Alfian dan Adriyansyah kini telah bersama namun kali ini Alfian merasakan kantung karena belasan jam ia melakukan perjalan dan susah untuk memejamkan mata nya. "Kak kita tukeran tempat yuk, aku ngantung banget kak. Selama perjalan aku gak bisa tidur." ucap nya dengan pasrah.
Adri yang sudah cukup tidur di ruang kerjanya kini berganti posisi dengan Alfian.
Adriyansyah pun bergegas membelikan makan malam untuknya dan juga sang adik yang sebentar lagi bangun. Karena memikirkan keadaan Zahra, Adriyansyah sedari pagi hingga menjelang malam tak sarapan ataupun mengganjal perutnya yang kosong.
Melihat Alfian yang belum juga bangun, Adri pun membangunkannya karrna sejak kedatangan sang adik belum sempat makan siang dan memilih tidur.
"Dik, kamu bangun dulu kakak sudah memesan beberapa hidangan untuk makan malam kita, segeralah bangun dan bersihkan tubuhmu. Setelahnya kita akan makan malam." ucap Adry dengan pelan nya.
"Aku gak laper kakak, aku hanya mau istirahat, jika aku laper aku pasti makan." balas Alfian dengan mata yang terus ia pejam kan.
"Dik, kamu dengerin kakak ya, kamu bisa tidur lagi setelah kita makan malam. Terserah kamu mau jungkir balik di sofa itu hingga besok pun gak masalah tapi yang pasti kamu harus makan, titik..." timpal Adry dengan sabar.
"Karena besok kita akan meresmikan pembukaan pusat perbelanjaan terbesar yang di pegang oleh Zahra, dan akan di hadiri oleh para Investor penting." pungkasnya kembali.
Kini Prily sudah berada tepat di depan pintu Apartement Zahra bersama Novan yang sedari pagi menunggu di sana.
Prily pun menempelkan keycard dan pintu pun terbuka. Mereka pun segera masuk Prily maupun Novan berlari ke kamar namun mereka tak menemukan keberadaan Zahra. Keduanya pun keluar, Prily tampak terkejut melihat Zahra yang berada di lantai.
"Oh Lord...Apa yang terjadi?" teriak Prily dan langsung berlari menuju Zahra. Novan kamu bantu aku membopong Bos ke mobil, kita akan segera ke rumah sakit, suhu badan Bos sangat panas." ucap Prily dengan khawatir.
Prily maupun Novan secepatnya membopong Zahra keluar menuju kubikus besi untuk turun dan menuju mobil di area bassement. Novan pun mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di sana mereka sudah di tunggu oleh beberapa Dokter dan juga perawat karena saat perjalanan ke rumah sakit Prily sudah menelpon Dokter pribadi Zahra.
Zahra kini sedang di periksa oleh Dokter, setelah hampir 15 menit Dokter pun keluar dan menjelaskan kondisi Zahra saat ini. Setelah mendengarkan penjelasan Dokter Prily pun menelpon Adriyansyah.
"Hallo Kak, saya sudah tiba di Prancis dan tepatnya sekarang sedang berada di rumah sakit." belum sempat menjelaskan perkataan nya Prily terhenti karena saat mengucap kan suatu tempat Adri langsung memotong ucapan nya.
"Apa terjadi sesuatu terhadapnya Ly?" tanya Adri dengan raut wajah kecemasan.
Prily pun menjelaskan mengenai kondisi Zahra kepada Adriyansyah. Adriyansyah pun menyuruh Alfian menghandle semua pekerjaannya maupun acara peresmian.
"Kamu handle lah semua pekerjaan, jika sempat kakak akan segera kembali sebelum acara peresmian di mulai." ucap nya tanpa peduli dengan ekspresi adik nya.
"Oh Lord....Kakak, bagaiman bisa! aku sama sekali tidak tau dengan sistem dari pekerjaan kalian ini yang berantakan seperti ini." bantah Alfian dengan cepat nya.
"Itu arti nya kamu menolak!" ucap Adry dengan mengeluarkan sebuah kartu berukuran kecil dari saku depan nya.
Melihat benda itu Alfian tampak melonggo dan segera berdiri menghampiri Adry serta menarik benda tersebut dari tangan Adry. "Jika seperti ini, Aku tidak akan menolak pekerjaan yang kakak berikan kepada ku." ucap nya tersenyum penuh kebahagian.
"Dasar pria kere, pantes aja gak laku-laku!" timpal Adry dan segera meninggalkan Alfian yang masih berangan angan.
Prily mengerjakan segala pekerjaan nya di ruangan VVIP dan saat ini ia sedang melakukan rapat via daring karena ia sungguh tidak ingin meninggalkan Zahra dalam kondisi seperti saat ini.
Zahra yang sudah sadar kaget melihat Prily ada di sudut ruangan sedang melakukan rapat via daring.
Prily yang selesai rapat pun memilih memejamkan matanya sebentar namun ia di kejutkan dengan perkataan Zahra.
"Kenapa kau ada di sini! bukannya kau kembali seminggu lagi." Zahra berbicara dengan sedikit kesal nya.
Prily tampak terkejut dan berjalan menuju ranjang Zahra. "Aku menerima telpon Novan pagi tadi dan aku memutuskan untuk kembali kesini itu pun dengan persetujuan Mas Adry." jelas Prily dengan menundukkan kepala nya.
Melihat Prily yang seperti takut dengan nya, Zahra pun menurunkan nada bicara nya. "Tapi peresmiannya besok pagi Ly. Apa yang kau lakukan, kau meninggalkan acara besar itu dan memilih kembali karena mendengarku sakit. Apa kau sudah gila." Zahra yang marah kepada Prily namun suara nya terdengar begitu pelan.
"Aku sungguh minta maaf, tapi aku tidak bisa bekerja setelah mendengarkan kondisimu." balas Prily masih sama dengan ketakutan nya.
Adri yang sudah tiba di Prancis segera menuju rumah sakit, namun langkahnya terhenti saat hendak masuk karena mendengar Zahra yang sedang marah kepada Prily. Namun secepatnya ia masuk dan menjelaskan semuanya kepada Zahra.
Zahra tampak terkejut melihat sang kakak ada di depannya. Zahra pun memeluk Adriyansyah. Adriyansyah yang tidak terlalu banyak bicara pun kini mulai banyak bicara ketika melihat adik kesayangannya memarahi Prily.
"Ly, tolong ambilkan makan Zahra. Kakak suapin kamu setelahnya ada yang ingin kakak bicarakan kepadamu." ucap Adry dengan tatapan tajam ke arah Zahra.
Zahra pun mengangguk.
Ketika Adriyansyah sedang menyuapi Zahra, Adriyansyah pun mulai menjelaskan mengapa Prily kembali dan meninggalkan semua pekerjaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments