Kini kedua wanita cantik itu sudah berada di apartement masing-masing. Namun Zahra yang tidak bisa memejamkan mata memilih untuk jalan-jalan ke club Oxixnine miliknya.
Zahra yang sudah berganti pakaian akhirnya meninggalkan Apartement miliknya dan mengemudi menuju salah 1 club malam miliknya.
"Nona besar!" Saldy yang begitu terkejut melihat kedatangan bosnya pada larut malam.
Saldy Andra photo
"Saldy, Apa Delia Nhat datang malam ini?" Tanya Zahra kepada kepala security.
"Delia dan juga Sadewa malam ini tidak datang, namun saya menyuruh orangku untuk mengikuti mereka dan saat ini mereka sedang berada di salah satu hotel di bawah naungan kita, bos." Saldy yang menjelaskan.
"Baiklah, jangan sampai kehilangan jejak keduanya, ikuti mereka terus, kemanapun mereka pergi dan jika terjadi sesuatu kabari saya secepatnya."
"Baik Nona besar! Jawabnya sembari membungkuk.
"Saya ke dalam dulu. Ohh iya jika ada yang mencariku katakan aku sedang tidak ingin di ganggu." Ucap Zahra kembali.
"Siap, Nona besar."
Zahra pun masuk dengan anggunnya ke dalam. Semua pegawainya begitu terkejut sama seperti Saldy, karna ini kali pertamanya bos mereka datang selarut ini tanpa ada Prily di sampingnya.
Nora Arganta photo
"Bos, Apakah ada hal yang mendesak, sehingga anda datang selarut ini! Dan di mana Nona Prily.?" Tanya Nora Arganta.
"Gak apa-apa Nora, aku hanya tidak bisa tidur, jadi aku memilih datang kesini dan tolong antarkan analisis keuangan ke ruanganku."
"Siap bos, aku akan menyiapkannya dan mengantarkan analisis keuangan ke ruangan anda." Jawab Nora Arganta selaku mananger club.
"Dan apakah bos ingin saya mengantarkan sebotol wine dan beberapa cemilan." Tanya Nora kembali sebelum meninggalkan ruangan Zahra.
"Baiklah Nora, terima kasih, ya". Ucap Zahra.
"Jika tidak ada lagi, saya pamit bos." Nora menunduk dan berjalan menuju lantai 2 di mana ruangannya berada.
Zahra mengangguk seraya tersenyum dan berjalan menuju lift khusus, setelahnya Zahra menekan tombol lantai 5 di mana ruangannya berada dan tempat khusus untuknya beristirahat.
Rangga photo
Rangga pun menyiapkan beberapa cemilan dan juga sebotol wine menuju lantai 5 di mana ruangan sang sahabat sekaligus bosnya berada.
Toktok...
"Masuklah!" Jawab Zahra dari dalam.
"Zahra, ini cemilan dan juga minumanmu. Apa terjadi masalah, sehingga kamu ke sini selarut ini.?" Tanya Rangga.
"Aku hanya gak bisa tidur aja, jadi milih kesini biar ada aktifitas aja." Jawab Zahra dengan memanyunkan mulutnya.
"Oh iya, gimana kabar Reza, Adri dan juga Alfian.? Udah cukup lama loh, mereka gak kesini lagi." Tanya Rangga kembali.
"Mereka lagi sibuk dengan proyek besar yang Ayah kasih ke mereka." Jawab Zahra sekedar.
Sedang asik berbincang dengan Rangga tiba-tiba pandangan mereka tertuju di layar CCTV.
Ricard yang sedang asik berkumpul dengan teman-temannya di sebuah club malam dengan di kelilinggi gadis-gadis cantik tepatnya adalah club milik Zahra.
Ricard yang sedang asik merayu gadis-gadis di sampingnya seketika pandangannya teralihkan kepada kedua pekerja club yang sedang berbincang.
"Gak biasanya Nona besar datang selarut ini, ya. Dan juga tidak di temani atau ada bodyguard di sampingnya. Apa terjadi masalah sehingga Nona datang selarut ini?" Tanya salah pegawai kepada pegawai yang satunya.
"Yang aku dengar sih, Nona besar tidak bisa tidur dan memilih datang kesini. Ya sudah ayo kita kerja lagi." Kedua pelayan itu pun kembali membersihkan meja.
Namun Ricard begitu penasaran dengan Nona besar yang nota benenya adalah pemilik club itu.
Siapa wanita itu dan mungkin aku bisa mengencaninya! Gumam Ricard seraya tersenyum picik.
Di pojok kanan club, terjadi beberapa masalah antara 2 pria kaya yang cukup terkenal, terjadi perselisihan antar keduanya dan club itu menjadi kacau karena ulah Rey Sidart salah seorang anak dari keluarga yang cukup terpandang yang mengganggu ketenangan Aldo Ambyar.
Saling menyerang pun terjadi antar keduanya, para pegawai club merasa tidak enak jika harus ikut campur dalam perselisihan kedua pria itu. Sorakan dari pengunjung lainnya sungguh mengganggu Zahra yang sedang berada di ruangannya.
Saldy yang berada di luar club menyadari jika terjadi keributan di dalam club, Saldy segera berlari dan masuk ke dalam. Sesampainya di sana ia pun segera melerai keduanya namun ia menjadi sasaran kemarahan Rey Sidart.
"Apa yang kau lakukan?" Teriak Rey Sidart kepada Saldy.
"Maafkan saya Tuan Rey, namun kali ini jangan membuat keributan di sini ka-karna" Dengan terbatanya Saldy berbicara.
"Karna apa bajingan!" Teriak Rey kembali.
"Ka-karna di atas ada Nona besar." Balas Saldy dengan gugup.
"Apa urusanku dengannya, dia hanya seorang pemilik club ini, sedangkan saya adalah anak dari seorang pengusaha kaya dari Group Sidart." Rey dengan kemarahannya pun menampar wajah Saldy dengan kerasnya. Hingga membuat semua orang terlonjak kaget.
Plaaakk...
Zahra sungguh murka melihat ke angkuhan dan kesombongan pria tersebut dari layar cctv, dan dengan cepatnya Zahra maupun Rangga keluar dari ruangannya dan menuju lift.
lima menit kemudian Zahra dan juga Rangga sudah berada tepat di belakang kerumunan pengunjung club. Zahra ingin melihat apa yang ingin di lakukan pria itu lagi kepada Saldy.
"Dasar miskin, kau dan para pegawai yang bekerja di sini hanyalah sampah." Hendak menampar Saldy kembali tiba-tiba pergelangan tangannya di tahan oleh Zahra yang dengan cepatnya menyusup di kerumunan pengunjung.
Zahra Humaira photo.
"Siapa kau? beraninya kau ikut campur, dasar wanita jalang!" Teriak Rey kepada Zahra.
Zahra menepis tangan Rey dengan kasarnya dan berkata. "Jika kau ingin membuat keributan silahkan kau keluar dari sini." Zahra berbicara dengan suara yang meninggi.
Rangga tak tinggal diam ketika mendengar Rey Sidart mengatai Zahra. Segeralah Rangga berjalan maju dan menonjok wajah Rey Sidart.
"Berani kau mengatai Zahra kami, dengan sebutan jalang, kau akan merasa akibat dari kecerobohanmu." Teriak Rangga kepada Rey.
Buuukk.. Rangga sekali lagi menonjok kembali wajah Rey. Rey pun membalas pukulan Rangga hingga kericuan itu membuat pelanggan lain merasa terganggu.
"Hentikan.!" Teriak Zahra yang membuat semua terdiam ketakutan.
Mendengar suara perempuan berteriak Ricard dan teman-temannya pun melangkah maju dan betapa kagetnya Ricard, melihat sosok di depannya.
Mengapa dia ada di sini? Monolog Ricard.
Semua pegawai club yang melihat kedatangan sang bos yang sudah berada tepat di depan mereka, membuat mereka gemetar ketakutan, karna mereka tahu betul jika ada yang mengusik ketentraman club malam itu akan sangat fatal.
Mendengar teriakan Rey yang mengatakan dirinya wanita jalang membuat kemarahan Zahra memuncak, dan dengan tatapan yang begitu tajam Zahra pun menampar Rey.
"Katakan itu sekali lagi, aku ingin mendengarnya, dan ingatlah malam ini akan menjadi malam terakhir untukmu dan juga keluargamu." Dengan tegasnya Zahra berkata.
"Siapa dirimu, kau hanya seorang pemilik club malam saja, sedangkan saya adalah pewaris dari Group Sidart, dasar jalang." Maki Rey kepada Zahra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments