"Aku berikan kau waktu 2 menit, segeralah minta maaf kepada Saldy. Dan jika kau meminta maaf dengan sungguh-sungguh aku akan melanjutkan kerja sama dengan perusahan Ayahmu. Jika tidak, bersiap siaplah meratapi kehancuran keluargamu atas apa yang kau lakukan di club milikku." Tegasnya ia berbicara tanpa memperdulikan tatapan dari pengunjung club.
Zahra pun mengeluarkan ponselnya dan menelpon Prily, ketika melihat keengganan dari Rey untuk meminta maaf. Melihat telpon itu tersambung segeralah ia berbicara kepada Prily. Zahra pun mengaktifkan loudspeaker. Agar semua yang ada di situ berpikir panjang untuk membuat keributan di club tersebut.
"Hallo, Bos!" Sapa Prily.
"Ly, Apa kita sedang menjalin kerjasama dengan Sidart Group.?" Tanya Zahra dengan raut wajah memerah karena marah.
"Ada beberapa tender yang di tanda tangani oleh Sidart Group bersama kita, dan ada lagi proyek yang akan kita kerjakan bersama Sidart Group di tahun mendatang." Jelas Prily.
Semua yang mendengar perkataan seseorang di balik telpon Zahra, tampak terbelalak dan ada juga yang tidak percaya dan mulai mencibir Zahra.
"Sungguh drama yang bagus, ia hanya pemilik club biasa saja mana mungkin akan sangat berpengaruh seperti yang di ucapnya barusan." Cibir beberapa pengunjung.
Zahra terdiam sejenak dan menatap ke arah mereka dan tersenyum.
"Ly, kamu dengarkan perkataanku, dan segera laksanakan apa yang ku katakan kepadamu" Dengan tegasnya ia berkata.
"Batalkan semua kontrak kerja sama kita dengan Sidart Group, yang sedang berjalan maupun yang akan datang. Dan katakan kepada investor yang menjalin hubungan dengan Group Sidart untuk menarik investasi mereka tanpa terkecuali. Katakan juga, jika mereka tak mengikuti instuksiku segera meratapi nasib mereka karena akan menjadi saingan tersebesar saya." Zahra berkata dengan tegas dan menekan segala perkataannya.
"Baik bos, anda akan menerima kabar dariku setelah 5 menit dari sekarang." Jawab Prily.
"Kamu pikir bisa membodohiku, dengan menelpon seseorang dan mengatakan itu semua agar aku takut, sayangnya aku tidak tertarik." Timpal Rey Sidart dengan keangkuhannya.
Zahra tersenyum " Sehebat itukah keluarga Sidart, tapi sungguh kau membuatku marah malam ini, dan aku katakan sekali lagi jangan pernah menyesali apa yang terjadi hari ini, karna kau yang telah menggali kuburanmu berserta keluargamu." Ucap Zahra dengan menggelengkan kepalanya.
"Saldy, balas perlakuannya terhadapmu." Pintah Zahra.
Saldy sungguh tahu dengan pengaruh bosnya namun sungguh ia tidak bisa membalas perlakuan Rey Sidart karena ia tahu betul jika mengusik seorang Rey Sidart pasti akan bahaya bagi keluarganya, yang hidup hanya dengan pekerjaannya sebagai kepala security.
Melihat keengganan dari Saldy untuk membalas perlakuan Rey Sidart membuat Zahra marah. "Saldy. Apa yang kau takutkan! Jika kau tidak ingin membalas perlakuannya kamu enyalah dari sini dan tulislah surat resignmu dan berikan itu kepada Nora." Ucap Zahra dengan kekesalannya.
Para pegawai merasa gemetar mendengar cara bicara bos mereka, yang selalu menekan perkataannya saat perintahnya tidak di laksanakan.
"Baiklah, Nona!" hendak maju dan membalas perlakuan Rey, namun Rey dengan cepatnya menatap tajam dan meneriaki Zahra.
"Hey wanita jalang, kau sungguh mengira aku akan melepaskanmu atas apa yang kau lakukan malam ini, kau beserta pegawaimu akan mati mengenaskan setelah kejadian ini." Teriak Rey dengan sombongnya.
"Ohhh, kau sungguh memiliki mulut yang besar, dan aku pastikan setelah ini kau tidak memiliki kesempatan itu." Balas Zahra.
"Baiklah kita lihat setelah ini, Nora nyalakan tv." Ucapnya kembali.
Ricard sungguh tidak tertarik melihat perdebatan mereka, segera ia memberi kode kepada teman-temannya untuk meninggalkan club itu dan pergi ke club lain namun langkah kaki mereka terhenti ketika mendengar Group Sidart dalam keterpurukan dan jatuh bangkrut, akibat dari membuat marah salah seorang Investor terbesar dan sangat berpengaruh.
Semua yang awalnya tertawa karna mendengar bualan Zahra, kini menundukkan kepala karna ketakutan mereka yang telah menyinggung dan menertawakannya.
Ricard pun enggan pergi dari sana dan menyuruh teman-temannya duduk kembali karna sungguh ia ingin mengetahui identitas wanita berpengaruh besar terhadap perusahan-perusahan besar di Prancis.
Siapa wanita ini? dan mengapa pemberitaan itu tidak menyebutkan nama dan juga identitas perusahan yang membuat kehancuran besar untuk Group Sidart. Gumam Ricard dalam hati.
Rey yang mendengarkan pemberitaan itu tersungkur kelantai dan meratapi keangkuhannya karna kesombongannya ia membuat kehancuran besar bagi kelangsungan keluarganya.
"Maafkan saya Nona, saya mohon maafkan saya, saya sungguh menyesalinya, berikan aku kesempatan sekali lagi dan aku akan menuruti semua perintahmu, tapi jangan lakukan itu kepada keluargaku. Kau bisa menghukumku dan menyiksaku sesuka hatimu." Rey berkata dengan berlinang air mata.
"Semua kesempatan itu sudah hilang, sejak beberapa menit yang lalu. Dan sekali lagi aku katakan, jangan pernah menganggap rendah seseorang karena status dan juga pekerjaan mereka. Karena di atas langit masih ada langit yang lainnya." Jawab Zahra dengan tegasnya.
"Rey, anak sialan! Mengapa kau membuat marah Ketua One Group." Teriak seorang pria paru baya.
Zahra yang hendak berjalan terhentikan langkahnya karena mendengar teriakan seseorang yang dengan lancangnya mengatakan identitas dirinya.
Zahra berbalik dan menatap tajam ke arah pria paruh baya itu dan berkata " Sungguh lancang dirimu. Berani membuka jati diriku di sini." Ucap Zahra dengan kemarahannya.
"Ma-maafkan aku Ketua, aku, tidak bermaksud demikian. Aku berjanji akan memberikan hukuman yang tidak akan di lupakan oleh anak kurang ajar ini, karena telah menyinggung dan membuatmu marah." Ucap Prakas Sidart.
"Kalian enyahlah dari hadapanku sebelum berakibat fatal untuk kalian, sungguh kalian membuatku jengkel." Zahra memerintah.
"Baik, Ketua." Segeralah pria paruh baya itu menyeret Rey Sidart seperti seekor anjing.
"Kau berani-beraninya menyinggung dan membuat marah ketua One Group." Teriak Prakas Sidard setelah melewati Ricard dan lainnya.
Ricard tampak terbelalak. "One Group?" Bukankah itu perusahan yang memiliki puluhan perusahan dan berbagai bisnis seperti club malam dengan jumlah yang cukup banyak, belum lagi toko-toko yang memiliki fasilitas khusus dan berbagai hotel ternama.
"Apa wanita semuda dia bisa memimpin sebuah perusahan ternama? dan juga berpengaruh terhadap perusahan-perusahan besar.? Wow sungguh di luar nalar pemikiranku, aku akan menyelidikinya." Membatin Ricard dengan mengukir sebuah senyuman.
Zahra yang melihat kemarahan di wajah pria paruh baya itu hanya menggelengkan kepala seraya menyuruh Saldy dan juga Nora ikut dengannya ke lantai 2 tepatnya ruangan Nora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments