" Bajingan! siapa kalian apa mau kalian! " teriak tuan muda Stevano.
Yang saat ini sedang ditodong senjata tajam oleh beberapa orang pria yang tidak dikenal.
" Jangan teriak! ikuti saja apa perintah kami! " bentak salah satu dari mereka.
" Dasar bajingan apa mau kalian! "
" Tidak perlu banyak tanya siapa kami? Yang jelas hari ini kalian berdua harus mati saat ini juga! " jawab salah satu dari mereka, orang yang memiliki bentuk tubuh sedikit tambun.
Stevano melirik ke arah Ricky dengan sedikit mengangguk kepada, Ricky sudah paham dengan kode yang di berikan oleh atasannya tersebut siap untuk menyerang.
Tanpa harus menunggu kode selanjutnya Ricky dengan gerakan cepat dan gesit sudah siap memukul serta menendang musuh yang ada di depan.
Sehingga membuat lawan yang tidak siap diserang tiba tiba, langsung terhuyung huyung terkena tendangan juga pukulan dari Ricky.
Stevano pun tidak mau kalah dengan gerakan yang sangat cepat kaki dan tangan menyerang lawan, tendangan yang dilancarkan sudah bersarang ketubuh lawan yang ada dihadapannya.
Perkelahian pun sudah tidak dapat dihindari lagi, perkelahian yang dari kata seimbang karena 2 orang lawan 8 orang.
Karena kekuatan yang tidak seimbang itu membuat Stevano dan Ricky terdesak.
Pukulan dan tendangan lawan membuat tubuh mereka babak belur dan mengalami banyak sekali luka-luka, entah luka akibat pukulan atau luka senjata tajam.
Pada saat Stevano dan Ricky benar benar terdesak serta sudah tidak dapat berkutik lagi.
Rasanya sudah tidak ada harapan hidup, sangat mustahil bagi mereka untuk selamat sekarang.
Tiba tiba terdengar suara erangan dari salah satu dari mereka yang menyerangnya tadi, mereka semua kaget langsung menoleh ke asal suara.
Mereka semua tercengang ketika melihat salah satu dari mereka sudah terkapar tanpa mereka ketahui apa penyebabnya.
Yang membuat mereka lebih terkejut lagi adalah telah berdiri seorang gadis dengan posisi setengah jongkok.
Sintya sudah tidak bisa menahan diri ketika melihat orang orang itu mengeroyok tuan muda Stevano dan sekretarisnya.
Awalnya dia tidak ingin menolong, tetapi ketika dia tiba-tiba muncul bayangan adiknya babak belur karena di keroyok orang.
Timbul rasa sedih lalu muncul keinginan untuk menolong tuan Stevano dan sekretarisnya.
" Siapa kamu! jangan ikut campur! " bentak salah seorang dari mereka.
" Bukan saya mau ikut campur, tapi tindakan kalian tidak dapat dibenarkan. Karena sudah melakukan tindakan kriminal dan melanggar hukum " ucapnya sambil bangkit dan memasang kuda-kuda.
" Tutup mulutmu! jangan banyak omong. "
" Rasakan ini! " kata orang itu sambil menyerang Sintya.
Tetapi dengan sigap Sintya menghindari serangan yang dilayangkan kepadanya.
Dengan gerakan sedikit memutar tubuhnya kesamping, Sintya mengangkat kakinya ke atas mengayunkan ke depan tepat ke leher lawan yang ada di depannya.
Lawan yang terkena tendangannya langsung terjungkal dan mengerang kesakitan, membuat teman mereka marah.
Tanpa ba-bi-bu lagi salah satu dari mereka langsung menyerang dengan sangat beringas. Bagaikan banteng yang sedang terluka sehingga gerakannya sangat brutal.
Karena emosi yang meledak-ledak sedang menguasai justru menjadikan sebagai titik kelemahannya.
Sebab orang yang sedang di kuasai oleh emosi akan sangat sulit mengendalikan diri dan cenderung tidak bisa berfikir secara rasional.
Mereka justru akan banyak membuat kesalahan kesalahan yang fatal tanpa di sadari.
Meskipun sudah banyak luka luka Stevano dan Ricky langsung bangkit setelah sadar kalau ada seseorang yang membantu mereka.
Bagaikan mendapat angin segar semangat mereka mulai membara kembali untuk melawan.
Pertarungan masih terus berlanjut duel 3 orang lawan 8 orang yang di lihat dari segi manapun pasti orang akan mengatakan pertarungan yang tidak seimbang.
Tidak perduli dengan luka dan rasa sakit yang datang menyerang tubuhnya sendiri Stevano dan Ricky tetap tidak mau menyerah pada keadaan.
Sementara Sintya dengan sangat lincah dan gesit menghadang serta memberikan serangan balik ke arah lawan.
Serangan demi serangan yang dilayangkan oleh Sintya benar benar akurat mengenai titik lemah tubuh lawan, sehingga Sintya menguasai keadaan dan lawannya mulai terdesak.
" Cepat kemari!!! Bantu kami menghajar wanita jalang ini, " teriak seorang pria sedikit tambun dengan nafas yang memburu.
" Siap bos!! " jawab mereka.
Yang saat itu sedang melawan Stevano dan Ricky berempat, dua diantara mereka langsung bergabung dengan sang bos melawan Sintya.
Saat ini Sintya benar benar dibuat kerepotan oleh lawannya, karena dia harus mendapatkan lawan 6 orang sekaligus.
Dengan sekuat tenaga Sintya mengeluarkan segala kemampuannya menghadapi lawan yang tidak ada habis-habisnya menyerang dari berbagai sisi.
Tenaga Sintya sudah mulai habis karena gempuran lawan yang sangat brutal dan membabi-buta tidak ada henti-hentinya.Tubuh Sintya akhirnya menjadi bulan bulan lawan.
Disaat kondisi sudah sangat kritis terdengar suara sirene mobil polisi mendekat, orang orang yang memakai pakaian hitam hitam langsung lari menggunakan mobil mereka.
Sintya, Stevano, dan Ricky sudah pingsan, tubuh mereka sudah sangat lemah tidak dapat bergerak lagi karena banyaknya luka luka yang di deritanya.
Tidak lama kemudian datang mobil ambulans membawa mereka ke rumah sakit.
***
Nyonya Farida yang sedang mengambil air minum tiba tiba gelasnya terjatuh.
Dalam hati nyonya Farida muncul pertanyaan " Ada firasat apa ini, kenapa perasaanku tidak enak seperti ini, " gumamnya dalam hati.
Bi inah yang melihat itu langsung berlari tergopoh-gopoh kearah nyonya nya dan langsung bertanya
" Ada apa nyonya, apakah nyonya baik bagi saja? " tanya Bi Inah dengan rasa cemas takut sang nyonya terluka.
" Aku tidak apa-apa Bi, tolong bersihkan pecahan gelas itu Bi, " ucap nyonya Farida.
" Iya Nya, " jawab Bi Inah lega setelah melihat sang nyonya tidak apa-apa.
Dering suara telepon berbunyi tiada henti, nyonya Farida mengangkat telepon itu.
Tidak lama kemudian wajah wanita itu langsung pucat setelah mendengar suara yg ada di seberang sana.
" Apaaa!! "
" Bagaimana keadaannya? "
" Lakukan yang terbaik untuknya. "
" Baik, aku akan segera ke sana. "
Begitulah penggalan kata yang terucap dari bibir nyonya Farida. Tidak lama kemudian nyonya Farida berteriak memanggil suaminya.
" Pa ayo cepat kita pergi ke rumah sakit xx sekarang, " ucap nyonya Farida dengan deraian air mata yang yang sudah tidak dapat dibendung lagi.
" Tenang dulu ma, ada apa sebenarnya? " tanya tuan Mahadi bingung dengan sikap istrinya.
" Vano Pa, hiks hiks Vano ada dirumah xx sekarang ini, " suara nyonya Farida parau.
" Baik, baik kita berangkat sekarang" Suara tuan Mahadi sambil memeluk bahu istrinya untuk memberikan kekuatan dan menenangkan.
" Bi Inah panggil pak Somat untuk bersiap-siap ke rumah sakit xx sekarang, " perintah tuan Mahadi.
Tuan Mahadi dan nyonya Farida langsung menuju ruangan tempat putra mereka dirawat.
Ketika melihat tubuh putranya tergolek lemah dengan di bantu alat medis yang masih menempel di tubuh.
Betapa hancur dan sedihnya, hatinya menangis tp bibir tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun.
Begitu pun dengan tuan Mahadi, setelah memenangkan istrinya, ia pamit keluar sebentar.
Sementara sang istri tetap setia menemani sang putra yang masih belum sadarkan diri.
" Gunawan selidiki siapa dalang dibalik kejadian ini? "
" Baik, siap laksanakan tuan! "
" Cepat laporkan, jika sudah ada kabar. Ini sudah tidak dapat dibiarkan lagi, " dengan geram sambil meremas jari jari tangannya.
" Siap tuan! " jawab Gunawan, sambil berlalu meninggalkan rumah sakit untuk melaksanakan perintah atasannya.
Gunawan adalah orang kepercayaan tuan Mahadi Sanjaya yang paling bisa diandalkan jika ada masalah penting.
Dia seorang IT( information technologi) handal otaknya sangat jenius belum lagi kemampuan beladiri nya tidak perlu di ragukan lagi.
" Lihat saja nanti jika semua kejadian ini ada kaitannya dengan mu. Tidak akan pernah aku biarkan kalian lolos dari genggaman tangan ku, " gumam tuan Mahadi sambil berlalu menuju ruangan perawatan Stevano kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Pa'tam
kurang greget Thor. musuhnya lebih kuat dari pada tokoh utamanya.
2023-01-01
0