Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit. Stevano sampai di gedung apartemen tempat tinggal Sintya sementara.
Dia langsung menuju lift sambil membawa beberapa kantong belanjaan untuk keperluan Sintya selama tinggal dalam apartemen.
Tanpa mengetuk pintu dia langsung menekan tombol pin yang ada di pintu itu. Setelah pintu terbuka ia langsung masuk ke dalam.
Pada saat dia masuk, langsung saja mengedarkan pandangannya keseluruhan ruangan mencari keberadaan gadis itu.
Tiba tiba dia langsung tersenyum ketika melihat sosok tubuh yang lagi terbaring di kursi sofa.
Dia langsung saja mendekati gadis itu. Lalu meletakkan barang belanjaannya di atas meja ruang tamu itu.
Stevano memandangi gadis cantik itu. Sintya yang sedang tidur di sofa terlihat sangat nyenyak sekali.
Stevano duduk di pinggir sofa yang masih kosong dari tubuh Sintya. Dia memandangi wajah gadis itu lekat lekat.
Cukup lama Stevano menatap gadis itu. Rasanya dia sudah tidak tahan ingin sekali mencium bibir itu.
Semakin dia menahan hatinya, semakin besar pula jiwanya tergoda untuk melakukannya.
Karena sudah tidak mampu lagi menahan godaan hatinya sendiri, akhirnya dia memutuskan untuk bangkit dari duduknya.
Karena jika dia masih tetap didekat gadis itu, maka besar kemudian dia tidak akan mampu mengendalikan dirinya sendiri.
Setelah bangkit dari duduknya dia langsung mengangkat barang belanjaannya menuju dapur.
Sambil menunggu Sintya terbangun, Stevano akan memasak sesuatu untuk makan siang mereka.
Sintya menggeliatkan tubuhnya karena capek dengan posisi tidurnya kurang nyaman.
" Apa sudah puas tidurnya " ucap Stevano ketika mendengar suara Sintya waktu menggeliat tadi.
Sintya sangat terkejut sampai melompat dari duduknya. Ketika mendengar suara seorang yang sudah ada dalam apartemen itu.
" Si ... Siapa kamu? " Tanyanya tergagap.
" Ini aku, cepat sini bantu aku, " jawab Stevano santai.
" Kak ... Vano, kapan datang? Kok aku tidak tahu. "
" Bagaimana bisa kamu tahu aku datang? Sedangkan kamu tidur sudah seperti babi. "
" Maksudnya apa? Kok seperti babi? " Tanya Sintya sambil berjalan menuju dapur sesuai perintah Stevano.
" Babi itu kalau tidur kan ngorok. Sama seperti kamu, " jawab vano asal.
" Tidak!!! Aku tidak ngorok kok. Kalau tidur! " Teriak Sintya tidak terima dirinya diolok seperti babi.
" Mana kamu tahu. Kamu kalau tidur tidak ngorok! Sementara kamu sedang tertidur. " Jawab Stevano sambil tersenyum.
" Memang aku tidak tahu. Tapi aku tidak merasa ngorok, kok. " Jawab Sintya masih saja tidak terima.
Karena jika diteruskan perdebatan itu tidak akan pernah ada akhirnya. Jadi Stevano tidak menimpalinya lagi.
" Siapkan piring! Di meja makan sekarang? " perintah Stevano pada Sintya.
" Iya. " Jawabnya pelan.
Mereka makan bersama di meja makan yg sudah di siapkan Sintya. Sementara makanannya Stevano yang memasaknya.
" Heem... Enak sekali. Masakan Kak Vano " puji Sintya.
Ketika dia sudah menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dengan mata berbinar binar.
" Siapa dulu yang masak? Kalau yang masak orang tampan sepertiku pasti enak rasanya. " Ucapnya sambil tersenyum menyeringai.
" Dasar narsis, " gumamnya.
Mereka menikmati makanan siang mereka tanpa ada yang bersuara lagi. Hanya terkadang terdengar suara dentingan piring dan sendok yang saling beradu.
Setelah selesai mereka makan Sintya langsung merapikan meja makan dan mencuci piring.
Sementara Stevano duduk di kursi sofa yang ada di ruang tamu. Tak lama kemudian Sintya menyusul masuk ke dalam.
Ketika dia hendak mengambil tempat duduk di kursi sofa yang lain Stevano langsung saja bangkit dan menariknya.
Karena tidak menyangka kalau dirinya akan ditarik seperti itu, Sintya kehilangan keseimbangan tubuhnya.
Sehingga tubuhnya membentur tubuh Stevano. Sementara itu tubuh Stevano pun jadi limbung kurang keseimbangan karena tertimpa tubuh Sintya dan akhirnya terjatuh.
Untung saja Stevano jatuh terduduk di kursi sofa yang ada dibelakang nya sambil memangku tubuh Sintya.
" Wah.. Wah.. Sudah mulai berani menggodaku sekarang! Berani beraninya duduk di pangkuanku. " Ucap Stevano dengan senyum licik.
" Siapa yang mau menggoda. Salah kamu sendiri kenapa menarik ku, " jawabnya tidak terima dituduh seperti itu.
" Buktinya. Kamu saat ini sangat menikmatinya, " ucap Stevano sambil tersenyum memandang wajah gadis itu.
" Dasar mesum, " ucapnya.
Dia langsung bangkit dari pangkuan Stevano, setelah sadar kalau dirinya masih di atas tubuh Stevano.
Akhirnya Sintya mengambil tempat duduk di kursi sofa yang lain. Dia diam tak bersuara karena sedang jengkel dengan bos mesumnya.
Stevano tahu saat ini Sintya sedangkan marah dengannya, tapi bukan Stevano namanya kalau tidak bisa mencari kesempatan dalam kesempitan.
" Wah... Wah... Beraninya kamu marah denganku! "
" Ti ... Tidak. Siapa yang berani merah dengan Bos? " Jawabnya sambil tersenyum.
Padahal dalam hatinya masih jengkel sekali, tapi mana dia berani melawan Bos mesumnya yang selalu benar itu.
" Itu buktinya. Kamu tidak menghiraukan ku. " Ucapnya dengan nada seperti sedang marah.
Sintya yang mendengar nada suara Bos mesumnya sedang marah langsung takut dan berubah menjadi penurut kembali padanya.
Dalam hati Stevano tertawa ternyata mudah sekali menipu gadis cantik yang ada di hadapannya.
" Mana saya berani. Sekarang apa yang bisa membuat Bos berhenti marah? Maka dengan senang hati akan aku lakukan. "
" Kamu yakin akan melakukannya? " Ucap Stevano mengulangi pertanyaannya sambil tersenyum.
" Iya. Dengan senang hati Bos " sahut Sintya sambil mengangguk kepada.
" Sekarang kamu ke sini. Dan mendekatl ah. Ada yang mau aku perlihatkan padamu. "
Tanpa curiga Sintya mendekati Stevano. Ketika tubuh Sintya dekat dengan dirinya langsung saja ditariknya tubuh Sintya.
Stevano langsung merengkuh tubuh Sintya kedalam pelukannya. Dia memeluknya sangat erat seolah olah tak mau melepaskan tubuh itu.
Sintya yang mendapat perlakuan seperti itu dari Stevano sangat terkejut, tapi ia tak bisa berontak karena tubuhnya dipeluk sangat erat.
" Bos ... Bos ... Kak Vano apa yang kamu lakukan? "
" Bukankah tadi kamu bilang akan melakukan apa saja. Yang aku inginkan dengan senang hati "
" Tapi... Tapi... Tidak dengan ini. "
" Tapi aku sangat menginginkan ini. " Ucapnya.
Dia mendongakkan dagu Sintya lalu dengan lembut dia mencium bibir itu, ia merasa ada sensasi yang luar biasa.
Sintya sudah tidak dapat bersuara lagi, karena bibirnya sudah di bungkam oleh bibir Stevano dengan lembut tapi cukup liar.
Stevano sangat menikmati adegan ciuman itu. Stevano berhenti sejenak mengambil nafas sambil dan menatap wajah Sintya.
Stevano masih belum puas dengan ciumannya barusan, dia masih ingin melakukannya lagi. Maka dengan cepat dia mencium kembali bibir Sintya dengan bibirnya.
Dia mencium bibir itu dengan sangat rakus sekali kali ini seolah olah dia tidak akan mendapatkannya lagi. Dia merasa dirinya sudah sangat kecanduan dengan bibir sensual itu.
Stevano meraih tengkuk Sintya untuk lebih memperdalam lagi ciumannya. Dan mempererat pelukannya dia tidak ingin Sintya lepas dan memberontak dari pelukannya.
Akhirnya Stevano melepaskan pelukannya dan berhenti menikmati ciumannya.
" Kenapa kamu mesum sekali? Sesuka hatimu mencium bibirku ini. " Ucap Sintya cemberut.
" Karena aku menyukai bibirmu. Meskipun aku mesum. Tapi kamu menyukainya, kan? " Ucapnya santai tanpa rasa bersalah sama sekali.
" Tidak! Itu tidak benar, " teriaknya.
" Tidak untuk sekarang. Tapi nanti justru kamu sendiri yang akan memintanya dariku."
" Aku tidak mau. Dasar mesum. " Ucap Sintya sambil meninggalkan ruangan itu menuju kamar.
" Cepat atau lambat kamu akan menjadi milikku. Jadi nikmati saja kebersamaan kita ini, " gumamnya dalam hati.
Stevano sangat bahagia sekali ketika dekat dengan gadis itu. Sangat jauh berbeda saat dia baru saja sampai di apartemen.
Akhirnya Stevano mendapat apa yang dia inginkan meskipun harus dengan cara yang curang.
" Gadis ini! Benar benar seperti obat mujarab. Yang mampu dengan cepat menyembuhkan luka hatiku. Karena si jalang itu, " gumamnya dalam hati.
" Sintya kau adalah milikku. Jadi jangan harap kamu bisa lepas dari genggaman tanganku. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Heri Purwanto
segera nikah aja. drpd banyak dosa.
2021-06-27
1
Rimbia Rhaya Hijabshop
yaaa di ikat dong masa gt sihh😔😔
2021-04-25
0
Heni Rohaeni
lanjut lg thor ceritanya ko seteungah seteungah ,jd bikin penasaran ,ditunggu ya lanjutannya semangat terus thor dan sehat selalu jg sukses👍🏻👍🏻
2021-01-31
1