Zahra yang sudah selesai berkemas, akhirnya keluar kamar dan berkumpul dengan para kakaknya. Tak lama kemudin pacar Fahreza dan Alfian pun sudah tiba di Apartement Zahra.
tok tok tok...
Zahra pun berlari membukakan pintu karena ia sedang menantikan kedatangan Marcella dan juga Naysila.
"Zahraaa..." teriak Marcella.
"Marcella kapan nyampenya disini." Zahra pun memeluk sahabat yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya.
"Aku sangat merindukanmu Zahra." ucap Marcella.
"Aku juga sangat merindukanmu Marcella. Udah begitu lama kita gak ketemuan dan akhirnya rasa rinduku terobati sejak 3 tahun lalu." ucap Zahra dengan bahagia.
Zahra yang sedang berbincang dengan asiknya bersama Marcella di kejutkan dengan kedatangan Ricard bersama Fahreza dan juga Naysila.
Rere, Nora, Saldy dan juga Rangga pun sudah berkumpul bersama Zahra dan ke dua kakaknya.
"Hey" sapa Ricard.
"Hey juga. Kamu beneran gak bisa ikut bersama kami buat travelling" tanya Alfian.
"Iya maafkan aku. Soalnya besok ada beberapa metting bersama clien pentingku dari Turky." Jawabnya Ricard.
"Zahra ada yang ingin aku katakan padamu dan aku berharap ini tidak akan membuat mu sedih!" ucap Marcella dengan ragu.
"Ada apa cella.?" tanya Zahra.
Mendengar percakapan Marcella semua yang ada di situ terdiam dan menatap ke arah Marcella.
"Sebulan yang lalu aku bertemu Donny!" ucap Marcella sehingga membuat Fahreza dan kedua adik nya beraksi.
"Kapan? dan di mana kamu bertemu dengannya." tanya Fahreza dan Alfian bersamaan.
"Saat itu, aku sedang ada meeting di sebuah cafe yang berada di California dan saat aku ke toilet aku berpapasan sama Donny dengan beberapa rekan bisnisnya." Marcella menjelaskan.
Zahra yang mendengarnya sejenak terdiam, karena sungguh ia tidak tahu harus bahagia atau sedih mengingat kembali Donny Balldy.
"Tapi ada sesuatu yang Donny titipkan kepadaku untukmu." Marcella pun mengambil barang dari dalam tas dan ternyata itu sebuah kotak kecil berwarna gold.
Marcella pun memberikan kotak tersebut kepada Zahra, dan Zahra pun menerima kotak tersebut.
Semua di situ pun terdiam karena melihat perubahan sikap Zahra yang tidak berkata apapun dan seperti sedang menahan tanggis.
Zahra pun membuka kotak itu dan ternyata isinya adalah sebuah cincin berlian yang bertuliskan nama Zahra dan Donny.
Zahra begitu hancur saat membaca isi dari surat kecil yang ada di bawah cincin tersebut. Fahreza dan Alfian pun mendekati Zahra dan memeluknya seraya menenangkannya.
Ricard begitu binggung namun tak dapat di pungkuri dirinya pun merasa cemburu.
Zahra pun berdiri dan beranjak seraya menuju kamar. Beberapa menit kemudian Zahra pun keluar dengan sebuah tas.
Fahreza dan yang lainnya terdiam dan menatap ke arah Zahra.
"Kakak aku ingin jalan-jalan sebentar, untuk menenangkan pikiranku. Setelahnya kita akan pergi." ucap Zahra tanpa mendengar persetujuan dari Fahreza.
"Dik, biar Nay ikut denganmu." Pinta Fahreza.
"Gak kakak, aku hanya ingin nenangin diriku sebentar saja. Aku pergi dulu kakak." Zahra pun berlalu meninggalkan Apartementnya.
"Kakak beri dia waktu, mungkin dia ingin sendiri. Apapun itu kita harus mensupportnya dan mungkin setelah ini ia ceria kembali." Adriyansyah berucap.
Donny sekarang menjadi seorang pebisnis hebat di Italya, ia pun berencana mencari Zahra saat rumah impian mereka selesai. karena selama hampir 3 tahun ini ia mencari informasi mengenai keberadaan Zahra kembali. Dan mungkin waktu kedatangannya tinggal beberapa bulan lagi karena rumah impian mereka sudah mencapai 80%.
"Donny adalah sosok pria penyayang dan lembut, ia begitu menyayangi Zahra. Setiap kali berdebat dengan Zahra, Donny selalu menghadapi Zahra yang super keras kepala dengan kesabaran. Mereka menjalani hubungan lima tahun lama namun saat ingin merayakan lima tahun mereka berpacaran Zahra kembali ke Indo karena sesuatu hal. Saat itulah keduanya tak pernah bertemu hingga saat ini." Fahreza menjelaskan alasan Zahra dan Donny tidak berhubungan kembali.
"Za, kayak nya aku harus segera kembali deh! rapat nya akan di mulai sejam lagi." ucap Ricard dengan pelan nya.
"Baiklah, tapi di usahain ya ngikut kita ke puncak!" balas Fahreza dengan bersalaman.
"Okey, saya pamit ya!" ucap nya kembali dan berlalu meninggalkan Apartement Zahra.
Hampir sejam berlalu akhirnya Zahra kembali.
"Aku harus kuat, aku gak boleh seperti ini, ini sudah berakhir tiga tahun lama nya. Aku harus menahan gejolak di hatiku untuk tidak mencari Donny kembali." ucap nya pada diri sendiri seraya menyakinkan dirinya.
"Kenapa kalian melihatku seperti itu.?" tanya Zahra keheranan ketika mendapati semuanya menatap ke arah nya.
Semua pun tersenyum. Akhirnya mereka pun segera turun ke area parkir Apartement, tapi tiba-tiba Zahra melupakan sesuatu.
"Kakak, tunggu sepatu mendakiku ketinggalan.!" ucap Zahra dengan binggung.
Zahra pun bergegas kembali ke Apartement. Pada awalnya Zahra tidak meninggalkan apapun di Apartementnya, ia hanya mau mengambil cincin pemberian Donny yang di tinggalkannya di kamarnya.
Disisi lain para kakaknya hanya tertawa melihat tingkah Zahra karena mereka melihat sepatu Zahra sudah ada di dalam mobil.
Prily yang tau jika Zahra hanya mencari alasan agar ia bisa mengambil cincin pemberian Donny pun tersenyum bahagia.
"Ada apa sih mas,? kok ngelihat Zahra pada langsung ketawa semua." Tanya Naysila dengan polos nya.
"Apa yang sebenarnya terjadi mas.!" tanya Nay kembali dengan kesal nya ketika tidak di tanggapi oleh Fahreza.
Reza pun memberi kode kepada Naysila dan menunjuk ke arah dalam mobil. Naysila pun ikut tertawa melihat Zahra yang bertingkah seperti anak labil.
"Sayang perjalanannya cukup jauh loh. Cepetan dong." ucap Fahreza
Zahra yang sedang melamun tidak mendengarkan kakaknya yang sedang memangginya.
Fahreza pun berjalan ke arah Zahra. "Kamu kanapa sayang?" tanya Fahreza.
Zahra kaget dan dengan cepatnya menyimpan cincin tersebut. "Aku baik-baik saja kakak." ucap nya cepat.
"Ayo sayang, kasian loh yang lainnya pada nungguin kita." ucap Fahreza kembali.
Zahra pun mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments