Naysila yang melihat sahabatnya datang langsung menghampirinya dan merangkul zahra.
Naysila photo
"Kemana aja, kemarin bersama kakakku." Zahra yang tiba tiba bertanya dan membuat raut wajah Naydila memerah.
kebersamaan Fahreza & Naysila
"Zahra, maafkan aku, aku mulai jatuh hati kepada Mas Reza. Saat pertama kali kamu masuk kuliah waktu itu, aku tidak segaja bertemu Mas Reza 2 tahun yang lalu, dan itu pun saat Mas hendak kembali ke Jerman, dia mampir kesini, tapi waktu itu kamu udah kembali ke Indo." Jelas Naysila.
"Apaaaa..!" Zahra yang pura pura kaget mendengarkan cerita Naysila.
Lihat saja kamu pasti akan mengatakan semuanya kepadaku. Gumam Zahra, yang sedari tadi mencoba menahan tawa karena ingin menggoda Nay lebih lama lagi.
Naysila mulai merasa canggung dan malu karena awalnya Ia mengira Mas Reza adalah kekasih hati Zahra, karena cara dan tingkah keduanya seperti sepasang kekasih.
"Terus kemarin, abis dari restoranku kalian kemana aja.!" Zahra yang bertanya dengan nada ketus.
Naysila yang ada di sampingnya tampak terkejut karena melihat cara bicara sahabatnya yang sangat ketus kepadanya.
"Kemarin Mas Reza ajakin aku nonton bioskop." Naysila pun menceritakan panjang lebar. Terlihat jelas kelopak mata Naysila yang sudah berair namun ia menahan tangisannya, karena dia begitu takut dengan pertemuan kemarin dengan Mas Reza membuat persahabatan mereka rusak.
"hahaha..." Pecah sudah tawanya yang sedari tadi ditahannya, karena ingin melihat ekspresi Naysila, dan ternyata ia berhasil membuat sahabatnya menahan tangis.
Naysila hanya melonggo kepada sahabatnya, karena sedari tadi dia menahan tangisannya dan merasa takut, kini ia di kejutkan dengan tawa sang sahabat.
Zahra langsung memeluk dan menggoda Naysila dengan sebutan Kakak ipar.
Mendengar itu wajah Naysila langsung memerah dan kesal dengan sahabatnya. Seketika Naysila bertanya kepada Zahra. "Kamu tidak marah? atas kedekatanku dengan Mas Reza." Tanya Nay.
"Aku udah tau kok." Ucap Zahra.
Kaget mendengar perkataan sang sahabat, Naysila pun menatap Zahra seakan ingin tau segalanya.
Zahrapun mulai bercerita. "Kemarin pas Kakak datang, orang yang pertama dia tanyain kabarnya, bukan aku nelainkan kamu." Jawab Zahra jujur.
"Yang bener.." Naysila bertanya dengan malunya.
Dan dianggukin oleh Zahra. Naysila pun tersenyum malu.
"Udah, ayo masuk.." Ajak Zahra.
Keduanya pun masuk ke dalam mobil. "Nay setelah ini kamu ada acara gak? Jika tidak, kita ke club aku aja, ada yang ingin aku bicarakan sama Prily, toh kita juga udah lama gak kesana." Ajak Zahra kepada sang sahabat.
"Okey, beb..." Balas Nay.
"Tapi, jangan lupa ajak Mas mu, biar gak gerocos mulu kerjaannya." Canda Zahra kepada Nay.
"Tapi, aku takut jika mengganggu Mas Reza saat ini, dan mungkin ia saat ini sedang sibuk." Balas Naysila dengan pelannya.
"Kan belum di coba." Balas Zahra menyakinkan Nay.
Naysila pun mengirimi pesan kepada Fahreza.
"Mas, aku sedang menuju club bersama Zahra, jika tidak sibuk temani kami di sini ya." isi pesan yang di kirimkan Naysila kepada Fahreza. Namun udah hampir 1 jam tidak ada balasan dari Fahreza.
Di sisi lain Fahreza sedang meating dengan cliennya, sehingga dia tidak mendengar notif pesan masuk dari Naysila.Setelah selesai meating, Fahreza mengambil ponselnya dan melihat notif pesan dari sang pujaan hati.
Fahreza pun tersenyum dan segera membalas pesan dari kekasihnya. "Baiklah, nanti Mas kesana saat Mas selesai meating." Balasan pesan Fahreza untuk Naysila.
Naysila tersenyum malu membaca balasan dari Fahreza.
Siapa yang tidak mengenal Zahra, walaupun dia suka masuk club malam, tapi disana dia cukup di senangi banyak orang karna pembawaannya yang suka berteman dengan pria maupun wanita tanpa mengenal status sosial.
Ricard dan sahabatnya kini berada di club yang akan Zahra dan Naysila kunjungi. Ricard yang sedang minum-minum dengan temannya tampak melonggo melihat sosok Zahra ada di club dengan setelan pakaian yang membuat lekuk tubuhnya terlihat begitu seksi.
"Bos, ada beberapa hal yang ingin aku diskusikan denganmu." Prily membuka obrolan ketika melihat bosnya.
Zahra bak seperti seorang artis, di pojok bartender, terlihat sepasang mata yang sedari tadi menatap ke arah Zahra, yang tepatnya dia adalah Ricard Alziro..
Dirgantara begitu kaget melihat semua orang menyapa Zahra. "Ternyata dia gadis yang cukup disenangi orang." Monolog Dirgantara di samping kuping Ricard.
"Hey, kemana aja kamu, Ra? Sejak kejadian itu kamu tidak kesini lagi." Sapa Rangga Kilex.
"Biasa, ngerjain tugas, udah mau ujian tesis. Jadi gak sempet kesini sebulan lebih, makanya Prily yang menghandle semua bisnisku." Balas Zahra dengan melebarkan senyum.
Rangga yang tau minuman sahabatnya langsung memberikan 2 gelas wine kepada mereka.
"Nay, Masmu mana? bukannya ia sudah kesini." Tanya Zahra karena sedari tadi tidak melihat kakaknya, belum sempat Naysila menjawab terdengar sorakan dari para wanita, ketiga wanita itupun mengedarkan pandangan mereka ke sosok yang di kagumi banyak wanita karena ketampanannya.
Zahra dan Nay pun hanya tersenyum melihat kejahilan Rere kepada Fahreza.
Dan teriakan Zahra memanggil nama Reza dengan sebutan sayang membuat semua mata melihat ke arahnya dan berteriak. "Zahra, apakah ini kekasihmu.?" Tanya Nora bersamaan dengan yang lainnya.
Zahra dengan spontan menjawab. "Iya dong!" Sambil tersenyum kearah semua orang yang mengenalnya,
"Akhirnya, sahabat kita menggandeng pria tampan, sekian lama gak pernah menggandeng seorang pria manapun, gak taunya selangkah dari kita setelah hampir sebulan gak terlihat, pas dateng udah bawa gandengan." Semua tertawa mendengarkan Rere yang menggoda Zahra.
Zahra pun tersipu malu, disisi lain tatapan dingin dari sebuah meja mengarah kepada Zahra. Ricard yang dari tadi tidak bisa menahan diri untuk mendekati Zahra, akhirnya pergi melampiaskan kemarahannya di toilet.
Dirgantara pun binggung dengan tingkah sahabat sekaligus bosnya, karena sejak kedatangan Zahra dan di tambah lagi dengan teriakan Zahra kepada pria itu membuat bosnya tampak kesal.
Fahreza pun menghampiri ke 3 wanita yang ia sayangi.
Ricard yang keluar dari arah wc, berpapasan dengan Fahreza, Zahra, Naysila dan juga Prily yang duduk di samping meja bartender yang tidak jauh dari wc.
Fahreza pun menyapa Ricard layaknya seorang teman.
Zahra yang memandangi Ricard terlihat oleh Naysila.
"Wooii jangan bilang kamu tertarik sama pria itu, dan bukannya dia pria yang kamu katakan.? Tanya Naysila menyelidik.
Mendengar perkataan Nay seketika Zahra seperti di siram air es yang membuatnya beku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments