat Author nantikan di setiap bab.

Karena sekarang sistemnya adalah vote dan memberi hadiah, author juga berharap partisipasi kalian semua untuk memberi vote pada novel karya ini sekali seminggu. Terima kasih🙏🏻❤🙏🏻❤🙏🏻❤

Bryan masih duduk, ditempat dimana ia hampir saja melecehkan Patricia. Ia hanya sedikit menyesal dan lebih kecewa, entahlah... Pria itu bahkan tidak tahu dimana, ia harus menempatkan dirinya sekarang. Jika bukan karena Patricia, dia mungkin tidak akan melakukan sejauh ini. Seharusnya ini mudah, melupakan wanita yang sudah jelas-jelas mencampakkannya.

Tapi tidak dengannya ! Bahkan ia rela mengambil satu unit Apartemen yang sama untuk lebih dekat dengan wanita yang jelas mengatakan bahwa dia adalah, wanita bersuami sekarang.

“Pat, bagaimana aku bisa merelakan Mu.. Argh...” Bryan mengacak rambutnya frustasi.

Patricia tertidur dalam tangisnya, matanya masih sangat basah, namun ia benar-benar cukup lelah, bukan hanya tubuhnya, tapi juga hatinya. Sejak dulu pria yang sangat di kagumi oleh Pat, adalah Richard. Sampai ia bertemu dengan Bryan, ia tahu ada perbedaan antara mengagumi dan mencintai. Jelas perasaannya pada Bryan adalah cinta.

Tapi cinta seperti apa ? Cinta yang tidak memiliki? Cinta yang menyakiti ?

Apa itu cinta..... ?

Patricia bahkan tidak menemukan jawaban atas semua pertanyaannya.

Jika ada yang bilang cinta tak harus memiliki, bukankah lebih baik untuk tidak mencintai sama sekali... Apa artinya cinta tanpa memiliki!, TAK ADA ARTINYA. Jika ada yang bilang cinta adalah merelakan ? Apa itu tidak terlalu kejam. Merelakan cinta ! apa benar seperti itu cara kerja cinta? Aku juga ragu....

...****...

“Pagi...”

“Hai pagi Niel, maaf semalam aku kelelahan. Jadi tidak menunggumu pulang.” Ucap Pat. Yang masih berbaring di atas tempat tidur.

“Tidak masalah.” Jawab Kornel datar.

“Ngomong-ngomong apa terjadi sesuatu semalam? Matamu sembab !.” Serunya lagi.

“Hah. Tidak... Aku memang seperti ini jika baru bangun tidur.” Elak Pat.

“Pat... Aku membeli mu sesuatu... Ini minumlah.” Kornel meletakan sekeping benda seperti kapsul untuk Pat.

“Apa ini?.”

“Tenang ini bukan racun sayang. Ini hanya obat agar menunda kehamilan. Kau tahukan. Aku belum siap untuk menjadi orang tua.”

“Apa kau yakin Neil?.” Patricia masih ragu untuk meminumnya.

“Ya tentu. Ayo minumlah.” Titah Kornel. Sehingga tidak ada alasan bagi Pat untuk membantahnya. Kornel tersenyum puas melihat itu.

Glek.. Pat telah menelan habis obat itu.

“Neil. Apa kau akan berangkat?.” Tanya Pat.

“Ya...”

Pat segera bangkit, membantu Kornel memilih dan mengenakan dasi untuknya.

“Kau bisa melakukannya...”

“Ya tentu saja....” Jawab Pat.

“Tentu aku bisa Neil. Karena aku sering melakukan ini untuk pria lain, sebelum menikah denganmu.” Hati kecil Patricia berkata.

“Nah. Sudah selesai kau sudah rapi sekarang.” Ucap Pat lagi.

“Pat, apa aku boleh menunda pekerjaanku hari ini untuk bersamamu.” Kornel mendadak berniat untuk tetap bersama Pat.

“Tidak Neil. Kau harus bekerja. Semua orang sedang menantimu. Bagaimana jika karyawan mu mengatakan bahwa nyonya Kornelius sangat menguasai suaminya sekarang.”

“Baiklah. Aku berangkat sekarang. Aku akan secepatnya pulang. Jaga dirimu baik-baik.”

Pat mengangguk patuh.

“Aku mencintaimu.” Ucap Kornel.

Pat lagi-lagi mengangguk, tanpa menjawab. Ia tidak mengerti begitu sulit mengatakan kata cinta itu pada pria yang jelas-jelas adalah suaminya sendiri.

...****...

Beberapa jam kemudian setelah Kornel meninggalkan Patricia.

Ting Tong

Krek...

Patricia membuka pintu.

“Selamat pagi nona Pat...”

Pat secara cepat menutup pintu tersebut, namun geraknya kalah cepat dengan seseorang yang berada tepat di depan pintu rumahnya.

“Bryan jangan seperti ini...” Pinta Pat, terus menahan pintu tersebut. Agar Bryan tidak masuk lebih jauh lagi.

“Kau terlambat...” Bryan berhasil masuk kedalam, dan dengan seenaknya berkeliling menjelajahi tempat tinggal Patricia dengan pria yang disebut wanita itu sebagai suaminya.

“Keluar Bryan. Kumohon !!!.”

“TIDAK !!.” Tolak Bryan.

“Kornel akan murka jika mengetahui ini...” Mohon Pat lagi.

Bryan berjalan menuju kamar utama. Kali ini Patricia tidak bisa tinggal diam seperti wanita lemah, jelas ini bukan hal yang benar, membiarkan orang asing masuk ke tempat pribadi nya.

“APA YANG KAU LAKUKAN ? JANGAN MEMBUATKU KEHILANGAN KESABARAN BRYAN. KELUAR...KELUAR KU BILANG.” Usir Pat, lantang. Menarik tangan Bryan kasar.

Bryan tersenyum, dan malah memberi tarikan yang lebih kuat, untuk mengalahkan tahan Patricia padanya.

Bugh. Bryan membanting tubuh Patricia di atas tempat tidur, yang masih berantakan itu. Kemudian naik diatas Pat untuk menahannya.

“Bryan !!!.” Pat menangis.

“Stttss.. Jangan menangis nona Pat.” Sekarang Bryan tampak seperti bajingan dimata Patricia.

“Kau menyakitiku dengan seperti ini.” Ringis Pat.

“Kau jelek kalau menangis...” Bisik Bryan begitu dekat pada kuping Patricia.

“Ini kamarku dan suamiku, tidak ada pria manapun yang boleh masuk ke sini. Tidak satupun termasuk kau.” Patricia mendorong dada Bryan agar menjauh dari tubuhnya.

“Jangan mengatakan pria lain di hadapanku Patricia.”

Bryan langsung mencumbu tengkuk Pat. Dan itu semakin membuat wanita itu menjerit menolak.

“Ehmmm.. Bryan hentikan...”

“Apa dia menyentuhmu disini...” Bryan mencecap leher Patricia.

“Mmmhhh.Hiks.Hiks..” Tangis Patricia tertahan.

“Dimana lagi Pat, disini...” Bryan semakin turun, menuju gundukan kenyal Pat, yang masih tertutup rapi.

“BRYAN !!!.”

“Ups. Aku lupa, disini juga kan...” Ucap Bryan kemudian ******* bibir Patricia.

Air mata Pat terus bercucuran deras, ia tidak tahu siapa pria yang menyentuhnya ini. Dia bukan Bryan, sama sekali bukan... Bryan tidak pernah akan melakukan sejauh ini, bahkan jika ia sangat mencintai Patricia.

“Kupikir kau berbeda... Ternyata kau sama saja Bryan. Memaksa wanita lemah untuk berbuat seperti ini. Dasar bajingan !.”

Satu kata yang cukup mengetuk keras hati Bryan.

“Aku tidak pernah akan sejauh ini, jika bukan kau wanita itu. Kau pikir aku rela Pat ? Aku tidak pernah rela memberimu pada pria manapun. Bahkan jikapun dia adalah suamimu, aku tidak bisa. Ada sesuatu yang kau lekatkan disini. Sesuatu yang tidak akan pernah lepas.” Suara Bryan juga mendadak berat mengatakannya.

Hening.

“Relakan aku Bryan.”

“Tidak, aku tidak bisa !.”

“Kau harus bisa !.”

“Biarkan aku disini Pat. Biarkan aku di sini..” Pinta Bryan.

Patricia menggeleng tanda bahwa dia tidak memberi ijin pada Bryan untuk berada disisinya lagi.

“Sudah berakhir...” Ucap Patricia lirih.

Bryan melepaskan Patricia perlahan, ia tahu tidak ada yang dapat ia lakukan lagi, selain berharap bahwa bahwa ucapan Pat padanya ada sebuah kebohongan.

“Kau harus tahu Bryan. Sejauh apapun kau dariku. Pria yang kucintai hanya kau. Jika dunia tidak menyurat kan kita bersama, biarkan aku hanya memiliki mu dihati dan pikiranku. Setidaknya hanya di pikiran dan hatiku saja, aku masih berhak menyimpan dan mencintaimu. Bryan Adams. Maafkan aku.” Batin Pat. Melihat Bryan pergi meninggalkannya.

Terpopuler

Comments

Haryanti Simarmatha

Haryanti Simarmatha

kurasa ini lah penyebab nya jadi banyak orang yg selingkuh.. karna cinta tak berbalas

2021-11-01

0

Nurjayani Yani

Nurjayani Yani

bryan mencoba mempertahankan cintanya yg hilang... namun semua sepertinya sia², krna pat tetap menolak walau hatinya berdusta😢😭

2021-08-23

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

jadi sedih dgn bryan pria baik tapi nasib cintanya menyedihkan

2021-08-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!