Perhatian

Suara pintu terdengar dibuka. Sepasang suami istri memasuki ruangan Haira dengan panik.

"Haira! Haira, kau tidak apa-apa kan?" Laras memeriksa beberapa bagian tubuh Haira.

Haira terkejut melihat kepanikan ibunya karena tadi dia sedang istirahat selagi Aiden pulang mengambil pakaiannya di rumah.

"Aku tidak apa-apa, Bu," ucap Haira sambil tersenyum.

"Sayang, bagaimana bisa ini terjadi?" tanya Harsya.

"Aku hanya tidak hati-hati, Yah."

"Maafkan ayah, Nak. Harusnya ayah tidak menyuruhmu pergi sendirian. Harusnya hari ini kau di kantor dan ayah yang pergi meeting," ucap Harsya dengan tatapan bersalah.

"Sudahlah yah, aku kan tidak apa-apa. Aku hanya syock saja," ucap Haira berusaha menghilangkan rasa bersalah ayahnya.

"Oh ya, kau tau Anna kan, teman dekat mu saat SD. Dia pindah sekolah saat kalian lulus SD. Kemarin ayah bertemu dengannya saat mengurus proyek," ucap Harsya yang ingin memastikan ingatan Haira.

"Tidak, Yah. Aku tidak mengenal nya," ucap Haira.

Laras memegang pundak Harsya agar dia tidak menanyakan apa-apa lagi pada Haira. Dia takut terjadi apa-apa dengan kepala Haira.

Harsya menghela nafas pelan. 'Aku pikir Haira sudah mengingat masa kecilnya' Bantinnya.

Tak berselang lama, Aiden masuk ke dalam ruangan itu.

"Ayah, ibu. Apa kalian sudah lama datang?" tanya Aiden.

"Baru saja," sahut Harysa.

"Apa kalian sudah makan? Biar aku belikan di depan," tawar Aiden.

"Tidak usah repot-repot kami sudah makan," ucap Harsya.

Aiden mengangguk dan tersenyum.

"Aiden, kami senang kau perhatian sekali pada Haira," ucap Harsya.

"Tentu saja ayah, dia adalah istriku," ucap Aiden.

Seketika pipi Haira memerah mendengar ucapan Aiden.

Setelah mengobrol cukup lama, Laras dan Harsya pun pamit pulang.

"Aiden, ayah pamit dulu, jagalah Haira," ucap Harsya.

"Iya, dia adalah permata kami. Jagalah dia," sambung Laras.

"Kalian jangan khawatir. Aku akan menjaganya," ucap Aiden.

Mereka pun segera pergi.

Aiden melangkah mendekati Haira yang sedang terbaring dan menatap ke arah lain. Dengan lembut, dia membelai rambut Haira dan tersenyum lembut.

"Kau ingin apa saat ini?" tanya Aiden.

"Tidak ada," jawab Haira dengan gugup.

"Oh ya, bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Haira.

"Aku mengambil cuti sampai kau sembuh," sahut Aiden.

"Apa tidak apa-apa?" tanya Haira ragu.

"Aku belum pernah mengambil jatah cuti ku sejak bekerja disana. Jadi aku akan mengambilnya sekarang," jelas Aiden.

"Kau mengambil waktu cuti mu hanya untuk menjagaku? Kau kan bisa mengambilnya untuk hal yang lebih penting."

"Ya, inilah hal penting itu."

Pipi Haira bersemu merah mendengar ucapan Aiden. Menurut Aiden dia adalah hal yang penting.

"Apa liburan tidak lebih penting dari ini?" tanya Haira.

"Hmmm." Aiden tampak berpikir. "Aku rasa itu akan sangat penting jika aku liburan bulan madu bersamamu," ucap Aiden sambil tersenyum jahil.

Astaga pipi Haira semakin memerah saja. Bulan madu? Ya ampun Aiden, kau berhasil membuat Haira salah tingkah.

"Hahaha, tidak perlu gugup begitu. Aku hanya bercanda. Aku tidak akan memaksa jika kau memang belum siap," ucap Aiden.

"Dasar semua pria semua sama. Kalian hanya memikirkan hal itu saja," gerutu Haira.

"Wajar saja, kan aku punya istri. Tentu saja aku menginginkan hakku," ucap Aiden.

"Bahkan kalian mau melakukan nya tanpa cinta sama sekali." Haira terlihat sedikit kesal.

"Siapa bilang?" Aiden menduduki kursi tepat di samping ranjang Haira. Dia mendekatkan wajahnya hingga hanya tersisa jarak tiga centi dari wajah Haira. Seketika mata Haira membelalak dan wajahnya semerah tomat.

'Mau apa dia? Mau menciumku? Astaga aku belum menggosok gigi sore ini. Aku juga bahkan belum mandi' Batin Haira.

Aiden berhenti dan kembali menarik kepalanya menjauhi Haira. "Apa kau takut?" tanya Aiden.

"Kenapa kau melakukan semua ini?" tanya Haira dengan ragu.

"Maafkan aku," ucap Aiden.

"Kau suamiku." Melihat ke lain arah.

"Aku tidak mau memaksa." Aiden tersenyum dan mengambil sebuah apel dan pisau buah. "Sebaiknya kau perbanyak makan buah agar segera pulih." Mengupas dan memotong buah apel itu.

"Buka mulutmu, aaaaa." Aiden menyuapkan sepotong kecil buah apel itu seperti menyuapi seorang anak kecil.

Haira membuka mulut dan memakan buah apel dari tangan Aiden. "Kapan aku boleh pulang?" tanya Haira.

"Mungkin kalau aku dokter aku bisa menjawabnya. Dia hanya mengatakan bahwa kau harus istirahat total di rumah sakit ini sampai kau benar-benar pulih," jelas Aiden.

"Aku tidak mau berlama-lama disini. Aku ingin pulang," rengek Haira.

"Untuk apa pulang terlalu cepat? Di rumah kau hanya akan melakukan pekerjaan rumah yang dulunya tidak biasa kau lakukan. Pastinya kau akan lelah," tutur Aiden.

"Tidak, aku sudah terbiasa melakukannya. Dan aku suka." Haira tersenyum.

"Kau melakukan pekerjaan yang harusnya dilakukan pelayan di rumahmu dulu."

"Aku merasa lebih sehat dan puas setelah melakukan pekerjaan rumah dengan tanganku sendiri."

Aiden tersenyum. Dia mengusap rambut Haira dan berkata, "Kau adalah istri yang baik. Aku bangga padamu."

Lagi-lagi pipi Haira memerah, dipuji seperti itu oleh Aiden membuat nya semakin salah tingkah. Dia mengembangkan senyuman manisnya.

"Aku berjanji, bulan depan kita akan beli mobil. Tabunganku sudah cukup, karena Dean sudah melunasi semua hutang nya beberapa minggu yang lalu," ucap Aiden.

"Tidak, jangan! Aku tidak mau," tolak Haira.

"Kenapa? Bukankah itu yang kau inginkan? Lagipula aku tidak keberatan. Asal kau senang, aku juga ikut senang. Supaya kita bisa bebas kemana-mana tanpa kehujanan dan kepanasan, bukan." Aiden membelai rambut Haira lagi.

"Aku, lebih suka berboncengan naik motor. Rasanya lebih nyaman."

Aiden menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Baiklah, nona.Terserah apa katamu."

*****

Dean sedang bersama Wina dan wanita gila itu.

"Tuan William adalah orang yang sangat baik. Sayangnya dia meninggal sebelum aku lahir. Aku jadi ingin tau bagaimana wajahnya semasa muda," ucap Dean kepada Wina. Mereka sengaja mengobrol didepan wanita itu agar dia menanggapi.

"Aku juga belum lahir saat beliau masih hidup. Tapi yang aku dengar dia itu blasteran Amerika dan Indonesia loh," ucap Wina.

"Salah, beliau itu keturunan Australia dan Indonesia. Wajahnya sangat tampan. Bermata biru, berhidung mancung dan berbibir tipis. Bayinya mirip sekali dengan nya. Mereka sama-sama tampan," imbuh wanita gila itu.

Dean dan Wina terkejut mendengar penuturan wanita itu. Yang dia katakan adalah benar. William adalah keturunan Australia dan Indonesia. Dan ciri fisik yang dia bicarakan juga benar. Kini mereka semakin yakin, bahwa wanita itu tidak bohong soal saksi kecelakaan itu. Yang harus mereka lakukan adalah terus membuat wanita itu berbicara tentang William hingga akhirnya mereka akan menemukan titik terang mengenai kecelakaan itu.

Terpopuler

Comments

inayah machmud

inayah machmud

haira mulai bafer dgn perlakuan lembut aiden. ..🥰🥰🥰

2023-06-18

0

Rosmawati Intan

Rosmawati Intan

cepat lah terungkap

2022-10-01

1

Just Rara

Just Rara

jangan2 tu wanita yg gila ibunya aiden

2022-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Skandal
3 Aku Membencimu, Kakak!
4 Hidup Baru
5 Pagi Yang Baru
6 Nasihat Harsya
7 Aiden Alexander
8 Menjemput
9 Resepsi Pernikahan
10 Doyan Dangdutan
11 Dilarang Menyewa Gedung
12 Marah
13 Supir Taxi
14 Acara Komplek Sebelah
15 Hancur Dalam Semalam
16 Setitik Harapan
17 Bijaksana
18 Insiden
19 Perhatian
20 Sekilas
21 Pulang
22 Yang Ditunggu
23 Dugaan
24 Duri Dalam Pernikahan
25 Bulan Madu
26 Bahagia vs Sengsara
27 Maduku
28 Kabar Buruk dan Kabar Baik
29 Kunjungan
30 Berbohong
31 Baikan
32 Sesuatu Dibalik Foto
33 Terluka
34 Koma
35 Sang Pelakor
36 Rencana
37 Pulang Ke Rumah
38 Alexander
39 Kamar Pengantin
40 Berita Gempar
41 Konferensi Pers
42 Masih Jadi Pelakor
43 Teman Ghibah
44 Rencana Untuk Resya
45 Pesta Ulang Tahun
46 Fitnah
47 Terbongkar
48 Sesuatu Dimasa Lalu
49 Resmi Bercerai
50 Sesuatu Dimasa Lalu (2)
51 Tugas Pertama
52 Pemilik Kalung
53 Ternyata Resya
54 Jadwal Resya
55 Jatuh Cinta Padanya
56 Teman
57 Pengakuan
58 Ingatan Yang Kembali
59 Penjahat
60 Persiapan
61 Saksi
62 Dunia Milik Berdua
63 Ayah dan Ibu
64 Persidangan
65 Memulai Kebahagiaan
66 Lamaran untuk Sarah
67 Allen Elordi
68 Anakku!
69 Meminta Restu
70 Penculikan
71 Selamat tinggal
72 Selamat tinggal #2
73 Pernikahan Yang Sesungguhnya
74 Akhir Yang Bahagia
75 Bonus Chapter - Ceroboh
76 Bonus Chapter - Nama
77 Bonus Chapter - Es
78 Bonus Chapter - Duet
79 Bonus Chapter - Manja
80 Bonus Chapter - Sikap
81 Bonus Chapter - Syaiton
82 Bonus Chapter - Posesif
83 Bonus Chapter - Pesan
84 Bonus Chapter - Kesal
85 Bonus Chapter - Jengkel
86 Bonus Chapter - Aku Tahu
87 Bonus Chapter - Undangan
88 Bonus Chapter - Pesta
89 Bonus Chapter - Ledakan
90 Bonus Chapter - Kesedihan
91 Bonus Chapter - Ziarah
92 Bonus Chapter - Gurauan
93 Bonus Chapter - Kejutan
94 Bonus Chapter - Kegaduhan
95 Bonus Chapter - Akhir Perjuangan Naumi
96 Bonus Chapter - Ular Tangga
97 Bonus Chapter - Berbaikan
98 Bonus Chapter - Gangguan
99 Bonus Chapter - Balasan
100 Bonus Chapter - Ayo, Lanjutkan!
101 Bonus Chapter - Gara-gara Otak-otak
102 Bonus Chapter - Bertukar
103 Bonus Chapter - Liburan
104 Bonus Chapter - Dangdutan
105 Bonus Chapter - Pertanyaan
106 Bonus Chapter - Gara-gara Handuk
107 Bonus Chapter - Wisata
108 Bonus Chapter - Cocok
109 Bonus Chapter - Bercanda
110 Bonus Chapter - Kenangan Indah
111 Bonus Chapter - Jangan Ada Pertengkaran
112 Bonus Chapter - Firasat
113 Bonus Chapter - Tanpa Haira
114 Bonus Chapter - Teror
115 Bonus Chapter - Siuman
116 Bonus Chapter - Tamu Tak Diundang
117 Bonus Chapter - Antisipasi
118 Bonus Chapter - Ending
119 Novel baru
120 Episode Spesial - Kemana dia?
121 Episode Spesial - Bayi kembar
122 Episode Spesial - Perjalanan yang panjang
123 Episode Spesial - Kania
124 Episode Spesial - Kania 2
125 Episode Spesial - Kania 3
126 Episode Spesial - Melukis
127 Episode Spesial - Penderitaan
128 Episode Spesial - Cerita
129 Episode Spesial - Cinta
130 Episode Spesial - Nyanyian
131 Episode Spesial - Matahari
132 Episode Spesial - Berjanjilah
133 Episode Spesial - Selamat jalan
134 Novel Rahasia Pengantin
135 Novel Istri Bayangan
136 Episode Spesial - Ending
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Prolog
2
Skandal
3
Aku Membencimu, Kakak!
4
Hidup Baru
5
Pagi Yang Baru
6
Nasihat Harsya
7
Aiden Alexander
8
Menjemput
9
Resepsi Pernikahan
10
Doyan Dangdutan
11
Dilarang Menyewa Gedung
12
Marah
13
Supir Taxi
14
Acara Komplek Sebelah
15
Hancur Dalam Semalam
16
Setitik Harapan
17
Bijaksana
18
Insiden
19
Perhatian
20
Sekilas
21
Pulang
22
Yang Ditunggu
23
Dugaan
24
Duri Dalam Pernikahan
25
Bulan Madu
26
Bahagia vs Sengsara
27
Maduku
28
Kabar Buruk dan Kabar Baik
29
Kunjungan
30
Berbohong
31
Baikan
32
Sesuatu Dibalik Foto
33
Terluka
34
Koma
35
Sang Pelakor
36
Rencana
37
Pulang Ke Rumah
38
Alexander
39
Kamar Pengantin
40
Berita Gempar
41
Konferensi Pers
42
Masih Jadi Pelakor
43
Teman Ghibah
44
Rencana Untuk Resya
45
Pesta Ulang Tahun
46
Fitnah
47
Terbongkar
48
Sesuatu Dimasa Lalu
49
Resmi Bercerai
50
Sesuatu Dimasa Lalu (2)
51
Tugas Pertama
52
Pemilik Kalung
53
Ternyata Resya
54
Jadwal Resya
55
Jatuh Cinta Padanya
56
Teman
57
Pengakuan
58
Ingatan Yang Kembali
59
Penjahat
60
Persiapan
61
Saksi
62
Dunia Milik Berdua
63
Ayah dan Ibu
64
Persidangan
65
Memulai Kebahagiaan
66
Lamaran untuk Sarah
67
Allen Elordi
68
Anakku!
69
Meminta Restu
70
Penculikan
71
Selamat tinggal
72
Selamat tinggal #2
73
Pernikahan Yang Sesungguhnya
74
Akhir Yang Bahagia
75
Bonus Chapter - Ceroboh
76
Bonus Chapter - Nama
77
Bonus Chapter - Es
78
Bonus Chapter - Duet
79
Bonus Chapter - Manja
80
Bonus Chapter - Sikap
81
Bonus Chapter - Syaiton
82
Bonus Chapter - Posesif
83
Bonus Chapter - Pesan
84
Bonus Chapter - Kesal
85
Bonus Chapter - Jengkel
86
Bonus Chapter - Aku Tahu
87
Bonus Chapter - Undangan
88
Bonus Chapter - Pesta
89
Bonus Chapter - Ledakan
90
Bonus Chapter - Kesedihan
91
Bonus Chapter - Ziarah
92
Bonus Chapter - Gurauan
93
Bonus Chapter - Kejutan
94
Bonus Chapter - Kegaduhan
95
Bonus Chapter - Akhir Perjuangan Naumi
96
Bonus Chapter - Ular Tangga
97
Bonus Chapter - Berbaikan
98
Bonus Chapter - Gangguan
99
Bonus Chapter - Balasan
100
Bonus Chapter - Ayo, Lanjutkan!
101
Bonus Chapter - Gara-gara Otak-otak
102
Bonus Chapter - Bertukar
103
Bonus Chapter - Liburan
104
Bonus Chapter - Dangdutan
105
Bonus Chapter - Pertanyaan
106
Bonus Chapter - Gara-gara Handuk
107
Bonus Chapter - Wisata
108
Bonus Chapter - Cocok
109
Bonus Chapter - Bercanda
110
Bonus Chapter - Kenangan Indah
111
Bonus Chapter - Jangan Ada Pertengkaran
112
Bonus Chapter - Firasat
113
Bonus Chapter - Tanpa Haira
114
Bonus Chapter - Teror
115
Bonus Chapter - Siuman
116
Bonus Chapter - Tamu Tak Diundang
117
Bonus Chapter - Antisipasi
118
Bonus Chapter - Ending
119
Novel baru
120
Episode Spesial - Kemana dia?
121
Episode Spesial - Bayi kembar
122
Episode Spesial - Perjalanan yang panjang
123
Episode Spesial - Kania
124
Episode Spesial - Kania 2
125
Episode Spesial - Kania 3
126
Episode Spesial - Melukis
127
Episode Spesial - Penderitaan
128
Episode Spesial - Cerita
129
Episode Spesial - Cinta
130
Episode Spesial - Nyanyian
131
Episode Spesial - Matahari
132
Episode Spesial - Berjanjilah
133
Episode Spesial - Selamat jalan
134
Novel Rahasia Pengantin
135
Novel Istri Bayangan
136
Episode Spesial - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!