Pulang bekerja, Haira langsung membereskan rumah. Pakaian yang sudah kering langsung dia setrika. Lantai rumah yang sudah bersih kembali dia sapu, dan halaman yang dijatuhi dedaunan pohon tetangga juga dia sapu. Entah mengapa, sejak menikah dengan Aiden dan menjalankan tugas sebagai istri, Haira sudah mulai terbiasa. Bahkan dia tidak merasa lelah dan marah karena dia melakukannya dengan senang hati.
Selesai, menyapu halaman secuil rumah itu, tiba-tiba seorang wanita berusia empat puluhan mendatanginya dengan tergesa-gesa. Dia adalah bu Evi, tetangga Haira yang dedaunan pohonnya selalu menjatuhi halaman rumah Aiden dan Haira.
"Haira!!" panggi bu Evi.
"Bu Evi, ada apa?" tanya Haira.
"Ayo ikut ke komplek sebelah. Ada yang sedang mengadakan acara pindah ke rumah baru, jadi mereka mengadakan acara dangdutan," ucap bu Evi.
"Hah? Benarkah?" Haira tampak bersemangat.
"Iya, cepatlah bersiap. Saya juga mau mandi dulu. Mereka juga menghilangkan berbagai makanan untuk semua yang datang," ucap bu Ebi tak kalah semangatnya.
"Iya, bu. Saya juga akan bersiap!" seru Haira.
Mereka pun masuk ke dalam rumah masing-masing. Membersihkan diri dan berdandan yang wangi. Lucu sekali jika ada yang mencium aroma dapur saat sedang berada diacara dangdutan.
Setelah bersiap, mereka pun pergi ke komplek sebelah dengan mengendarai sepeda motor bu Evi. Tak lupa Haira mengirim pesan kepada Aiden. Sedangkan untuk kunci rumah, mereka pegang masing-masing.
Sesampainya di sana, ternyata lokasi tersebut sudah ramai orang. Haira dan bu Evi segera berbaur dengan mereka. Duduk di bangku plastik, menyaksikan penyanyi yang sedang membawakan lagu berjudul Mabuk Janda. Penyanyi itu mempunyai suara yang bagus, memakai baju yukensi dan rok mini.
Haira begitu menikmati lagu-lagu dangdut yang dinyanyikan sang pedangdut diatas pentas.
"Haira!" panggil bu Evi.
Haira menoleh. Ternyata bu Evi sudah mengambil makanan yang tersaji di meja prasmanan. Nasi yang menggunung beserta lauk pauk daging ayam dan rendang jengkol serta lalapan dan sambal terasi.
"Maaf ya, saya mengambil sendirian. Soalnya tadi kau begitu menikmati lagunya, jadi saya tidak berani menganggu. Sana, ambil makanan biar saya jaga kursimu," ujar bu Evi.
"Tidak, Bu. Saya tidak lapar. Ibu makan saja, pelan-pelan ya, awas tersedak," ucap Haira setengah tertawa dan disambut tawa bu Evi.
Haira kembali menikmati lantunan lagu dangdut, hingga saat break dia menyadari ada hal tidak beres. Dia merasa seperti sedang diawasi. Haira melihat ke kanan dan kiri namun tidak menemukan siapa yang membuatnya risih seperti itu.
"Haira, kenapa? Kau mencari siapa? Suamimu?" tanya bu Evi heran.
"Oh, emmm iya bu. Siapa tau dia sudah pulang kerja dan menyusul kesini. Tapi sepertinya dia belum pulang," sahut Haira.
"Kalian cocok sekali ya, kau cantik dan suamimu tampan. Tapi sejak dulu saya tidak pernah melihatnya membawa pacar nya ke rumah. Selalu pulang malam saat bekerja. Apa kalian ta'aruf?" tanya bu Evi.
"Oh itu. Sebut saja begitu Bu." Haira tampak cengengesan.
"Tapi sejak menikah dengan mu, dia selalu terlihat di sore hari. Sepertinya dia sangat mencintaimu ya. Jelas saja, istri cantik begini siapa yang tidak cinta, hahaha," ucap bu Evi di sela tawanya.
"Hehehe, i-iya bu terima kasih," sahut Haira agak gugup.
Acara dangdutan pun berlanjut. Kini Dia membawakan lagu kesukaan Haira yaitu Kopi Dangdut. Haira semakin terlena dengan semua lagu yang dibawakan. Dia juga heran kenapa dia suka sekali lagu dangdut. Padahal ayah dan ibunya tidak mempunyai riwayat penyuka dangdut. Jangankan dangdut, lagu apapun mereka juga tidak suka. Sedangkan Resya hanya menyukai lagu-lagu K-Pop.
Waktu terus berlalu bahkan sekarang sudah gelap. Perut Haira terasa lapar. Dia ingin mengajak bu Evi pulang, namun bu Evi masih bersenda gurau dengan teman-temannya.
'Aduh bagaimana ini, aku lapar sekali. Tapi jika aku makan disini, Aiden pasti kecewa karena masakannya tidak ku makan. Aku tahan saja sebentar lagi. Jika bu Evi sudah selesai ghibah, aku akan mengajaknya pulang' Batin Haira.
Waktu terus berlanjut dan perut Haira semakin keroncongan dan bu Evi masih betah ghibah. Dengan terpaksa dia mengirim pesan untuk Aiden.
"Aiden, kau dimana?" Haira.
"Aku masih lembur di kantor, kenapa?" Aiden.
"Kau makan dimana?" Haira.
"Apa kau lapar? Pesanlah makanan dan makanlah duluan Aku akan pulang sebentar lagi. Apa kau masih disana?" Aiden.
"Tidak, aku menunggumu saja. Aku masih disini, aku juga akan pulang sebentar lagi." Haira.
"Baiklah." Aiden.
Haira menghela nafas panjang. Saat bu Evi sudah berhenti bercerita, Haira langsung mengutarakan keinginan nya untuk pulang.
"Bu, ayo kita pulang. Suami saya sebentar lagi akan pulang," ajak Haira.
"Oh, iya baiklah. Tapi saya mau makan kue dulu ya. Lihat itu kuenya terlihat enak," ucap bu Evi.
"Iya, Bu." Haira mengangguk.
Bu Evi pergi ke meja prasmanan dan mengambil beberapa potong kue dan meletakkannya ke piring. Saat berbalik hendak menuju kursi, tiba-tiba saja dia menabrak seseorang.
"Aduh, baju malah ku!" teriak wanita yang ditabrak bu Evi.
"Ma-maaf nyonya. Saya tidak sengaja," ucap bu Evi. Ternyata yang ditabrak adalah istri pemilik rumah yang baru ditempati itu, yakni Dina yang masih seumuran Haira.
"Tidak, kau harus mengganti baju saya. Lihat ini." Dina menunjukkan dress nya yang kotor oleh coklat dari kue yang dibawa bu Evi.
"Maaf nyonya. Saya tidak punya uang sebanyak itu." Bu Evi mulai gemetar. Mana mungkin dia mampu mengganti baju yang harganya jutaan itu.
"Maaf mbak, sepertinya baju mbak bisa di laundry. Kan hanya kotor bukan robek," ucap Haira yang tiba-tiba datang. Seketika mereka menjadi tontonan. Pertengkaran mereka jauh lebih menarik daripada si pedangdut seksi. Terlihat teman-teman bu Evi saling berbisik tanpa mau membantu.
"Siapa kau mengajari saya. Apa kau tau berapa harga bajuku?" teriak Dina.
"Tapi meminta ganti rugi itu menurut saya kelewatan mbak. Bu Evi tidak sengaja, bahkan dia sudah meminta maaf." Haira mencoba menjelaskan.
"Oh, ya! Coba lihat jika aku melakukan ini padamu!" Dina mengambil kue dan melemparnya ke baju Haira. Semua terkejut melihatnya.
Haira menarik nafas dan mengeluarkan perlahan. Dia mengambil tisu dan membersihkan bajunya.
"Apa sekarang kau tidak marah? Oh tentu saja tidak. Bajumu kan murahan." Dina tersenyum mengejek.
"Ada apa ini sayang?" tanya seorang lelaki yang ternyata suami Dina. Namanya Romi.
"Lihat sayang, dia membuat bajuku kotor." menunjuk bu Evi. "Dan wanita ini malah Menyalahkanku." menunjuk Haira.
"Oh, kau kan putri keluarga Pramana?" Romi menunjuk Haira. "Hahaha lihat dirimu sekarang."
"Oh ya? Aku baru tau. Hahaha lucu sekali. Sekarang dia sudah turun level. Baiklah, karena kau miskin maka aku memaafkan kalian. Sekarang pergilah, bila perlu bawa semua makanan yang ada disini. Kalian kesini karena ingin makanan gratis kan?" Dina menatap remeh pada Haira.
Haira hanya diam saja. Dia pun pergi meninggalkan acara tersebut dengan bu Evi.
Sepanjang jalan bu Evi terus meminta maaf, namun Haira tidak mempermasalahkan nya. Baginya mereka tak lebih dari sampah.
Sementara itu...
Aiden baru saja membanting ponselnya ke lantai hingga terpecah menjadi beberapa bagian.
"Berengsek!!! Apa saja kerja mereka sehingga istriku bisa dipermalukan seperti itu!!"
"Dan kau, kenapa kau tidak kesana dan menemaninya dan malah membantuku disini?" Aiden mencengkram kerah baju Dean.
"Maafkan saya tuan." Dean hanya bisa tertunduk. Padahal tadi Aiden yang memintanya membantu pekerjaan nya.
"Hanya maaf saja yang bisa kau katakan. Sekarang, pergi dan hancurkan keluarga mereka malam ini. Tutup semua tempat usaha mereka dan buatlah semua klien membatalkan kerja sama dengan mereka. Siapapun yang berani menyakiti istriku, akan aku hancurkan!!" Aiden menatap tajam ke sembarang arah.
'Ya ampun, cinta memang buta' Batin Dean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
NP
menghidangkan kali ya
2025-03-21
0
🌸 Airyein 🌸
Sat set bgt bang aiden
2024-02-22
1
Ayuna Kamelia
Haira suka dangdutan.tp gaperna makan pinggir jalan mana bakso lg
aga gimana gitu thor
ya gpp si kn cuma novel hehe
2024-02-01
0