bab 8

Minggu ini Sintya berencana untuk menghabiskan waktunya dengan olahraga dan bersantai dirumah saja.

Setelah selesai sholat subuh Sintya langsung mengganti pakaian olahraga karena dia berencana untuk lari pagi ke taman kota.

Dia berangkat ke taman kota sambil berlari lari kecil, ia mengerak gerakan tubuhnya untuk meregangkan otot-otot tubuhnya.

Yang sudah lama tidak pernah berolahraga karena sibuk dengan pekerjaan yang sangat menyita waktunya.

Hari ini setelah selesai lari pagi ia berencana akan pergi ke sanggar karate yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Sintya mulai berlari dari rumah yang ditinggalinya menuju taman kota.

Di saat berlari ia mengerak gerakan tangannya kearah atas bawah dan depan belakang untuk merilekskan otot tangan.

Tidak terasa dia sudah sampai di taman kota yang menjadi tujuannya.

Udara pagi hari ini terasa sangat segar, setelah sampai di taman itu ia berlari mengelilingi taman beberapa kali hingga cukup lelah.

Dia mencari tempat duduk yang nyaman di bawah pohon rindang yang ada di taman, sambil meneguk air mineral yang sudah ia persiapkan dari rumah tadi sebelum berangkat.

***

Setiap libur hari Minggu olah raga adalah kegiatan yang wajib dilakukan.

Setelah sepekan sibuk dengan rutinitas pekerjaan yang sangat melelahkan dan sangat menyita waktu.

Maka di hari Minggu lah waktunya untuk bersantai dan mengendorkan otot-otot tubuhnya.

Tetapi hari ini Ricky mengajaknya untuk pergi ke sanggar karate tempatnya dulu belajar berlatih karate.

Menurut Ricky mumpung kita ada di kota Surabaya. Kapan lagi kita bisa pergi ke sanggar kalau tidak sekarang.

Akhirnya mereka sepakat pergi ke sanggar karate pukul 08.00 pagi.

" Sebentar lagi aku sampai bos. apa kamu sudah siap bos? " suara Ricky dari sebrang sana.

" Iya, " jawab Stevano.

Seperti itu lah bos sekaligus teman terbaiknya, yang terkenal hemat suara, karena setiap ditanya jawabannya selalu singkat.

Ketika Ricky sampai di depan pintu gerbang rumah atasan sekaligus temannya itu.

Dia disambut oleh petugas keamanan yang menjaga rumah tersebut.

Mereka langsung membukakan pintu setelah melihat siapa yang datang lalu membungkukan badan.

Setelah tau orang yang ada di dalam mobil itu siapa, mereka sudah hafal dengan Ricky sekretaris tuan muda Stevano Sanjaya.

Ricky keluar mobil langsung bergegas masuk ke dalam rumah, pada saat dirinya memasuki rumah sudah ada pelayanan yang menyambutnya kedatangannya.

Lalu dia memberikan perintah pada pelayanan itu untuk menyampaikan pada tuan muda Stevano bahwa dirinya sudah sampai dan memintanya turun, kalau dirinya sedang menunggu.

Ricky menunggu tidak lama tuan muda Stevano sudah turun, mereka langsung pergi keluar menuju sanggar karate.

***

Sintya sudah berada di dalam sanggar karate saat ini dirinya ada di aula besar yang biasa digunakan untuk pertandingan.

Berhubung hari ini dirinya masih sendirian. Dia berlatih sendiri memperagakan jurus jurus yang sudah dikuasai dengan sangat gesit dan lincah sekali.

Karena memang dia seorang pelatih karate dan juga sering sekali menjuarai turnamen turnamen yang ada di kotanya sehingga menambah pengalaman.

Pada saat dia sedang asyik berlatih tiba tiba ada suara yang memecah konsentrasinya dan akhirnya menghentikan gerakannya.

" Nona boleh saya ikut berlatih dengan mu? " terdengar suara seorang pria yang tidak jauh darinya.

" Silahkan, kebetulan sekali saja tidak punya teman. "

" Ok, kenalkan aku namaku Andre. nama anda siapa nona? "

" Aku Sintya, panggil saja Tya. "

" Baik, Ayo kita mulai latihan bersama nona Tya. "

Mereka berlatih duel, awalnya Andre mengira kalau Sintya belum begitu mahir.

Tapi setelah beberapa kali serangannya dapat dipatahkan dengan sangat mudah serta di hindari bahkan beberapa kali balas menyerang, membuat dirinya berpikir ulang.

Ia sangat yakin kalau Sintya sangat ahli dan jago, dalam hati Andre merasa malu karena mudah sekali meremehkan orang lain dan terlalu sombong menganggap dirinya hebat.

Ternyata di atas langit masih ada langit kata kata mutiara itu memang benar benar nyata saat ini.

Padahal selama ini sangat jarang orang yang mampu mengimbangi kemampuannya dalam olahraga ini.

Jadi sangat wajar kalau dia penasaran dan kagum siapa gadis cantik ini sebenarnya.

Tendangan keras kaki kanan Sintya ke tubuh Andre sulit untuk di hindari Andre, pada akhirnya serangan itu mengenai tubuhnya.

Andre bangkit mengambil posisi dan memasang kuda-kuda lagi, sambil terus waspada terhadap setiap gerakan Sintya.

Karena setiap gerakan Sintya tidak mudah untuk ditebak, belum lagi setiap serangan yang dilakukan benar benar serangan yg cukup mematikan lawan.

Meskipun tubuh Sintya kecil tetapi tenaga yang keluar dalam setiap serangannya cukup besar.

Serangan demi serangan, jurus demi jurus sudah mereka keluar kan.

Awalnya Andre dengan seluruh kemampuannya mampu mengimbangi dan pertandingan cukup berimbang.

Tetapi lama-kelamaan dia terdesak oleh serangan Sintya yang tetap stabil.

Karena merasa sudah tidak mampu lagi untuk bertahan akhirnya dia memutuskan untuk menyerah, dia mengakui kehebatan Sintya.

" Cukup cukup aku sudah tidak sanggup lagi! " dengan nafas yang memburu karena benar benar kelelahan.

" Ok, minum ini " jawab Sintya juga dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

Dia mengambil 2 botol mineral dia melemparkan 1 botol mineral untuk Andre, dengan sigap Andre menangkap botol itu.

Meskipun mereka baru saja kenal tapi mereka terlihat cepat akrab.

Mereka mengambil tempat duduk untuk melemaskan otot-otot tubuh yang sudah menegang karena pertandingan yang baru saja mereka lakukan.

" Nona Sintya boleh aku memanggil nama saja? Karena aku lihat usia kamu jauh di bawahku. "

" Boleh, apakah kamu anggota member disini? "

" Iya, aku belum pernah melihat kamu disini sebelumnya. Apakah kamu baru masuk anggota member? "

" Benar, aku baru hari ini masuk. Aku ambil jadwal waktu hari Minggu saja karena hari yang lain aku harus bekerja. "

" Hemm, kamu kerja dimana sekarang? "

" Aku bekerja di perusahaan Sanjaya group. "

Begitulah obrolan ringan mereka lakukan untuk mengurangi rasa canggung setelah selesai berlatih sambil menunggu tenaganya pulih kembali.

Setelah merasa tubuhnya cukup istirahat dan tenaganya sudah pulih kembali.

Sintya memutuskan untuk pulang, dia berpamitan dengan Andre serta berjanji akan melakukan latihan bersama lagi Minggu depan.

Sintya terus berjalan menyusuri trotoar yang cukup sepi, tidak seperti biasanya.

Jalan yang biasanya padati kendaraan lalu lalang hari ini terlihat sangat sepi, mungkin orang orang lagi mengistirahatkan badan juga kendaraan mereka sebelum memulai aktivitas kembali esok hari.

Dia berjalan santai tiba tiba dikagetkan suara decitan suara mobil berhenti mendadak dari arah depan yang berlawanan arah dengannya.

Dari dalam mobil yang menghadangnya keluar 8 orang pria memakai baju hitam hitam dengan penutup wajah mereka semua terlihat membawa senjata tajam.

Pintu mobil yang dihadang itu di gedor gedor dari luar, tidak lama kemudian keluarlah 2 orang pria dari dalam mobil itu.

Dalam hati Sintya tidak mau cari masalah maka aku akan berpura pura tidak tahu saja ingin cepat meninggalkan tempat itu.

Tetapi disaat menoleh lagi matanya tidak sengaja seperti melihat tuan muda Stevano dengan Ricky sekretarisnya.

Sintya mengetahui kalau itu sekretaris tuan muda Stevano saat pesta ulang tahun tuan Mahadi waktu itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!