Mereka pun membagi 4 kelompok. Rere, Nora dan pasangan pakai mobil Nora saja. Aku, Alfian bersama pasangan, kami pakai mobilku. Saldy, Rangga bersama pasangan mereka pakai mobil Adriyansyah saja. Dan untuk jomblowan jomblowati pakai mobil Zahra saja. Setelah pembagian kelompok mereka pun berdoa.
Zahra Humairah photo.
Adriyansyah photo
Fahrezah Adiyaksa Chandra photo.
Naysila photo.
Ricard photo.
Prily photo.
Alfin photo.
Adriyansyah pun bertanya. "Kak bukan nya tadi Ricard bersama kalian." tanya Adri karena tidak melihat sosok Ricard saat dia kembali mengisi bahan bakar.
"Awalnya dia mau ikut tapi mendadak ia ada perjalanan bisnis dengan koleganya." jelas Reza dan lainnya menahan tawa ketika melihat perubahan raut wajah Zahra yang seketika tidak dapat di arti kan.
Zahra yang sudah mulai kesal pun angkat bicara. "Ngapain sih nungguin orang yang gak akan pergi, buang-buang waktu aja. Cepetan naik keburu siang nih!" ucap Zahra ketus.
"Kamu kenapa sayang, kok marah-marah gak jelas." ucap Fahreza.
"Udah deh jangan mulai lagi, keburu kesiangan kita ke sananya, kak." ucap Zahra dan berlalu masuk ke dalam mobil.
Setelah perjalanan yang cukup jauh akhirnya mereka sampai di pengunungan Gavarnie yang terdapat di Lanskap Taman Nasional Pyrenees.
Mereka pun mulai membangun tenda. Setelah selesai membangun tenda mereka pun mulai menyalakan api unggun. Semua tampak terkejut saat melihat Zahra mengambil Gitar di tenda Alfian dan mulai memainkannya.
Melihat Zahra yang memainkan gitar semua merasa gembira namun dengan cepatnya mereka menyadari dan melihat dengan jelasnya Zahra yang menitihkan butiran bening saat menyayikan lagu, seperti isyarat jika ia sedang menceritakan isi hatinya saat ini.
Ricard yang sedang meating tiba tiba teringat akan Zahra. Meating yang sudah hampir seharian pun akhirnya selesai. Ricard pun segera meninggalkan ruang meating, dan kembali ke Apartement untuk berkemas barang yang akan dibawah nya ke pengunungan. Ricard yang menempuh perjalanan yang cukup jauh akhirnya sampai di pegunungan Gavarnie.
Mereka yang sedang ikut bernyayi bersama Zahra tampak terkejut melihat sosok di belakang Zahra. Zahra yang sedang menghayati lagu pun tidak sadar dengan kedatangan Ricard.
Fahreza pun berteriak memanggil nama Ricard namun Zahra tak sekalipun berbalik karena ia yang sedang hanyut dalam nyayiannya. Fahreza pun berdiri menghampiri Ricard dan memperkenalkan Ricard kepada Adriyansyah, Alfin dan yang lainnya karena saat kedatangan Ricard pagi tadi, ia tidak sempat memperkenalkannya.
Merekapun terpesona dengan ketampanan Ricard yang memiliki postur tubuh yang berotot dan kaki yang jenjang serta raut wajah Thiongkok.
"Duduk di situ aja." kata Adriyansyah yang menunjuk ke arah samping Zahra. Ricard pun duduk di samping Zahra sesuai perkataan Adry. Setelah Ricard duduk, Zahra belum juga menyadarinya kehadiran nya.
Ricard begitu terpesona melihat Zahra yang memainkan gitar dengan lihainya, ia pun tersenyum. Dan berniat ingin menyapanya namun melihat Zahra yang sedang menangis saat bernyayi ia pun mengurungkan niat nya.
Melihat kecanggungan Ricard yang ingin menyapa namun tidak berani dengan cepat Alfian pun mengajak mereka bermain game truth or dare dan semua pun menyetujui game itu.
Alfian pun mengambil botol dan kertas yang bertuliskan kejujuran beserta tantangannya dan berani beserta tantangannya.
Adriyansyah pun memutar botol ketika botol berputar akhirnya botol mengarah ke arah Fahreza.
hahahahaa.
"kak Reza jujur atau berani" Adry pun bertanya.
"Jujur dong" Reza pun menjawabnya dengan cepat. Setelahnya Reza mengambil kertas kejujuran dengan pertanyaan.
"Apakah kamu sudah memberikan ciuman pertama untuk kekasihmu." pertanyaan dari tantangan kejujuran.
Semua pun tertawa dengan lepasnya.
Reza pun hanya tersenyum dan belum menjawab pertanyaan dari tantangan yang di pilihnya.
Disisi lain raut wajah Nay sudah sangat memerah karena kaget dengan pertanyaan yang di pilih Fahreza.
"Karna ini tantangan aku jawab. Yes, aku sudah memberikan ciuman pertamaku kepada Nay." seru Fahreza.
Semua pun bersorak gembira.
Adriyansyah pun memutar botol kembali dan botol pun mengarah ke Prily.
"Jujur apa berani!" tanya Adry dengan tersenyum.
Prily pun menjawab. "Kalau berani pasti di suruh yang macem-macem, kalau jujur pasti juga aku gak aman, tapi karena ini tantangan buat aku. Aku pilih jujur aja deh!" ucap Prily panjang lebar.
"Ambillah kertas pertanyaanmu." timpal Adry kembali.
"Siapa orang yang sangat berarti dalam hidupmu?" tanya Adry.
"Aku tidak memiliki keluarga, namun saat bertemu dengannya aku merasa seperti memiliki kehidupan kembali dan orang itu adalah Bos." ucap Prily dengan berlinang air mata kebahagian bisa memiliki sosok seperti Zahra.
Zahra tersenyum seraya berjalan ke arah Prily dan memeluknya dengan erat. "Aku menyayangimu Ly." ucap Zahra seraya mengerat kan pelukan nyam
Kebersamaan mereka saat berada di dekat air terjun.
Kini semua sudah mendapatkan giliran masing-masing dan sudah menerima tantangan. tersisa Zahra dan Ricard yang belum mendapat tantangan.
Kali ini Fahreza yang memutar botol dan botol pun terhenti di arah Ricard.
"Kamu pilih apa Ricard" tanya Fahreza.
"Aku pilih jujur aja deh." balas Ricard.
Ricard pun mengambil kertas pertanyaan.
"Apakah saat ini kamu sedang jatuh cinta dengan seseorang." isi dari tantangan lejujuran yang di ambil Ricard.
Ricard tersenyum canggung dan menjawab pertanyaan tantangan itu.
"Saat ini aku sedang jatuh cinta dengan seseorang. Bisa di bilang cinta sepihak lah." seru Ricard di ikuti tawa.
"Semangat bro, dan kami doakan semoga wanita itupun mencintaimu." teriak Alfian sembari menatap ke arah Zahra.
"Amiinnn..." balas Ricard.
"Sayang kamu pilih jujur atau berani." Tanya Fahreza.
"Aku pilih jujur aja kakak!" seraya mengambil sisa kertas tantangan kejujuran.
"Apakah kamu masih mengharapkan sesuatu yang belum tentu pasti?" dan bagaimana jika ada seseorang yang mengharapkan cintamu." isi kertas tantangan terakhir.
"Aku tahu kakak dan lain nya sudah menyusun rencana ini dan aku tahu kalian mengkhawatirkan aku dan mungkin saat ini waktunya untuk aku berkata jujur di depan kalian." ucap Zahra dan terjeda beberapa saat sebelum melanjutkan.
"Aku memang masih mengharapkan Donny karena untukku tidak mudah melupakannya, dengan apa yang terjadi antara kami selama 5 tahun lamanya. Dan poin yang kedua mengenai itu, biarkan itu berjalan sebagaimana mestinya karena kita tidak tahu takdir yang di rencana kan Tuhan untuk kita." pungkas Zahra dengan menahan gejolak di hati nya.
Semua pun bertepuk tangan dan merasa puas dengan jawaban Zahra. Yang membuka peluang untuk Ricard.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments