bab 20

" Selamat datang tuan muda Stevano di markas kita The Eagle " sapa Gunawan.

Sambil membungkukkan badan lalu di ikuti oleh semua anggota The Eagle yang lain, para anggota The Eagle sudah berjajar rapi di sisi kanan dan kiri jalan menyambut kedatangannya.

Pertemuan dengan seluruh anggota The Eagle malam ini, memang di persiapkan khusus untuk memperkenalkan penerus pimpinan The Eagle selanjutnya.

Gunawan berjalan paling depan, di belakangnya sang ketua The Eagle tuan besar Mahadi Sanjaya lalu penerusnya yaitu tuan muda Stevano Sanjaya.

Setelah sang pemimpin memasuki aula besar The Eagle, barulah seluruh anggota The Eagle masuk kedalam aula tersebut.

Seluruh anggota The Eagle sudah berkumpul di dalam aula. Mereka duduk di tempatnya masing-masing dengan tenang dan tertib.

" Selamat malam. Saudaraku semuanya. Di malam yang berbahagia ini, ada beberapa hal yang hendak aku sampaikan pada Saudaraku semua, " ucap tuan Mahadi.

" Pertama tama perkenalkan pemuda yang ada di sampingku ini. Dialah yang akan mengantikan posisiku sebagai pimpinan The Eagle selanjutnya, " berhenti sebentar untuk mengambil jeda.

" Karena saat ini aku merasa sudah tua. Dan sudah waktunya untuk istirahat. Maka aku harus memberikan kesempatan kepada yang lebih muda. Di malam ini aku akan mengumumkan kepada kalian semua. Kalau putraku nanti yang akan menggantikan aku, calon pemimpin The Eagle selanjutnya. lni dia putraku yang bernama Stevano Sanjaya. Mulai saat ini dia akan masuk menjadi anggota The Eagle. Dia harus belajar terlebih dahulu dengan kalian semuanya. Untuk melatih kepekaannya dan mengenal lebih jauh visi dan misi The Eagle. Maka dari itu saya minta bantuan dan dukungan kalian semua untuk mau mengajarinya apa saja, mulai dari hak, kewajiban serta konsekuensinya menjadi anggota The Eagle. Kalian jangan takut atau sungkan untuk menegurnya, jika kalian semua mendapati calon pimpinan kalian ini melakukan kesalahan yang akan merugikan The Eagle. Jika ada dari kalian yang merasa keberatan dengan keputusanku saat ini. Tidak perlu takut atau sungkan silahkan utarakan saja langsung disini padaku. " Ucap tuan Mahadi dengan sangat berwibawa.

Tuan Mahadi berbicara panjang dan lebar menjelaskan semuanya pada seluruh anggota The Eagle.

" Stevano sekarang berikan sambutan sepatah dua patah kata pada seluruh anggota The Eagle yang ada di sini, " ucap tuan Mahadi sambil menatap putranya Stevano Sanjaya.

Tanpa ada rasa takut ataupun rasa bimbang sama sekali. Dia langsung bangkit dari duduknya, dengan penuh percaya diri dia mulai berucap.

" Selamat malam. Saudara semuanya. Saya Stevano Sanjaya, mulai saat ini sudah menjadi anggota The Eagle. Karena saat ini saya masih sangat awam dengan dunia The Eagle. Jadi saya harus banyak belajar dari saudara semuanya. Maka dengan segala kerendahan hati saya mohon bantuan dan bimbingannya, " ucap Stevano dengan sangat tenang penuh karisma.

Setelah selesai memberikan kata kata sambutan pada seluruh anggota The Eagle.

Tuan Mahadi melanjutkan dengan rapat membahas semua hal, mulai dari kasus lama hingga kasus terbaru dan kasus kecil hingga kasus besar.

Semua anggota The Eagle memberikan laporannya terkait dengan tugas yang telah mereka emban.

Stevano sangat salut dan kagum atas kinerja dan juga kedisiplinan para anggota The Eagle yang menurutnya sangat sempurna dan terorganisir.

Dalam hati Stevano tidak bisa memungkiri kepiawaian papanya menjadi seorang pemimpin kelompok mafia yang cukup disegani kawan maupun lawan.

Cukup lama mereka mengadakan rapat dan akhirnya rapat itu selesai. Semua anggota The Eagle sudah mulai meninggalkan aula itu.

Di dalam aula itu kini tinggal tuan Mahadi, tuan muda Stevano dan Gunawan.

" Vano. Mulai saat ini kamu harus belajar dari mereka semua. Terutama dengan Gunawan ini." Ucap tuan Mahadi sambil menepuk pundak Gunawan.

" Gun, tugasmu sekarang ini ajari dia. Dan bimbing dia ini, sampai dia layak memikul tanggung jawab besar The Eagle, " kata tuan Mahadi.

" Siap! Tuan. " Jawab Gunawan.

Setelah berbincang bincang cukup lama di rasa sudah tidak ada yang dibahas kembali. Tuan Mahadi dan Stevano memutuskan untuk pulang ke rumah.

***

" Kak Sintya. Bagaimana kabarnya? Bagaimana dengan pekerjaan kakak? Aku kangen kan Sintya. " Suara Aldi dari seberang sana melalui panggilan telepon.

" Aku harus jawab pertanyaan kamu yang mana dulu dek. Tanya itu satu satu, " ucap Sintya.

" Jawab saja semua pertanyaan ku. Aku tidak peduli mau yang mana dulu. Yang penting kakak jawab. " Jawab Aldi adiknya.

" Kabar kakak baik baik saja. Pekerjaan kakak juga tidak ada masalah. Kakak juga sangat merindukanmu, Dik. Tinggal sebesar lagi kamu lulus sekolah. Nanti kamu kuliah di sini saja ya, Dik. " Ucap Sintya.

" Baik Kak. Rasanya aku sudah tidak sabar lagi. Untuk ketemu kakak "

" Dek, rajinlah belajar meskipun Kakak tidak bisa mendampingi mu. "

" Iya Kak. "

" Dek, jaga kesehatanmu dan jaga dirimu baik-baik. Karena saat ini kakak tidak bisa menjagamu di sana. "

" Iya. Iya Kak aku akan ingat selalu pesan kakak. "

" Baiklah dek. Ini sudah malam. Istirahatlah karena besok kamu harus bangun pagi untuk sekolah. "

" Iya. Kakak juga harus jaga diri dan hati hati ya. "

Setelah selesai melakukan panggilan telepon dengan adiknya Aldi. Sintya duduk termenung memikirkan keadaannya sendiri yang sedang kacau.

Tidak pernah terpikirkan apa lagi ia membayangkan kalau dirinya akan terjebak masalah dengan keluarga Sanjaya.

Selama ini hidup Sintya yang lurus lurus saja tanpa ada masalah yang berarti. Tetapi sekarang sungguh berbanding terbalik.

Saat ini justru nyawanya dalam bahaya sampai dia harus menyembunyikan diri dalam apartemen milik bos mesumnya.

" Heeeh " suara helaan nafasnya.

Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya, ingin rasanya mengeluarkan semua masalah yang yang ada dalam dadanya.

Saat ini dadanya terasa sesak seolah olah ada benda yang sangat berat sedang menghimpitnya dadanya.

" Aku ingin kehidupan normal ku kembali, " gumamnya.

" Kapan semua masalah ini akan berakhir, aku sangat merindukan dunia luar? "

" Aku ingin pergi jalan jalan dan mengunjungi tempat wisata yang ada di kota ini, tapi kalau keadaan tetap seperti ini mana bisa? "

Hati Sintya yang saat ini sedang galau dan suntuk karena masalah yang dihadapinya tidak berhenti terngiang dalam pikirannya.

Akhirnya dia memutuskan untuk melakukan sholat malam dan membaca ayat ayat suci Allah untuk menenangkan hatinya.

Inilah kebesaran Allah yang selalu memberikan apa yang menjadi permohonan umatnya.

Terbukti setelah melakukan sholat malam dan mengaji hatinya mulai tenang kembali dan bisa tidur dengan nyenyak malam itu.

***

" Vano. Kamu ke kantor sendiri saja dengan mobilmu, " ucap papanya di sela sela waktu sarapan bersama.

" Papa hendak kemana? " Tanya Stevano sambil menyesap kopinya.

" Aku dengan pak Somat akan pergi ke kota AA. Aku akan menyelesaikan masalah yang ada di kantor cabang AA. "

" Baik Pa. Berhati-hatilah dijalan Pa. " Ujar Stevano kepada papanya.

Tuan Mahadi tidak menimpali kata kata Stevano tetapi sebagai ganti jawabannya ia menganggukkan kepala.

Terpopuler

Comments

Heni Rohaeni

Heni Rohaeni

lanjut lg thor semangat👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2021-02-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!