Ricard yang berada di sebuah club malam bersama temannya sudah sangat mabuk. Rere wanita club malam yang juga berprofesi sebagai leader di club itu merupakan teman nongkrong Ricard, karena sejak pertama Ricard masuk di club tersebut Rere lah yang menemani Ricard dan Rere termasuk teman dekat Ricard.
"Ric, ayolah jangan seperti ini. Zahra pasti ada beberapa urusan penting yang harus diselesaikan." ucap Rere yang coba menenangin Ricard.
Sesampainya di apartement, Zahra pun segera masuk ke kamarnya namun yang dilihatnya pertama adalah jas Ricard yang ia kenakan sebulan yang lalu.
Hujan pun turun dengan derasnya di mana Zahra tak bisa memejamkan matanya karena ia takut akan bunyi petir.
Zahra selalu mengingat setiap perkataan dari para kakaknya yang selalu mengatakan, sayang kami tidak akan marah kamu berpacaran tapi carilah pria yang benar-benar mencintaimu dan menyayangimu walaupun dia dari golongan terendah pun kami akan menerimanya, jangan mencari pria yang hanya mencintaimu karena harta. Nasihat itulah yang selama ini Zahra ingat.
"Oh Lord...Aku sangat bersyukur kau menganugrahan 3 orang kakak yang sangat sayang kepadaku. Terima kasih" ucap nya mengingat kasih sayang ketiga kakaknya.
Adriyansyah yang sudah tiba di California kini sedang duduk bersama Alfian keduanya pun membuat panggilan vidio dengan Zahra.
Zahra yang melihat id penelpon pun begitu bahagia karena ia akan bertatap muka dengan kedua kakaknya.
"Hallo kakak" sapanya.
"Hallo juga sayang" jawab Alfian.
"Kesambet apa ka, hingga melakukan vidio call bersamaku." Zahra yang tahu dengan maksud sang kakak.
Alfian pun tertawa... " Haha... sayang ada yang ingin kami tanyakan kepadamu." Alfian berbicara dengan melebarkan senyum picik nya.
Zahra pun tersenyum dan berkata. "Pasti masalah sahabatku dan kak Reza kan!" ucap Zahra dengan tebakan nya. Dan mereka pun tertawa layaknya anak kecil.
"Awalnya waktu kak Reza ke sini bukan nanyain kabar aku, yang ditanya malah kabar sih Naysila, pastinya curigakan." ucap nya dengan tertawa.
"Terus aku di ajakin makan di restoran dan yang pasti ada kakak berdua tau" lanjutnya bebicara.
"Yang bener Dik?" tanya mereka dengan penasaran.
"Sejak kapan aku bohong. Dan yang aku duga benar adanya." dengan wajah lesuhnya dia menjelaskan kepada ke 2 kakaknya.
"Terus Dik." Kedua kakak beradik itu sangat penasaran.
"Saat makan aku izin ke toilet yang pastinya aku gak ke toilet sih malah nguping. Haha..." jelas Zahra dan di ikuti tawa di akhir perkataan nya.
"Iihh.. dengan gagah berani kakak nyatain cinta sama Naysila." mereka bertiga pun saling menatap satu sama lain dan tertawa seperti anak kecil.
Ceklek suara pintu terbuka.
Zahra pun mengarahkan ponselnya ke arah Fahreza. Mereka pun melihat ke arah kakak tertua mereka sambil tertawa cekikikan. Fahreza yang melihat tatapan mengejek dari balik ponsel itu pun segera menyuruh Zahra mematikan panggilan itu.
"Dik ngapain sih ngomong sama kambing-kambing darat itu! dasar pria-pria kepo, matiin aja Dik gak usah ngomong sama mereka, ngabisin tenaga aja." ketus Fahreza dengan kesal.
Adriyansyah dan Alfian tertawa kembali dan mulai mengulang cara Fahreza mengatakan cinta kepada Naysila.
"Nay, sebenarnya aku sudah lama mengagumimu namun aku takut jika kau tak menerimaku, namun saat ini aku sudah berani menerima segala konsekuensinya." teriak Alfian dari balik ponsel Zahra.
Haha.... gema tawa pun pecah seketika ketika melihat kekesalan dari raut wajah Fahreza.
Fahreza begitu kesal dan mengatai kedua adiknya. "Kalian menggali kuburan kalian sendiri, dan kakak pastikan kalian tidak akan mendapatkan upah kerja kalian dan selamat bekerja bakti." ucap nya dengan kejam.
"Jangan gitu dong kakak! aku kan harus mengajak clarisa jalan-jalan, mana mungkin aku jalan gak ada uang! bisa jatuh pamor ku sebagai seorang pria tampak gagah berani dari keluarga Chandra." puji Alfian kepada diri nya.
"Songong nya Kakak ku berbicara. Haha..." timpal Zahra dengan cekikikan menahan perut nya.
"Mending kakak Adri aja, yang gak di bayar. Ia kan jomblo keladi." Alfian yang tersenyum picik ke arah sang kakak mendengar itu pun Adry mendorong Alfian.
"Sialan loh." Adriyansyah yang meneriaki Alfian.
"Hahahahaah bay-bay..." ucap Fahreza dan segera memutuskan telpin tersebut.
"Sayang, temenin kita dong! kakak sama Nay ingin ke club malam ini. Ada beberapa masalah yang ingin kakak diskusikan bersama Sandy." bujuk Fahreza.
"Baiklah, kakak tunggu bentar ya, aku mau bersiap dulu." balas Zahra dan berlalu kembali ke kamar nya. Zahra yang sudah selesai berdandan pun keluar dari kamar.
"So beautyfull sayang, kamu memang yang tercantik." ucapan itu seketika keluar dari mulut Fahreza ketika melihat Zahra yang menggunakan highells dan hotpants jeans beserta kemeja pink yang menutup pahanya yang putih mulus dan rambut yang diikat tinggi dengan riasan tipis dan liptin pink membuat ia seperti seorang bidadari.
"Apaan sih!" ketus Zahra.dan segera berlalu keluar meninggalkan Fahreza yang masih duduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments