Setelah selesai mengobati Dennis, Raisa beralih mengobati yang lain. Tersisa Ian dan Devan yang harus mendapat giliran.
"Memang terdengar seperti bukan kebetulan. Tapi, kenapa kau yakin harus menolong kami?" ujar Devan bertanya yang sedang mendapat penanganan dari Raisa.
"Bagaimana tidak? Mulai dari mimpi-mimpi tentang kalian, lalu bertemu langsung dengan kalian. Apa lagi yang harus kulakukan? Bukankah kalian sedang kesulitan karena diserang dan terluka? Sudah tentu, pasti aku harus menolong kalian. Aku bukan orang yang tega melihat orang kesulitan dan tidak berbuat apa-apa. Aku pun memiliki hati nurani. Kalian pun pasti seperti itu, kan? Walaupun merepotkan, kau juga akan menolong orang yang kesulitan, kan, Devan? Apa lagi jika itu kau, Morgan. Ya, kan?" ujar Raisa bertanya.
"Kau seperti sudah sangat mengenal kami. Memang apa saja yang kau tau tentang kami yang kau lihat di dalam mimpimu?" tanya Morgan
"Banyak yang kulihat. Aku tak mungkin mengatakan semuanya secara langsung sekarang juga. Aku akan mengatakannya perlahan-lahan seiring aku mengenal kalian secara langsung. Jadi, aku benar-benar mengenal kalian, bukan hanya sebatas dalam mimpi. Aku juga sama seperti kalian, tak bisa percaya begitu saja pada mimpi. Bagaimana pun mimpi hanyalah bunga tidur dan kalian pun sama asingnya bagiku! Tapi, dalam hatiku ada keyakinan bahwa kalian adalah orang baik. Walau pun itu hanya secercah kepercayaan, dulu. Tapi, semakin aku melihatnya, mimpi-mimpi itu, memikirkannya, mengalaminya, sampai bertemu langsung dengan kalian. Walaupun pertemuan ini baru saja hanya beberapa menit ini, secercah kepercayaan itu kini menjadi besar dan semakin besar. Makanya, aku bertekad untuk menolong serta melindungi kalian. Bagaimanapun caranya! Karena kepercayaanku adalah yang berharga bagiku, yaitu kalian semua," ucap Raisa
DEG!!
"Tapi, yang kulihat di dalam mimpi itu hanya bagian dari hal yang telah lalu. Untuk masa depan, aku tak melihatnya sama sekali. Jadi, jangan beranggapan bahwa aku bisa meramal, ya? Karena yang kulihat dalam mimpi adalah masa lalu, maka aku ingin memastikan sendiri masa depannya dengan cara melindungi kalian! Kalian orang-orang baik dalam mimpiku adalah sesuatu yang berharga. Jadi izinkanlah aku mengenal kalian lebih lama lagi. Kalau kalian tak mengizinkan, aku tetap akan melakukannya. Karena tak ada yang bisa menghalangiku dari tekadku sendiri!" ungkap Raisa
Selama Raisa bercerita, ia bahkan telah memulihkan Ian sebagai orang terakhir.
Semua nampak tertegun mendengar ucapan Raisa.
"Sungguh merepotkan! Kau benar-benar bicara berputar-putar, Raisa," kata Devan mencairkan suasana.
Semua pun tertawa~
Raisa pun ikut tertawa kecil.
"Memahami pembicaraanmu membuatku lapar! Aku akan mencari sesuatu yang bisa dimakan di sekitar sini," ucap Chilla
"Eh, baiklah. Tapi, jangan terlalu jauh, ya," kata Raisa
"Aku ikut! Aku akan mengumpulkan makanan untuk yang lain juga," ujar Billy
Chilla dan Billy pun pergi mencari makanan bersama.
"Aku akan pergi mengamati kondisi di sekitar. Takut-takut musuh datang menyerang," ucap Rumi
"Aku tidak ikut denganmu, ya, Rumi. Aku tetap di sini saja," ujar Morgan
"Baik. Tidak apa, Morgan ... " kata Rumi
"Aku juga akan mengamati di bagian lain. Aku akan pergi berlawanan arah dengan Rumi," ujar Sanari
"Aku akan menemaimu, Nari." Kata Wanda
"Kalau begitu, aku akan mengamati dari atas* (*langit)," ujar Ian
Rumi pergi ke arah Barat untuk mengamati situasi. Sedangkan Sanari dan Wanda pergi ke arah berlawanan, Timur... Kemudian, Ian mengamati dari langit menunggangi Burung raksasa, yang adalah sihir andalannya. Ia mampu mewujudkan apapun yang ia lukis di kertas sihir pemanggil (yang kosong) menjadi nyata.
"Yang lain banyak berpencar. Kau harus tetap di sini, Aqila. Mengingat lukamu belum pulih sepenuhnya. Marcel juga, kakimu pasti masih terasa agak sakit," ucap Raisa
"Aku memang tak berniat pergi ke mana-mana," ujar Aqila
"Ya, aku juga tetap di sini bersama yang lain," kata Marcel
"Aku di sini saja bersama Aqila, menemaninya," ujar Amy
"Kami akan beristirahat di sini," kata Devan
Dennis pun hanya mengangguk menanggapi yang lain untuk tetap di posisi mereka sekarang.
Raisa pun bangkit, hendak pergi.
"Kau mau ke mana?" tanya Morgan
"Aku mau berkeliling, mencari udara segar. Ingin memulihkan tenagaku. Mungkin akan bergabung dengan yang lain nanti. Memberi kesempatan bagi kalian ... " jawab Raisa
Raisa tersenyum saat mengucapkan kaliamat terakhir yang mengandung makna tersembunyi. Lalu ia pun berlalu pergi.
"Ah, ternyata dia mengerti juga," kata Devan
"Apa maksudmu? Jika dia pergi, bagaimana kalau dia menipu kita?!" pekik Morgan
"Dasar bodoh! Kau terlalu berpikir negatif. Dia mengerti, kita ingin mendiskusikan tentangnya. Makanya, dia memberi pengertian dan kesempatan bagi kita. Jika dia pergi, kita tak perlu merasa canggung saat membicarakannya. Begitu pun sebaliknyav... " jelas Aqila
"Benar. Coba ceritakan padaku. Bagaimana kalian bisa bertemu dan bersama dengannya? Secara rinci!" ucap Devan
"Sudah kukatakan, kami terdampar di dimensinya saat musuh hendak menelantarkan kami ke tempat lain. Saat Papaku hendak menuju tempat yang lebih kondusif, dia terbawa bersama kami ke tempat ini. Dia juga menolong dan mengobati luka kami. Juga membantu Papa membuka portal kembali ke Negara kita di sana. Papa melarang kita ikut serta karena tau pasti di sana sedang dalam situasi berbahaya," jelas Aqila
"Dia cukup aneh, sihirnya sedikit berbeda dengan kita. Selama kalian bersamanya, apa kalian telah melihat sesuatu?" tanya Devan
"Bahkan kau berpikiran sama denganku. Menurutku dia sangat aneh! Begitu dia terbawa bersama kami ke sini, aku sempat menyerangnya. Dia mampu menahan pisau belatiku hanya dengan sepotong kayu kecil! Dan dia mampu mengunguliku hanya dengan tangan kosong. Ya, walaupun saat itu aku belum mengerahkan semua kemampuanku. Itu karena Aqila menghentikanku sebab dia dan Paman Elvano benar-benar butuh bantuan. Awalnya bahasanya pun sedikit berbeda, tapi setelah mengobati Aqila dia dapat mengikuti bahasa kita. Entah apa saja yang mereka bicarakan. Aku tidak tau karena tadi Raisa menggunakan sihir elemen tanahnya untuk membangun tenda saat mengobati Aqila dan Paman Elvano. Setelah mereka ke luar, katanya Paman sudah kembali ke Negara kita dan tidak membolehkan kami ikut. Lalu, terjadilah seperti sekarang ini," ungkap Morgan
"Saat Raisa mengobatimu dan Papamu, Morgan tidak bersama kalian, Aqila? Apa saja yang kalian bicarakan? Apa yang dia katakan padamu?" tanya Devan, lagi. Masih terus menyelidiki.
"Awalnya tidak banyak yang dia katakan dan kami bicarakan. Mungkin, karena awalnya ada Papaku, suasana pun jadi canggung. Dia mampu mengobati luka Papaku dengan mata tertutup dan membantunya membuka portal untuk kembali, berarti kemampuannya memang hebat. Saat Papa hendak pergi, Papa menitipkanku padanya. Raisa sempat bertanya, Apa Papa sudah percaya padanya? Papa bilang, tidak. Tapi dia terpaksa percaya, mungkin karena Raisa-lah yang menolong kami. Saat dia mengobatiku setelah Papa pergi pun, tak banyak yang dia katakan. Dia hanya mengeluh tentang Morgan yang sangat tidak percaya padanya, walaupun dia mengaku hanya berniat baik. Aku sempat bertanya padanya, siapa dia? Dia tidak memberiku penjelasan yang lengkap, baru tadi kita semua mendengarnya. Dia menyesuaikan bahasa dengan kita karena berharap tidak dianggap sebagai orang asing yang jahat lagi," ungkap Aqila
"Ah, memang sulit untuk mengerti perempuan. Mereka punya banyak rahasia!" keluh Devan
"Menurutku, Raisa punya alasannya sendiri untuk hal ini," kata Amy
"Ah, aku ingat! Saat aku bertanya padanya, siapa dia saat pertama kali... Dia sempat menjawab, 'Aku adalah penyelamat kalian.', dan memintaku untuk percaya. Mungkin itu berkaitan dengan ceritanya dan tentang niatnya menolong kita semua." Aqila mengingatnya.
"Menurutku, Raisa bisa dipercaya dari perkataannya," ujar Dennis
"Ya, ucapannya terdengar sangat sungguh-sungguh. Saat dia menyatakan tekadnya, itu sangat meyakinkan," kata Marcel
"Sepertinya kita memang hanya bisa mempercayainya," ucap Devan
•••
Raisa terus berjalan di tanah tak bertuan itu. Melihat ke arah langit yang luas tak berujung dan menghela nafas panjang.
Hhhh~
.
•
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
Sunmei
lanjut
2023-01-13
1
riski iki
semangat slalu kk author💪💪
salam dari gadis kecil ku😊😊
2021-07-19
0
zien
Hadir ❤❤
2021-05-30
0