"Apa-apaan lagi dia itu!? Mengajak Sanari bicara berdua mau merahasiakan sesuatu dari kita," jengkel Morgan
"Sebenarnya, apa yang mereka berdua bicarakan?" tanya Amy
"Entahlah," kata Rumi dan Wanda bersamaan.
Raisa yang mengajak Sanari mengobrol, nampak menggenggam kedua tangannya lalu mempererat genggamannya dengan wajah gembira.
"Terima kasih, Sanari. Terima kasih banyak!" kata Raisa yang samar terdengar dengan yang lain.
Sanari dan Raisa kembali menghampiri yang lain.
"Raisa dan aku akan pergi. Kalian mau ikut?" ujar Sanari bertanya.
"Kalian mau ke mana?" tanya Aqila
"Kau merencanakan apa lagi, Raisa? Kau menghasut ketua kelas* untuk pergi ke mana?" selidik Morgan
*Ketua kelas adalah panggilan Morgan untuk Sanari. Meskipun Sanari tidak lagi termasuk tim pengguna sihir seperti saat di akademi sihir dan telah bergabung dengan tim riset penelitian alat sains, panggilan itu masih melekat pada Sanari dari Morgan.
"Kami akan ke rumahku," kawab Sanari
"Aku akan menginap di rumah Sanari. Aku akan menetap di sini beberapa waktu. Aku tidak sedang merencanakan atau merahasiakan sesuatu dari kalian. Jadi, berhentilah menaruh curiga padaku," jelas Raisa. Ia menekankan kalimat terakhirnya yang ia maksudkan untuk Morgan.
"Ya. Aku minta maaf," kata Morgan sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali, ia merasa tak enak hati.
"Itu bagus! Kami masih bisa berhubungan denganmu dalam beberapa waktu," ucap Wanda
"Iya. Kupikir kau akan pergi dan langsung meninggalkan kami," ujar Amy
"Aku memang akan pergi, tapi tidak untuk saat ini," ungkap Raisa
"Apa kami mengganggu jika kami ikut? Sepertinya kau masih harus istirahat," ujar Rumi
"Tentu, tidak! Aku justru senang jika bersama kalian. Itu juga jika Sanari tidak keberatan," ucap Raisa
"Tidak, kok. Kalian berkunjunglah ke rumahku," kata Sanari
"Baiklah. Kami akan berkunjung sebentar sekalian mengantar kalian," ujar Aqila
•••
Setelah Raisa dan yang lain datang ke rumah Sanari. Mereka semua mengobrol ringan dengan santai bersama.
Amy, Wanda, Aqila, Morgan, dan Rumi.
Mereka memang berencana berkunjung sebentar. Lalu, mereka pun pergi setelah itu. Tidak mau mengganggu Raisa dan Sanari lebih lama lagi.
"Raisa, kau istirahatlah dulu. Aku akan merapikan semua ini," ujar Sanari
Sanari bergerak membenahi ruang tamu dan peralatan yang tadi dipakai untuk menjamu temannya.
"Biar aku bantu," kata Raisa yang mendekati Sanari untuk membantunya.
"Eh, tidak usah. Kau perlu istirahat. Kau kan baru pulih dan keluar dari rumah sakit," ucap Sanari menolak halus bantuan Raisa.
"Tidak apa. Aku kan sudah baik-baik saja. Lagipula, aku hanya menumpang di sini. Tidak etis rasanya jika tidak melakukan apa-apa dan diam saja," ujar Raisa
"Bukan menumpang, tapi kau tamu di sini. Tamu di desa ini harus diperlakukan dengan baik. Jadi, istirahatlah saja," jelas Sanari
"Kau sudah sangat baik dengan mengizinkanku menginap di rumahmu. Jadi, biarkan aku membantumu. Toh, ini hanya bantuan kecil dariku saja. Tidak berarti apa-apa," ucap Raisa
"Baiklah. Tapi, jika kau merasa lelah, kau bisa langsung istirahat saja," ujar Sanari
"Baik," kata Raisa
Raisa pun membantu Sanari dengan barang-barangnya. Sampai ia pun membantu Sanari mencuci peralatan makan yang tadi dipakai untuk menjamu.
Saat semua telah selesai dan bersih, Sanari pun akan mengantar Raisa dan menunjukkan kamar untuknya.
"Terima kasih, kau telah membantuku," kata Sanari
"Tidak masalah. Semua akan terasa ringan dan cepat jika kita melakukannya bersama," ujar Raisa
"Kau benar. Sekarang, aku akan menunjukkan padamu kamar untukmu. Ayo, kuantar. Di sebelah sini," ucap Sanari yang menunjukkan arah kamar.
Sanari pun terhenti di deretan kamar di rumahnya.
"Kamarmu tepat di tengah, ini. Yang sebelah kiri adalah kamarku. Kalau ada perlu apa-apa, kau bisa mudah mencariku," jelas Sanari
"Kalau ruangan yang di kanannya?" tanya Raisa
"Itu kamar kosong yang kujadikan gudang," jawab Sanari
"Oh. Boleh kulihat-lihat kamarmu sebentar?" tanya Raisa meminta izin.
"Boleh. Kalau kau ingin lihat, masuk saja," ujar Sanari memberi izin.
"Kau masuklah dulu dan menunjukkannya padaku," kata Raisa
Sanari pun membuka pintu kamarnya dan masuk, lalu mempersilahkan Raisa.
"Silahkan ...." Sanari mempersilahkan Raisa masuk ke dalam kamarnya.
"Terima kasih. Aku masuk, ya ... " kata Raisa
Raisa pun ikut masuk dan mdlihat-lihat.
Kamar yang sederhana.
Rapi dan bersih. Seperti kamar seorang gadis pada umumnya. Tidak besar juga tidak terlalu kecil. Kamar yang nyaman~
Raisa pun melihat-lihat barang-barang yang Sanari miliki di dalamnya.
Selain ranjang tidur, barang yang di miliki Sanari di sana tidaklah banyak. Namun, ada beberapa barang yang menarik perhatian Raisa. Raisa pun mendekati barang tersebut. Melihatnya dengan seksama.
"Ini barang-barangmu dari pemberian teman-teman akademi saat kau memutuskan untuk bergabung ke tim riset penelitian alat sains, kan?" tanya Raisa yang mengetahuinya.
"Iya. Memang tidak banyak yang mereka berikan, tapi aku sangat senang. Dan aku akan terus menyimpannya," jawab Sanari
"Wah~ Kau masih menyimpan bunga pemberian Ian. Kau hebat masih bisa merawatnya sampai sekarang! Itu sudah lama sekali," ucap Raisa merasa takjub.
"Ya. Saat itu ada beberapa bunga dari beberapa jenisnya. Tapi, saat ini hanya tersisa sedikit. Jenis bunga mawar ini kutaruh di kamar. Yang lainnya ada di ruang tamu tadi dan ada juga yang kukembangkan di bagian luar rumah," jelas Sanari
"Luar biasa! Kau sangat teliti merawatnya hingga bisa menenanimu dan menghias ruangan di rumahmu sampai saat ini," puji Raisa
Raisa pun beralih pada sebuah boneka. Raisa mengenali boneka itu dan siapa yang memberikannya. Boneka yang sangat khas sampai bisa menebak siapa pemberinya walaupun Raisa tak mengetahui dari mimpinya.
Boneka ular putih!
Meskipun hewan tersebut terkesan menyeramkan, namun karena berwujud boneka, itu jadi terlihat lucu dan imut.
Boneka pemberian Rumi~
"Boneka yang lucu dan imut," kata Raisa
"Boneka yang khas sekali dengan pemberinya. Ini pemberian Rumi, kan?" ujar Raisa bertanya.
"Benar. Kau menyukai bonekanya, Raisa?" tanya balik Sanari
"Ya. Menggemaskan sekali," kata Raisa
Terlihat jelas bahwa Raisa menyukai boneka ular putih tersebut dari ekspresinya melihat boneka itu dan saat ia mengelus lembut boneka itu.
"Kau bisa memilikinya jika kau menyukainya. Ambillah boneka itu untukmu," ujar Sanari
"Eh, mana bisa begitu! Ini adalah pemberian dari temanmu yang berharga. Tentu kau tetap harus menyimpannya dan tak boleh kehilangannya. Aku hanya senang melihatnya, kau tetap menyimpan barang-barang ini. Dan merasa bonekanya lucu dan imut," ucap Raisa
Merasa keinginan hatinya terbaca dengan jelas, Raisa pun beralih pada barang berikutnya. Ia malu dan merasa tak enak hati.
...'Kau bodoh sekali ingin memiliki sesuatu yang bukan milikmu! Sadarlah, Raisa. Jangan terus-menerus mengingat hal tentang Rumi! Memangnya kau hanya bisa memikirkannya saja!?' batin Raisa...
"Dan ini kartu ucapan dari teman-temanmu yang kau bingkai. Juga ada beberapa foto kalian semua bersama," ujar Raisa
"Kau benar-benar menyimpan semuanya selama ini. Aku juga berharap bunga pemberian Ian untukku bisa kurawat terus dan tetap indah selamanya. Itu akan jadi kenang-kenangan untukku," sambung Raisa
"Kalau kau mau, aku bisa menyiapkan wadah untuk bungamu agar tetap segar selama di sini dan kau tetap bisa membawanya ke duniamu dalam kondisi baik," ucap Sanari
"Eh, memangnya kau punya? Sepertinya tidak perlu. Aku akan merepotkanmu lagi," ujar Raisa
"Tidak kok. Aku juga senang melakukannya. Sepertinya aku masih memiliki bekas wadah kaca untuk bungaku dulu. Aku akan memberi bungamu air di dalam wadah itu, agar tetap segar dan hidup. Bungamu tadi ada di ruang tamu, kan?" antusias Sanari yang akan melakukan sesuai perkataannya.
"Eh, tidak perlu sekarang. Nanti juga bisa," kata Raisa
"Tidak apa. Jika tidak segera melakukannya, takut bungamu keburu layu. Kau istirahat saja dulu di kamar sebelah. Aku akan mengantarkannya padamu saat selesai mengerjakannya," ujar Sanari
Sanari pun bergegas membuatkan bunga Raisa di dalam pot kaca miliknya.
•
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
Mommy Gyo
like
2021-08-03
0
zien
Hadir 💐💐💗💗
2021-05-27
0
Azura One
boom like selagi menunggu up mu thor ☺
2021-05-06
0