Ricard pun meneriaki semua yang ada di dalam toko. "Hentikan kalian sungguh seperti orang-orang yang tidak berpendidikan dan lihatlah apa yang kalian lakukan. Apa kalian tidak malu di lihat banyak orang dan karena ke egoisan kalian, hingga orang yang berniat melerai kalian pun terkena pukulan." teriak Ricard setelah teriakan Prily seperti tidak di dengarkan.
"Zahra, kamu tidak apa-apakan" tanya Ricard khawatir.
"Aku baik-baik saja Ricard" jawabnya dengan mengusap pelan pipi nya yang terasa begitu sakit.
"Bagaimana kamu bisa baik-baik saja, lihatlah wajahmu lebam seperti ini. Prily ambilkan kotak P3K ini harus di obati secepatnya." balas nya tak habis pikir dengan Zahra yang mengatakan ia baik-baik saja.
Prily pun segera berlari ke ruangan yang berada di belakang dan mengambil kotak P3K.
"Kalian duduklah aku akan mengambil kesimpulan dari masalah ini dan sudah aku putuskan, kalian akan mendapatkan upah kerja kalian selama 2 bulan terakhir dan tetap bekerja di sini seperti sediakala. Untuk kamu silahkan tulis surat resign berikan itu kepada Prily dan kamu akan menerima konpensasi dari hasil kerjamu selama 7 tahun."
"Aku sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiranmu, sudah bertahun tahun lama nya kamu bekerja untuk saya, apa gaji yang saya berikan kepada mu masih kurang? Kau membuatku kecewa tapi melihat kinerjamu selama tujuh tahun ini, aku tidak akan melaporkanmu tetapi segera berikan surat resignmu pada Prily." ucap Zahra dengan kecewa.
"Terimah kasih Nyonya, dan maafkan kami karena kami anda mendapatkan pukulan." ucap salah pegawai.
Zahra pun mengangguk dan menyuruh mereka untuk kembali bekerja.
Prily memberikan kotak P3K kepada Ricard. Ricard pun menarik Zahra ke area taman dengan pemandangan air mancur yang begitu indah. Sekian lama aku disini baru kali ini melihat tempat seindah ini. "Apa kau yang merancang tempat ini?" tanya Ricard.
"Sebelum aku masuk Universitas, aku melakukan perjalanan bisnis di sini. Tepatnya pengembangan fasilitar air mancur ini dan ya aku yang mendesain tempat ini. Awalnya aku ragu dengan kemampuanku, tapi ketika aku berada di suatu Negara, aku bertemu dengan anak laki-laki yang memiliki keterbelakangan. Ketika aku menghampirinya kamu tahu apa yang anak itu lakukan." jelas Zahra dengan tersenyum.
"Apa?" tanya Ricard.
"Ternyata ia memegang pena dan sebuah buku desain, tapi di dalam buku desain yang sudah hampir penuh itu hanya ada 1 gambar saja air mancur, air mancur dan air mancur. Dari situlah aku ingin di setiap Negara tedapat air mancur yang begitu indah dan salah 1 nya ini, dan tempat ini menjadi tempat favoritku, setiap aku merindukan keluargaku aku akan selalu datang kesini." jelas nya dan terhenti sebelum melanjutkan.
"Ricard makasih ya sudah membantuku. Tapi kenapa tiba-tiba kamu di sini?" tanya Zahra saat Ricard berjongkok di depan nya.
Ricard pun melayangkan senyum kepada Zahra. "Aku tidak segaja melihat kericuan di dalam sini saat berjalan bersama teman-teman ku." jawab Ricard berbohong. Sudah cukup lama mereka duduk berbincang di taman tersebut. Ricard pun berinisiatif mengajak Zarah ke sebuah restoran untuk sarapan.
"Ra, kamu udah sarapan belum?" tanya Ricard malu-malu.
"Aku sudah sarapan bersama Prily saat hendak kesini." jawab Zahra dengan jujur tapi ketika melihat perubahan di raut wajah Ricard, Zahra pun berubah pikiran. " Aku bisa kok nemenin kamu sarapan, sebagai tanda terima kasih ku karena kamu telah membantu ku." ucap Zahra kembali.
Ricard pun tersenyum dan segera beranjak. Keduanya pun berjalan menuju toko kembali karena Zahra akan berpamitan kepada Prily sekalian memberikan kunci mobil kepada Prily.
"Ly setelah selesai dari sini kamu ke club saja dan mobil kamu bawalah, aku akan pergi bersama Ricard sebentar." jelas nya
"Tapi bos pulangnya gimana" tanya Prily memastikan.
"Kamu jangan khawatir, aku akan mengantarnya kembali setelahnya." selah Ricard dan tersenyum.
Keduanya pun akhirnya pergi dan menuju salah satu restoran yang tidak jauh dari perusahan Ricard, dan merupakan tempat nongkrong Zahra.
Ricard pun memesan beberapa cemilan dan 2 gelas coconute untuk mereka, perbincangan ke 2 nya cukup baik dan banyak sekali mengundang tawa bagi keduanya. Setelah hampir seharian mereka duduk berbincang. Zahra maupun Ricard menyudahi perbincangan mereka dan berlalu pergi.
Ricard pun mengantar Zahra kembali ke Apartement sesampainya di Apartemen Zahra membersihkan tubuhnya setelahnya dia merebahkan tubuhnya di ranjang, tidak membutuhkan waktu lama ia pun tertidur.
Beda hal dengan Ricard yang sedari tadi tersenyum sendiri bak seperti orang gila, karena memikirkan apa yang terjadi antara ia dan Zahra, hingga memiliki waktu yang cukup lama untuk berbincang.
Sang surya telah memancarkan cahaya melewati celah gorden, membuat Zahra terbangun dan bersiap siap pergi ke kampus karna tinggal 1 mnggu lagi ia akan di hadapkan dengan ujian tesis.
Tiba tiba gedoran pintu berbunyi kencang. Zahra yang kaget segera menuju pintu dan membukanya dilihatnya sang kakak dan sahabatnya.
"Kak pelan sedikit dong ini baru jam berapa." ketus Zahra.
Zahra yang dari tadi sibuk menyiapkan keperluannya ke kampus tidak menghiraukan kakak dan sahabatnya yang melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
Setelah beberapa saat Fahreza pun menghampiri Zahra dan memeluknya begitu erat.
"Apaan sih kak!" seru Zahra saat melihat tingkah Fahreza.
"Kakak sangat bahagia ketika melihatmu bahagia Dek. Sejak perpisahanmu dengan Donny Balldy kamu tidak pernah dekat dengan pria manapun." jelas Fahreza dengan tersenyum.
Zahra hanya tersenyum sambil menggeleng kepalanya. " Kesambet apa Kak, datang seperti orang kesurupan tiba-tiba berbicara se puitis ini." timpal Zahra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments